3. Dormitory

"Would you still want to accept me?"

***

Jimin

(Korea University Dormitory)

"Yah Jimin, kau datang juga. Aku hampir saja ingin menelfonmu lagi. Kakimu lambat sekali"

"Mianhe"

"Ah wae wae wae waegureyo? Aku bisa merasakan hawa bad mood mu terpancar dari wajahmu" Hoseok hyung memegang daguku, mengarahkannya kekiri dan kekanan berulang kali. Aku tidak tahu apakah dia sedang mabuk atau tidak.

"Anieyoo hyung"

"Dia berbohong" Taehyung brengsek.

"Yep, Jimin hyung berbohong" Jungkook sial.

"Father issue?" Aku diam, tidak ingin menanggapi perkataan Namjoon hyung.

"Sudahlah. Apa apaan kalian ini ooh? Yah Chim makanlah. Aku sengaja menyisakannya untukmu agar tidak dimakan oleh si bodoh-bodoh ini" Jin hyung memberika box ayam padaku, kemudian mereka melanjutkan apa yang mereka kerjakan sebelum aku datang.

Jungkook dan Taehyung bermain video game, Hoseok hyung kembali meminum sojunya, Yoongi hyung mendengarkan musik di ponselnya hingga hampir tertidur, Namjoon hyung dan Jin hyung asik berdebat.

"Yah Jungkook ah, kau diterima? Departemen apa?"

"Ndee Departemen seni dan desain"

"Woah daebak! Geuromyeon (Kalau begitu)" Aku mengeluarkan satu pack banana milk dari tasku kemudian melemparkannya pada Jungkook.

"Thank you hyung!!"

"Kau beruntung bisa memilih"
.
.
.
.
.
Dia benar benar beruntung.

###

Ara

(Incheon International Airport, 10:00 am)

Sesuai dengan rencana yang telah kubuat semalam sebelumnya, begitu kakiku menginjak masuk kebandara Incheon aku mengamati kemana perginya orang-orang yang berasa satu pesawat denganku.

'If you don't know what to do and where to go, follow people that are on the same flight with you'. Checked.

Setelah mengambil koperku aku diam sejenak. Berpikir.

Oke oke, think about it, Ara. If you took a cab from here to campus the cost will be much higher than when you took a train to Seoul station. Jika aku menggunakan kereta aku tidak tahu akan berhenti dimana, aku bahkan tidak tahu stasiun near my campus. Ara bodoh, kau terlalu hype dengan Seoul dan kampusmu hingga kau lupa untuk memikirkan bagaimana cara menuju kesana.

Baik aku sedang berunding dengan diriku sendiri, bersandar di salah satu pilar berliuk-liuk yang hampir menyerupai karya seni.

Oh! Aku akan menggunakan kereta hingga Seoul Station and after that i took a cab or i can just ask people, duh. Okay Okay then lets go, kajah. Aku menarik koperku.

Setelah sibuk membingunkan diri sendiri dan benar benar menjadi seperti wisatawan bodoh aku sampai di kampusku. Finally, Korea University Dormitory. Dengan penuh bangga pada diri sendiri aku turun dan menarik dua koperku menuju lobby sambil mengamati sekelilingku. Tidak banyak orang atau memang tempat ini luas sehingga tidak terlihat ramai, entahlah.

Tidak susah untuk menemukan reseptionist sehingga aku langsung memperkenalkan diriku. Lebih tepatnya aku tidak sabar untuk mendapatkan kamarku dan berbaring. Benar saja, dari kemaren sore berada dipesawat dan baru tiba jam 10 pagi, ditambah dengan perjalanan kereta dan taksi, nyawaku tinggal setengah.

"Hwanyounghamnida (selamat datang)"

"Annyeonghaseyo, choneun Park Ara imnida. Indonesiaseo wasseumnida"

***

Begitu aku membuka pintu kamarku, aku terpana melihat kamar baruku. Aku langsung disambut oleh dua tempat tidur dan dua meja belajar serta rak buku yang terletak ditepi jendela. Masing-masing saling berseberangan. Rungannya memanjang dengan jendela besar yang terletak perisis dihadapanku berdiri sekarang. Tidak terlalu luas, tapi tidak juga kecil. Aku suka.

Entah siapa nanti yang akan menjadi teman sekamarku, yang penting aku dapat memilih sisi kamar terlebih dahulu. Dengan pelan aku memasuki kamarku dan menelaah sisi mana yang akan kuambil.

It's hard to decide which side should i take, karena ini akan menjadi tempat tidurku selama empat tahun kedepan so you better choose wisely.

