1

Kamu terbangun dengan desain penjaga gerbang dimensi yang telah dipilihkan oleh sistem dan kamu sekarang menerima tugas. desain penjaga gerbang dimensi itu dapat kau lihat melalui layar yang melayang di hadapanmu.

Ya ampun, belum apa-apa udah ada tugas lagi!

Kamu membaca sebuah tugas yang berisi, katakan pada Ehrlich ketika ia sadar bahwa ia harus mencoba memperbaiki kehidupan anak yang ia tinggali.

Terserah lah, yang pasti gue tidak akan mengurusinya setelah memberitahunya hal itu!

Secara otomatis sebuah papan sistem informasi muncul kembali di hadapanmu, seakan-akan membaca isi pikiranmu. "Beritahu pada Ehrlich bahwa ada batas waktu seratus hari lamanya. Jika melebihi batas waktu yang ditentukan jiwanya tak akan pernah bisa kembali pada tubuh asalnya.

Kamu menerima informasi itu dan menyadari, setidaknya kamu hanya menjadi penjaga gerbang. Itu artinya kamu tidak akan terkena dampak dari perbuatan yang Ehrlich lakukan bukan? Karena kamu hanyalah penjaga gerbang yang terhubung secara digital.

Bukan hanya tugas yang kamu lihat di notifikasi layar, kamu juga melihat lokasi kamu sekarang beserta tahun berapa pada layar sistem. Mungkin saja informasi itu akan berguna sewaktu-waktu.

Kamu melihat sekeliling kamu, perumahan besar yang tampak sederhana karena dibangun dari kayu dan bambu yang sudah usang. Bahkan bagian dasar bangunan hanya terdiri dari tanah, bukan terdiri dari ubin ataupun plester tanah.

Di dalam ruangan itu terdapat dua kasur dari kapuk, meja kayu masing-masing di sisi kanan kasur, dan kotak obat seadanya. Kamu pun menerka bahwa itu ruang khusus bagi beberapa anak panti yang sakit dan tidak boleh terganggu oleh siapa pun.

Ehrlich tersadar dari tidurnya dengan tubuh seorang anak kecil berusia dua belas tahun. Tersentak begitu saja ketika melihat tangannya mengecil dan mengecek pada cermin.

"Halo Ehrlich, kenalkan aku sistem, mulai sekarang kamu akan menjalani masa hukuman menjalani kehidupan dan mencoba memperbaiki tubuh anak yang kamu tinggali," ucapmu di samping Ehrlich dalam rupa digital.

"Maksudmu aku harus menjadi anak ini dan mencoba memperbaiki hidupnya? Memang apa salah dia?" Ehrlich bertanya padamu, namun kamu tak mengetahui apa pun sehingga kamu diam beribu bahasa.

"Hei, setidaknya beri tahu aku ada dimana sekarang!"

"Anda ada di sebuah panti asuhan, tepatnya di kota Surabaya, Indonesia pada tahun 2020"

Ehrlich melihatmu yang telah memberi tahunya dimana ia berada.

Muncul sebuah arwah di samping tubuh Ehrlich berbicara begitu saja sampai membuat Ehrlich terkejut. Dia Adalah pemilik asli tubuh yang Ehrlich tinggalkan, Gaetano Verucchio. Seorang anak laki-laki berumur dua belas tahun.

"Berkah dalem, kula inggih puika pemilik badan igkang sampeyan tianggali. Kala-wingi puniku kula kacilakan lan kula mboten saged mlebet wangsul lebet badan kula."

Salam, aku adalah pemilik badan yang kamu tinggali. Kemarin itu aku kecelakaan dan aku tidak bisa masuk kembali dalam tubuhku.

Baik dirimu dan Ehrlich secara tak langsung mendengar dengan bahasa Indonesia, benar-benar ajaib.

"Kamu tahu ini ada dimana?" Ehrlich menatap Gaetano dan berbicara dengan bahasa Indonesia.

Gaetano sempat terdiam sejenak sebelum membalas jawaban Ehrlich hingga ia menjawab dengan bahasa Jawa yang kembali terdengar sebagai bahasa Indonesia.

"Tentu saja ini di Panti Asuhan Karya Kasih!!"

"Maksudku, apa benar saya ada di Indonesia pada tahun 2020, tepatnya di Surabaya?"

Gaetano menatap Ehrlich tak percaya, ia seakan bertanya melalui tatapannya.

"Ah abaikan saja! Namaku Ehrlich, saya lebih tua dari kamu, sebutkan apa kekurangan-kekurangan kamu selama dipanti!"

"Aku begitu kurang tahu Pak Erik, aku rasa aku telah bersikap baik dan sesuai pandanganku, memang apa kekuranganku?."

"Ehrlich"

"Pak Erik?" tanya Gaetano dengan wajah orang tak berdosa.

Ehrlich memejamkan matanya sambil menghembuskan nafas. Terlihat sekali oleh mu sepertinya ia mencoba sabar dengan Gaetano.

Ehrlich terdiam dan ia tiba-tiba melihat sebuah memori yang tersimpan dalam tubuh Gaetano Verucchio. Sebuah kilas kehidupan yang bergerak cepat layaknya trailer film. Kamu juga dapat melihatnya, karena kamu merupakan penjaga gerbang, setidaknya sekarang.

