10. Auditioning

"I'm falling hard"

***

Ara

Dear, Journal.

Musim semi telah berangsur muncul menggantikan musim dingin dari akhir tahun kemarin. Perkuliahan, diskusi mengenai pembangunan masyarakat dunia khususnya Korea. Menelaah benuk-bentuk sosial masyarakat yang berbeda-beda, jauh berbeda dengan Indonesia. Dan bohong jika aku mengatakan bahwa hal yang menarik hanya perkuliahan yang sedang kujalani.

Bersama Soojiniee dan Hana-chan, wisata kuliner yang kami lakukan hampir setiap akhir minggu mewarnai kehidupanku dan melihat lihat Seoul yang indah menghiburku dari peliknya masalah-masalah kapitalisme masyarakat yang kupelajari di Kampus.

Aku tidak lagi mencari tahu tantang ayah. Menginjakkan kaki pada departemennya saja aku tidak berani. Sudah cukup aku membuat hatiku terluka dengan menampakkan diri padanya, dan naasnya ia tidak mengenaliku. Kenyataan bahwa aku berharap ia langsung seketika mengenaliku... memanggil namaku... memelukku dan menanyakan ibu padaku. mungkin aku saja yang menggantungkan angan-anganku terlalu tinggi. Dan lihat,

Jatuhku juga jauh kedasar pengharapan.

Aku tidak marah. Sungguh. Percayalah. Aku tahu bahwa ayah pun memiliki keluarga nya disini. Ibu pernah menceritakannya padaku meskipun hanya sedikit. Dan aku tahu,

Seharusnya aku tahu bahwa aku yang orang asing ini tidak akan pernah bisa menggantikan kebahagiaan ayah disini.

Dia pergi karena sebuah alasan bukan?

Mungkin alasannya adalah 'bahagia' nya ada disini.

Pertanyaannya,




Apakah 'bahagia' ku juga berada disini?

"Jatuhku juga jauh kedas-"

"Aaarrggh!!"

"Apa itu? Bahasa Indonesia??" Hana mencoba membaca tulisan yang ada pada journal ku. Dengan sigap aku berdiri dan menjauh darinya. menyembunyikan journalku dibelakang badanku.

"Hana you giving me a heart attack! Gosh!"

"Ah mianhaeee" Hana tertawa kecil. Aku kemudian menyimpan journalku kedalam laci kemudian menguncinya. Tatapanku kuarahkan kembali pada Hana yang kini sudah duduk memeluk tata ditempat tidurku. Sambil mengelus dada aku kemudian duduk dihadapannya, diatas tempat tidur Soojin.

"Soojinnieee~"

"Ooooohhh?"

"Are we gonna get going or not??"

"Wait a sec~"

"What in the world is she doing in there, Araya?"

"Molla, she's been there for about 10 minutes now."

"Aiish" Hana menjatuhkan dirinya ketempat tidur dan berbaring memeluk Tata. Kebiasaan Soojin yang mengesalkan ialah dirinya yang selalu paling lama memakan waktu dikamar mandi. Menyisir rambut, memakai krim, memasang lensa kontak, apa saja.

"Araya" Hana menghadapkan badannya padaku, masih dengan memeluk tata.

"Oh wae?"

"Apa kau sudah menyiapkan lagu apa yang akan kau nyanyikan nanti?"

###

Taehyung

"Woaah hyung, ini benar-benar akan terlihat seperti audisi mencari trainee seperti agency agency besar." Jungkook tidak dapat menyembunyikan kekagumannya. "Aku jadi minder untuk audisi, apa aku akan diterima, hyung? Tiba-tiba aku merasa degdegan."

"Kau akan mengesankan dan suaramu akan terdengar indah, percayalah." Ucapku menyemangati. Aku sendiri tidak yakin, maksudku aku tidak mengira ini akan menjadi hal yang besar.

Aku penasaran berapa biaya yang mereka, departemen musik keluarkan untuk menggelar audisi ini. Kami memutuskan untuk datang lebih awal mengikuti Yoongi hyung agar bisa melihat-lihat dan kini aku menyesal karena rasa grogi juga mulai menghampiriku.

Ralat, aku tidak menyesal.

"Yaahh Soojiinn!" Panggilan Jungkook membuatku menoleh kearah pintu masuk. Soojin masuk diikuti dengan dua orang perempuan yang mengikutinya. Aku tidak tahu siapa gadis berponi dengan rambut panjang itu, namun aku mengetahui dengan sangat jelas siapa yang ia peluk sambil berjalan kearah kami.

Aku berusaha untuk tidak terlihat senang.

Soojin mencari asal suara yang memanggilnya sebelum kemudian dengan raut wajah senang malambaikan tangan pada kami. Dengan cepat ia berlari kearah Jungkook dan langsung memeluknya. Diikuti dengan Ara, dan well- gadis yang mengandengnya. Mereka melihat Soojin dan Jungkook dengan bingung.

Tentu saja, kau akan melihat seakan Soojin adalah kekasih Jungkook jika baru mengenal mereka. Jungkook mengangkat lalu memutar Soojin kemudian menurunkannya kembali.

"Jungkookiiiee bogoshipoyoo aishh!!" pekik Soojin masih memeluk Jungkook.

"Aku juga merindukanmu Soojiniie. Kau mengikuti program ini juga?"

