Part 19 - Training Pertama

Kenapa sih cowok itu selalu ceroboh! Udah tau gak suka sama sayur, eh sok-sokan pegang sayur segala.

Syifa mendesis di dalam hatinya saat kembali harus melihat ketegangan Marco menghadapi benda berwarna hijau yang kerap membuatnya panik secara tiba-tiba. Ia tak memperdulikan hal tersebut dan terus melanjutkan aktivitasnya.

Saat hendak menata piring saji, entah kenapa sorot mata gadis itu tak pernah lepas melirik ke arah Marco, seperti ada sengatan yang mengharusnya berlaku seperti itu. Hasilnya ia menjadi tak konsentrasi pada pekerjaan yang dilakukan.

Eva yang melihat hal tersebut spontan meraih piring yang masih kosong dari genggaman tangan Syifa. Ia tau sahabatnya itu tengah dilanda gelisah meski sedang berusaha ditutupi.

"Sini deh gue yang tata piringnya," tawarnya kepada Syifa yang mendadak bengong. "Kenapa, Fa? Loe gak lagi mikirin tuh anak kan?"

Syifa bergeming di tempatnya dengan aktivitas yang telah dilalaikan. Gadis itu menunduk dalam berusaha menetralkan dentuman jantungnya yang sedari tadi bertalu hebat.

Sejak kejadian Marco menjatuhkan dan memecahkan piring secara tidak sengaja, gadis itu refleks kaget. Hal itulah yang kini membuat jantungnya terus bergenderang hebat. Ditatapnya manik hitam Eva lekat tanpa mengucap sepatah kata pun.

"Nih, tuang ayamnya ke piring," titah Eva kemudia. Tanpa Syifa sadari, ternyata sahabatnya telah selesai menata piring saji dengan lembaran selada di setiap pinggirnya.

Sentuhan terakhir ditambahkan Syifa kemudian setelah memindahkan sebagian ayam ke dalam piring saji dengan daun mint di atasnya. Sungguh pemandangan yang cantik untuk sebuah hidangan sederhana yang dibuat oleh remaja SMA.

Eva dan Syifa kini saling beradu pandang sebelum akhirnya mereka berujar. "Ayam Kaldu Rempah Hijau dari kelompok satu siap disajikan," seru keduanya dengan semangat.

Syifa lekas mengangkat piring tersebut dan meletakkannya di atas meja, tempat di mana Alsha dan Radit telah menunggu. Senyum kedua juri itu merekah saat menghirup aroma khas rempah yang tersaji di depannya.

D

i lain sisi, setelah memastikan tidak terjadi hal-hal serius terhadap Marco, aktivitas di kelompok dua kembali dilanjutkan. Kali ini kegiatan menata mangkuk saji diambil alih Andi.


"Tuang kuahnya sedikit aja, Ko," pesannya kepada Marco.

Seperti titah Andi, Marco hanya menuangkan kuah ke dalam mangkuk tidak sampai setengahnya. Potongan daging sapi dan irisan kubis lebih. mendominasi.

Sentuhan terakhir hidangan ditata kembali oleh Andi dengan potongan daun selada yang sudah diiris memanjang mengelilingi tepi mangkuk. Kedua lelaki itu kemudian saling bertatap satu sama lain dan berujar. "Daging Kubis Keriting kelompok dua siap disajikan."

"Keriting?" Spontan Alsha dan Radit berujar bersamaan. Aneh rasanya menyandang nama keriting pada sebuah makanan, kata itu lebih cocok disandang untuk rambut.

"Kok keriting sih?" tanya Alsha penasaran.

"Rambut kali keriting," celetuk Eva spontan.

Andi dan Marco tersenyum. Keduanya saling tatap lalu berujar. "Keriting diambil dari bahan pendamping yaitu sayur kubis yang bentuknya berliku alias keriting."

Alsha dan Radit spontan bertepuk tangan memberikan apresiasi kepada keduanya. Ide unik yang bahkan jarang mereka dengar saat pelaksanaan trainer ini. Tak lupa senyum membentuk di sudut bibir keduanya.

Tanpa menunggu aba-aba Andi lantas mengangkat mangkuk saji dan meletakkannya di atas meja juri. Ia merasa lega karena bisa menyelesaikan trainer ini meski terjadi insiden sebelumnya.

"Kurang sepuluh menit lagi waktu mencapai satu jam. Artinya kalian bisa menyelesaikan tantangan ini hanya dalam lima puluh menit. Selamat untuk kalian semua." Radit berdiri dari tempat duduknya dan memberikan tepuk tangan sebagai apresiasi bagi peserta trainer, hal itu pun diikuti oleh yang lainnya. "Dan di hadapan kalian semua, saya dan Alsha akan mencicipi hidangan yang telah kalian sajikan. Semoga kalian beruntung," lanjutnya.

Kali ini Alsha ikut berdiri, karena sesaat lagi keduanya akan melakukan penilaian terhadap masakan peserta trainer.


Radit mulai melakukan kewajibannya, mencicipi kedua masakan para peserta trainer. Ekspresi wajahnya begitu tenang dan datar, sempat beberapa detik pria jangkung itu menaikkan alisnya.

Sama halnya dengan Radit, Alsha pun melakukan hal sama. Hanya saja wanita cantik itu lebih terlihat sedikit tenang dibanding partner-nya.

Kedua juri itu kini selesai mencicipi makanan, tinggal melakukan penilaian. Dengan kertas yang dipegangnya masing-masing, Alsha dan Radit mulai menulis apa-apa saja kriteria layak yang menjadi poin mereka, seperti kematangan, keterikatan antara bumbu dan rasa yang disajikan, serta tampilan.

Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk menilai. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit keduanya telah mendapatkan hasil sesuai apa yang menjadi kriteria trainer di restoran C's Steak & Seafood.

"Nilai pertama trainer kalian resmj sudah berada di tangan kami. Penilaian yang kami lakukan murni dari hasil yang telah kalian sajikan kepada kami. Saya harap ke depannya akan ada perkembangan lebih baik dari makanan yang akan kalian sajikan," jelas Radit tegas.

"Siap Pak." Keempat peserta bersamaan menjawab. Mereka tampak antusias dengan apa yang telah mereka lalui.

Ada banyak keinginan dan harapan ke depannya, tidak hanya bagi para juri tetapi juga para peserta. Mereka saling merangkul satu sama lain karena telah berhasil menyelesaikan tantangan di hari pertama.

****

Bersambung

Pembaca yang baik hati. Jangan lupa tekan tanda bintang di bawah ya. Komentar, kritik dan sarannya juga aku tunggu.

Selamat membaca. Aku sayang kalian. 😍

elinaqueera😊😊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top