BAB 22
Setelah mengobrol cukup lama laura, bella dan helena bertemu dengan calista dan marcel, calista adalah yang paling bahagia menyambut kedatangan bella sementara marcel seperti biasa tidak banyak bicara
"bibi, apa bibi benar kembaran papa ku?" tanya calista saat mereka sedang bersama di cafe, bella tersenyum ke arah calista gadis itu mengingatkan akan dirinya semasa kecil
"tentu saja, calista tidak lihat wajah kita hampir mirip"
"benarkah aku secantik bibi? Apa bibi benaran seorang puteri dan papa pangeran?"
"benar sayang, jadi calista dan marcel juga pangeran dan puteri"
"yeeeii calista suka jadi puteri, mama calista mau tinggal di istana papa"
"itu bukan rumah kita" celetuk marcel ke arah calista membuat calista cemberut dan merengut
"marcel mama tidak pernah mengajarkan mu seperti itu" ujar laura ke arah anaknya marcel hanya diam cuek menangapi teguran laura
"calista, kalian mau bertemu papa? Papa ada disini dan ingin bertemu kalian" ujar bella ke arah calista dan marcel
"mau..calista mau ketemu papa bibi"
"anak pintar bibi akan segera panggil papa kemari" bella tersenyum dan mengambil ponsel nya menghubungi cristian
Pangilan tersambung dan bella menelpon cristian, cristian menyambut antusias pertemuan itu dia segera bergegas ketempat mereka akan bertemu bella kembali kepada laura dan anak-anaknya
"cristian akan segera kemari, kau tidak apa kan laura?" laura hanya tersenyum simpul dan mengangguk pelan dia tidak bisa lagi menghindari cristian untuk bertemu anak-anaknya lagi
"laura aku harus pergi, ibu meminta ku menemani nya ke belanja hari ini, kau temani bella dan cristian disini ya" helena berpamitan pergi karena janjinya kepada ibunya
"kak sampaikan semua nya kepada ibu, aku akan segera pulang"
"baiklah kau tenang saja, bella aku permisi senang bertemu dengan mu main lah ke apartemen kami jika kau ada waktu"
"baiklah, terima kasih helena untuk semuanya"
"sama-sama sampaikan salam ku kepada cristian, aku pergi dulu byee kids sampai bertemu di rumah"
"byee bibi helena" ujar calista dan marcel bersamaan, helena meninggalkan mereka disana bella menatap laura kembali sementara calista dan marcel sedang asyik makan siang
"laura"
"iya"
"apa kau benar tidak ingin ke istana membawa mereka?" bella masih mencoba membujuk laura
"entah lah bella aku belum siap rasanya"
"jika aku dan cristian membawa mereka untuk sementara waktu apa kau mengijinkan? Mom dan dad pasti sangat senang menemui cucu mereka dan membawa mereka ke istana" laura tampak menimbang kembali permintaan mereka
"musim dingin akan segera tiba dan libur akhir tahun akan segera tiba, mungkin kalian bisa membawa mereka jika raja dan ratu tidak bisa kemari"
"benarkah? Itu artinya kau setuju?"
"iya, tapi setelah liburan usai mereka harus kembali"
"tentu saja..kyaa laura kau yang terbaik, terima kasih" bella memeluk laura bahagia, laura menepuk pelan punggung bella
"berhati-hati lah mereka bisa jadi sangat tidak terkendali jik sudah nakal"
"tenang saja aku tahu bagaimana menghadapi mereka"
Tak lama suara cristian mengagetkan mereka semua
"bella, laura" sapa cristian yang kini berdiri tak jauh dari mereka, bella dan laura menoleh ke arah cristian
"cristian" bella beranjak dengan cepat menghampiri cristian dan menariknya ke arah mereka dengan cepat
"ayo kemari lihat lah mereka sangat mirip denganmu" cristian melangkah pelan ke arah anak-anaknya, mata nya tertuju kepada dua mahluk kecil yang sedang menyantap makanan mereka
Perasaan cristian membuncah, rasa haru dan air mata yang ingin menetes dari kedua matanya tidak bisa dia tahan dia menangis dalam diam untuk beberapa saat, laura menyaksikan itu dan hatinya terasa tidak tega melihat betapa cristian begitu bahagia ketika melihat anak-anaknya
"calista,marcel,lihat siapa yang datang" bella berujar kepada kedua anak kecil yang kemudian menatap ke arah mereka
"bibi siapa paman ini? Kenapa dia sangat tampan, mama apa ini kekasih mama?"
