How to Impress the Editor


Bikin Judul Naskah Kamu Semenarik Mungkin!

Iya, judul bisa aja diubah entar pas terbit, tapi yang pertama dilihat editor pas nerima naskah kamu udah jelas judulnya. Kalau judul kamu terlalu standar, pasaran, atau bahkan norak, editornya pasti udah males duluan. Kalau judul naskah kamu udah mengenin, editor pasti semangat buat mulai membaca.

Yang harus kamu hindari banget: make bahasa Inggris buat judul tapi grammar-nya salah. Aduh.

Coba share judul cerita kamu!



Sinopsis yang Memaparkan Segala Rahasia!

Tolong pahami perbedaan antara blurb dan sinopsis. Blurb itu yang ada di sampul belakang novel, berguna untuk memberi cuplikan cerita dan membuat calon pembaca tertarik membeli. Sedangkan sinopsis itu yang kamu kirimkan kepada editor yang akan me-review naskah kamu layak terbit atau tidak. Sinopsis kalau bisa maksimal hanya 2-3 halaman, menceritakan keseluruhan isi cerita, tapi hanya bagian-bagian penting saja. Konfliknya gimana, penyelesaian konfliknya gimana, twist-nya apa aja, dan akhir ceritanya seperti apa. Jangan ada yang disembunyikan dan bikin editor repot nyari-nyari.



Kirimkan Naskah yang Sudah Selesai dalam 1 File!

Yang paling bikin bete itu kalau ada yang ngirimin 1 file 1 bab. Jadi, kalau ada 50 bab, ya editor harus bukain 50 file Ms. Word. Kerjaan editor itu banyak, lho. Jangan bikin mereka menderita.

Pastikan juga naskah kamu udah selesai, bukan ngirimin beberapa bab doang.



Pastikan Kamu Mengirimkan Naskah kepada Penerbit yang Benar!

Ini sering banget kejadian. Penulis yang ngirimin naskahnya langsung ke banyak penerbit dalam satu e-mail. Penulis yang menyertakan surat pengantar yang subjeknya lupa diubah dan masih nyebut-nyebut nama penerbit lain. Ini lebih ke masalah manner, sih. Editor udah males duluan sebelum baca naskah kamu.



Pentingnya 3 Bab Awal!

Kalau editor enggak minat-minat amat sama sinopsis kamu, biasanya yang paling krusial itu keputusan untuk 3 bab awal naskah. Ada penulis yang enggak terlalu ahli dalam bikin sinopsis. Gaya bercerita penulis akan langsung kelihatan dari bab pertama dan itulah yang akan menentukan keputusan akhir editor. Please, hindari adegan-adegan mainstream seperti terlambat bangun, ngomongin cuaca, gedebruk mendeskripsikan karakter berhalaman-halaman, dan semacam itu. Cobalah kreatif.



Penokohan Harus Konsisten!

Bikin dulu detail karakter kamu sebelum mulai nulis. Editor harus bisa melihat pengembangan karakter yang kamu ciptakan. Harus ada alasan kenapa seorang karakter berubah kepribadian dan alasannya harus logis. Jangan melulu mengatasnamakan cinta karena malas mencari penjelasan lainnya.



Kelogisan Cerita Berperan Penting!

Jangan sampai kamu bikin setting tempelan tanpa melakukan riset. Misal, make setting luar negeri, tapi gaya bicara, tindak tanduk, dan cara berpikirnya masih Indonesia banget. Kalau setting kamu bisa diubah make negara atau kota mana pun, berarti itu tempelan doang.

Riset itu penting, lho. Menunjukkan keseriusan kamu sebagai penulis. Editor paling seneng sama penulis kayak gini.



Pastikan Genre yang Kamu Tulis Sesuai dengan Penerbit yang Kamu Tuju!

