ʻ thanks | u. tenma
Warning this story contains spoilers for non-manga readers. If you didn't mind it, then keep going...
〜
[Name] merasakan perasaannya bercampurbaur. Membuncah dan sulit terdefinisikan. Senang, sedih, terharu, semua campur aduk jadi satu.
Seri komik favorit gadis itu telah tamat.
Mungkin bagi orang-orang biasa, hal tersebut terdengar sepele. Namun tidak bagi [Surname] [Name].
Dia, gadis yang mencari refleksi dari kegemarannya akan karya fiksi.
Dia yang menemukan penenangan-penenangan, melepas sekejap penatnya realita kehidupan.
Dia yang merasakan afeksinya bertumbuh kian besar hingga gadis itu bahkan tak mampu untuk menghitungnya dengan kuantitas besaran.
Dari tinta-tinta yang menggoreskan keindahan tokoh. Tinta-tinta yang membubuhkan diksi pada narasi.
Kisah fiksi yang merasuk relung sanubari, telah menjadi bagian dari fragmen intrinsik kehidupannya.
Maka ketika ia membaca kata "Tamat" yang tertera pada akhir halaman, tangisnya berderai haru, napasnya memburu pilu, bibirnya mengulas senyum utuh.
Benaknya masih tak terbayang, ia akan merasa begitu hampa ketika semua telah berakhir. Seolah fragmen dari hidupnya tersebut ada yang hilang; menjadi tak rumpang.
Tak ada lagi yang ia nanti di tiap akhir minggu. Tak ada lagi euforia di tiap rilisnya chapter terbaru.
Di kehidupan, memang begitu banyak momen berarti, yang menguras segala emosi.
[Name] merasakan salah satunya di hari ini. Dan perasaan tersebut adalah hal terbaik yang pernah ia jumpai.
Namun, sebuah akhir bukanlah tentang semuanya berkesudahan lantas melupakan. Sebuah akhir adalah tentang mengenang, dan dengan berbahagia mengikhlaskan.
〜
Udara pagi yang menyegarkan membuat mata [Name] berbinar. Baginya, sudah cukup beberapa waktu lalu sempat tenggelam dalam momen haru-biru.
Dia menatap pemandangan nyata yang terpampang tepat di hadapan kedua irisnya.
Berdirilah ia di tengah kerumunan, riuh orang ramai-ramai berdatangan. Orang-orang dengan tujuan yang sama. Orang-orang yang kemungkinan juga telah merasakan hal yang sama dengannya.
Fan sign sekaligus fan meeting dengan mangaka Zom'bish. Seri komik favoritnya yang baru saja tamat. Tidak ada yang lebih membuat [Name] bahagia dari hari ini.
"Selamat pagi, Udai-san!"
[Name] memberikan senyuman terbaiknya. Majalah komik yang berisi chapter terakhir seri favorit yang ia genggam, diberikannya ke pemuda di hadapan dengan semangat.
"Selamat pagi jugaー"
"[Surname] [Name]."
"Ah, ya, [Surname] [Name]. Bagaimana harimu?"
Sangat cerah. Secerah senyuman gadis itu.
"Ini adalah hari yang terbaik!"
"Begitu, 'kah? Sama, aku juga!"
"Udai-san, aku sudah mengikuti serimu sejak awal rilis. Aku tidak pernah menemui karya yang begitu luar biasa dalam hidupku seperti karyamu."
Pemuda ituーUdai Tenmaーmenyunggingkan senyum lebar. "Ucapanmu sangat berarti untukku, terima kasih banyak!"
Iris [Name] membelalak kagum. Sosok di hadapannya begitu ramah. Senyumnya begitu hangat.
Ia memandangi sang pemuda yang jemarinya sibuk membubuhkan tanda tangan pada majalah miliknya. [Name] tak menyangka sosok mangaka di hadapannya ternyata nampak sangat muda. Umurnya kemungkinan tak terpaut jauh sekian tahun dari gadis itu.
"Terima kasih banyak juga atas dedikasimu pada karyamu. Selamat telah menyelesaikannya!" ujar [Name], "Kerja kerasmu telah terbayar. Sangat banyak fans yang menggemari serimu."
"Aku tak bisa berada di titik seperti ini kalau bukan karena kalian. Apa pendapatmu mengenai ending-nya?"
