5
Bisa dipastikan, hampir seluruh anak yang ada di dalam mobil menjadi ribut. Beruntungnya, semua penumpang tidak cedera ataupun luka. Sang sopir meminta maaf karena telah berhenti secara mendadak.
Kami turun dengan sedikit drama yang tidak diperkirakan, sungguh luar biasa! Dan yang lebih tidak dapat dikira adalah saat kau melihat Ehrlich tersenyum pada Gaetano.
"Bagus, tapi kamu terlalu frontal dan hampir mencelakakan kami semua."
"Bukankah itu yang Bapak inginkan? Jangan munafik!"
"Saya hanya ingin orang itu yang celaka, bukan seluruh orang yang di dalam mobil! Apalagi hanya karena pengemudi menghindari untuk tidak melindas tupai yang lari karena kamu!"
"Iya Pak, saranku bapak segera menyusul anak lain sebelum bapak benar-benar ditinggal!" Gaetano melihat ke arah seluruh panti yang mulai menjauh.
Mereka mendaki dengan membawa polybag dengan isi pohon kecil, yang dideskripsikan sebagai pohon pinus oleh sistem. Benar-benar sistem yang cukup bermanfaat.
Dalam perjalananya mengikuti anak-anak lain, Ehrlich sibuk memikirkan beberapa rencana yang dapat membahayakan pria itu saja. Suatu kejahilan yang dapat membuat pria itu tak akan kembali lagi ke dalam panti.
Jadi dia ingin satu aksi yang dapat membuat pria itu melarikan diri?
Dalam pikiran kacaunya, ia melihat sesuatu yang memicu ide buruknya terlaksana, sebuah jebakan!
"Ehrlich jika kau ingin melakukan hal itu, kau harus tak boleh diketahui oleh yang lain. Bukankah begitu?"
Ehrlich terdiam begitu saja setelah mendengar masukan kamu, alih-alih dia bertanya pada Gaetano.
"Rutinitas seperti apa yang biasanya dilakukan oleh panti saat melakukan kegiatan seperti ini?"
"Pada agenda pertama kami melakukan kegiatan resmi bakti sosial seperti menanam pohon atau membersihkan pantai atau sungai, kemudian kami biasanya ada waktu luang sekitar dua jam untuk melakukan apa pun."
Ehrlich tersenyum penuh arti setelah mendengar Gaetano. Ia mempercepat langkahnya sehingga semakin lebih dekat dengan anak-anak yang lain.
Sebuah papan pesan muncul di hadapanmu, kembali menampilkan pemberitahuan jika kamu tak harus selamanya mengikuti Ehrlich.
Wah, sungguh pelonggaran peraturan yang memikat, tapi untuk sementara kau ingin melihat kegiatan Ehrlich dulu. Mungkin saja nanti kau akan menemukan sesuatu yang menarik untuk jadi bahan sindirannya.
Meski kau hanya hadir dalam rupa visual digital, entah mengapa kamu merasa begitu takjub dengan pemandangan yang begitu asri di Gunung Anyar. Kau hirup nafas dalam-dalam mencoba mencium segarnya pemandangan.
Wah, kau tak mencium alam di Gunung Anyar melainkan lingkungan tempat kamu membaca karya ini! Bisa jadi kau mencium bau makanan, bau asap, atau bau udara biasa yang kau nikmati.
Kini perhatianmu teralihkan secara tiba-tiba oleh keributan karena Ehrlich tak dapat menggali tanah lebih dalam untuk menanam pohon, beberapa orang melihatnya begitu canggung.
Ehrlich ditegur dengan sedikit tegas oleh Ibu Lili untuk menggali lebih dalam, namun sambil membantu anak-anak lain yang tak bisa menggali lebih dalam. Ibu Flara juga sambil membantu anak lain.
Kamu mengamatinya lebih lama dari jauh. Sesaat kemudian, dengan tidak disangka-sangka pria itu membantu Ehrlich menggali tanah hingga cukup dalam untuk bisa ditanam pohon. Apa keinginan pria ini?
"Anda begitu baik sekali pak. Padahal Anda berpakaian begitu rapi, bisa-bisanya Anda rela mengotori diri?" Ucap Ehrlich yang entah mengapa terdengar seperti sindiran ditelingamu.
Ehrlich tidak salah juga, siapa pria gila yang berpakaian formal seperti itu dan melakukan aktivitas fisik? Hanya dia saja seorang!
"Saya hanya ingin membantumu, nak. Namamu Gaetano kan?"
"Iya, sayalah orang tersebut," Ehrlich membuang muka, dalam pikirannya dia merutuki pria itu.
Dasar cari muka, sok baik!
Meski begitu ia tetap melanjutkan aktivitasnya dengan segera. Ia dengan cepat mengangkat polybag berisi pohon dan menaruhnya pada lubang.
Ehrlich sempat memperhatikan terlebih dahulu teman-temannya yang bermain atau mungkin berjalan-jalan di tempat mereka menanam pohon.
"Gaetano, kau bilang kita punya waktu bebas, apakah bisa kita ke mana saja?"
"Sebenarnya jika kalaupun ada waktu bebas, sebaiknya Bapak dalam awasan orang dewasa seperti Ibu Flara dan Ibu Lili."
