22 :: 168 ::


Pada kangen sama abang bos gak ?

💓💓💓💓💓

Satu minggu di Negri orang Arinda dan yang lainnya akhirnya kembali ke Jakarta, Arinda menyadari sepertinya meski Arinda sudah memberitahukan kepada Ed jika dia sudah memiliki kekasih tetapi bos-nya itu masih saja bersikap manis kepadanya minus tidak pegang dan cium saja.

Ed juga masih menyebalkan terkadang, seperti minta dia temani makan atau dia hanya dipanggil ke dalam kamar Ed untuk dibuatkan teh. Arinda mulai berpikir pekerjaannya sudah jauh melenceng, jika tidak karena Ed memberikannya pelajaran memasak dari koki-koki hebat disana sudah di pastikan Arinda akan memberikan obat pencahar ke teh atau kopi pria itu.

Saat sudah hampir sampai di Bandara Arinda mendengar jika Ali memberitahukan jika rombongan yang ikut ke dengan Ed ke Santorini akan diberikan libur dua hari tidak masuk bekerja, dia sudah senang mendengar hal itu namun Ed langsung menghapus bahagia yang sedang dia rasakan.

"Kecuali kamu Arinda, kamu tetap bekerja seperti biasa karena saya juga harus makan setiap hari." Arinda ingin menjawab namun Samantha lebih dulu memotongnya.

"Aku bisa membawakan makanan ke tempatmu dari restoran enak yang ada di dekat apartement ku Ed."

"Aku tidak meminta kau bersuara Sam, ini juga bukan masuk dalam bagian pekerjaan mu." Kalimat pedas yang Ed utarakan kepada Samantha tidak berani membuat Arinda bersuara, dia hanya dapat merapatkan bibirnya dengan menatap Ed kesal.

...

Ali mengantarkan Arinda ke kos-nya dan Ed pergi seorang diri dengan menggunakan mobil lainnya. Kata Ali bos mereka itu sedang kedatangan keluarganya jadi harus buru-buru untuk sampai di rumah keluarga besar mereka.

"Arinda besok kamu di jemput seperti jam biasanya. Tapi tenang saja aku yakin bos Ed tidak akan ada besok pagi di apartementnya, biasa jika keluarganya datang dia tidak akan menginap di apartement. Jadi kau bisa melanjutkan beristirahat di apartment besok pagi."

"Terima kasih Ali," ujar Arinda lalu dia turun dari mobil itu. Hari sudah gelap karena mereka memang sampai di Bandara pukul sembilan malam. Arinda membuka kunci pintu depan kos lalu berjalan menaiki satu persatu anak tangga. Di lihatnya sunyi yang menyapa saat dia tiba di lantai kamar kos itu, sepertinya memang semua sahabatnya sibuk mencari uang untuk makan sehari-hari dan juga bekal masa depan.

Masuk kedalam kamar dia terbaring lelah, dia berpikir jika semua sahabatnya saat ini sangat bersemangat untuk mencari uang tapi kenapa dia yang sudah memiliki pekerjaan dengan gaji serta bonus yang menggirukan ingin berhenti bekerja, padahal dia pernah menganggur dua tahun. Arinda sungguh kesal dengan dirinya dan juga Ed, pria itu kenapa harus membuatnya menjadi bahan permainan seperti ini.

Tentu saja bahan permainan, tidak mungkin Ed benar-benar menyukainya, di lihat dari manapun tidak akan mungkin. Kenapa ? karena dia waras dan pria yang menjadi bos-nya itu sedikit diragukan kewarasannya. Baru Arinda ingin mandi tiba-tiba pintu di ketuk, dia berpikir mungkin itu sahabatnya namun setelah membuka ternyata seorang pria memakai pakaian kurir pengantar barang.

"Maaf mbak ini tadi mas yang dibawah bilang kalau ini kamar mbak Arinda benar ?"