calista tidak bisa menutupi pandangan berbinar dan kagumnya melihat cristian rentetan pertanyaan calista seketika membuat cristian dan bella tertawa kecil dan laura terdiam malu
"calista apa calista ingin paman ini menjadi kekasih mama laura?" tanya bella mulai menggoda laura
"bella, pertanyaan apa itu"
"mau..ya kan acel, acel juga pasti suka jika paman ini jadi kekasih mama kan?"
"tidak mau, mama hanya milik ku"
"hey dia juga mama ku"
"iya mama kita mama hanya milik kita"
"marcel, calista ini adalah papa cristian, papa kalian" calista melonggo dan menatap cristian
"benarkah paman adalah papa kami?"
"iya,kemari lah sayang papa ingin memeluk kalian"
"wuaah asyik papa kami tampan, acel ayo peluk papa"
"tidak mau" marcel bersedekap dan berdiam diri di kursinya sementara calista berlari ke arah cristian dan memeluknya
"papa" ujar calista tersenyum bahagia dan memeluk cristian, cristian menyambut pelukan hangat itu dengan hati yang bahagia dan senyum gembira, hantinya membuncah merasakan dekapan hangat dari tubuh mungil di depan nya
"calista sayang kau sangat cantik, puteri papa yang cantik papa senang kau tumbuh dengan baik" cristian menatap haru ke arah anaknya dan ingin menangis
"papa jangan sedih, calista senang bertemu papa" calista menyeka air mata cristian
"maafkan papa terlalu cengeng karena bahagia bertemu kalian"
"calista sayang papa"
"papa juga saya kamu nak"
"marcel, ayo kemari temui papa" laura mendekati marcel, marcel melihat ke arah laura
"tapi ma, dia orang asing aku tidak kenal dia" laura tersenyum dan menatap putera sulung nya marcel memang lebih dingin dan cuek daripada calista dan dia juga lebih dewasa dari adiknya
"marcel, marcel hanya belum mengenal papa cristian, bagaimana pun dia tetap ayah kalian, dia merindukan kalian ini semua kesalahan mama yang tidak mempertemukan kalian dengan dirinya dari awal maafkan mama karena memisahkan kalian dari ayah kalian"
"kenapa mama minta maaf, mama tidak salah, mama menjaga dan membesarkan kami, mama ibu terbaik di dunia ini"
"terima kasih sayang, jadi sekarang marcel harus memeluk papa juga ya, acel kan anak pintar ya"
"baiklah, aku akan memeluk dia tapi dia berjanji tidak akan mengambil mama dari kami"
"tidak sayang, mama akan selalu bersama kalian"
Cristian dan bella tersenyum, menatap ke arah laura yang mampu membujuk marcel yang keras kepala, marcel berjalan ke arah cristian dan mengulurkan tangan nya
"hallo pa, aku marcel alexander louis" cristian tersenyum dan berjongkok menatap anaknya dan mengulurkan tangannya
"nama yang bagus boy, aku adalah ayahmu cristian alexander louis" marcel terkejut dan menatap cristian dan laura
"mama, kau memberi namaku sama dengan nya?"
"sepertinya mama mu masih belum melupakan papa"
"cristian..!!" laura mendelik ke arah cristian dan marcel cemberut
"mama, apa itu artinya mama lebih sayang dia mengapa namaku sama dengan nya" marcel tidak terima karena nama belakang nya mirip dengan cristian memicu marcel mengambek kembali
"ya tuhan cristian dia benar-benar anak mu, marcel itu hanya sebuah nama" bella tidak tahan lagi tidak buka suara
"marcel, mama memberi nama itu karena kau keruturunan papa dan kakek mu itu adalah nama belakang ayahmu dari keluarga nenek dan kekekmu calista juga memeliki nama yang sama"
Laura memberi pengertian kembali kepada anaknya
"bukan karena mama lebih menyangi dia kan?"
