23. 6 Years Later

Di setiap generasi, akan selalu ada beberapa murid yang dikenal sebagai seorang yang jenius atau bertalenta dari setiap negara.

Talenta dan kejeniusan mereka diketahui oleh banyak orang, berdasarkan rumor yang beredar dari para Orangtua murid di negara masing-masing, terutama di kalangan bangsawan.

Seluruh akademi menengah akan selalu berlomba-lomba untuk menarik murid-murid yang terkenal itu.

Saat ini, akademi menengah yang paling ternama adalah Gioia Academy. Akademi yang terletak di antara perbatasan negara Umanita dan negara Giustizia. Akademi ini berhadapan dengan akademi atas yang paling ternama juga, Armonia Academy. Tidak sedikit lulusan dari Gioia melanjutkan pendidikannya ke Armonia.

Dibandingkan dengan Amare Academy, Gioia dan Armonia Academy jauh lebih aman. Hal itu karena kedua akademi tersebut terletak di perbatasan negara Giustizia. Negara Giustizia adalah negara dengan sistem keamanan terkuat di dunia. Selain sistem keamanan mereka, negara itu juga terkenal karena keadilan yang selalu mereka terapkan.

Negara seaman apa pun, pasti masih memiliki hal gelap yang tersembunyi. Tapi itu berbeda dengan Giustizia.

Bila ada orang yang terlibat dalam hal gelap seperti perbudakan atau prostitusi ilegal yang memaksa orang lain tanpa sekeinginan mereka, negara lain biasanya hanya memenjara orang itu seumur hidup. Tapi Giustizia tidak segan-segan untuk mengadakan eksekusi publik.

Mereka yang melakukan bullying akan diberi peringatan keras langsung dari kerajaan. Mereka yang diam saja dan tidak melapor saat melihat bullying juga akan diberi peringatan keras.

Konsekuensi dari pelanggaran itu akan membuat mereka drop out dari akademi mereka. Semua akademi akan diberi notice dari kerajaan mengenai orang tersebut, sehingga mereka akan kesulitan saat masuk ke akademi lain.

Tidak ada yang khawatir bila ada kesalahan yang dilakukan, seperti korban dan pelakunya tertukar, karena kerajaan memiliki organisasi tersendiri untuk hal-hal gelap seperti ini.

Hal itu membuat munculnya pro dan kontra bagi negara lain. Ada orang yang menganggap itu tindakan yang berani, namun ada juga yang berpendapat bahwa negara Giustizia terlalu kejam dan mengabaikan hak asasi manusia.

Tapi, hanya masyarakat Giustizia saja yang merasakan kebenarannya.

Memang benar, hukuman bagi yang bersalah cukup kejam. Tapi, bila kau diam saja tanpa melakukan hal buruk, maka Giustizia juga akan membiarkanmu hidup damai.

Negara Giustizia adalah negara impian bagi mereka yang lemah dan teraniaya.
Mereka melindungi yang tidak bersalah, dan tidak memberi ampun pada mereka yang bersalah.

Kembali mengenai topik akademi.

Berbeda dengan akademi dasar yang seluruh muridnya mempelajari seluruh pelajaran dasar seperti sihir dasar, teknik berpedang dasar, dan lain-lain. Mulai dari akademi menengah, para murid akan memilih kelas khusus yang ingin mereka kuasai. Kelas khusus tersebut adalah kelas sihir, kelas berpedang, kelas memanah, kelas menembak, dan kelas penciptaan.

Setiap pertengahan tahun, akademi menengah dan akademi atas selalu mengadakan sebuah kompetisi pada kelas masing-masing dan kompetisi kelas gabungan.

Tidak seperti akademi dasar, persaingan antar murid akan meningkat pesat pada saat memasuki akademi menengah.

A Second Chance for Life
.
.
.
A Fantasy Story
BY fallyndanella04
.
.
.
Enjoy!

Normal PoV

Seorang gadis berambut putih dan bermata merah menatap sebuah kapal besar yang ada di depannya. Ia terlihat gugup dan memegang kopernya dengan erat.

Kapal itu adalah sebuah kapal terbang yang akan mengantarkan murid-murid dari negara Amare menuju Gioia Academy.

Karena akademi tersebut terletak di perbatasan antara negara Umanita dan Giustizia, maka murid yang berada di negara selainnya akan diantarkan dengan kapal terbang yang merupakan properti khusus milik Gioia Academy.

"Sudah diduga dari akademi menengah paling ternama di dunia! Kapal terbang pun sampai bisa mereka miliki."

Anak laki-laki dengan ciri-ciri yang senada dengan gadis tersebut berbicara dengan mata yang bersinar kagum.

Di sampingnya lagi, terdapat juga anak laki-laki berambut dan bermata biru.

