20. Private Meeting
"The universe has moved for us"
Jimin
"Hyung, mengapa kau diam saja tadi di kafetaria? Biasanya kau mau berbaur dengan teman-temanku. Aku yakin Soojin pasti heran dengan kelakuanmu yang biasanya ramah." Jungkook langsung menyerbu dengan pertanyaan sesampainya kami di kamar Jungkook.
Aku dan Taehyung memutuskan untuk mengikuti kemauan Jungkook untuk mengikutinya ke asramanya.
"Hyuuung, jawaab. Aku kan jadi tidak enak dengan dengan Soojin, Hana, dan Ara." Rengekmya.
"Sudah jangan ganggu Jimin dulu, Kook. Dia sedang tidak mood." Taehyung menengahi. Setelahnya Jungkook hanya merengut. Ia lalu membuka lemarinya dan mengeluarkan baju kaos hitam dan celana training untuk ia kenakan. Aku dan Taehyung sibuk dengan ponsel masing-masing. Meski sebenarnya pikiranku tidak benar-benar terfokus pada layar ponsel didepan.
Sulit. Sulit rasanya berdekatan dengan anak itu semenjak ayah mempertemukanku dengannya secara resmi. Sial, mengapa ia harus berada dijangkauan pertemananku. Teman Jungkook, bahkan juga mengikuti program yang sama denganku. Apa dia tahu lebih dulu? Apa dia memata-mataiku? Tidak mungkin rasanya. Aku menggeleng pelan, seakan dengan melakukannya pertanyaan yang bersarang dikepalaku hilang.
Melihatnya kembali tadi dikafetaria, duduk dihadapanku, membuatku sedikit iba. Aku mengatakan kata-kata kasar padanya tempo hari. Hanya sedikit. Tidak, aku tidak merasa bersalah telah mengatakan itu didepannya dan ayah. Itu isi hatiku. Persetan dengannya yang merasa sakit hati atau apalah. Aku lebih menderita darinya.
Aku lebih tersiksa.
"Chim?" suara taehyung menyadarkan lamunanku. "Kau sedang memikirkan apa? Layar ponselmu sudah redup tapi masih saja kau pandang."
"Tidak memikirkan apa-apa." Aku dapat merasakan bahwa Taehyung telah menyerah untuk menanyaiku. Satu helaan napas dan anggukan tanda mengerti kini telah kudapat darinya.
"Baiklah, terserah kau saja." Ucapnya.
Bersamaan dengan Jungkook dan Taehyung yang mulai sibuk dengan ponsel dan laptop mereka masing-masing, akhirnya kuputuskan untuk memastikan agar mereka tidak mengetahui apapun. Kuputuskan untuk bertemu dengan gadis itu sekali lagi, berbicara empat mata untuk yang terakhir. Memastikan agar ia tidak terlalu masuk kedalam kehidupanku.
Cukup keluargaku yang rusak, pertemananku tidak boleh rusak juga karena gadis itu masuk.
***
Maka dari itu disinilah aku, duduk di pelataram gedung departemen di sudut kampus yang jarang kudatangi. Asing rasanya, beberapa mahasiswa bahkan tak segan untuk melihatku dari atas kebawah seakan aku orang aneh. Aku tetap duduk dan menunggu seseorang untuk muncul dari anak tangga yag terletak tak jauh dari hadapanku.
Tak lama aku melihat segerombolan mahasiswa dari ujung koridor berjalan menuju kearah pintu utama. Perlahan aku perhatikan satu persatu sosok yang sebenarnya aku sendiri tidak terlalu tanda. Maksudku, bagaimana mungkin aku mengingat sosok yang baru kutemui? Tapi aku menemukannya. Berdiri tegak membalas tatapanku. Agak kikuk ia berbisik pada teman disampingnya lalu kemudian ia berjalan mendekat. Aku hanya diam memperhatikannya. Menatapnya sinis.
"Ikut aku. Kita bicara sebentar."
