Wealth Prison

Penjara Wealth terletak di ujung Timur desa Jojang, area paling rawan dan ditakuti semua penduduk. Pemiliknya, Wizy Foxglove, penyihir licik yang sering menculik penduduk setempat. Siapapun bisa masuk kedalam penjaranya, tapi tidak dapat keluar tanpa menyelesaikan teka-teki miliknya.

Soul bergegas mencari Elana untuk membantunya menyelamatkan Ruhi yang telah diculik Foxglove.

Hutan pohon pinus yang menutupi cahaya matahari telah dilewati Elana dan Soul untuk sampai di penjara Wealth. Mereka harus menyelamatkan Ruhi sebelum matahari tenggelam.

"Ouroboros, gerbang utama penjara Wealth, kamu takut, Soul?" tanya Elana pada Soul yang berdiri dibelakangnya.

"Sedikit. Aku tidak begitu suka Naga, apalagi yang memakan ekornya sendiri," jawab Soul.

Gerbang itu terbuka dan tertutup sendiri seperti pintu otomatis. Lana dan Soul masuk lebih dalam dan menemukan banyak simbol Ouroboros di lantai pertama.

He who eats the tail. The cycle of life, death and rebirth.

Suara tanpa wujud itu mengejutkan Soul dan Elana. Gumpalan asap mulai muncul menyelimuti seluruh lantai lalu menyusut dengan cepat. Asap berwarna putih itu seketika membentuk sosok yang tinggi.

"Wizy Foxglove tidak pernah menolak tamu. Selamat datang Elana dan Soul," suara sosok tinggi itu membuat seluruh ruangan menjadi dingin.

Elana melangkah maju meskipun kakinya gemetar karena hawa dingin.
"Kami menjemput Ruhi," kata Elana dengan tegas.

Foxglove tertawa dan membuat suasana semakin dingin. "Tentu saja. Kamu seperti ibumu, Elana. Si keras kepala Eliana."

"Elana, hati-hati," teriak Soul tiba-tiba.

Sosok itu menatap tajam Soul yang tidak bisa bergerak karena terlalu dingin. "Ruhi pasti kecewa melihat saudaranya menjadi es batu."

Elana yakin ucapan Foxglove akan terjadi kalau mereka tidak segera naik ke lantai berikutnya.

"Aku akan menjawabnya, teka-tekimu," ucap Elana dengan tubuh yang mulai kaku.

Foxglove nampak tidak suka, tapi ia tetap menunjukkan senyum yang menakutkan. "Sok pintar."

Asap semakin lebat dan Foxglove tidak berniat untuk menghentikan udara dingin yang ia buat. Foxglove menghilang ditengah gumpalan asap dingin.

Something existing or persisting before any beginning. Sesuatu yang ada atau bertahan sebelum permulaan apapun.

Soul dan Lana saling pandang seolah bertukar pikiran.

"Jawabannya adalah takdir," ucap Elana pelan namun masih dapat terdengar jelas. Asap mulai menghilang dan suhu udara mulai menghangat. "Takdir seseorang sudah ada bahkan sebelum kehidupannya dimulai. Bagaimana mereka menjalani kehidupan dan mati, semua tertulis dalam takdir. Destiny is the answer of the question," lanjut Elana setelah mendapatkan kembali suaranya.

Sebuah pintu besar di tengah ruangan terbuka. Dibalik pintu berwarna hitam itu ada tangga menuju lantai berikutnya.

"Selamatnya kita di teka-teki pertama adalah takdir," ucap Soul yang sudah terbebas dari kebekuan.

Setelah beberapa langkah menaiki tangga, pintu tertutup kembali. Gelap. Cahaya hanya keluar dari setiap anak tangga.

"Menurut kamu apa Foxglove akan muncul lagi?" tanya Soul.

"Foxglove akan menjaga wilayahnya. Kita tidak perlu menyentuh apapun selain membawa Ruhi pulang," jawab Elana yang mulai kelelahan menaiki tangga.

Setelah perjuangan menguras kekuatan kaki, keduanya sampai di lantai dua. Berbeda dengan lantai pertama yang dipenuhi dengan simbol Ouroboros, di lantai dua kemanapun mereka menoleh akan melihat simbol burung pelikan.

Nourish with soul forces.

Suara Foxglove kembali terdengar. Kali ini bukan asap atau hawa dingin yang muncul. Akar panjang merambat dari lantai ke langit-langit. Lantai dua kini nampak seperti kebun.