"Meskipun kita sudah diberitahu soal kapal ini, melihatnya secara langsung benar-benar terasa berbeda...," ujar anak laki-laki berambut biru tersebut.

Satu-satunya gadis di sana mengangguk setuju akan keduanya.

Ketiga anak tersebut, tidak lain dan tidak bukan adalah Alice Reffisa, Aven Reffisa, dan Viel Grissam.

Enam tahun sudah berlalu sejak kejadian penyerangan di Amare Academy. Selama enam tahun itu, tidak ada lagi kejadian buruk yang datang. Enam tahun yang normal dan damai.

Persahabatan antara Alice, Aven, dan Viel yang tidak pernah terpisahkan, sudah terkenal hingga ke penjuru Amare Academy. Tidak ada yang tidak mengenal mereka di sana.

Hubungan antara keluarga Grissam dan keluarga Reffisa juga berjalan dengan baik karena persahabatan ketiganya. Mereka sudah bertemu dengan Orangtua masing-masing.

Karena mereka sedang asyik mengobrol satu sama lain, mereka tidak menyadari bahwa beberapa murid yang ada di dekat mereka membicarakan ketiga anak tersebut.

Hal seperti itu tidak bisa dielakkan.

Alice, Aven, dan Viel adalah pemilik peringkat pertama hingga ketiga dari akademi dasar paling terkenal di negara Amare. Ketiga murid ini bahkan terkenal hingga ke luar Amare Academy. Ditambah lagi, Alice, Aven, dan Viel merupakan anak dari keluarga bangsawan Duke, bangsawan berperingkat tertinggi di hierarki setelah anggota keluarga kerajaan.

"Nona muda Alice, Tuan muda Aven, Tuan muda Viel! Kenapa anda bertiga lari begitu saja!?"

Sosok pemuda berambut dan bermata merah berlari mendekati mereka. Dia mengenakan seragam butler. Wajahnya terlihat kesal.

Ya, pemuda itu adalah mantan anggota Velnias, Drien Gerald yang telah enam tahun menjadi butler pribadi Alice dan Aven.

Akademi menengah dan akademi atas mengizinkan murid untuk membawa satu orang saja ke akademi. Karena itu, Alice dan Aven memutuskan untuk membawa Drien.

Viel sendiri tidak membawa seorang pun. Meski Orangtua Viel menyarankannya untuk membawa seseorang juga, Viel menolaknya.

Tentu saja mereka agak ragu dan khawatir. Hanya saja, setelah itu, Drien mengajukan diri untuk juga berperan sebagai pelayan Viel.

"Tuan muda Viel adalah sahabat dari anak-anak yang saya layani. Saya tidak keberatan untuk setidaknya memberi penjagaan padanya." Itulah hal yang Drien katakan pada Orangtua Viel sambil tersenyum cerah.

Drien panik seketika saat pasangan Grissam tersebut berterima kasih padanya dan memberinya selembar cek yang mengandung jumlah uang yang cukup... Besar.

Sebagai seorang butler, Drien mungkin adalah butler paling kurang ajar yang pernah ada.

Memang, caranya memanggil itu sangat sopan seperti pelayan pada umumnya, namun tidak ada pelayan yang meneriaki majikannya sendiri. Tidak ada juga pelayan yang sarkas ke majikannya sendiri. Tidak ada pelayan yang tertawa di atas kemalangan majikannya sendiri (tentu saja Drien tetap menolong. Ya, menolong sambil tertawa).

Aven masih ada sedikit rasa dendam terhadap Drien yang tertawa saat Aven tersiram air secara tidak sengaja oleh sihir air milik Kyra. Kyra sendiri segera panik dan meminta maaf berkali-kali.

Drien bukanlah orang yang dilatih sebagai pelayan sejak dia kecil. Karena itu ia tidak begitu familiar untuk berperilaku sebagai pelayan pada umumnya. Ditambah lagi, keluarga Reffisa sangat santai dan longgar terhadap pekerja mereka. Selama mereka tidak memikiki niat buruk dan tidak membahayakan majikan mereka, keluarga Reffisa akan membiarkannya.

"Ah, Drien. Hai." Alice, Aven, dan Viel menyapa Drien bersamaan.

Drien mengatur nafasnya yang terengah-engah. "'Hai'? Tuan muda dan Nona muda masih bisa bilang 'hai' ke saya?" Gerutunya.

Ketiga anak yang disebut itu tertawa kecil.

Drien menghela nafas. "Lari begitu saja saat anda semua turun dari kereta kuda.... Anda bahkan tidak memberi salam perpisahan pada Orangtua anda."

"Kami sudah memberi salam perpisahan berkali-kali di kereta kuda," jawab Alice dengan ekspresi datar.

