26. Other Races

Dunia Dare Dio merupakan dunia fantasi dengan sihir. Dunia fantasi tidak akan lengkap tanpa menyinggung makhluk ras lain.

Ras yang paling banyak populasinya adalah Ras Manusia. Kemampuan sihir dan fisik mereka rata-rata, tapi hal itu dapat dibantu alat sihir. Kemampuan produktivitas manusia adalah yang paling cepat di dunia, namun umur mereka adalah yang terpendek.

Ras Elf memiliki kemampuan sihir yang sangat kuat. Mereka memiliki umur terpanjang. Bagi Ras Elf, umur 100 tahun hanyalah umur kedewasaan mereka. Meskipun sihir mereka sangat kuat, namun kemampuan fisik mereka sangat tidak layak dibahas. Ras Elf memiliki kemampuan produktivitas yang lama.

Ras Dwarf adalah ras yang sama sekali tidak bisa menggunakan sihir selain sihir tanah dan logam. Mereka adalah Blacksmith yang sangat handal. Kemampuan produktivitas mereka tidak jauh berbeda dengan manusia, namun umur mereka tidak jauh berbeda dengan elf. Fisik Ras Dwarf kuat secara natural sejak lahir.

Ras Beast/Halfbeast adalah ras dengan kecepatan tertinggi di dunia. Insting dan penglihatan mereka sudah kuat sejak kecil. Walau begitu, sihir Ras Beast hanya rata-rata. Umur mereka rata-rata lebih panjang dari Ras Manusia, namun tidak lebih dari Ras Dwarf. Kemampuan produktivitas mereka lebih cepat dibanding Ras Elf dan Ras Dwarf.

Ras Beast dan Ras Halfbeast memiliki perbedaan. Ras Halfbeast tidak bisa berubah menjadi hewan identitas mereka dan hanya bisa tetap berada di wujud manusia. Wujud manusia mereka memiliki karakteristik dari jenis hewan mereka.

Sedangkan, Ras Beast dapat berubah wujud dari manusia menjadi jenis hewan mereka. Wujud manusia dari Ras Beast sama sekali tidak memiliki karakteristik dari jenis hewan mereka.

Selain 4 ras dominan seperti di atas, sisanya hanyalah ras minoritas atau ras yang hampir punah. Seperti Ras Naga, Ras Fairy, Ras Mermaid/Merman, Ras Dark Elf, dan lain-lain yang sudah hampir tak pernah dilihat. Ada pula ras dengan darah campuran, namun yang paling umum adalah Ras Halfbeast.

Ada juga ras dalam legenda. Ras Suci dan Ras Kegelapan. Namun tidak diketahui apa legenda kedua ras ini asli atau tidak.

Negara Amare adalah satu-satunya negara dengan mayoritas manusia. Negara lainnya memiliki komposisi seimbang antara masing-masing ras.

A Second Chance for Life
.
.
.
A Fantasy Story
BY fallyndanella04
.
.
.
Enjoy!

Alice PoV

Malam hari tiba, dan waktu makan malam juga sudah lama berlalu. Sebagian besar murid pastinya telah kembali ke ruang asrama masing-masing. Tentu saja itu termasuk diriku, Aven, Viel, dan Forie.

Kami kembali ke ruang asrama kami dan  duduk di ruang tengah sambil berbincang-bincang ringan.

"Hei, apa Nona Alice, Tuan Aven, dan Tuan Viel pernah melihat makhluk dari ras selain manusia?" Tanya Forie.

Uhk, meskipun kami sudah meminta kepada Forie untuk berbicara dengan biasa saja dengan kami, tetap saja ia selalu menggunakan embel-embel 'Nona' dan 'Tuan'. Ya sudahlah... Setidaknya bahasa yang ia gunakan sudah bukan lagi bahasa formal.

"Maid pribadiku dan Aven berasal dari Ras Halfbeast, darah campuran Catkin dengan Ras Manusia. Namanya Luce. Dia sangat lembut dan masakannya adalah yang terenak." Aku menjawab dengan semangat.