"Iya benar. Ada apa bang ?" tanya Arinda padahal dia sudah tahu ada barang yang ingin di antarkan, namun tetap saja dia heran kenapa kurirnya naik biasa juga di titip di bawah atau dia yang turun karena di telpon.

"Ini mbak ada barang yang harus di terima." Arinda mengangguk lalu menerima sekitar lima kotak berukuran kotak sepatu lalu datang lagi paper bag dan kotak-kotak lainnya dengan beragam ukuran dia bahkan pegal menerima semua ini.

"Ini dari siapa bang ? kok banyak banget, salah alamat gak." Arinda panik ketika barang-barang itu tidak ada habisnya hingga semua lantai bahkan tempat tidurnya dipenuhi dengan semua bungkusan paket itu.

"Ini mbak Arinda tanda terimanya. Semuanya berjumlah seratus enam puluh delapan paket, dan ini nama pengirimnya adalah Eadric Derson." Arinda menggeram tertahan dia menutup pintu begitu saja, si kuris hanya terdiam.

Segera Arinda menelpon Ed namun tidak di angkat, dia tidak menyerah dan lagi menelpon hingga akhirnya Ed mengangkatnya.

["Ada apa Arinda ? merindukan ku."]

"ABANG BOS !"

["Iya sayang,"] jawab Ed terdengar menggelikan bagi Arinda.

"Kenapa mengirimkan saya banyak sekali barang-barang seperti ini. Bahkan tempat tidur saya juga terkena jarahan dari paket ini. Saya mau tidur dimana kalau begini."

["Tidur bersama saya boleh, saya jemput jika kamu mau."]

"Saya serius abang bos," kata Arinda meringis dia sudah tidak habis pikir dengan Ed saat ini.

["Saya juga serius, itu hadiah karena dalam tujuh hari dua puluh empat jam saya bersama kamu saya benar-benar bahagia. Kamu istirahat sekarang besok jangan terlambat. Sweet dream Arinda, miss you."]

Arinda menghentak-entakan kakinya dan menendang beberapa kotak yang menghalangi jalannya menuju kamar mandi. Setelah mandi dia menumpukkan semua kotak-kotak itu tanpa dia buka, setengah ruangannya sudah terlihat seperti tempat pembuangan sampah sekarang.

...

Ed sedang makan malam bersama keluarga besarnya karena ayah dan ibu serta adiknya datang ke Jakarta. Makan malam ini tidak ada yang salah, dia juga merindukan keluarganya namun saat Akira dan Azura mengatakan jika Ed harus kembali ke London dengan tegas dia menolaknya tanpa memberikan alasan apapun, makan malam itu juga tidak membuatnya tertarik untuk mengambil makanan karena sungguh lidahnya sudah terbiasa dengan masakan Arinda.

"Kau sedang memikirkan siapa Ed, sampai tidak mendengar ketika aunty memanggil mu." Azura tantenya itu membuat Ed salah tingkah dan untungnya panggilan telpon Arinda menyelamatkannya.

Ed sudah tahu apa yang akan Arinda bicarakan dengannya dan benar saja, dia hanya terus tersenyum ketika Arinda berbicara dan juga sedikit membayangkan andai Arinda mengomel di depannya dia pasti akan mencium bibir wanita itu.

Seratus enam puluh delapan jam Arinda bersamanya dan dia benar-benar sangat bahagia, tidak perduli Arinda sudah memiliki kekasih dia berjanji akan mendapatkan Arinda. Konyolnya Ed memilihkan sendiri semua kado yang berjumlah seratus lebih itu untuk Arinda dari mulai dress jam tangan bahkan baju tidur dna lipstik dia pilihkan dari Santorini khusus untuk wanita itu.

Lihat dia dan juga romantis baik bukan ?

Harusnya Arinda langsung jatuh hati padanya, sudah tampan baik romantis dan dari keluarga terpandang. Apalagi yang perlu Arinda ragukan.

Bersambung....

Arinda kenapa tidak jatuh hati ya ?

😂😂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top