"Yep, dan aku membawa temanku untuk mengikuti program ini juga. Perkenalkan~ Mirai Hana dan Park Ara. Mereka teman-temanku" Ucap Soojin.

"Annyeong, Hanna imnida"

"Ara imnida"

"Ah Jungkook, panggil aku Jungkook" Jungkook menepuk dadanya. "Aku dan Soojin sudah berteman lama. Ia sahabatku. Dan ini Kim Taehyung, dia hyungku, sunbae dari departemen arsitektur." Aku melambaikan satu tanganku sambil menundukkan kepala.

"Bukan hyung dari lahir, mereka ini bertujuh termasuk kakakku adalah teman lama. Jungkook dan aku adalah yang paling kecil." Tambah Soojin.

"Dan Tae sunbae paling byuntae (mesum)"

"Yah!"

"Aniyo, Taehyungie hyung hanya meniru Namjoon hyung."

"Yah Yah." Jika mereka tidak mengehantikannya aku akan-

"Aniiyooo Jungkookiee, ada alasan terkhusus mengapa byuntae memiliki suku kata tae di belakangnya-"

###

Ara

"You making me look bad infront of new people, Soojin. You really want Ara and Hana to dislike me, aren't you?" Taehyung memotong Soojin dengan menggelengkan kepalanya. Kedua tangannya ia masukan kedalam saku celana, menatap Soojin dan Jungkook yang cekikikan berusaha keras menahan tawanya didepan sunbae mereka. Begitu juga dengan aku dan Hana yang menundukkan kepala kami. Kuarahkan pandanganku pada rok coklatku dan sepatu adidas putihku.

"See hyung? Mereka tertawa. Ayolah kami hanya bercanda." Jungkook merangkulnya pelan.

"Annyeong! Namaku Hana, senang berkenalan denganmu"

"Ah yee. Taehyung imnida, Tae sunbae. Jungkook dan Soojin memanggilku begitu. Dan kurasa kalian juga akan memanggilku seperti itu juga" ia mengalihkan mata coklatnya padaku.

"Well, unless... kau ingin memanggilku dengan akrab seperti yang kau lakukan malam itu" Ujarnya sambil menatapku dengan senyum tipisnya melangkahkan kakinya kearahku lalu mensejajarkan wajahnya denganku.

"Aniyo... Sunbae." Gumamku pelan. Taehyung menyunggingkn senyum kemenangannya.

"Universitas kita, Korea University, memberikan kesempatan untuk menggali bakat non exact yang biasanya kalian lakukan, bahkan untuk departmen musik dan kesenian. Kalian tidak dituntut untuk melakukan ujian, atau mengetahui seluk beluk tentang departemen kami.

Yang kami tuntut adalah konsistensi kalian dalam mengikuti segala kegiatan yang akan kami bagikan, dan kujamin tidak akan menganggu kuliah reguler kalian.

Untuk kalian yang hari ini telah datang, kalian akan melaksanakan audisi terlebih dahulu, kemudian dari audisi ini kami akan membagi kalian menjadi beberapa group untuk dilatih dan pada akhirnya akan mengisi kontent yang telah disediakan universitas.

Tidak ada fokus studi atau fokus keahlian, asalkan kalian bisa bernyanyi dan dapat dilatih untuk bisa menari, kalian akan aman." Laki-laki putih itu mulai berbicara menjelaskan seluk-beluk kegiatan ini. Dituntut untuk menari? Apakah aku bisa? Kupikir kegiatan ini hanya semacam kegiatan bernyanyi saja. Ternyata lebih dari itu.

"Dari kegiatan ini, akan bermanfaat untuk kalian yang memang ingin mendalami dunia musik dan tari, dan tentu saja kalian akan dipanggil oleh agncy jika memang berbakat." Sontak terdengar teriakan bersemangat orang-orang disekitarku.

Kurasa sebagian besar adalah mahasiswa departemen musik yang ingin mendapat jaringan kerja yang mumpuni di agency-agency ternama di Korea.

"Aku berani bertaruh sebagian besar adalah mahasiswa departemen musik dan tari." Bisik Hana seakan dapat membaca pikiranku. Aku mengangguk setuju.

"Atau mahasiswa lain yang memiliki teman di departemen ini." Jungkook ikut dalam perundingan kami. "Orang dalam." Tambahnya.

"Maksudmu kami?" Hana terlihat seperti ingin menerkam Jungkook.

"Jungkook-shi, kau kan juga temannya Soojin." Ucapku.

"Tidak aku tidak berteman dengannya."

"Aku juga tidak sudi memiliki teman sepertimu jika tidak karena Seokjin oppa."

"Ouch Soojinnaa it hurts." Rengek Jungkook.

"Yaa Jungkook-shi, carikan aku laki-laki yang tampan untuk kujadikan pacar."

"Hana-chan, apa tujuanmu setelah mendapatkan gelar adalah mendapatkan suami?"

"YAAH JUNGK-"

"Arayaaa Arayaa, Hana-chan sangat sangat sensitif. Aku jadi takut." Jungkook merapatkan tubuhnya padaku seperti adik yang mengadu pada kakaknya.

"Kalian sudah siap untuk audisi?" Ucap laki-laki menghentikan obrolan kami diikuti oleh sorak sorai disekitar kami.
















Ya Tuhan aku degdegan.

Thabk you for reading,


I purple you.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top