"Selain itu, kami juga punya satu Maid dari Ras Halfbeast lagi. Namanya Kyra, darah campuran Rabbitkin dengan Ras Manusia. Maid yang ceria, walau ceroboh." Aven melanjutkan.

"Kalau aku, aku sendiri tidak punya pelayan dari ras lain. Tapi aku sering mengunjungi Mansion Reffisa, jadi aku pernah melihat Luce dan Kyra tersebut. Bagaimana denganmu, Forie?" Tanya Viel.

Forie menggeleng. "Seluruh pelayan di Mansion Arietta dan mayoritas murid di Compassione Academy adalah manusia. Aku tidak pernah bertemu dengan makhluk ras lain sampai sebelum datang ke akademi ini. Aku sangat kagum karena melihat banyak makhluk dari ras lain saat makan malam tadi," jawab Forie dengan wajah memerah, sedikit malu.

Aku terkekeh saat mengingat kejadian di ruang makan tadi. Forie yang tampak linglung sambil melihat ke seluruh bagian ruang makan tadi sangat menggemaskan.

Walau harus kuakui, aku juga terkagum-kagum saat melihat makhluk dari ras lain.

Memang benar aku, Aven, dan Viel sudah sering melihat Luce dan Kyra dari Ras Halfbeast. Namun, wujud mereka tidak begitu berbeda dari manusia selain dilengkapi dengan telinga hewan. Begitu juga dengan Ras Beast.

Ada Ras Elf dengan telinga runcing dan kulit putih bersih yang sangat indah. Lalu, Ras Dwarf yang meskipun bertubuh pendek, tapi memiliki tubuh yang berisi dan kekar.

Dapat melihat berbagai macam jenis makhluk hidup.... Hal itu sangat menarik.

"Baiklah. Hari sudah semakin larut. Besok kita harus berkumpul, jadi lebih baik kita tidur sekarang." Viel mengusulkan. "Aku ingin yang tingkat atas."

Aven langsung menyela. "Aku juga ingin di tingkat atas!"

Forie tertawa kecil. "Kalau begitu, aku dan Nona Alice akan tidur di tingkat bawah?"

Aku tersenyum dan mengangguk.

°°°

Normal PoV

Next Day
9:00 A.M

Seluruh murid sudah berkumpul di dalam gedung aula yang dipenuhi kursi kayu yang tersusun rapi. Alice, Aven, Viel, dan Forie memilih untuk duduk di bagian depan.

Ketika jam yang berada di atas panggung aula sudah menunjukkan angka 9 pas, seorang pria dewasa berjalan menuju tengah panggung. Di belakangnya, seorang siswa laki-laki mengikuti pria itu.

Semua murid terdiam. Mata mereka menatap lekat pria dewasa tersebut.

Kepala sekolah Gioa Academy, Dale Whitger, berasal dari Ras Dwarf. Dale adalah salah satu dari sedikitnya Ras Dwarf yang dapat mengubah tinggi tubuh mereka. Dale berubah menjadi sosok dwarf-nya hanya jika ada keadaan darurat.

Dale Whitger merupakan salah satu Swordman yang terkuat dan terpintar. Theo dan Dale saling mengenal, namun mereka tidak dekat.

Pedang milik Dale merupakan pedang buatannya sendiri. Karya terbaik dari seluruh benda yang pernah ia buat. Meski ia merupakan Blacksmith yang sangat handal, Dale lebih tertarik menjadi seorang Swordman.

Rambut panjangnya yang berwarna ungu melayang halus ketika Dale berjalan. Itu adalah bagian yang, menurut mayoritas orang, paling indah dari Dale.

"Selamat pagi, para murid-muridku." Dale menyapa dengan ekspresi datarnya,  namun suaranya sangat lembut.

"Pertama-tama, saya ucapkan selamat untuk kalian yang berhasil masuk ke Gioa Academy ini. Kalian telah berjuang keras." Di titik ini, Dale telah mengulas senyum lembut di wajahnya.