Kakiku melangkah perlahan berjalan menuju jendela, setelahnya aku mengintip dari jendela, melihat pemandangan yang indah dari atas. Semua tampak putih seperti saat aku tiba di Seoul.

Ini bulan januari, winter. Aku membalikkan badanku dan melihat kedua sisi kamarku. Pelan tapi pasti aku berjalan kearah kananku dan duduk di tempat tidur. Tempat tidurku. Menghela nafas panjang.

"Annyeong"

Aku hampir menjatuhkan ponselku ketika mendengar seseorang berdiri diambang pintu. Sontak aku berdiri dan melihat sesosok perempuan, dengan mantel tebal berwarna biru muda dan syal menutupi lehernya, menyandang tas besar serta koper dikedua sisinya. Ah, dia teman sekamarku.

"Ah, annyeonghaseyo, perkenalkan namaku Park Ara" Ucapku memperkenalkan diri sambil membungkuk yang dibalas dengan senyuman dan ia pun ikut membungkukkan badannya padaku.

"Perkenalkan, namaku Kim Soojin. Senang bertemu denganmu" Ia melangkah masuk dan melihat barangku yang sudah terletak di salah satu tempat tidur.

"Oh, kau sudah memilih sisi kamar yah, sepertinya aku terlambat. Apa kau sudah lama tiba? Cuaca dingin sekali" Sungguh aku kursus bahasa Korea namun aku masih tidak bisa menelaah perkataan Soojin cengan baik. Sepertinya itu pertanyaan, namun ia mengatakannya terlalu cepat. Ara bodoh.

"Uhm, sorry i'm still learning Korean" ucapku malu-malu.

"Houl! Are you an International Student? I'm sorry but i thought you're from here" Ia lalu mengulang perkataannya dengan pelan sehingga aku dapat mengerti.

Soojin menatapku sambil memiringkan kepalanya. Syukurlah ia bisa berbahasa inggris. "But your name is so Korean, I'm so sorry"

"Ah about that, ayahku berasal dari Korea namun ibuku berasal dari Indonesia, aku dibesarkan disana. Aku murid international dan ini kali pertamaku di Korea. Aku bisa berbahasa korea sedikit sedikit. Please take care of me." Ujarku sopan, membungkuk sekali lagi. Aku benar-benar akan membutuhkan bantuannya dilain hari.

"Yaa why so polite? Please don't be, we are gonna be a roommates jadi kita akan berteman untuk waktu yang lama. Please take care of me too"

"Gomawo, jadi bagaimana aku memanggilmu?" Kucoba untuk berbahasa korea padanya. Aku tidak akan berkembang disini jika sehari hari aku menggunakan bahasa inggris.

"Panggil Soojin saja. Dan aku memanggilmu?"

"Ara"

Benar saja, sejam setelah merapikan kamar kami, hilang semua kecanggugan diantara kami berdua. Berganti dengan tertawaan dan teriakan bercandaan memenuhi kamar kami. Syukurlah aku dapat dengan mudah berteman dengan Soojin yang juga mudah untuk diajak mendekat.

Kim Soojin, setelah mengobrol dengannya, aku mengetahui bahwa ia adalah mahasiswi departemen musik tahun pertama, sama denganku. Kukira kini telah terjawab mengapa ia membawa gitar yang kini bersandar tegak di samping tempat tidurnya.

Ia lahir di Gwacheon-si dan tinggal disana hingga sekolah menengah kemudian pindah ke Seoul. Ia memiliki saudara laki-laki yang juga berkuliah didepartemen kedokteran menjadi asisten dosen serta mengambil double degree di departemen musik, sama dengannya.

"Oppa 5 tahun lebih tua dari kita. Aku akan mengenalkannya padamu jika kita sempat bertemu dengannya" Ujarnya sambil memainkan Tata, boneka alienku yang kini telah berbetuk bulat ditangannya.

"Jadi, ibumu orang indonesia? Benar-benar indonesia asli?" pertanyaannya membuatku ingat akan sesuatu.

Oh!
.
.
.
Ibu!!

Kabari ibu setelah tiba di kamar

"Aigo, kkambbak haetta (Aduh, aku lupa)" Aku menepuk keningku kemudian mencari poselku untuk menelfon ibuku.

"Mianhe, aku akan menelfon ibuku sebentar. Jamsimanyeo" Soojin hanya melihatku dan kembali bermain dengan tata dan berbaring di tempat tidurku.

"WHERE ARE YOU?" adalah sapaan yang kuterima dari ibu yang kini berada jauh diseberang dunia.

~🌻~

Thank you for reading💜💜

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top