Penantian

Kamu.
Sampai kapanpun kau akan buatku tertawa.
Sampai kapanpun kau akan tetap menumpahkan cat penuh warna di tembok kalbuku.
Sampai kapanpun kau akan melukis bianglala dalam hariku.

Tapi,
Kapan pula kau akan mengkristalkan air mata ketulusan ini?—lalu kau bawa pulang.
Sampai kapan kau akan membuatku sakit dirundung rindu?
Dan sampai kapan pula aku harus tertikam rasa sakit karena (berusaha) membencimu?

Mengutip judul salah satu novel;
Hanya kau yang tahu berapa lama lagi aku harus menunggu.

Mia san mia.
Munich, 4 April 2014.

-[Ly]-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top