Sembilan

Acieeee yang pada kangen.....
Acieee... Yang nungguiinnn...(sapa juga yang nungguin)
Yang gak nungguin gak apa-apa sih... Dah aku mah apa atuh...
Baca yuk dibaca...
Baca ajalah daripada makin kangen kan ya....

.
Next story..
.
.
.

Jadi, dia itu maunya apa coba sekarang ? Dia bilang aku akan jadi vokalis band. Nyanyi saja aku nggak bisa, ini malah disuruh jadi vokalis band.

"Eh, Wullanjelly..." panggil Rendy.

"Eh, iya ya. Ada apa ya ?" tanyaku celingukan.

"Kenapa kok ngelamun gitu. Dari tadi dipanggil gak noleh-noleh gitu, gak ada sahutan lagi." celetuk Leo.

"Owh itu gak apa-"

"Coba jelasin dulu ke dia. Kayaknya dia bingung deh maksud kita nyuruh dia jadi Vokalis band gitu."

Oke,aku belum selesai ngomong dan si Raka yang dari diam saja, dia memotong omonganku dan lebihnya lagi dia tepat banget, dengan apa yang sedang aku pikirkan. Hmmm, kayaknya dia seoarang peramal deh.(Iya, aku tau ini bukan Dilan yang ketemu Milea langsung ngeramal gitu *Sorry*)

"Oh iya, kita sampe lupa gitu belum kasih tau. Kenapa kok loe jadi vokalis band ?" Vincent duduk diatas speaker gede dipojok ruangan, dia melanjutkan lagi ucapannya. "Jadi, loe itu gue ajak kesini buat gantiin sementara doang, soalnya si Rendy vokalis band yang asli lagi gak enak badan. Tapi, kalau suara loe bagus ada kemungkinan loe bakal jadi vokalis band kita untuk selamanya. Jadi, loe mau kan ?"

Hmmmm, kesimpulannya adalah.... Mereka maunya aku yang jadi vokalis band. Soalnya aku lihat si Rendy baik-baik aja tuh kondisinya. Dengan senyum yang dipaksakan dan dengan ekspresi yang seolah-olah aku bahagia dengan semua ini.

"Eh, tunggu kayaknya kita perlu tes dulu deh, suara dia asli enak gak nih, kalau nggak kita casting  cari yang lain gitu." Sam yang dari tadi mainan Hp, tiba-tiba bersuara yang diikuti anggukan dari mereka semua.

"Coz, kita-kita ini gak tau sama suara loe, jadinya loe bisakan kita tes satu lagu untuk mengetahui suara loe bagus apa nggak ? Bisa kan. Kalau gitu loe coba nyanyiin lagu favorite loe." Vincent berjalan menghampiriku dan dia sedikit menyetel mixcrofon dihadapanku.

Dia memberikan gerakan tangan, untuk mempersilakan aku bernyanyi. Tapi, aku masih mengingat lagu apa yang pertama kali aku dengar saat aku reinkarnasi sekarang ini.

"Ayo, mulai Wullanjelly." ucap mereka.

Aku menarik nafasku dan menghembuskanya, memulai menyanyikan lagu yang aku ingat.

Kau datang dan jantungku berdegup kencang
Kau buatku terbang melayang

Tiada ku sangka getaran ini ada
Saat jumpa yang pertama

Mataku tak dapat terlepas darimu

Perhatikan setiap tingkahmu
Tertawa pada setiap candamu
Saat jumpa yang pertama

Could it be love, could it be love
Could it be, could it be, could it be love
Could it be love, could it be love
Could this be something that I never had
Could it be love. (Raisa-Could it be)
.
.
.

Sepersekian menit akhirnya aku bisa mengeluarkan suara itu dengan lancar, tapi aku baru sadar kalau diruangan itu sepi. Lebih tepatnya mereka hanya diam tak bergeming.

"Kenapa ? Suaraku jelek ya."

Mereka hanya menggeleng.

"Gila, suara loe bagus banget, Wul. Loe biar dibilang cewek aneh gitu, tapi bagus juga ya. Lumayanlah."

"Sumpah demi apapun gue gak nyangka."

"Ternyata loe punya suara yang bagus juga ya."

Jadi, intinya mereka memujiku satu persatu kecuali Vincent. Dia hanya diam saja.

***

Suara dia lumayan juga ya, gue pikir suara dia bakal jelek pake banget. Tapi, nyatanya gue salah besar. Gue padahal nyuruh dia jadi vokalis band dadakan dan gue setel tuh mixcrofon biar satu sekolah denger suara dia dan yang paling gue gak habis pikir gue kira suara dia itu sumbang dan jelek, tapi nyatanya suara dia jauh dari kata jelek alias bagus dan merdu.

"Woy Vincent, nilai kek. Suara dia." Rendy dia menyadarkan gue dari lamunan tentang suara Wullanjelly.

"Oh iya iya, lumayanlah. Suara dia bagus. Gak sumbang."

Mereka semua berbicara tentang hasil komenanku yang aku acuhkan dan kembali melihat cewek polos itu, kayaknya nih bocah gak tau ya kalau gue itu lagi ngerjain dia. Dasar cewek ini polos banget.

Dan gue yakin banget. Pasti nantinya kepala sekolah bakal nyariin gue dan nanyain siapa itu yang nyanyi. Oke gue harus siap jelasin dan mungkin saja gue harus siap juga untuk membolehkan dia gabung dengan band kami.

"Wullanjelly... Karena, suara loe bagus. Jadi, gue mau bilang kayaknya ntar lagi loe bakal gabung sama band kami." jelas gue ke dia.

"Hmmm, kayaknya kita bakal ganti nama band ini."

"Iya nih cent. Awalnya kan nama band  kita cold boy jadi kita bakal ganti jadi apaan nih."

"Nanti aja, kalau Pak kepsek panggil kita."

Mereka hanya mengangguk dan bertanya lagi ke arah Wullanjelly. Dengan senyum yang malu-malu dia menjawab seadanya dan meminta izin ke kami, untuk balik kekelas. Oke, gue dengan senang hati menyuruh Raka mengantarkannya. Dengan alasan gue lagi mager. Raka dengan senangnya mengantar dia sampe kelas dan gue sama yang lain membereskan semua ini.

Line...
Aku mengambil ponselku dan melihat notice dari Line. Ya, sekarang benar dugaanku Pak kepsek mengchat aku dan menyuruh anak band untuk keruangan dia.

"Woy, kita ke ruang kepsek. Pak Coro nyuruh kita keruangan dia kayaknya mau nanya soal yang nyanyi itu." gue kasih tau notice itu ke mereka dan dijawav dengab acungan jempol doang.

Dan kalian tau saat kami keluar. Diluar sudah banyak banget orang, lebih tepatnya mereka pada ngerumunin didepan ruang band kami, dan lebih kacaunya ternyata Raka dan Wullanjelly masih disitu terjebak oleh mereka, dan kacaunya lagi Raka merangkul pundak Wullanjelly.
.
.

.

NEXT..

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top