💋 2 Kontrak Kerja

Sudah lebih dari seminggu Hokuto menjalani rutinitas dengan kemampuan barunya. Dia bisa dengan mudah mengetahui apa saja komposisi makanan/minuman yang ia telan. Namun sudah 5x ia kalah saat taruhan. Karena baru minum 5 gelas wine, ia sudah mabuk.

Ia bersiap-siap ke dokter untuk pemeriksaan. Ia ingin tahu apakah indera perasanya akan hilang lagi.

Kazuma bangun dengan kantung mata yang sama dengan boneka panda kesayangannya. Ia tidak bisa tidur tenang sejak insiden ciuman tak sengaja itu. Mungkin hanya tidur sekitar 1 jam tiap malam.

"DAMN! Dimana aku bisa mencari pria sialan itu?"

Ia menelpon Makoto untuk membatalkan semua pekerjaannya hari ini. "Batalkan semua. Aku tidak enak badan. Aku akan ke dokter sekarang."

"Kazuma, daijoubu ka? Aku akan mengantarmu." Makoto adalah asisten Kazuma. Mereka sudah bekerja bersama selama 5 tahun.

"Jangan khawatir. Aku bisa pergi sendiri." Kazuma menutup telpon dan bersiap-siap ke rumah sakit. Sudah seminggu Kazuma mencari-cari alasan untuk menunda pekerjaannya.
__________________

Dokter mengatakan Hokuto baik-baik saja. Namun Hokuto masih merasa aneh dengan dirinya. Ia tidak bisa mendengar satupun suara hati orang lain sejak ia memiliki indera perasa.

Kazuma menuju ruangan dokter. Raut wajahnya berubah ketika mendengar suara Hokuto. Kazuma membuka pintu dan menarik paksa Hokuto keluar.

"Hanashite!" Teriak Hokuto di area parkir.
"Kamu? Laki-laki mesum waktu itu.

Kazuma melepaskan genggamannya. "Apa yang kau lakukan padaku?"

"Apa maksudmu? Ah, soal ciuman itu aku minta maaf. Tapi kau yang menarikku duluan. Itu juga ciuman pertamaku. Meski aku menjadi korban aku tidak menuntutmu."

"Kau mengambilnya dariku. Aku akan mengambilnya kembali." Kazuma menarik Hokuto dan mencium bibirnya dengan paksa.

"Cup..." Kazuma bisa merasakan sensasi itu lagi.

Hokuto melempar tubuh Kazuma dan menampar pipi kanan pria itu. "Kau benar-benar gila ya?" Jam menunjukkan pukul 11.15 AM.

"Lihat mereka!"

"Apa mereka gay?"

Hokuto bisa mendengar dengan jelas suara hati 2 orang perawat yang baru saja melalui mereka. "Kemampuanku kembali."

Kazuma mengambil sebotol anggur dan meminumnya. "Kemampuanku kembali."

"Coba minum ini." Kazuma memberikan minuman itu pada Hokuto. "Aku tidak ingin minum bekasmu." Hokuto menolaknya. Tatapan tajam Kazuma mampu membuatnya berkata, "Baiklah. Aku akan minum sedikit."

Tidak terasa apa-apa, batin Hokuto. "Kau tidak bisa merasakannya?" Kazuma meraih minuman itu kembali. "Itu adalah indera perasaku."

"Jadi maksudmu indera perasamu berpindah padaku saat kita berciuman?" Kazuma mengangguk lalu memaksa Hokuto untuk pergi bersamanya.
__________________

Mereka sampai di sebuah rumah besar. "Dimana kita?" Hokuto memperhatikan sekeliling rumah. "Rumahku." Kazuma menutup pintu dan menyalakan lampu.

"Mengapa kau membawaku ke sini? Kau benar-benar mesum ya?" Hokuto menyilangkan kedua tangan di dadanya.

"Aku tidak suka pria." Kazuma mengeluarkan laptop dan mengetik sesuatu. 10 menit kemudian dia menyerahkan sebuah kontrak dan menyuruh Hokuto untuk tanda tangan.

"Apa ini?"

"Kontrak kerja. Mulai sekarang kamu akan bekerja untukku."

"Aku tidak akan membacanya. Aku jelas menolaknya."

"Aku akan membayarmu $10.000/bulan. Dan $1.000/jam untuk upah lembur."

Hokuto menelan ludah dan mulai mengambil surat kontrak itu. "Di sini tertulis aku harus bekerja untukmu selama 20 tahun. Bukankah itu terlalu lama? Aku takut kau akan jatuh cinta padaku." Hokuto berusaha mencari alasan.

"Baiklah jika kamu tidak ingin. Aku akan mengambilkan kembali." Kazuma menarik surat kontrak itu namun Hokuto mencegahnya. "Baiklah, aku akan menandatanganinya." Hokuto melakukan semua ini agar ia bisa melunasi semua hutang ayahnya.

Kazuma mengambil surat kontrak itu dan menyimpannya di brankas. "Mulai hari ini, kamu tinggal di sini."

~To Be Continue~

➡️ NEXT

"Kamu juga ga boleh ciuman sama orang lain selama kemampuan kita masih tertukar." Kini wajah Kazuma hanya berjarak 2 cm dari bibir Hokuto.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top