Saat itu langit berwarna jingga, Gaetano tampak berlari setelah mengambil barang milik entah siapa, dia tersenyum sambil berlari.

"Hei, kembalikin penaku!" teriak anak kecil dibelakangnya mengejar Gaetano.

"Ga mau! Enak aja! Itu bukan punyamu!" Gaetano tampak masih berlari menuju seorang anak perempuan, Diana. "Punyamu kan?"

Anak itu masih mengejar Gaetano dan kembali mengambil pena yang diberikan Gaetano pada Diana.

"Kamu jangan seenaknya, itu punya Diana kan?" Gaetano membentak William dan menarik kerahnya begitu kuat.

"Gaetano, William, sudahlah jangan berantem! Pena itu akan kuberikan pada William." Diana berbicara mencoba melerai dua anak yang sepertinya akan memulai pertengkaran kembali.

Sesaat, kamu melihat William yang senyum merasa senang terhadap Gaetano dan dalam waktu singkat juga kamu diperlihatkan adegan Gaetano yang ditegur oleh Ibu Panti. Ah, pasti William menceritakan hal itu pada Ibu Panti.

Sekilas pengalaman hidup Gaetano membuat kamu mengenal kepribadiannya, sekarang mari berpindah pada masa sekarang lagi!

"Kamu benar-benar bisa mati jika kamu anak ayahku ataupun anakku!" Komentar Ehrlich.

"Kamu tenang saja aku akan menyelesaikan dan mengurus segalanya."

Seorang ibu datang memasuki ruangan dengan membawa soto dengan aroma yang menggugah selera, kemudian kamu mendengar bunyi perut yang dikeluarkan Ehrlich dengan samar.

"Gaetano, apa yang kamu rasakan sekarang?" Tanya Ibu Flara.

"Saya baik-baik saja bu. Terima kasih telah peduli dengan keadaan saya." Jawab Ehrlich dengan sopan dan terkesan kaku.

Ibu Flara terkagum dengan perubahan drastis yang terjadi pada Gaetano, meski begitu ia menyembunyikan rasa kagum itu karena Gaetano yang dapat berperilaku formal sekaligus berbahasa Indonesia dengan lancar.

Kini ia berjalan mendekati Gaetano untuk memberikan makan.

"Bu, saya mau bertanya, apakah ibu melihat sesuatu yang aneh di ruangan ini?" Ehrlich ingin mengetahui apakah Ibu Flara dapat melihat keberadaan kamu yang dalam wujud dimensi lain dengan jiwa Gaetano yang asli.

"Apa maksudmu? Ibu tidak melihat sesuatu apa pun yang aneh di ruangan ini."

Ehrlich tersenyum canggung lalu berkelit, "Itu bu apakah menurut ibu saya terlihat baik-baik saja? Itu maksud saya!"

Tanpa sadar kamu memperhatikan tubuh Gaetano lebih teliti, terdapat beberapa luka yang terbalut pada kepalanya dan juga beberapa luka yang hampir mengering pada siku dan lutut.

"Sepertinya kamu sudah mulai membaik Gaetano." Ibu Flara menaruh soto lamongan dekat meja kasur, aroma rempah menguar menggoda hidung Ehrlich maupun hidung kamu.

"Kamu ingat apa tang terjadi sebelumnya sebelum kecelakaan?" Tanya Bu Flara dengan nada lembut.

Ehrlich hanya terdiam karena tak menanyakan apa yang terjadi pada Gaetano hingga ia kecelakaan.

"Kamu tertabrak mobil saat menyeberang, kamu sempat kritis hingga koma satu minggu lamanya. Ibu benar-benar bersyukur kamu bisa sadar kembali."

Kamu merasa tersentuh dengan sikap ibu panti yang begitu ramah dan baik hati, benar-benar berkebalikan dengan Ehrlich yang telah kamu lihat.

"Mari makan bu," Ehrlich mencoba memakan sesuap makanan tersebut. Setelahnya ia memakan itu dengan lahap hingga cegukkan. Entah itu karena lapar atau makanan itu terlalu enak. Duh, jadi ingin mencicipinya!

Ketika Ehrlich berniat minum untuk meredakan cegukkan, ia dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba masuk begitu saja dalam ruangan. Kini cegukkannya hilang begitu saja setelah dikejutkan secara tiba-tiba.

"Ibu, diluar ada yang mencari ibu." Raut wajah orang tersebut menampakkan kehawatiran.

Ibu Flara melihat Ehrlich sejenak seakan berkata ia akan kembali, setelah itu ia mengikuti orang tersebut. Tak lupa, Ibu menutup pintu kembali.

Suara notifikasi terdengar dan muncul tugas baru yang harus kamu sampaikan kepada Ehrlich. "Ehrlich, ikuti Ibu Flara! Sepertinya ada suatu masalah besar yang menimpa panti ini." Tambah mu setelah pemberian perintah dari notifikasi.

Ehrlich segera bangun begitu kamu memberitahunya pesan notifikasi, soto lamongan yang ia makan sudah setengah habis.

Tak lama kamu mengikuti Ehrlich ingin melihat dan mengetahui lebih dalam, apa yang sebenarnya terjadi?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top