Your Point of View


PoV 1 (Sudut Pandang Orang Pertama)

- Pakai "aku".

- Sudut pandang terbatas pada adegan-adegan yang melibatkan si tokoh utama. Jadi, pembaca tidak akan mengetahui informasi apa pun yang tidak diketahui si tokoh "aku".


- Kelebihan:

· Feel-nya akan lebih terasa karena pembaca seolah menjadi si tokoh utama dan menjalani langsung adegan-adegan di dalam cerita.

· Pembaca akan mengetahui lebih banyak hal tentang si tokoh utama, terutama jalan pikirannya.

· Penulis bisa saja membuat bab selang-seling antara dua tokoh atau lebih, biasanya ini lebih sering digunakan untuk novel thriller atau fantasi. Hanya saja, penulis harus benar-benar mendalami tiap tokoh agar "suara" mereka dapat dibedakan satu sama lainnya. Perbedaan "suara" dan "gaya berpikir" antara tokoh laki-laki, perempuan, tua, muda, tomboy, feminin, dll harus memiliki pembeda yang jelas.

· Inilah kesempatan penulis untuk memakai gaya "unreliable narrator" atau "narator yang tidak bisa dipercaya". Gaya ini sempat sangat populer dalam genre thriller demi menyesatkan pembaca yang hanya dapat mengetahui dari satu sudut pandang saja. Si "aku" bisa saja berbohong mengenai seluruh kisah yang dia sampaikan dan pembaca akan kesulitan memilah-milah petunjuk yang mungkin terkandung di dalamnya.

· Kamu tidak harus menulis narasi yang baku karena sudut pandang orang pertama biasanya lebih santai dan melibatkan bahasa percakapan, seperti menulis diary.


- Kekurangan:

· Ada pembaca yang tidak suka menjadi "aku" dalam cerita.

· Keahlian penulis akan sangat dituntut dalam menciptakan tokoh "aku" yang menarik. Bagus jika si tokoh "aku" disukai, tetapi kalau sebaliknya, pembaca bisa sangat membenci kisahnya karena si tokoh utama yang menyebalkan. Tidak perlu tokoh yang "loveable" dan baik-baik, yang paling penting adalah memiliki daya tarik.

· Kalau kamu menggunakan sudut pandang pertama selang-seling dan lebih dari satu tokoh, bisa saja kamu terjebak dengan pengulangan adegan. Usahakan saat membahas adegan yang sama, tidak terjadi pengulangan informasi. Sudut pandang dan jalan pikiran tiap tokoh untuk adegan yang sama tentu saja memiliki perbedaan. Inilah yang harus ditonjolkan. Kalau sama saja, untuk apa kamu repot-repot membahasnya? Jatuhnya akan membosankan.



PoV 2 (Sudut Pandang Orang Kedua)

- Pakai "kamu".

- Jarang digunakan karena rasanya cenderung aneh, seolah pembaca diperintah oleh sang narator cerita untuk melakukan segala hal yang dia inginkan.



PoV 3 (Sudut Pandang Orang Ketiga)

- Pakai "dia".

- Bisa menggunakan sudut pandang terbatas (hanya diceritakan dari satu sudut pandang tokoh saja, seperti sudut pandang orang pertama), bisa juga menggunakan sudut pandang orang ketiga tahu segala (diceritakan dari sudut pandang beberapa tokoh).

- Sudut pandang orang ketiga terbatas menuntut penulis untuk berhati-hati agar tidak terjadi kebocoran. Misal, kamu menggunakan sudut pandang tokoh cewek, lalu mendadak ada sudut pandang tokoh cowok menyempil, itu namanya "kebocoran". Putuskan dulu kamu mau menggunakan sudut pandang orang ketiga yang seperti apa. Jatuhnya, sudut pandang terbatas ini saja dengan sudut pandang orang pertama, tetapi menggunakan "dia".

Contoh (sudut pandang ketiga terbatas dari tokoh utama perempuan):


Nadia mendelik. Menyebalkan sekali cowok ini! Selain tampangnya yang membuat naik darah, sopan santunnya pun sepertinya berada pada level terendah. Mungkin dia harus diberi pelajaran sekali-sekali. Baiklah, Nadia tidak memiliki pilihan selain melayangkan tinju dan menghantamkannya ke lengan cowok itu.

Sedetik kemudian, dia menyesal.

Revan terkekeh ketika melihat cewek di depannya meringis kesakitan sambil memegangi kepalannya yang pastilah nyut-nyutan. Tatapan dengan nafsu membunuh cewek itu arahkan kepadanya, seakan berharap sorot mata itu punya kekuatan laser ala Superman yang bisa menghanguskan objek mana pun yang dia inginkan.


Yang di atas itu adalah contoh sudut pandang ketiga tahu segala karena menyelipkan pikiran tokoh lain (Revan) dan itu dianggap "kebocoran" karena yang seharusnya digunakan adalah sudut pandang orang ketiga terbatas. Bisa diperbaiki seperti ini:


Nadia mendelik. Menyebalkan sekali cowok ini! Selain tampangnya yang membuat naik darah, sopan santunnya pun sepertinya berada pada level terendah. Mungkin dia harus diberi pelajaran sekali-sekali. Baiklah, Nadia tidak memiliki pilihan selain melayangkan tinju dan menghantamkannya ke lengan cowok itu.

Sedetik kemudian, dia menyesal.

Nadia meringis kesakitan—itu pun sudah untung karena sebenarnya dia hendak berteriak. Rasa ngilu merambati buku-buku jarinya hingga keseluruhan tangan. Terbuat dari apa, sih, lengan cowok itu? Baja?

Dia memandangi Revan dengan tatapan membunuh. Akan lebih baik jika dia mendadak memiliki kekuatan Superman dan menghanguskan cowok itu dengan laser dari matanya. Yang tentu saja mustahil. Dan, super konyol. Sial, cowok ini paling ahli membuat Nadia mengeluarkan sisi terburuk dari dirinya.


- Sudut pandang orang ketiga tahu segala berarti narator cerita adalah si penulis sendiri. Kamu bisa menceritakan apa pun sebebasnya, baik adegan yang melibatkan tokoh utama maupun tokoh sampingan.



PS: Kamu paling suka memakai sudut pandang yang mana? Kenapa?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top