"tentu saja tidak sayang, mama tetap lebih sayang kalian" marcel tersenyum meledek ke arah cristian
"dengar tuh mama tetap lebih sayang kami jadi jangan berani-berani ambil mama dari kami" ujar marcel ke arah cristian
"boy, papa tidak ingin mengambil mama kalian, papa mau kalian dan mama kalian"
"cristian..!!" laura mendelik lagi ke arah cristian
"kenapa? Itu benar aku mencintai kalian semua jadi aku menginginkan kalian semua, calista mau kan papa nikah sama mama?"
"maau..." calista bertepuk tangan riang
"baiklah reuni ini mari kita sudahi,cristian kau bisa melamar laura lain kali sekarang kita harus membawa mereka pulang" bella menyudahi acara pertengkaran keluarga kecil itu laura hanya menghela nafas
"aku tidak mau dengan dia" marcel merengut dan memeluk laura
"baiklah acel dengan mama"
"calista mau sama papa" calista memeluk erat cristian dan cristian tersenyum
"calista memang pintar sini calista dengan papa"
"aku jauh lebih pintar dari dia" sungut marcel tak mau kalah
"baiklah acel juga pintar anak papa semuanya pintar dan mengemaskan karena itu papa punya hadiah banyak untuk kalian"
"benarkah pa,apa itu?"
Cristian memanggil para pengawalnya calista berdecak kagum melihat banyak nya pengawal cristian
"wuah pa..siapa paman-paman ini? Mereka kerena sekali"
"mereka semua adalah pengawal paman yang melindungi papa dari orang jahat calista dan acel
Juga akan memiliki pengawal papa akan memberikan kepada kalian"
"benarkah? Papa serius?" calista tampak berbinar tak terkcuali marcel yang tampak tak berminat
"ya serius"
"wuaah asik..calista benaran jadi puteri"
"tentu saja sayang kamu kan puteri papa paling cantik" bella dan laura hanya tersenyum melihat inraksi keduanya
"cristian bella" sapa laura ke arah mereka berdua
"ya ada apa laura?" bella menoleh dengan cepat ke arah laura
"sepertinya ini telpon dari kantor, bisakah kalian menjaga mereka sebentar sementara aku mengambil pangilan ini"
"tentu saja,pergi lah kami akan menjaga mereka disini"
"baiklah"
Laura beranjak menjauh dari mereka semua dan mengangkat ponselnya, cristian melihat laura yang pergi menjauh
"cristian aku ingin tahu apa yang kau dan laura bicarakan saat bertemu tadi?" cristian tampak diam mendengar pertanyaan bella
"akan aku ceritakan nanti disini masih ada anak-anak"
"baiklah" tak lama laura datang dengan tergesa-gesa
"cristian bella, aku sepertinya harus kembali ke kantor ada rapat dadakan"
"pergi lah kami akan menjaga marcel dan calista"
"bisakah kalian membawa mereka sementara? Aku akan menelpon helena nanti untuk menjemput mereka"
"kau datang saja ke panthouse ku nanti untuk me jemput mereka aku dan cristian akan mengantar kalian pulang nanti bagaimana?" laura tampak melihat ke arah cristian yang kini sibuk bermain bersama marcel dan laura
"baiklah, aku titipkan mereka kepada kalian, kirimkan alamat panthouse mu"
"okee sampai bertemu nanti"
"aku pergi dulu, calista, marcel, kalian main bersama papa dan bibi bella dulu ya mama harus kembali ke kantor nanti mama akan jemput kalian,okee"
"okee mama"
"aku titip mereka bella"
"tenang saja hati-hati di jalan"
"baik sampai jumpa nanti,cristian aku pergi dulu"
"ya pergi lah aku akan menjaga mereka"
"terima kasih"
Laura pun pergi meninggalkan cristian dan bella bersama anak-anaknya bella menghampiri kedua anak kembar mengemaskan itu
"nah kids ayo kita pulang ke rumah bibi, kalian bisa main sepuasnya disana"
"horee ayo bi"
Calista bersemangat sementara marcel hanya mengikuti mereka, mereka berempat kemudian pergi dari cafe dan berjalan pulang menuju panthouse milik bella yang ada di australia
"apa dad dan mom tahu kau telah bertemu laura?" tanya bella di dalam mobil saat mereka berjalan menuju pulang
"belum"
"jadi kau belum memberitahu mereka?"
