1 : Litoral:


1

: l i t o r a l :

[ zona pasang-surut air laut; daerah pantai ]


2009



Nolan Prasetya: Bar.

Bara L. Hadiwinata: Yo.

Nolan Prasetya: I'm in dire need of advices.

Bara L. Hadiwinata: Saran apaan.

Nolan Prasetya: Gue mau kerja di US.

Nolan Prasetya: Menurut lo, mending gue give up my virginity in there or what?

Bara L. Hadiwinata: Ya serah lu lah.

Bara L. Hadiwinata: Hidup ya hidup lo ini.

Nolan Prasetya: Jadi MST* pasti capek Bar.

Nolan Prasetya: Butuh pelampiasan.

Bara L. Hadiwinata: Di mana-mana kerja pasti capek.

Bara L. Hadiwinata: Di mana-mana kalau capek pasti butuh pelampiasan.

Bara L. Hadiwinata: Dan di mana-mana pelampiasan nggak harus dalam bentuk hubungan seksual.

Nolan Prasetya: Tapi yakali ada bule gue anggurin.

Bara L. Hadiwinata: Serah lu sih.

Bara L. Hadiwinata: Kalau menurut gue, ya lo sebagai manusia harus bisa menghargai diri lo sendiri.

Bara L. Hadiwinata: Jangan murahan.

Nolan Prasetya: Anjing.

Nolan Prasetya: Your words kill, Bar.

Bara L. Hadiwinata: Lo serius mau nahan nafsu seksual di amrik?

Bara L. Hadiwinata: Kalo niatnya setengah-setengah mending gausah.

Nolan Prasetya: Ah anjir.

Nolan Prasetya: Gue masih fifty-fifty ini mau tahan nafsu apa kagak.

Bara L. Hadiwinata: Tanya lagi aja ke diri lo sendiri.

Nolan Prasetya: Penasaran sih, Bar.

Nolan Prasetya: Ada yang bilang cowok nakal itu pas awal-awal aja.

Nolan Prasetya: Biar nakalnya nggak telat.

Nolan Prasetya: Jadi pas nikah udah nggak nakal lagi.

Bara L. Hadiwinata: Teori dari siapa?

Nolan Prasetya: Aksel.

Bara L. Hadiwinata: Buaya lo dengerin.

Nolan Prasetya: Temen-temen gue juga ngomong gitu tauk, Bar.

Nolan Prasetya: Tapi gue rada sangsi.

Bara L. Hadiwinata: And your conclusion?

Nolan Prasetya: Gue mau jadiin diri gue kelinci percobaan atas teori itu.

Nolan Prasetya: Sort of.

Bara L. Hadiwinata: Buat apa, Lan.

Bara L. Hadiwinata: Jawabannya udah jelas.

Bara L. Hadiwinata: Semua bakal balik ke diri lo sendiri.

Nolan Prasetya: Tapi kan logikanya gini, Bar.

Nolan Prasetya: Kalau lo udah pernah nakal, ntar pas gedenya ya udah nggak penasaran lagi sama kenakalan itu.

Nolan Prasetya: Sementara kalau nakalnya telat, kan malah bahaya.

Bara L. Hadiwinata: Hahaha.

Bara L. Hadiwinata: Wah, Lan.

Bara L. Hadiwinata: What kind of bullshit that I just read.

Bara L. Hadiwinata: Itu cuma alesan orang buat jadi nakal.

Bara L. Hadiwinata: Brengsek mah brengsek aja.

Nolan Prasetya: You don't get the point.

Nolan Prasetya: Kan emang ada orang yang nakalnya telat.

Nolan Prasetya: That happened so many times.

Bara L. Hadiwinata: It's the same.

Bara L. Hadiwinata: Just a bullshit.

Nolan Prasetya: Well, I need logical argument.

Bara L. Hadiwinata: Oke.

Bara L. Hadiwinata: Lo pernah kenal sama orang yang hidupnya lempeng aja dari zigot sampai punya anak cucu?

Bara L. Hadiwinata: Gue kenal laki-laki kayak gitu.

Bara L. Hadiwinata: Maksud gue, ada sebagian laki-laki yang dari kecil sampai dewasa itu hidupnya lurus, nggak coba-coba nakal, main cewek, minum dll.

Bara L. Hadiwinata: Hidup lurus sebagai cowok baik-baik bukan berarti hidup kita membosankan.

Bara L. Hadiwinata: Cowok baik-baik dari zaman baheula sampe sekarang itu ada.

Bara L. Hadiwinata: Logikanya, kalau dari dulu ada cowok yang bisa hidup lempeng sampai dewasa, kenapa temen lo ini malah berpikir cowok itu harus nakal dulu dari awal biar nggak 'telat nakal'?

Nolan Prasetya: Hm.

Nolan Prasetya: I think you still don't get the point.