Ada penerbit-penerbit yang tidak menerima naskah fantasi, thriller, horor, dll. Cek dulu buku-buku yang dirilis penerbit bersangkutan. Sia-sia kalau kamu ngirim ke penerbit yang salah. Naskah kamu kemungkinan besar bakal ditolak.



Harus Anti Mainstream, Maunya yang Beda!

Enggak ada yang salah, lho, dengan cerita mainstream. Nothing new under the sun! Yang penting, ada yang unik dan berbeda dari cerita kamu. Mau cerita tentang CEO? Boleh! Friendzone? Siapa berani larang? Yang bakal dinilai itu gaya bercerita kamu. Logis apa enggak, bosenin atau seru, kaya diksi atau malah cenderung ngulang deskripsi yang itu lagi itu lagi.

Boleh banget, kok, punya idealisme. Tapi, harus ingat, ada pasar yang harus kamu tuju, pembaca yang harus kamu bikin tertarik untuk membeli karya kamu. Kalau kamu penulis baru atau udah banyak nulis tapi antusiasme pasar terhadap buku kamu biasa-biasa saja, kenapa enggak nyoba menjaring pembaca terlebih dulu? Tulis apa yang lagi digilai pasar, tapi dengan gaya dan keunikan kamu sendiri. Bisa seiring sejalan, kok, kalau kamu serius dan memikirkannya dengan matang. Kalau kamu udah punya pembaca sendiri, kamu bisa nulis sesuka kamu, deh! Karena apa pun yang kamu tulis, pasti mereka beli.



Pandai "Menjual Diri"

Ada penerbit-penerbit yang meminta syarat: tuliskan kekurangan dan kelebihan naskah kamu. Ya, pada masa sekarang mungkin jumlah followers media sosial dan views di platform kepenulisan berperan penting. Penerbit tentunya juga mau melihat apakah cerita yang kamu tulis menarik minat pembaca atau enggak. Jualan buku itu sekarang susah, apalagi banyak pembajakan, jadi harus milih-milih banget. Yang harus kamu lakukan adalah meyakinkan penerbit kenapa naskah kamu layak.

Misal, biasanya di keterangan naskah penulis harus menyertakan benchmark, yaitu novel-novel apa saja yang setipe dengan naskah yang kamu tulis. Kalau ada naskah yang sejenis, apa yang membuat naskah kamu berbeda? Kalau naskah kamu anti mainstream, apa yang membuat kamu yakin naskah kamu bisa dilempar ke pasaran dan laku?

Sebenarnya, inilah yang membuat kebanyakan penerbit jadi mementingkan jumlah views. Ceritanya sudah dilihat pembaca dan penerbit bisa mengamati sejauh apa minat mereka.

Jangan keder duluan. Para penulis bestseller semuanya memulai dari nol, kok. Enggak ujug-ujug terkenal dan bukunya terjual puluhan ribu eksemplar. Mereka pasti berjuang untuk itu. Balik lagi ke naskah kamu juga. Kalau naskah kamu sudah membuat penerbit yakin, pasti mereka akan memikirkan cara untuk mempromosikannya dan itu tidak lepas dari kegigihan si penulis sendiri. Penulis zaman sekarang harus aktif banget bergerilya "menjual diri" mereka. Seenggaknya dengan konsisten menulis dan mengunggah postingan di media sosial agar eksis dan dikenal.

Ah, malu! Ntar dikira narsis nulis kelebihan diri sendiri! Kalau kamu sendiri enggak tahu kelebihan dan kekurangan naskah kamu, gimana penerbit mau ngelirik? Enggak usah malu-malu, pede aja! Kecuali kamu enggak masalah kalau jumlah pembaca kamu segitu-segitu aja dan enggak peduli kalau buku kamu enggak laku-laku amat. Semua terserah kamu.



PS: Ke depannya, poin-poin di atas akan dibahas satu per satu dengan lebih mendetail. Jadi, kamu bisa titip pertanyaan dulu pada masing-masing poin biar entar bisa dijawab langsung pas pembahasan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top