"belum sebaiknya kita membicarakan ini setelah pernikahan edward"
"kau benar ini pasti akan menimbulkan kehebohan di istana"
"benar, untuk sementara cukup hanya kita berdua yang tahu keberadaan laura dan anak-anak ku, aku masih ingin menghabiskan waktu bersama mereka"
"jadi kau belum akan pulang ke prancis?"
"aku rasa tidak, kita pergi ke norwegia dari sini saja"
"baiklah aku pikir itu ide yang bagus semoga tidak ada yang mencurigaimu"
"aku telah memberitahu dad dan mom aku masih memiliki pekerjaan disini"
"bagaimana dengan wanita ular itu?"
"selama aku masih mengabaikan nya dia tidak akan bisa bertindak macam-macam kali ini aku akan membuat perhitungan denganya" rahang cristian mengeras ketika mengingat emma dan pembicaraan nya dengan laura tadi siang
"ada apa? Apa aku melewatkan sesuatu tentang wanita ular itu?"
"sepertinya kau benar jika emma lah penyebab kepergian laura"
"apa..!! Benarkah? Kau serius? Cristian ceritakan apa yang terjadi?"
Cristian kemudian menceritakan semua hal yang dikatakan laura kepada dirinya, kemarahan bella semakin menjadi-jadi mendengar cerita dari cristian
"brengsek..!! Apa aku bilang wanita ular itu pasti adalah penyebab laura pergi, apa jangan-jangan dia sudah mengancam laura saat itu" ujar bella emosi dan berapi-api ingin sekali rasanya dia memaki emma saat itu juga
"tenang lah bella, kita harus mencari tahu semuanya, kita tidak bisa menuduh emma yang melakukan nya kita tidak punya saksi atau bukti apa pun untuk menguatkan dugaan itu"
"kau benar, kita harus mencari bukti terlebih dahulu jika emma lah penyebab laura pergi malam itu"
"aku akan menyeledikinya diam-diam jangan sampai emma curiga akan hal ini"
"bagaimana kau akan melakukan nya?"
"aku sudah punya rencana"
"masih rahasia tapi apa pun nanti yang akan aku lakukan adalah semua demi membawa kembali laura dan anak-anak ku"
"aku akan membantu mu apa pun rencana mu"
"terima kasih aku pasti akan membutuhkan bantuan kau dan ed"
"katakan saja apa yang harus kami lakukan aku akan membantumu"
"bella, aku dengar ada salah satu kerabat inggris yang kuliah di jurusan mu?"
"benarkah? Mengapa aku tidak tahu itu"
"kau pasti tahu dia baru saja pindah ke kampus mu bulan ini"
"pindah? Jadi maksudmu dia mahasiswa baru begitu?"
"aku rasa begitu,bisakah kau mencari tahu siapa dia dan apa dia mengenal emma"
"apa kau ingin mendapat informasi darinya tentang wanita ular itu?"
"tepat, selain aku akan menyeledikinya sendiri aku membutuhkan menemukan orang lain yang mengenal dia namu tidak terlalu dekat dengan dia dengan kata lain mereka masih sesama kerabat kerajaan inggris tapi tidak dekat"
"baiklah aku akan mencari tahu siapa mahasiswa inggris itu"
"terima kasih aku mengandalkan mu"
"tenang saja akan aku lakukan apa pun untuk membawa kakak ipar dan keponakan ku kembali"
"terima kasih bella"
Mobil yang cristian dan bella tumpangi berserta anak-anak cristian masih terus melaju menuju panthouse bella sementara itu laura sudah sampai di kantornya dan sedang berjalan tergesa-gesa melalui loby
"nona laura tuan rob sudah menunggu anda di ruang meetting" sekretaris laura langsung menghampiri laura
"ya baik aku akan segera menyusul kenapa rapat ini mendadak sekali"
"rekan bisnis kita yang anda temui di new york kemarin datang kemari untuk membahas proyek kerjasama"
"maksudmu dari majalah new york time?"