Nolan Prasetya: Walau ngelakuin kebrengsekan itu, yang namanya orang kan bisa tobat

Nolan Prasetya: Sebrengsek-brengseknya cowok, pasti pas nikah itu tobat.

Bara L. Hadiwinata: Gak juga. Banyak malah yang udah nikah tapi nggak tobat-tobat.

Nolan Prasetya: Yah, iya sih.

Nolan Prasetya: Tapi, ada juga yang habis nikah, dia tobat.

Nolan Prasetya: Gue pernah nemu tuh.

Nolan Prasetya: Jadi ya pada satu titik, cowok yang bangsat atau bad boy gitu pasti bakal berubah.

Bara L. Hadiwinata: Teori dari mana?

Nolan Prasetya: Sutet Aksel.

Bara L. Hadiwinata: Kenapa buaya lo dengerin?

Nolan Prasetya: Soalnya masuk akal.

Nolan Prasetya: Gue juga ngeliat sendiri cowok-cowok yang pas mudanya itu baik-baik, jago ngaji, alimlah pokoknya. Gak pernah nyentuh cewek malah. Trus, pas temen-temen gue yang bandel pada mulai tobat, si cowok-cowok alim ini justru baru mulai nakal.

Bara L. Hadiwinata: Tetep sih.

Bara L. Hadiwinata: Buat gue itu bukan alasan untuk seseorang 'memulai nakal dari muda'.

Bara L. Hadiwinata: Mungkin kita beda konsep pengertian terhadap mana cowok bad boy dan mana yang bukan.

Bara L. Hadiwinata: Soalnya jujur aja, selama ini gue nggak pernah yang namanya ngelihat bad boy tobat.

Bara L. Hadiwinata: Bad boy will always be bad boy.

Bara L. Hadiwinata: Malah kasihan cewek-ceweknya bad boy. Mereka berusaha jadi yang terbaik buat si bad boy, tapi bad boy itu cuma mainin mereka.

Bara L. Hadiwinata: Dan cewek-cewek (entah sadar atau enggak) mau-mau aja dimainin dengan alasan bahwa mereka cinta tulus sama si bad boy.

Bara L. Hadiwinata: Ya gue gatau gimana lo sih. Tapi buat gue, mainin perasaan orang kayak yang dilakukan bad boy itu jahat.

Nolan Prasetya: Gak semua bad boy mainin perasaan cewek, Bar.

Nolan Prasetya: Gue nemu kok, temen-temen gue yang blangsakannya lebih parah daripada gue, mulai dari rokok, mabok, sampai seks semua udah dijabanin, tapi mereka masih bisa ngehargain perempuan.

Nolan Prasetya: Temen gue tuh ada, dia sering clubbing tapi ya kalau kenalan sama cewek dan si cewek gamau ML ya, dia nggak akan maksain. Dia juga nggak akan berani ngedeketin atau flirting-flirting sama cewek baik-baik. Dia sadar diri kalau dia brengsek. Dan dia nggak mau orang-orang baik ikutan rusak gara-gara dia.

Bara L. Hadiwinata: Wah.

Bara L. Hadiwinata: Lo lagi ngomongin diri lo sendiri, Lan?

Nolan Prasetya: HAHAHAHA TAEK SI BARA.

Nolan Prasetya: Nggaklah. Ini beneran temen gue ada yang kayak gitu.

Bara L. Hadiwinata: Kalau menurut gue, temen lo ini bukan bad boy.

Bara L. Hadiwinata: Dia mungkin penganut free sex, tapi bukan bad boy.

Bara L. Hadiwinata: Bad boy itu... ibaratnya kayak strata tertinggi kebangsatan cowok yang sebangsat-bangsatnya.

Bara L. Hadiwinata: Maksudnya, boro-boro gitu si bad boy ini menghargai orang. Sadar diri kalau dirinya brengsek aja kagak. Boro-boro sadar. Orang dia aja menganggap apa yang dilakukannya itu benar. Dan si bad boy ini bangga sama kebangsatannya dia. Karena dia menganggap, diri dia yang bangsat itu berarti dia nggak munafik. Dia merasa dia hanya berlaku "apa adanya" ke semua orang.

Bara L. Hadiwinata: Kalau kata gue, bad boy itu rada 'sakit' sih.

Bara L. Hadiwinata: Ya sama. Cewek juga ada yang kayak bad boy gini kelakuannya.

Nolan Prasetya: HAHAHAHA

Nolan Prasetya: Anjir. Bener, bener.

Bara L. Hadiwinata: Kayak yang tadi gue bilang, Lan.

Bara L. Hadiwinata: Kayaknya kita cuma beda konsep pengertian mengenai bad boy.

Nolan Prasetya: I see I see.

Nolan Prasetya: Oke, kalau ini gue setuju.

Nolan Prasetya: Manusia-manusia kayak "bad boy" versi lo ini emang ada di dunia.

Bara L. Hadiwinata: Iya, mereka juga nggak sepenuhnya buruk. Ada kalanya mereka baik, walau jarang.