"Angel's Trumpet. Hati-hati, Soul," bisik Elana setelah menyadari tanaman yang tumbuh itu sangat berbahaya.

"Aku tidak menyukai keberanian kalian," ucap Foxglove yang duduk di jendela. "Ruhi harus dihukum karena mengambil Dittany-ku, a powerful healing herb in my teritory," sambungnya dengan nada marah.

"Dittany itu ada di perbatasan, kamu yang menjebak Ruhi untuk masuk ke wilayahmu," ucap Soul lantang.

Foxglove tertawa. "Kamu pintar. Kamu pasti sangat mengenal Ruhi dengan baik."

"Biarkan kami membawa Ruhi," Elana mulai gelisah karena Foxglove sengaja mengulur waktu.

"Sesuatu yang melahirkan kebaikan dan menumbuhkan harapan. Like how the Pelican did," ucap Foxglove dengan angkuhnya.

Elana mengamati simbol burung pelikan di dinding. Burung pelikan dengan pisau yang menancap didadanya itu adalah petunjuknya.

"Jika kamu salah..."

"Agar anaknya bertahan hidup, induknya menusuk dirinya sendiri. Memberikan darahnya agar bisa diminum dan membuat anaknya hidup. Bentuk pengorbanan. Jawabannya adalah pengorbanan," Elana menyela.

Foxglove menyipitkan matanya, wajahnya tidak menunjukkan keramahan sedikitpun. "Benar. Jawaban yang tepat," kata Foxglove.

Akar yang merambat serta tanaman yang mengelilingi Elana dan Soul perlahan menghilang.

"Hebat sekali. Dua pertanyaanku dijawab dengan tepat dan cepat. Tapi sayang sekali, hanya salah satu dari kalian saja yang kuperbolehkan naik ke lantai selanjutnya," ucap Foxglove dengan senyum liciknya.

Soul menatap Elana panik, begitu juga dengan Elana.

"Kamu harus melanjutkannya, Soul," ucap Elana sungguh-sungguh.

Soul melotot, "aku? Elana apa yang bisa kulakukan? Aku tidak sepintar dirimu."

"Dilantai tiga kamu harus menemukan Ruhi. Dibanding aku, kamu lebih mengenal Ruhi. Aku yakin kamu bisa menemukan Ruhi," Elana menggenggam kedua tangan Soul dengan erat.

Soul masih tidak percaya diri, tapi Elana benar. Tidak ada yang mengenal Ruhi lebih baik daripada dirinya.

"Hati-hati," ucap Elana saat Soul mulai melangkah menuju pintu yang terbuka.

Soul kembali menaiki tangga ke lantai atas. Pintu sudah tertutup dan ia melangkah sendiri sampai ke lantai paling atas, puncak penjara Wealth.

Di lantai tiga ada banyak sekali pintu. Salah satunya adalah tempat Ruhi dikurung.

"Ruhi?" teriak Soul.

"Disini!!" Suara Ruhi bersahutan seolah Ruhi ada disemua pintu itu.

Just one door. Tidak ada kesempatan kedua. Hanya ada satu kesempatan. Suara Foxglove menggema di seluruh ruangan.

Soul mulai melangkah melewati beberapa pintu. Soul yakin Ruhi tidak ada di pintu pertama ataupun kedua meskipun ia mendengar suara Ruhi. Saat Soul sampai di pintu nomor 1909 ia mencium aroma yang dikenalinya.

"Aroma bunga Dittany. Ruhi ada di pintu 1909," ucap Soul yakin. Pintu itu terbuka secara ajaib dan Ruhi keluar dari sana.

"Soul, aku tahu kamu pasti datang. Kamu menyelamatkan aku," ucap Ruhi gembira.

"Tidak banyak waktu. Matahari akan tenggelam sebentar lagi. Elana terjebak di lantai dua, ayo cepat!" Soul menarik Ruhi agar berlari bersamanya.

Soul dan Ruhi tidak berhenti berlari. Setelah bertemu Elana pun mereka kembali berlari. Berlari dan berlari, menjauh dari penjara Wealth dan keluar dari wilayah Wizy Foxglove.

"Terimakasih sudah menyelamatkan aku," ucap Ruhi setelah mereka sampai di perbatasan.

Elana dan Soul mengangguk. Mereka bertiga pun pulang ke desa dengan kelelahan.

°°°

First published on 26/09/2021
996 words

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top