ʻ compliment | o. tooru

Minggu pagi di bulan Februari.

Hari yang cukup cerah untuk menjejakkan kaki ke luar rumah. Menghirup udara segar, menikmati paparan sang surya. Hari yang tepat pula untuk berkencan, tentunya.

Oikawa Tooru memandangi taman hijau di depannya. Menunggu dengan hati berdegup kencang dan tak sabaran.

"Tooru, maaf lama." Oikawa menoleh, mengalihkan pandang ke arah sosok yang menghampiri. Jantungnya seakan meloncat tiba-tiba.

[Name] baru keluar dari pintu rumah kos yang ia huni, menghampiri Oikawaーsang kekasihーyang telah menunggu di halaman depan. Lelaki itu terkaget sejenak, kemudian mengulas senyum lembut.

Oikawa menggeleng pelan. "Tidak lama kok."

Gadisnya tersebut menghela napas lega.

"Ayo, [Name]-chan," ujar si lelaki berhelai cokelat hazel sembari mengulurkan tangan.

Minggu pagi di pekan valentine, kedua insan itu berjalan beriringan sambil bertautan tangan.

"Jadi sejak kapan kau memutuskan untuk memotong rambutmu, [Name]-chan?" tanya Oikawa ketika mereka telah sampai di suatu cafe pusat kota.

"Baru kemarin," jawab [Name] sambil meneguk parfait cokelat pesanannya. Ia lantas mendongak, menatap sang kekasih yang sedari tadi di perjalanan hingga tiba di sini menjadi agak diam. "Kenapa reaksimu begitu, Tooru? tidak cocok ya?"

Oikawa mengejap. Tangan dikibas-kibaskan untuk mengelak. Jujur saja, lelaki itu masih pangling dengan penampilan [Name]-channya saat ini. Pasalnya, gadis tersebut mengganti model rambutnya menjadi pendek di bawah telinga.

"Eh... enggak kok! Kau sangat cocok sungguh! Aku hanya... masih terbiasa dengan rambut panjangmu dulu."

[Name] terkekeh pelan. Melihat reaksi Oikawa yang mendadak kikuk baginya itu cukup menggemaskan. Hanya saja gadis itu tidak tahu, kalau diamnya Oikawa sedari tadi ialah karena lelaki tersebut sibuk mengontrol degup jantung yang tak karuan.

Padahal, ini bukan kencan pertama mereka. Tapi entah kenapa, rasanya masih sama seperti kali pertama.

"Cocok berarti?" [Name] menatap iris hazel Oikawa yang meneduhkan.

Bibir Oikawa mengembangkan senyum. Lagi, untuk yang ke sekian kali. Lelaki itu mengangguk mantap.

"[Name]-chan kalau rambut panjang memang terlihat manis dan feminim," ujarnya, "tapi kalau pendek begini ... lebih terlihat imut dan dewasa?"

[Name] mendengus. "Imut dan dewasa itu kontradiktif, Tooru. Salah satu dong."

"Serius deh! Emang gitu kok."

Gadis itu tersenyum kecil, lantas kembali menyibukkan diri dengan parfait-nya. Milkshake Vanilla milik Oikawa yang sedari tadi belum tersentuh, akhirnya diteguk oleh sang empu.

Lagi, Oikawa kembali memandangi gadis di hadapannya, seolah-olah ada magnet yang membuatnya tak bisa lepas.

"Mau model gimana pun, [Name]-chan selalu tetap cantik."

Pernyataan mendadak dari sang kekasih sontak membuat [Name] mendelik. Sensasi panas tiba-tiba menjalar di pipi si gadisーsensasi yang kontras dengan parfait dingin yang tengah ada di mulutnya itu.

"[Name]-chan, kamu blushing! Kawaii."

[Name] hampir saja dibuat tersedak. Kalau sudah kepergok memerah seperti ini, gadis itu jadi tak bisa apa-apa. "Tooru!"

"Hahaha, maaf. Habis ini mau kemana? Karena [Name]-chan sudah tampil cantik hari ini, mau pergi kemana aja aku mau menemani!"

"Tooru, berhenti membual."

"Aku tidak membual, sayang, itu namanya memuji." Oikawa melembutkan nada bicaranya dengan sedikit penekanan yang menandakan bahwa lelaki itu sedang berucap serius nan jujur.

Sebelah tangannya meraih tangan sang gadis yang berada di atas meja. Menggenggamnya erat, menghantarkan sengatan yang sanggup membuat kupu-kupu berterbangan.

"Sungguh, kalau menyangkut tentangmu, aku tidak akan pernah bisa berhenti untuk memujimu." []

met valentine gaes uwu

[14/02/2020]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top