Bara L. Hadiwinata: Tapi, gue suka sangsi, sih.

Bara L. Hadiwinata: Soalnya mereka kalau ngelakuin kebaikan cenderung buat memanfaatkan orang lain demi kepentingannya sendiri gitu sih.

Nolan Prasetya: Manipulatif.

Bara L. Hadiwinata: Wah, itu mah senjata wajib buat para bad boy dan bad girl.

Bara L. Hadiwinata: Dan yang bikin gue males banget sama bad boy itu karena mereka itu so full of themselves.

Bara L. Hadiwinata: Seolah dunia ini harusnya berputar untuk hidup mereka.

Bara L. Hadiwinata: The point is, mereka nggak akan merasa apa yang mereka lakukan itu salah. Mereka membenarkan diri dengan berkata bahwa kelakuan buruk mereka dengan sebutan "tidak munafik dan apa adanya."

Bara L. Hadiwinata: "apa adanya" ndasmu.

Bara L. Hadiwinata: Brengsek mah brengsek aja. Nggak usah cari alesan buat pembelaan sampah.  

Nolan Prasetya: Wah.

Nolan Prasetya: Anjir.

Nolan Prasetya: Gue merasa chat kita ada cahaya-cahaya gitu, Bar.

Bara L. Hadiwinata: Hahaha tae.

Bara L. Hadiwinata: Gue lagi serius juga.

Nolan Prasetya: Eh, Bar.

Nolan Prasetya: Tapi kan nahan nafsu itu nggak segampang ngomong.

Bara L. Hadiwinata: Iyalah.

Bara L. Hadiwinata: Kalau nahan nafsu gampang mah nggak perlu ada neraka, Lan.

Nolan Prasetya: Tapi gimana caranya nahan nafsu.

Nolan Prasetya: As embarassing as it sounds, I want to try to keep my virginity.

Nolan Prasetya: Shit.

Nolan Prasetya: I sounded like a depressed virgin.

Bara L. Hadiwinata: It's not embarassing.

Bara L. Hadiwinata: Santai aja sih, Lan.

Nolan Prasetya: Thanks, Bar.

Nolan Prasetya: Untung gue ngomong ini sama lo.

Bara L. Hadiwinata: Eh, Lan.

Bara L. Hadiwinata: Lo yakin nih stay virgin in US?

Nolan Prasetya: Yakin.

Nolan Prasetya: Sekalian buktiin teori Aksel salah.

Bara L. Hadiwinata: It's gonna be hard.

Bara L. Hadiwinata: Tapi bisa dilakukan.

Bara L. Hadiwinata: Inget aja.

Bara L. Hadiwinata: Nggak ada yang salah dengan menjadi cowok baik-baik.

Bara L. Hadiwinata: Sama aja kayak nggak ada yang salah dengan stay virgin sampai punya istri.

Bara L. Hadiwinata: Wait.

Bara L. Hadiwinata: Eanjing.

Bara L. Hadiwinata: Gue jadi jijik sama omongan gue.

Nolan Prasetya: Yep. Stay virgin ye bang.

Nolan Prasetya: "Ayo semua ikuti gue."

Bara L. Hadiwinata: Lan.

Nolan Prasetya: "Semua ikut nyanyi ya."

Bara L. Hadiwinata: Nggak gitu, Lan.

Nolan Prasetya: "Angkat tangannya ke atas."

Bara L. Hadiwinata: For God's sake.

Nolan Prasetya: Tuhaaaann, berikan aku hiduuuup, satu kali lagiiii.

Nolan Prasetya: Hanya untuk bersamanyaaaa.

Bara L. Hadiwinata: Gue nggak ada uang receh, Lan.

Nolan Prasetya : Kumencintaaaaiiiinyaaaaaa.

Bara L. Hadiwinata: Oi.

Nolan Prasetya: Sungguh mencintaiiiinyaaaa.

Bara L. Hadiwinata: K.

Bara L. Hadiwinata: Bye.



Di kamar kosnya, Nolan tertawa terbahak-bahak. Kemudian ia meletakkan ponsel di nakas. Pemuda itu akhirnya berbaring di ranjangnya sambil menyilangkan tangan di bawah kepala. Memandangi langit-langit kamarnya yang polos. Setelah berpikir mengenai keputusannya pasca kuliah, napasnya pun terhela.

Apakah keputusannya ini sudah benar?

Nolan menggulingkan tubuh, menghadap ke tembok. Memilih untuk tidur daripada memikirkan keraguan yang terselip.

Dan dalam benak, Nolan memprediksi bahwa obrolan ini akan berimbas besar untuk masa depannya.

[ ].




-;-;-;-;-

Alasan saya posting cerita ini cuma satu: karena kovernya. Bukan karena mau nge-tease pembaca lewat teaser dll. Saya cuma mikir, kayaknya lucu di library ada kover Chilly. Yasuda.

MST: Marine Science Technician.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top