Part 16 - Cuma Sayur
"Selamat datang kepada semua peserta training C's Steak & Seafood. Seperti info yang telah dijelaskan sebelumnya, hari ini adalah hari di mana kalian akan melaksanakan training," sambut Radit saat keempat peserta memasuki dapur restoran.
Ruangan dengan panjang empat meter dan lebar tiga meter itu dipenuhi alat dapur beserta meja yang memanjang. Empat buah kompor tersedia di atasnya lengkap dengan perlatan memasak seperti, panci, spatula, dan jaring besi untuk meniriskan minyak. Di sisi lain ruangan itu juga terdapat tiga wastafel beserta alat pencuci tangan.
Di atas meja panjang tersebut telah tersedia beberapa bahan dan bumbu masakan, seperti daging sapi, ayam, ikan, sayur-mayur, dan bumbu dapur yang merupakan bahan pokok utama restoran untuk menyajikan pesanan pelanggan.
"Waaah, keren banget banget." Syifa memandang takjub ruang yang begitu istimewa di matanya.
Bagaimana tidak, gadis berhidung mancung yang hobi memasak itu sangat berharap dapat memiliki dapur sendiri seperti apa yang barusan ia lihat. Semua bahan telah tersaji lengkap di sana dan siap untuk dimasak
Namun sayang impian Syifa belum dapat terealisasi. Lidia tidak mengizinkan gadis itu untuk memasak semua bahan makanan yang telah disediakan. Syifa hanya diperbolehkan memasak menu makan yang akan dimakan sesuai kebutuhan, tidak semuanya dimasak karena akan mubazir.
"Akhirnya gue bisa masak semua makanan di sini," gumam Syifa masih takjub.
Namun saat Syifa memutar kembali bola matanya, gadis itu memandang heran kepada sosok perempuan yang berada di samping Radit. Hal tersebut tentu terbaca oleh Radit yang memang sedari tadi memandangi keempat peserta.
"Di samping saya ini, Chef Alsha. Pendamping sekaligus juri trainer kalian selama di sini. Kalian boleh panggil Ibu," jelas Radit memperkenalkan. "Selama kalian di sini, saya dan Alsha akan menjadi penentu keputusan. Kami akan mengamati setiap kegiatan yang kalian lakukan," lanjutnya.
Keempat peserta mengangguk tanda mengerti mendengar penjelasan Radit.
Alsa memberikan senyum terbaiknya kepada seluruh peserta kemudian berujar. "Halo, saya Alsha. Sebelum training ini dimulai, silakan kepada kalian untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu." Alsha menunjuk ke arah Marco, "bisa dimulai dari tim putra, silakan."
"Perkenalkan saya Marco Adinata."
"Perkenalkan saya Andika Pratama."
"Perkenalkan saya Eva Safitri."
"Perkenalkan saya Syifa Agustinda."
Alsha bertepuk tangan sebagai tanda bahwa ia senang telah berkenalan dengan peserta. "Nama-nama yang bagus. Semoga kalian bisa berhasil dalam training ini," harapnya.
"Baiklah anak-anak. Sebelumnya saya akan memperkenalkan bahan-bahan masakan kepada kalian. Mungkin sebagian dari kalian sudah mengetahui nama-nama bahan di sini. Tapi kemungkinan ada juga teman kita yang tidak mengetahui," ujar Radit kembali menjelaskan.
Syifa menyambut bahagia hal tersebut. Ia begitu ingin menyentuh semua bahan masakan yang memang sudah diincar daritadi. Mungkin tidak hanya itu, gadis itu sudah tidak sabar untuk mengolah semua bahan itu menjadi masakan.
Sungguh hal yang berbeda terhadi dengan Marco. Cowok itu merasa peluhnya semakin membanjiri tubuh. Hal yang membuat sekujur tubuhnya merasakan panas bercampur dengan dinginnya AC.
"Mari ikut saya." Radit melangkah pelan menuju meja yang memang sudah dipenuhi bahan masakan.
Para peserta trainer kini mengekori Radit. Didampigi Alsha, pria jangkung itu melangkah lelan mengajak mereka ke tempat pemberhentian pertama.
"Nah anak-anak, di sini tempat daging. Sudah ada bahan-bahan daging, ayam, ikan, dan sapi," jelas Radit sembari menunjuk ke benda yang dimaksud.
"Kok ada jamur di tempat daging, Pak?" protes Eva.
"Mungkin ada yang belum tahu ya, di restoran ini kami menyediakan jamur sebagai bahan pengganti daging untuk mereka yang vegetarian. Makanya jamur diletakkan berdekatan dengan daging," jelas Radit membuat peserta membulatkan bibirnya.
"Maaf, Pak. Saya gak tahu," ujar Eva dengan malu-malu membuat peserta yang lain tersenyum karena ulahnya.
"Kita melangkah ke tenpat berikutnya." Radit melangkah lagi dan diikuti oleh peserta training. "Nah, kalo ini tempat sayuran," jelasnya.
Syifa begitu takjub melihat pemandangan hijau di depannya. Ia dengan cepat menyusul Radit untuk segera menyentuh sayur segar yang membuatnya tergiur.
"Waaaah, seger-seger banget ya sayurannya," takjub Syifa.
"Yap. Semua sayuran di sini dijamin segar." Radit menunjuk ke arah jendela, "di belakang sana ada penamaman sayur hidroponik. Setiap satu jam sekali stok sayuran di sini habis, maka kami pihak restoran akan langsung mencabut tanaman langsung saat itu juga. Jadi sayuran di sini dijamin segar semuanya," ujar Radit kembali menjelaskan.
Para peserta pun mengangguk tanda mengerti. Mereka semua membulatkan bibirnya, takjub dan paham dengan apa yang telah dijelaskan Radit.
Namun hal itu tidak terjadi pada Marco. Saat tiba di tempat stok sayuran, pria itu hanya diam tak berkomentar apapun.
Marco mulai merasakan degup jantungnya bertalu hebat. Keringatnya mengucur deras, dan bahkan aliran darahnya seakan seketika berhenti.
Loe haru berani, Marco!
Harus berani!
Loe gak mau jadi pengecut kedua kalinya kan? Jadi pengecut yang kembali merusak impian sahabat loe!
Marco terus beradu dengan alam pikirannya, mencoba untuk menetralisir ketakutannya yang kembali menyerang.
Tenang, Marco. Itu cuma Sayur. Cuma sayuran!
****
Berambung
Pembaca yang baik hati, jangan lupa tekan tanda bintang di sudut kiri bawah, ya.
Jangan lupa juga, komentar, kritik dan sarannya.
Aku tunggu.😉
elinaqueera 😊😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top