"Dan aku yakin mereka membiarkan kita pergi. Iya, kan, Drien?" Tanya Aven dengan senyuman yakin.

"Jika mereka merasa kita tidak sopan, kita akan langsung ditarik dengan sihir angin milik Nyonya Elicca." Viel mengangguk sambil tersenyum polos.

Drien menghela nafas. Ia tidak bisa berdebat karena memang seperti itulah kenyataannya.

Theo dan Elicca sangat membebaskan anak kembarnya melakukan apa pun selama tidak ada yang tersakiti. Pasangan suami-istri Grissam awalnya masih sering cemas dengan apa yang anak-anak lakukan. Tetapi, hanya butuh waktu setahun bagi mereka untuk jadi terbiasa dengan kelakuan antik Alice, Aven, dan Viel.

Ketika sedang asyik berbicara, saat itulah sebuah suara feminin terdengar.

"Selamat pagi, seluruh calon murid Gioia Academy."

Alice, Aven, Viel, dan Drien menoleh ke arah kapal terbang secara otomatis. Seluruh orang yang ada di sana melakukan hal yang sama.

Tidak ada siapa pun yang terlihat.

Alice berpendapat. "Sepertinya pengumuman ini dilakukan dari dalam kapal."

Ketiga makhluk di sampingnya mengangguk mengiyakan.

"Saat ini, kalian sudah dibolehkan memasuki kapal terbang. Kami akan membuka pintu masuk. Perjalanan ini hanya akan memakan waktu beberapa jam. Aku mengharapkan perjalanan ini akan menyenangkan bagi kalian semua."

"Mohon untuk membuat 5 barisan dan masuk dengan tertib dan disiplin."

Semua murid merasa bersemangat saat mendengar pengumuman itu. Senyum lebar terpasang di wajah para murid. Tidak terkecuali Alice, Aven, dan Viel. Tidak lama kemudian, 5 barisan yang rapi sudah terbentuk begitu saja.

Saat itulah, pintu besar di kapal terbang tersebur terbuka. Para murid masuk dengan perlahan. Senyum mereka dipenuhi rasa semangat dan gugup sekaligus.

Setelah menapakkan kaki di dalam kapal terbang, Alice cukup terperangah kagum.

Kapal terbang tersebut sangat luas. Meskipun seluruh murid sudah memasuki kapal, tempat-tempat yang renggang masih dapat ditemukan.

Dekorasi di dalam kapal terbang tersebut sederhana dan tidak banyak, namun warnanya memiliki kontras yang indah dengan dinding kapal.

Sungguh sangat negara Giustizia sekali yang selalu mengutakan keamanan dan tidak akan menambahkan hal-hal yang tidak diperlukan. Praktis dan sederhana, namun tetap indah dan terkesan hangat.

Alice, Aven, dan Viel membawa koper mereka dan duduk di salah satu sofa yang ada di kapal itu. Drien juga tidak ragu-ragu untuk duduk di samping mereka dengan santai.

Sedari tadi, beberapa murid sudah melirik Drien dengan aneh. Pakaian Drien adalah seragam butler, namun kelakuannya sejak tadi tidak mencerminkan seorang pelayan, kecuali bahasa sopannya.

Kapal terbang ini dikelilingi dengan jenis barrier yang sama dengan barrier di Amare Academy. Barrier yang terdiri dari gabungan beberapa elemen.

Namun, tentu saja kekuatan Barrier itu lebih lemah dibandingkan dengan yang ada di Amare Academy. Meskipun terdiri dari 4 elemen yang sama, namun barrier di Amare Academy terbuat dari sihir murni dari tubuh. Sementara Barrier di kapal terbang ini [atau di tempat lain, secara spesifikasi] diambil dari alat sihir yang menghasilkan sihir elemen.

Pada dasarnya, sihir digunakan untuk menyerang. Membuat pertahanan dari sihir adalah hal yang hampir mustahil dan tidak berdasarkan dari kekuatan. Orang yang bisa membuat pertahanan dengan sihir tidak harus memiliki kemampuan yang kuat.

Amare Academy sangat beruntung karena memiliki empat orang yang dapat membuat pertahanan dari sihir mereka.

Karena itulah, ketika kejadian saat Barrier di Amare Academy berhasil ditembus, semua orang di dunia shock seketika.

°°°

Words: 1672

Bonus:
Dare Dio's Simple World Map [self-made]

Iya, Umanita paling gede negaranya.

Chapter pertama dari arc kedua, selesai!!! Selamat datang di arc kedua, semuanya!!

Ya ampun... Penjelasan soal negara Giustizia panjang banget 😂

So... See you in next chapter!

Akhir kata... Thank you for reading!
If you like this chapter, you can appreciated me with like or comment!
See you!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top