"Gaetano, beri aku ide bagaimana caranya aku bisa menyelinap keluar?"
"Bapak tinggal menyelinap diam-diam,"
Ehrlich melirik sinis terhadap Gaetano sekilas dan kemudian membawa beberapa peralatannya.
Ketika tiba di tempat yang agak jauh, ia memanjat pohon untuk memasang tali dengan kaku juga mempersiapkan jebakan untuk pria itu.
"Kau benar-benar seperti orang rumahan Ehrlich ketika aku melihat semua aktivitasmu begitu kaku,"
"Diam!" Ehrlich mengucapkannya ketika Gaetano berniat menyentuh jebakan yang sedang dibuatnya.
Seruan Ehrlich tadi terdengar begitu ambigu, karena bisa diarahkan kepadamu ataupun pada Gaetano. Meski begitu, Gaetano menundukkan kepalanya dan ia terdiam kaku.
"Kau kejam sekali Ehrlich," rutukmu yang dibalas tatapan sinis dari Ehrlich. Seakan-akan dia berbicara, kau juga diam!
Seusai ia membuat jebakan yang cukup untuk menahan pria itu, kini saatnya dia memancing pria itu pada jebakannya.
Siapa yang bisa menebak jika Ehrlich mempercepat langkahnya tiba-tiba? Kau begitu terkejut ketika dia berlalu dengan cepat menuju pria itu. Kini sang pria terlihat oleh matamu, meski dari jauh dan terlihat kecil rupanya.
Ehrlich menenggak air ludahnya sendiri, dalam pikirannya dia berniat berbohong dan membuat panik pria itu saja sehingga dapat menggiringnya ke tempat ini.
Ia gerakkan kakinya kembali menuju tempat tadi, kini niatnya telah bulat.
"Tolong bantu saya Pa," cicit Ehrlich hampir seusai ia tiba di depan target. Nafasnya terengah-engah membuat sang lawan yakin ada sesuatu yang tidak beres.
"Baik, coba kamu arahkan saya!" ujar sang pria percaya lalu mengikuti Ehrlich.
Diam-diam dia tersenyum puas. Dasar Ehrlich manipulatif!
Ehrlich mencoba menarik tangan pria itu menuju tempat dia membuat jebakan tadi.
"Ehrlich, cukup! Hentikan! Jika pria itu jahat, mana mungkin dia mau membantumu dan percaya begitu saja!" tegurmu yang diabaikan oleh Ehrlich.
Sial, sebenarnya isi kepalanya ini terbuat dari batu ya? Tapi kau juga tak bisa apa-apa, karena kau tak memiliki bukti apa pun yang dapat ditunjukkan pada Ehrlich jika saja pria itu tak bersalah.
Ada baiknya sementara kau diam saja dan hanya mengingatkannya akan tenggat waktu yang terus berhitung mundur, konsekuensi jika dia tidak menyelesaikan misinya, juga melihat semua aktivitasnya yang terkadang akan terlihat bodoh.
Setelah sekian lama berjalan, Ehrlich secara tiba-tiba bersembunyi di belakang sang pria. Sang pria tersebut akhirnya memutuskan jalan terlebih dahulu.
Namun saat pria itu jalan terlebih dahulu, sebelah kakinya terjerat tali kemudian terangkat kedahan pohon yang cukup tinggi. Singkatnya ilustrasinya mirip kartu tarot, The Hanged Man. Barang-barang yang dikantonginya terjatuh berceceran.
"Pak, Anda jadi kena perangkap seperti itu! Saya tak bawa apa pun untuk bisa melepaskan Anda!"
"Begini saja Gaetano, coba kau hubungi Ibu Flara dan meminta bantuan. Gadget saya sepertinya terjatuh bisa tolong ambilkan?"
Ehrlich melihat ke bawah dan mencari gadget pria itu, yang tak lama ditemukan namun dalam keadaan layar LCD yang retak. Beruntungnya meski ditemukan dalam keadaan rusak masih bisa digunakan.
"Begini pak saya tawarkan transaksi, apa Anda berminat?"
"Ya cepat! Saya tidak nyaman tergantung terbalik terus!"
"Bapak telepon ke pihak Ibu Flara dan bilang bahwa Anda ada keperluan lain sehingga pulang terlebih dahulu!"
Pria itu menatap Ehrlich bingung yang ditimpali penjelasan Ehrlich selanjutnya.
"Singkat kata, saya memang tidak memiliki alat yang dapat melepaskan Bapak. Tapi saya bisa memanjat pohon untuk melepaskan Anda jika anda menuruti perintah saya!"
Pria tersebut menuruti perintah Ehrich dengan baik dan kemudian mematikan telepon. Namun tak disangka-sangka Ehrlich merebut gawai tersebut dan melemparnya cukup jauh entah ke mana.
Ehrlich berlari dan tertawa nakal kepada pria tersebut. "Terima kasih bantuannya ya, Pak!" Ia melambaikan tangan dan langkahnya tak terhenti
"Ternyata tepat seperti ucapannya!" Sang pria menutup matanya dan tersenyum.
Ehrlich kejam! Bisa-bisanya ia meninggalkan orang dalam keadaan seperti itu?!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top