"iya nona"
"kenapa raykan tidak mengabariku, apa maksudnya ini? Apa dia sengaja" gumam laura sembari mengambil blazer kerjanya
"maaf nona apa yang anda katakan?"
"bukan apa-apa, bawa semua berkas dan kontrak kerjasama kita"
"baik nona" laura merapikan panampilan nya yang berantakan dan juga mengambil laptop miliknya
"aku harap cristian benar-benar bisa menjaga mereka" batin laura kemudian berlalu pergi ke ruangan rapat
Laura dan sekretarisnya berjalan dengan cepat menuju ruang rapat, laura membuka ruang rapat dan disana robin yang merupakan direkturnya ada disana
"tuan robin maafkan saya terlambat saya baru mendapat kabar mengenai rapat ini"
"tidak masalah laura duduk lah, oh ya kau pasti sudah kenal pria inikan?" robin menujuk ke arah pria di depan nya laura menatap ke arah raykan yang tersenyum senang melihat laura kembali
"nona anastasia senang melihatmu kembali"
"tuan raykan anda mengejutkan saya tidak mengabari akan kemari, bagaimana kabar anda?"
"aku baik,ya aku hanya ingin membuat sedikit suprise maaf jika ini merepotkan mu"
"tidak masalah saya senang anda kemari"
"jadi cukup reuni nya bagaimana jika kita mulai rapatnya tuan raykan?"
"silahkan tuan robin"
Laura duduk di samping robin dan menatap ke arah raykan, rapat yang hanya di hadiri oleh mereka bertiga dan kedua sekretaris robin dan laura berserta sekretaris raykan itu membahas mengenai proyek yang akan mereka tangani bersama di australia
"jadi saya tertarik untuk membuat iklan dan berita yang berbasis di australia namun akan di pasarkan tidak hanya disini namun juga di new york"
"kami menyambut baik hal ini tuan raykan,bagaimana laura apa kau siap untuk menangani proyek ini bersama tuan raykan?" robin menoleh ke arah laura mencari persetujuan laura
"saya rasa ini ide yang luar biasa tapi apakah tidak masalah jika saya menangani ini tuan robin mengingat saya adalah manager editor majalah fashion"
"tidak masalah nona anastasia karena saya tidak hanya menginginkan berita biasa dan hanya iklan biasa, saya juga menginginkan berita dan iklan mengenai fashion dunia saat ini"
laura tampak menatap raykan, pria itu bersunguh-sungguh menginginkan dirinya bekerjasama dengannya dalam proyek itu, ini adalah impian nya haruskah dia melepaskan nya ketika impian nya sudah sedikit lebih dekat
"baiklah saya akan menerima proyek ini dan akan berusaha memberikan yang terbaik"
"great bearti sudah di putuskan tuan raykan nona anastasia laura akan bekerja bersama anda"
"tentu tuan robin saya tidak sabar menunggu apa yang akan kami berikan kepada dunia"
Laura hanya tersenyum simpul dan kemudian mereka mendatangani kontrak kembali mengenai keikutsertaan laura bekerja bersama raykan
Robin menyalami raykan sebelum akhirnya pamit undur diri terlebih dahulu dari mereka semua yang kini hanya menyisakan laura bersama raykan dan para sekertaris mereka
"jadi nona anatasia bagaimana? Aku menangih janjimu untuk kemari"
"maksud anda tuan?"
"oh ayolah panggil aku raykan jika kita sedang tidak dalam bisnis"
"baiklah raykan jadi apa maksudmu dengan menagih janji?"
"anak-anakmu apa kau lupa? Kau bilang akan memperkenalkan aku dengan mereka jika kau kemari" laura tampak baru mengingat sesuatu
"oh ya janji itu, baiklah bagaimana jika nanti aku menghubungimu lagi untuk hari ini mereka tidak bisa aku bawa keluar"
"baiklah aku ada tiga hari waktu disini, dalam tiga hari mari habiskan waktu untuk mempertemukan aku dengan mereka"
"baiklah, aku akan mengabarimu lagi nanti"
"okee aku tunggu, jadi sekarang apa kau ingin pulang?"