Ya, inilah Dale Whitger yang dikenal semua orang. Pria dewasa yang tampan dengan tutur kata yang halus, serta sangat kuat.

"Kita semua berkumpul di sini hanya untuk penyambutan murid-murid baru. Saya adalah Dale Whitger, kepala sekolah dari Gioia Academy."

"Saya harap kalian mendapat kenangan yang indah dan pelajaran yang berarti dari akademi ini."

Setelah Dale menyelesaikan sambutan pendeknya, ia segera diganti dengan siswa laki-laki yang mengikutinya sedari tadi. Siswa tersebut memiliki handband berwarna merah di lengannya.

"Halo! Aku adalah ketua OSIS dari Gioia Academy! Namaku Edgar Belora! Salam kenal, para murid baru!" Siswa laki-laki berambut coklat tersebut menyapa dengan semangat.

'Edgar Belora.' Alice mengenalnya. 'Kalau tidak salah, ia anak pertama dari keluarga bangsawan Baron, keluarga Belora. Kakak dari Vast, teman sekelas kami dulu.'

'Bicara soal Vast, apa dia juga masuk ke akademi ini, ya? Kalau kakaknya ada di sini, harusnya, sih, Vast ada di sini juga. Ah, sudahlah. Tidak begitu penting.'

Edgar memandang para murid baru dengan berbinar. Ia kembali berbicara dengan semangat. "Jika ada yang ingin kalian tanyakan, tidak perlu ragu untuk mendatangiku atau anggota OSIS yang lain, yaitu murid yang memiliki handband merah ini di lengan mereka. Tenang saja, kami tidak akan menggigit kalian! .... Yah, selama kalian tidak kasar, tentu saja. Hehe."

Kalimat terakhir tersebut diucapkan dengan pelan, namun tentu saja mikrofon tetap berhasil menangkap ucapan tersebut. Manik hijau Edgar yang cerah, sempat berubah menjadi lebih redup saat mengucapkan kalimat terakhir, namun tidak butuh waktu lama sampai manik matanya kembali normal.

Sebagian besar murid baru otomatis berkeringat dingin.

Edgar memasang senyum cerianya. "Baiklah! Penyambutan murid sudah selesai sampai di sini. Kalian punya waktu bebas hingga besok memulai pelajaran kalian. Untuk pemilihan kelas khusus, hal ini akan dibahas besok di kelas kalian masing-masing, ya! Maksimal dua kelas, ok. Sekali lagi, selamat datang di Gioia Academy~!"

°°°

"Tuan Viel, Tuan Aven, Nona Alice, Nona Forie, hai!"

Suara panggilan yang familiar terdengar. Mereka yang disebut [plus Forie] menoleh ke belakang.

Grith tengah mendekati mereka dengan anak laki-laki lain di sampingnya. Anak laki-laki tersebut memiliki rambut berwarna pirang yang cerah dan manik biru yang jernih. Ia berjalan di belakang Grith dengan tangan kanannya mencengkram pakaian Grith, seperti anak ayam yang tersesat.

Forie segera menjawab sapaan Grith dengan lembut dan penuh kesopanan. "Hai, Tuan Grith." Alice, Aven, dan Viel juga membalas sapaan Grith.

"Dia....?" Viel melirik anak laki-laki yang hanya berdiri dan bersembunyi di belakang Grith.

Anak itu tersentak kecil dan makin bersembunyi di belakang Grith.

Grith berinisiatif mengenalkannya. "Dia salah satu teman sekamarku! Namanya Fleo,  dan dia dari Ras Elf! Hei, Fleo, perkenalkan dirimu," bujuk Grith.

Fleo berjalan sedikit dari tempat persembunyiannya dan mengangguk kecil. "Fleo.... Firiona. Hanya penduduk biasa dari Ras Elf.... Panggil saja Fleo... Salam kenal...." Suaranya pelan, namun tetap terdengar jelas.

