31
Pagi ini Jessy kembali sarapan bersama Earth setelah beberapa hari Earth melewatkan sarapan dan memilih langsung berangkat ke perusahaan tanpa bertemu dengan Jessy terlebih dahulu.
Jessy melihat ke arah Earth yang tengah mengunyah sarapan yang ia buatkan sebagai rasa terima kasih karena Earth telah menyelamatkannya. Ia benar-benar bersyukur Earth tidak mengabaikannya sepenuhnya.
"Apakah ada yang salah dengan wajahku, Jess?" tanya Earth.
Jessy menggelengkan kepalanya. "Tidak ada."
"Kalau begitu sarapanlah. Memperhatikan wajahku tidak akan membuatmu kenyang."
"Terima kasih karena telah menyelamatkanku." Jessy mengutarakannya dengan tulus.
"Jika kau benar-benar ingin berterima kasih padaku, maka jangan menolak untuk dijaga oleh penjaga lagi. Hidupmu bisa berada dalam bahaya." Earth sudah memikirkan ini semalam, jika Jessy menolak maka ia akan memaksa Jessy.
Jessy tidak ingin dijaga oleh siapapun, tapi setelah apa yang terjadi padanya ia memang memerlukan penjagaan. Sesuatu yang lebih buruk mungkin akan terjadi padanya. Ia menyadari sesuatu, menikah dengan Earth sama dengan mencari musuh. Terbukti dua orang telah mengarahkan serangan padanya padahal ia tidak mengusik orang-orang itu sama sekali.
"Baiklah, tapi tolong jangan terlalu mencolok. Aku ingin mereka tidak begitu dekat denganku."
"Itu bukan masalah," sahut Earth. "Setelah sarapan aku akan membawamu ke kediaman Kakek."
"Baik," balas Jessy.
Earth tidak ingin terlalu banyak bicara pada Jessy karena Jessy tidak nyaman dengan itu. Namun, ia ingin memastikan apa yang Jessy rasakan saat ini.
"Apakah kau sudah merasa lebih baik?" Earth akhirnya bertanya.
"Aku sudah baik-baik saja. Terima kasih karena sudah memperhatikanku."
Earth menatap Jessy seksama. Ia benar-benar sulit mengerti Jessy. Kemarin Jessy tidak menyukai kebaikannya, dan sekarang Jessy mengucapkan terima kasih.
♥♥♥♥♥
Semua anggota keluarga Caldwell pagi ini diharuskan berkumpul di ruang keluarga kediaman Max tanpa terkecuali. Mereka tidak mengerti apa alasan mereka harus berkumpul di sana, tapi mereka tetap datang karena tidak bisa mengabaikan perintah Max.
Kini satu-satunya yang belum datang ke sana adalah Lara.
"Kakak, ada apa? Bisakah kau bicara sekarang?" tanya Eddison.
"Anggota keluarga ini masih belum lengkap," jawab Max.
Beberapa saat kemudian Lara masuk ke dalam ruangan itu. Lara melangkah dengan tenang seolah ia tidak melakukan apapun kemarin. Ia sudah menebak kenapa semua orang harus berkumpul di sana, dan Lara sudah mempersiapkan dirinya. Ia akan menyalahkan semuanya pada Aurora. Ya, Lara cukup tega untuk menjadikan Aurora satu-satunya otak dari apa yang terjadi semalam.
"Berlutut, Lara!" suara tegas Max terdengar mengerikan.
Tatapan semua orang kini berpindah pada Lara. Jadi alasan mereka berkumpul di tempat itu adalah karena Lara. Entah kesalahan apa yang dilakukan oleh Lara hingga Max menjadi begitu marah seperti saat ini.
"Kakek, aku tidak melakukan kesalahan apapun." Lara membela dirinya tanpa tahu malu.
"Kau masih berani mengelak, hah! Cepat berlutut!" geram Max.
"Ayah, apa yang telah dilakukan oleh Lara?" Benjamin bertanya pada sang ayah mengenai putrinya.
Max menatap Benjamin tajam. "Bagaimana cara kau membesarkan putrimu hingga dia jadi begitu mengerikan, Ben!"
Ben mengerutkan keningnya tidak mengerti. Ia menatap Lara marah. "Apa yang sudah kau lakukan, Lara?" Ia beralih pada putrinya.
