Part 7 - Keberuntungan

"Perkenalkan nama saya Raditya Suhendar. Salah satu chef di C's Steak & Seafood Resto. Kedatangan saya di sini ingin merekrut peserta untuk mengikuti trainer koki di sana," jelas pria tampan itu di depan kelas.

"Oh ... jadi nama orang itu Radit. Udah ganteng banget, pinter masak juga, ya." Aira menyenggol lengan Meisya yang sedang menopang dagu dengan kedua tangannya.

Ketampanan Radit memang sudah tidak diragukan lagi. Hal tersebut terbukti karena Meisya tak pernah berhenti memandangi sedari pria itu masuk ke kelas.

"Meisya!" Aira sedikit menguatkan suaranya karena gadis di sampingnya yang tidak memperdulikannya.

Dalam hitungan sedetik Meisya tersadar dan menoleh ke Aira. "Iya, iya. Dia tipe gue banget, perfect," ucapnya asal.

Aira memajukan bibirnya kesal. Tak ingin dirinya kembali merasa kesal, ia pun kembali menyibukkan diri memandangi pria tampan itu.

Sama seperti murid yang lain Syifa pun turut memandangi pria tampan yang masih berdiri di depan kelas. Namun pikirannya bukan terfokus pada ketampanannya.

Kata orang kesempatan kedua itu gak ada. Tapi gue gak salah denger kan? Pak Radit bilang kalau mereka lagi membuka trainer koki. Dan itu artinya, gue masih punya kesempatan buat jadi koki.

"Saya berharap bisa menemukan orang-orang berbakat di kelas ini." Radit melanjutkan penjelasannya.

Para murid begitu antusias mendengar penjelasan pria jangkung tersebut. Mereka berharap menjadi orang yang beruntung yang bisa mengikuti trainer.

"Jadi seperti itu ya, Anak-anak. Setelah ini Pak Radit akan menilai hasil masakan kalian, dan dua kelompok terpilih akan mengikuti trainer di sana." Bu Nai menghadap pria yang berdiri di sampingnya dan segera mempersilakannya untuk melakukan tugas.

Dengan langkah perlahan, Pak Radit dan Bu Nai mendekati setiap meja kelompok yang sudah menyajikan makanan. Secarik kertas dipegang pria itu untuk menuliskan hasil nilai yang didapat oleh setiap kelompok.

Hanya dalam waktu lima belas menit pria itu telah menuntaskan tugasnya. Ia pergi ke luar kelas untuk melakukan diskusi kecil bersama Bu Nai selaku guru pengajar.

Tak lama kemudian dua orang itu kembali masuk ke kelas. Suasana yang tadi sedikit riuh mendadak hening. Seluruh pandangan siswa kini tertuju ke mereka.

"Baiklah, Pak Radit akan mengumumkan dua kelompok beruntung yang akan mengikuti trainer," jelas Bu Nai kepada siswa di kelas.

"Kelompok pertama yang beruntung, dengan nilai 80,6 yang akan mengikuti trainer adalah kelompok Andika Pratama," ucapan Pak Radit sontak diiringi tepukan meriah dari seluruh siswa.

Di tempat duduknya Andi tercengang. Ia sedikit tak menyangka dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Andi silakan maju ke depan," titah Bu Nai.

Dengan perasaan sedikit ragu Andi maju dan berdiri di depan. Rasanya ia masih tak percaya dengan apa yang saat ini terjadi.

"Kelompok kedua yang beruntung, dengan nilai 87,4 yang akan mengikuti trainer jatuh kepada-"Radit kembali melanjutkan pengumumannya. Namun ia menjeda di kalimat terakhir, membuat jantung semua siswa berdegup hebat.

Syifa mengepalkan kedua tangannya mencoba menahan degupan jantungnya yang kian bertalu hebat. Tak henti gadis itu berdoa di dalam hati berharap keberuntungan kali ini akan berpihak kepadanya. Manik hitamnya terus terfokus menatap pria jangkung di depan.

"Selamat kepada kelompok Syifa Agustinda." Tepukan meriah sontak terdengar saat Radit mengumumkan peserta.

Syifa tercengang tak percaya, ia bagai melayang di udara merasakan kebahagiaan yang begitu membuatnya serasa di negeri awan.

"Silakan Syifa maju ke depan," ucap Bu Nai memberi perintah.

Tidak! Ini pasti mimpi! Aku pasti lagi mimpi kan sekrang.

Syifa menggelengkan kepalanya, perasaan masih saja tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Dengan cepat ia mencubit lengan kirinya dan merasakan sakit di sana.

Aaw, ini beneran sakit. Berarti aku gak lagi mimpi sekarang. Tapi-

Syifa memotong kalimatnya sendiri karena perasaan jantungnya yang semakin tak menentu. Ia masih saja tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Perlahan tetapi pasti perempuan berambut panjang itu melangkah ke depan kelas. Berdiri di sana menjadi kebanggaan yang tak pernah ia bayangkan.

Gue beneran bisa ikut trainer koki? Ini pasti mimpi kan?

"Selamat kepada dua kelompok yang beruntung. Kalian harus bangun dari mimpi ini, dan segera mengikuti trainer kami." Dengan lantang Radit berujar membuat keduanya kini sadar bahwa semua yang terjadi bukanlah mimpi.

"Selamat kepada kalian yang akan mengikuti trainer, dan bagi yang belum beruntung masih ada kesempatan di lain waktu," lanjut Radit memberikan semangat kepada siswa yang lain.

C's Steak & Seafood merupakan salah satu restoran terkenal di kota Jakarta. Selain terkenal dengan menu masakan yang enak-enak, restoran tersebut juga terkenal akan para koki yang tampan.

"Selamat ya kepada dua kelompok pemenang, semoga kalian bisa mendapatkan banyak ilmu di sana." Kali ini ucapan selamat diucapkan oleh Bu Nai selaku guru pengajar, dan hal itu disambut dengan tepukan meriah oleh seluruh siswa.

****


Bersambung

Pembaca yang baik hati, jangan lupa tekan tanda bintang si sudut kiri bawah, ya. Jangan lupa juga komentar kritik dan sarannya, aku tunggu. 😉

elinaqueera 😊😊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top