"Ras Elf?" Alice berujar dengan sedikit terkejut. Setelah ia melihat lebih teliti, ia dapat menemukan telinga runcing milik Fleo. Telinga itu tersembunyi karena rambut Fleo.

"Woah... Ini pertama kalinya aku melihat Ras Elf!" Aven berujar semangat.

Viel tersenyum. "Namaku Viel Grissam. Salam kenal, Fleo."

Alice baru menyadari. "Ah, maaf ketidaksopanan kami yang tidak segera memperkenalkan diri. Namaku Alice Reffisa. Salam kenal, Fleo."

Aven tersenyum. "Saudara kembar Alice, aku Aven Reffisa! Salam kenal!"

Forie tersenyum bagai malaikat. "Saya Forie Arietta. Salam kenal, Tuan Fleo."

Meskipun Forie sudah tidak begitu formal di hadapan Alice, Aven, dan Viel, namun Forie masih otomatis berbicara sangat formal terhadap siapa pun.

"Tuan Viel, apakah Tuan Viel akan mengikuti kelas khusus penciptaan?" Tanya Grith dengan semangat.

Viel mengangguk. "Tentu saja. Tuan Grith juga?"

Grith mengangguk. "Tidak diherankan lagi!"

Aven ikut menimbrung dalam obrolan. "Bagaimana denganmu, Fleo?"

Fleo tersentak kecil lagi. Tampaknya ia tidak menduga akan diikutkan dalam percakapan. "A-aku akan mengikuti kelas sihir dan menembak...."

Alice tersenyum. "Wah, kebetulan sekali. Aku, Aven, dan Viel akan mengikuti kelas sihir juga. Aku juga akan sering bertemu denganmu di kelas menembak, Fleo."

Ya, Alice memutuskan untuk memasuki kelas menembak sebagai kelas keduanya setelah menimang-nimang selama beberapa hari.

Viel memang sudah memiliki minat dalam profesi Scientisr, jadi tidak diragukan lagi ia akan memilih kelas penciptaan selain sihir.

Aven memang berbakat dalam berpedang. Tidak mungkin ia tidak memilih kelas berpedang selain sihir.

Alice adalah satu-satunya yang berpikir terlebih dahulu kelas mana yang ingin dia masuki selain kelas sihir. Penciptaan dan berpedang sudah jelas bukan bidangnya. Ia akhirnya memilih kelas menembak yang mungkin akan lebih familiar dengannya.

Fleo mengangguk malu-malu. "M-Mohon bantuan untuk ke depannya, Nona Alice."

Grith kembali membuka suara. "Aku akan memilih kelas penciptaan dan berpedang. Bagaimana denganmu, Nona Forie?"

Forie membalas. "Saya berniat mengikuti kelas memanah dan penciptaan. Mohon bantuannya di kelas penciptaan nanti, Tuan Grith, Tuan Viel."

""Tentu saja. / Tentu saja!"" Jawaban yang sama dengan nada yang berbeda. Viel menjawab dengan tenang dan Grith menjawab dengan ceria.

Setelah berbincang beberapa lama, mereka akhirnya saling berpisah.

"Ini pertama kalinya aku berhadapan dengan Ras Elf.... Mereka sangat elok." Forie tiba-tiba berbicara saat jarak mereka dengan Grith dan Fleo sudah jauh.

Alice tersenyum. "Tidak heran, sih. Apalagi Ras Elf terkenal dengan ke-elok-an mereka."

Rasa semangat tumbuh pada Alice. Ia tidak sabar dengan kehidupan akademi menengah mereka!

['Ngomong-ngomong, sepertinya ada yang kulupakan.... Apa, ya?' Pikir Alice.]

°°°

Words: 1823

Kembali ke lama update lagi, deh TTwTT

Um... Jadi... See you in the next chapter!

Akhir kata, thank you for reading!
If you like this chapter, you can appreciated me with like and comment!
Bye-bye!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top