"Aku tidak melakukan apapun, Ayah. Kejadian yang menimpa Jessy tidak ada hubungannya denganku. Aurora yang telah merencanakan segalanya. Aku tidak tahu menahu." Lara benar-benar menyalahkan Aurora.
Earth mendengus sinis. "Kau terlalu meremehkanku, Lara."
"Aku benar-benar tidak melakukan apapun, Earth. Aku ingin berbaikan dengan Jessy. Aku tidak tahu jika Aurora memiliki skema mengerikan untuk Jessy."
Kedua tangan Jessy mengepal karena kebohongan dari Lara. Ia jelas-jelas mendengar dari Aurora bahwa Lara juga ikut merencanakan jebakan itu untuknya. Wanita di depannya itu benar-benar rubah licik.
"Haruskah aku mengerahkan orang-orangku untuk membuktikan kebenaran dari ucapanmu?" Earth menatap Lara dingin.
Wajah Lara menjadi kaku. Ia seharusnya terus mengatakan bahwa Aurora adalah pelakunya, tapi jika Earth menekan Aurora kebenarannya juga pasti akan terungkap. Lara tidak menyangka bahwa Earth tidak mempercayai ucapannya.
Entah apa yang sudah Jessy katakan pada Earth. Ia benar-benar kecewa pada sepupunya yang lebih mempercayai ucapan Jessy.
"Aku mengakuinya, dan aku tidak menyesal. Wanita seperti dia tidak pantas sama sekali masuk ke dalam keluarga ini!"
"Lara!" Kali ini suara Ben yang meninggi. Ia tidak menyangka bahwa putrinya benar-benar idiot. Ben tahu bahwa tidak hanya putrinya yang membenci Jessy, tapi mereka semua cukup pintar untuk menyembunyikannya. Dan putri bodohnya melakukan itu dengan terang-terangan. Sungguh menggali kuburan sendiri.
"Cepat minta maaf pada Jessy!" seru Ben.
"Aku tidak akan meminta maaf." Lara menolak dengan keras.
"Jessy tidak membutuhkan permintaan maaf dari Lara, karena apa yang dilakukan oleh Lara pada Jessy bukan sesuatu yang bisa dimaafkan," seru Earth tajam. "Aku sudah memperingatimu sebelumnya, Lara. Dan kau tetap tidak berlaku baik pada Jessy. Aku bisa saja membuatmu berada di dalam situasi yang sama seperti yang kau lakukan pada Jessy, tapi aku cukup menghargai ikatan darah yang ada di antara kita. Namun, aku tidak bisa menutup mata atas apa yang kau lakukan pada istriku. Mulai saat ini aku tidak akan menganggapmu sebagai saudaraku lagi. Jika kau berani menyentuh Jessy lagi maka aku tidak akan melepaskanmu."
Lara membalas tatapan Earth sama tajamnya. "Kau lebih membela jalang ini dari pada aku, saudaramu sendiri! Kau sangat mengecewakan, Earth!"
"Berhenti memanggil Jessy dengan sebutan itu!" geram Earth. "Untuk semua orang yang ada di sini, aku memberikan peringatan keras bagi kalian. Bagi siapa saja yang berani menyentuh Jessy maka kalian akan berhadapan denganku. Aku tidak akan bersikap lunak pada orang yang berani menyentuh milikku!" Earth memberikan tatapan serius pada semua orang yang ada di sana.
Jessy terpaku pada wajah Earth. Hatinya merasa sangat hangat. Earth melindunginya dari siapapun, bahkan dari keluarga pria itu sendiri.
Ia tersentuh, begitu dalam. Alangkah sempurnanya jika Earth benar-benar suaminya. Ia pasti akan hidup dengan sangat bahagia.
Semua orang yang ada di ruangan itu tidak menyukai sikap angkuh Earth, tapi mereka jelas tidak akan bodoh membuat masalah dengan Earth secara terang-terangan. Mereka tidak akan pernah melakukan kesalahan seperti yang Lara lakukan. Itu sama saja dengan bunuh diri, terlebih Max sangat mendukung Earth.
"Ayo, pergi dari sini, Jess." Earth menggenggam tangan Jessy. "Kakek, kami pergi." Earth pamit pada Max.
"Kakek, sampai jumpa lagi." Kini Jessy yang bicara pada Max.
"Hati-hati di jalan." Max membiarkan Earth dan Jessy meninggalkan ruangan itu.