"ya aku harus ke suatu tempat"
"oh aku pikir bisa mengantar mu pulang hari ini?"
"aku rasa tidak hari ini raykan"
"baiklah aku mengerti jika begitu aku pergi dulu sampai berjumpa lagi, aku akan menghubungimu kembali untuk mengingatkan janjimu" laura terkekeh
"baiklah ingatkan aku nanti tuan raykan"
"dengan senang hati nona laura, aku permisi dulu" raykan mencium pelan tangan laura dan tersenyum kemudian pergi, laura sedikit terkejut mendapati perlakuan manis raykan yang kini berlalu keluar dari ruang rapat
"huh bagaimana aku bisa melupakan janji itu?" laura memijit pelan kening nya
"ada apa nona?"
"tidak apa-apa sarah,aku akan pulang sekarang tolong kau buat salinan mengenai kontrak hari ini dan tetapkan waktu kapan aku mulai bisa mengerjakan proyek ini dan hubungi sekretaris raykan untuk menyesuaikan waktunya"
"baik nona akan saya lakukan"
"terima kasih, maaf merepotkan mu aku harus menjemput anak-anak ku sekarang"
"baik nona"
"aku pergi dulu"
laura tersenyum dan kemudian berlalu pergi dari ruangan rapat mengambil tas dan kunci mobilnya, bella telah memberikan alamat panthousenya dan laura bergegas kesana untuk menjemput anak-anaknya jam sudah memasuki waktu malam hari ketika laura menuju panthouse bella
Sepanjang jalan laura memikirkan bagaimana mempertemukan anak-anaknya kepada raykan selama cristian masih disini, itu akan sulit membawa mereka, laura tidak ingin raykan tahu jika cristian adalah ayahnya, belum waktunya siapa pun tahu jika cristian adalah ayah dari anak-anaknya
"kenapa raykan harus datang di waktu tidak tepat begini" gerutu laura prustasi sendiri di mobilnya yang kini sedang berjalan menuju panthouse bella
Sekitar tiga puluh menit akhirnya laura sampai di panthouse bella yang hampir sebesar mansion itu, laura memarkirkan mobilnya di pekarangan ketika para penjaga memberikan akses dirinya masuk, laura turun dari mobil dan menarik nafas panjang, sejujurnya hatinya gugup ketika memikirkan harus bertemu cristian kembali dan berintarksi kembali dengan pria itu
Laura memasuki panthouse, pelayan disana langsung menyambut laura, mereka telah di beritahu jika laura akan datang dan meminta mereka membawa laura langsung menemui bella dan cristian
"puteri maksud saya nona laura, pangeran dan puteri bella ada di ruang tengah mari saya antar"
"baiklah"
Laura mengikuti langkah kaki pelayan menuju ruang tengah, panthouse itu terasa begitu nyaman dan sangat khas dengan gaya bella, laura tersenyum melihat ke sekeliling panthouse yang mengingatkan laura akan paviliun milik bella dulu
"puteri, pangeran, nona laura telah datang" bella dan cristian yang sedang menikmati teh mereka menoleh ke arah laura
"laura ayo kemari" laura berjalan ke arah mereka dan duduk di sofa
"dimana anak-anak?" laura mengedarkan pandangan nya mencari keberadaan calista dan marcel
"mereka sedang tidur sekarang, sepertinya mereka kelelahan karena bermain seharian" ujar bella menjelaskan kepada laura
"dimana mereka tidur?"
"kau ingin melihatnya?"
"iya, aku harus membawa mereka pulang"
"tidak bisakah kalian menginap disini saja semalam? Kasian mereka telah tidur nyenyak" laura tampak diam dan kemudian cristian buka suara yang sedari tadi hanya diam
"biarkan mereka istirahat jangan ganggu mereka kalian bisa pulang besok pagi, ini sudah sangat larut menginap lah disini"
"benar laura akan bahaya jika kalian pulang malam-malam begini, aku takut mereka akan sakit karena kelelahan"
Laura tampak diam, bagaimana bisa dia terjebak kembali hari ini setelah terjebak karena raykan sekarang terjebak bersama cristian,laura tidak punya pilihan demi anak-anaknya dia pun akhirnya mengiyakan permintaan bella dan perintah cristian
"baiklah kami akan menginap disini aku akan menelpon helena dulu" laura mengambil ponselnya dan kemudian menelpon helena
"hallo laura"
"hallo kak, apa kau sudah di apartemen?"
