Prolog
Cuaca cerah, seketika berubah menjadi redup.
Mendung mulai berkelabut di atas langit, membentuk kumpulan berwarna hitam pekat. Ditambah lagi desir angin yang berembus sangat kuat, bersamaan menyapu butir air yang turun mengguyur sebuah kastel menjulang.
Sesekali petir menyambar pucuk pencakar langit itu dengan gelegar juga cahaya berwarna biru bercampur merah terang, yang kadang menghasilkan sebuah pola tak beraturan.
Sebagaimana, suasana di dalam.
Ia mengedikkan badan di singgasana kiani. Terlihat juga sebuah pedang berdiri kukuh di samping yang menopang kepalan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya mengepal di atas kayu singgasana. Pandangan tajam tertuju tepat di hadapannya.
Budak itu berlutut, menunduk dengan keadaan tangan diborgol ke belakang. Dikawal oleh dua pengawal samping kiri dan kanan.
Ia mulai berdiri meninggalkan singgasana, dengan mengangkat pedangnya melangkah maju. Decit sepatunya pun terdengar menggema di seluruh ruang itu. Walau di luar sedang hujan lebat, ruang itu seperti kedap suara.
Kini peluh dingin mulai bercucuran keluar dari pelipis, setelah mendapati sepasang sepatu yang berada tepat di depannya. Jantung pun ikut memompa lebih cepat, seakan menarik paksa oksigen yang ada di sekitar budak itu.
Slash!
Desing pedang itu berayun tepat sasarannya.
Bugh!
Sesuatu terjatuh dari atas tepat di samping budak itu. Ia pun terkaget setelah meliriknya.
Ya Tuhan, ampunilah makhluk di hadapanku ini!
A/N
Budayakan baca dulu baru vote+coment, karena aku masih butuh kritsar dari kalian^^
See you😙
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top