Mengapa
Rapsodi yang kujumpai di pelupuk matamu
Rupanya hanya kebahagiaan semu
Lalu mengapa,
semua itu mengukungku?
Memenjarakanku dalam sangkar emas.
Bianglala yang terpancar dari sudut tawamu
Rupanya hanya fatamorgana semata
Lalu mengapa,
bibirku melengkung, latah.
Genangan air mata yang tenggelam,
mengkristal di balik bola mata
Namun masih terbias oleh kornea,
nampak bersembunyi di balik senyum.
Lalu mengapa,
labirin perasaan ini menambah jalan, penuh lika-liku.
Latah ingin mengetahui sebabnya.
Landasan jiwa,
yang kukira menjadi pelabuhan terakhir namun,
terbakar habis oleh suatu hal yang menyebalkan
membuat lenyap
habis tanpa jejak.
Engkau bukan akhir namun, pasti.
Teka-teki akan lebih banyak
sedang jawaban masih malu-malu
untuk muncul dari balik mega.
Pertanyaan yang berkeroyok muncul dari sudut-sudut cakrawala,
masih saja nakal.
Munich, 6 Mei 2014.
Jiwa hening ditikam sepi, diracuni rindu dan diperkosa sendu.
Aku.
-[Ly]-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top