Udai Tenma mengalihkan atensi ke iris sang gadis. Menatapnya lamat. Tatapan itu sungguh meneduhkan.
"Kau tahu, beberapa minggu sebelum seri tersebut berakhir, aku dirundungi geganaーgelisah, galau, merana. Hampir tak fokus menggarap pekerjaan, bukan karena terbayang kalau endingnya bakal mengecewakanーaku yakin kau pasti memberikan yang terbaik," [Name] kelepasan mengoceh panjang lebar. Tapi, ketika sadar ia bukannya segan, malah berusaha kembali merampungkan.
Udai Tenma menyimak dengan baik-baik. Ketika gadis tersebut meneruskan bicaranya, pemuda itu mengambil secarik postcard, dan mulai menuliskan sesuatu di sana.
"Hanya saja, aku tak bisa membayangkan kalau tidak dapat menemui mereka lagi di majalah mingguan. Dan aku sangat, sangat terperangah dengan endingnya. Aku menyesal saat menunggu mereka dengan bergalau ria, harusnya aku tidak perlu cemas, dan menunggu dengan senyum ceria. Ahーmaaf aku terlalu banyak berbicara."
[Name] menghentikan kalimatnya sambil sedikit menundukkan kepala.
"Tidak apa-apa. Aku senang mendengar tiap kalimatmu itu."
[Name] merasa lega. Ia lalu melayangkan pertanyaan, "Apa setelah ini kau menggarap seri komik yang baru?"
Tenma menjawab, "Tentu saja. Aku sedang dalam proses mengerjakannya. Haha, nantikan, ya?"
"Dengan senang hati!" seru [Name] sebagai jawaban, diiringi cengiran riang.
Interaksi kecil mereka berakhir dengan keduanya saling high five. Tenma menyerahkan kembali majalah sang gadis, setelah sebelumnya menyisipkan postcard tanpa diketahui sang pemilik.
Ketika [Name] beranjak dari tempat fan meet, dia melongok majalah yang ia genggam. Saat dibuka, gadis itu terkejut mendapati sebuah postcard terselip di antara lembaran. Ia membaca isinya.
Dear, [Surname] [Name],
Terima kasih telah menggemari dan menyupport karyaku selama ini!
Kuharap kau tidak kehilangan fokus lagi terhadap pekerjaan yang harus kau garap. Semangat ya! Jangan gegana lagi, sebab ketika mengetahui karyaku bisa membuat orang gegana, itu membuatku turut bersedih T_T
Semoga seri Zom'bish yang berakhir membuatmu tersenyum dan membahagiakan harimu! Meski berakhir kuharap kau tetap menggemari seri tersebut! Sekali lagi terima kasih ^_^
Tertanda,
Udai Tenma.
[Name] menarik napas dalam. Sudut bibirnya tak henti-henti terangkat membentuk lengkungan tipis. Senyuman hangat pemuda itu masih terngiang, sentuhan lembut ketika mereka ber-high five masih dapat dirasakan, tatapan teduh masih terbayang.
Dari pertemuan fan sign yang singkat, dan interaksi kecil yang [Name] lakukan tadi, gadis itu mendapat sebuah kesan.
"Sepertinya aku tak hanya akan menggemari karya-karyamu saja, Udai-san. Tapi aku juga akan menjadi penggemar sosokmu."
〜
I made it in order to celebrate the ending of our dearest Haikyuu Manga!
Karena ini, fans jadi banyak yang berasumsi kalau Udai Tenma itu semacam karakterisasi dari Furudate-sensei itu sendiri.
Yes, that's why i made this. Aku ingin mencurahkan isi hati + kehaluan di tamatnya manga ini.
GUYS SERIUS AKU MASIH GA PERCAYA HAIKYUU MANGA UDAH END. NANGIS BANGET ASLI😭😭😭💔💔
#ThankYouHaikyuu
#ThankYouFurudate
Dan tamatnya barengan sama ultah Oikawa, my dearest boy. Huhu 😢
I'll gonna update a story special for his birthday in this book, soon. Ntaran tapi, masih mau ngambyar dan menangisi haikyuu 😭
Ditulis pada tanggal hari ambyar international for hqfans :
[19/07/2020]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top