Aku mengendarai mobil saat menuju kemari. Tujuanku memang membawanya jauh dari kawasan kampus. Aku tidak ingin teman-teman atau kenalanku menemukanku sedang bersamanya. Terlebih Taehyung dan Jungkook.
Maka saat ia mengikutiku berjalan kearah parkiran, aku dapat merasakan keraguan darinya, namun tetap ia melangkah, membuka pintu mobil dan duduk dikursi disampingku. Aku menunggunya memasang sabuk pengaman sebelum menjalankan mobil perlahan menuju gerbang kampus.
"Um... where are we going, Sunbae?"
"Aku akan memulangkanmu kembali ke asrama sebelum sore. Kau tidak ada kelas siang, kan?" Aku dapat melihat ia menggelengkan kepalanya dari sudut mataku.
Ia tampak gelisah dan mencoba menghapus kegelisahannya dengan memandang pemandangan diluar dengan seksama. Mungkin ia berpikir aku akan membuangnya ke daerah yang tidak ia kenal lalu pergi meninggalkannya. Bisa saja.
"Kenapa kau tersenyum seperti itu?"
Sial.
"Bukan urusanmu."
Berhenti membayangkan hal yang tidak-tidak dan fokus pada tujuanmu, Jimin.
***
Jjampong* disini tidak ada tandingannya dibanding Jjampong ditempat lain. Perpaduannya antara bubuk cabai, bawang putih dan jahenya sangat pas dilidah sehingga pedasnya terasa enak. Kaldu dan kecap ikannya juga tidak berlebihan. Memang letaknya tidak dekat, dari Seoul ke Incheon berjarak kurang lebih 27km, tapi sepadan dengan enaknya semangkok Jjampong dengan seafood yang segar.
(*Jjampong adalah mie kuah pedas dengan campuran aneka seafood)
Sepertinya gadis yang kubawa kemari begitu terkesima dengan suasana disini. Tempatnya tidak terlalu mewah, namun tidak terlalu sederhana. Tempatnya luas namun karena sudah lewat jam makan siang dan pada hari kerja, hanya beberapa yang masih menikmati hidangan.
Sikap kaku tidak lagi ditunjukkan olehnya. Hilang sepenuhnya saat jjampong terhidang dihadapannya. Melihatnya begitu bersemangat dan terkesima membuatku tersenyum. Setelah memastikan rasa pedas jjampong cocok padanya, barulah aku mulai memakannya jjampong ku.
"Enak?" Tanyaku sedikit acuh setelah melihatnya meletakkan sumpit disamping mangkuk dan meneguk air putih dingin.
"Enak. Enak sekali. kenapa harus disini? Di sekitar kampus tidak ada? Aku harus mencari jadwal kereta kemari." Ujarnya penuh semangat padaku. matanya berbinar dan walaupun ia masih terlihat kepedasan hingga peluh mengucur didahinya, ia masih tersenyum penuh semangat.
Melihatnya sejenak aku lupa apa tujuanku membawanya pergi kemari.
Setelahnya ia sadar dan berdeham, meneguk kembali air putihnya dan ia kembali diam menunduk.
"Maaf." Katanya.
"Aku ingin meluruskan sesuatu. Dan itu harus sudah clear sebelum kita kembali."
🌻🌻🌻
Haiiiii 😭😭😭
Sumpah aku rinduu. Akhirnya setelah sekian lama aku update juga ajjskajslakskal.
Aku agak kaget masih ada kutemukan notif kalau cerita ini masuk library beberapa dari kalian. Aku senang cerita ini masih ada peminatnya. Sabar yah. Aku akan menyelesaikannya pelan pelan.
Untuk jjampong dan incheon, aku benar benar melakukan survey mengenai jarak dari soul dan resep jjampong itu sendiri. Aku jadi lapar nulisnya. Aku serius.
Terima kasih karena sudah menunggu
Tandai cerita ini di librarymu agar muncul notifikasi update.Jadilah pembaca yg baik dengan memberikan vote dan comment:")
Terima kasih, aku mencintaimu💜
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top