Kini ruangan itu kembali sunyi. Max mengarahkan tatapannya pada Lara. Ia terlihat begitu kecewa. Ia pikir Lara akan belajar dari kesalahan setelah ia hukum berlutut selama tiga jam di ruangan ini. Namun, ternyata ia salah. Lara malah semakin mengerikan.
"Ayah, maafkan Lara." Benjamin meminta maaf atas kesalahan putrinya.
Max kini mengalihkan pandangannya pada Benjamin. "Apakah kau melihat ada penyesalan di wajah putrimu?"
Benjamin melirik putrinya, dan Lara benar-benar tidak melakukan sesuatu untuk memperbaiki kesalahan yang telah ia perbuat.
"Aku akan menutup mata jika Lara melakukan hal itu pada orang lain, tapi ia memilih Jessy yang tak lain saudari iparnya. Sebagai keluarga kalian harusnya saling mendukung bukan saling menyerang satu sama lain," seru Max dengan wajah tidak senang.
"Aku tidak akan pernah menganggapnya sebagai saudari iparku!"
Plak! Lara menerima tamparan keras dari ayahnya. "Cukup, Lara! Kau benar-benar membuat ayah kecewa!"
Lara memegangi pipinya. Karena Jessy ia mengalami banyak hal yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya. Kemarahan dari kakeknya, tamparan dari ayahnya. Sejak kecil Lara dimanjakan, dan sekarang ia dimarahi hanya karena seorang Jessy. Bahkan ayahnya juga tidak membelanya.
"Kalian semua lebih membela anak haram itu daripada aku. Baiklah, terserah kalian, tapi yang pasti aku tidak akan pernah menerimanya!" marah Lara. Setelah itu ia meninggalkan ruang keluarga tanpa peduli panggilan dari ayahnya.
"Kau membesarkan putrimu dengan baik, Ben," seru Max sembari berlalu meninggalkan ruangan itu.
Satu per satu orang kini pergi. Yang tersisa di sana hanya keluarga Ben.
"Kau terlalu memanjakan putrimu, lihat apa yang sudah dia perbuat!" Benjamin menyalahkan istrinya kemudian pergi.
Istri Benjamin menghela napas. Ia telah melakukan banyak hal untuk Benjamin, tapi Benjamin selalu merasa tidak puas akan apa yang sudah ia perbuat. Dan sekarang putrinya membuat masalah yang tidak perlu. Wanita itu terkadang merasa sangat lelah, tapi ia terus bertahan karena ia mencintai suaminya.
♥♥♥♥♥
"Bisakah kau menurunkanku di restoran?" tanya Jessy pada Earth yang fokus mengemudi.
"Kau tidak boleh bekerja hari ini. Istirahatlah di rumah, besok kau bisa mengurusi restoranmu lagi." Keputusan Earth tidak bisa diganggu gugat, hari ini Jessy harus mengikuti ucapannya.
Suasana di dalam sana kembali hening. Jessy menatap ke luar jendela, pikirannya terbang pada kejadian semalam. Ia merasa pipinya panas sekarang. Otaknya tidak bisa meninggalkan bayangan betapa menggairahkannya seorang Earth.
Setelah bayangan yang membuat ia tersenyum itu, tiba-tiba Jessy memikirkan sesuatu. Semalam ia dan Earth melakukannya tanpa pengaman.
Bagaimana jika ia hamil? Pikiran itu tiba-tiba membuat Jessy seperti mayat hidup. Ia mulai merasa gelisah.
Tuhan, aku mohon jangan membuat kejadian yang sama terulang kembali, pinta Jessy.
Earth tidak menginginkan anak darinya. Dan ia juga tidak ingin anaknya tumbuh tanpa kasih sayang ayah seperti dirinya. Cukup dirinya saja yang merasakan penderitaan itu, ia tidak ingin ada Jessy kecil lain yang merasakan hal yan sama.
Berhubungan satu kali tidak akan membuatmu hamil, Jess. Hamil tidak semudah itu. Jessy mencoba untuk menenangkan dirinya dengan kata-kata yang positif. Namun, ketika ia mencoba untuk memegang kata-kata itu. Kalimat lain muncul.
Meski hanya satu kali saja kau tetap bisa hamil. Di luar sana banyak wanita yang mengalami itu.
Udara di sekitar Jessy menipis. Demi Tuhan, Jessy bukan tidak menginginkan seorang anak, tapi situasi saat ini tidak memungkinkan baginya untuk memiliki anak apalagi dari Earth.
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top