"kami sudah kembali dari tadi dimana kau sekarang? Kenapa kalian belum juga pulang?"
"kak sepertinya malam ini kami harus menginap di panthouse bella karena calista dan marcel sudah tertidur mereka kelelahan"
"oh begitu baiklah tidak apa, ini juga sudah larut memang sebaiknya kalian menginap saja"
"baik kak, sampaikan kepada ibu jangan khawatirkan kami"
"iya aku mengerti,baiklah sekarang istirahat lah selamat malam"
"malam kak byee"
Laura menatap bella dan cristian kembali yang sedari tadi menunggu jawaban laura
"bagaimana laura?"
"ya kami akan menginap disini"
"baiklah aku akan meminta pelayan menyiapkan kamarmu dan pakaian mu, apa kau sudah makan malam? Kami akan makan malam setelah ini"
"aku akan menyusul aku ingin melihat anak-anak dulu"
"baiklah,pelayan akan mengantarmu"
"aku yang akan mengantarnya ayo laura" cristian beranjak dari sofa dan berjalan mendahului laura
"pergilah,kamar mu ada di samping kamarku"
"baiklah bella terima kasih"
Laura mengikuti langkah cristian, dia menatap lurus ke depan ke arah punggung cristian yang kini berjalan menaiki anak tangga
"punggung itu masih sama dengan enam tahun lalu" batin laura melihat pegunggung cristian sepintas akan kenangan nya bersama cristian melewati laura membuat laura mengelengkan kepala
Cristian sampai di depan kamar anak-anaknya dan membuka pintu kamar mereka
"masuklah, mereka sudah tidur nyenyak" laura menatap kedua buah hatinya yang sudah tidur pulas di ranjang
Laura berjalan menghampiri mereka dan duduk di sisi kanan ranjang dan cristian yang duduk di sisi kiri ranjang menatap anak mereka yang tidur lelap
"putera puteriku kalian pasti lelah bermain ya, sweet dream baby" laura mencium kedua kening anaknya dan cristian membelai pelan rambut mereka
"mereka bermain dengan senang hari ini meski marcel sedikit sulit tapi bella berhasil membujuknya"
"marcel memang lebih dingin dan cuek terhadap apa pun yang baru dan asing baginya terutama jika itu mengancam hal-hal yang dia sayangi"
"dia persis seperti aku kecil dulu"
"benarkah?"
"iya aku selalu seperti itu lebih asyik bermain sendiri dan cuek dengan lingkungan sekitarku, tapi aku selalu menjaga bella seperti marcel menjaga calista"
"aku rasa mereka memang mirip kalian"
"tapi calista mirip denganmu setiap kali melihatnya aku seperti melihat gambaran dirimu di dirinya" cristian tersenyum dan mencium lembut pipi kedua anaknya
Hati laura terasa menghangat melihat itu akhirnya anak-anaknya merasakan kasih sayang cristian sebagai ayahnya
"terima kasih karena telah menemani mereka"
"aku yang harus berterima kasih karena mengijinkan mereka akhirnya tahu aku adalah ayah mereka"
"cepat atau lambat mereka harus tahu kau adalah ayahnya ini hanya soal waktu dan kesiapan ku memberitahumu"
"apa kau menyesal aku tahu lebih cepat?" laura mengeleng kepalanya pelan dan menatap anak-anaknya kembali
"tidak, ini jauh lebih baik di masa pertumbuhan mereka, mereka bisa merasakan kasih sayang seorang ayah ini akan memberikan kenangan yang indah di masa kecil mereka aku bersyukur untuk itu aku selalu takut mereka tidak akan merasakan kasih sayang seorang ayah ketika mereka kecil"
"aku disini dan aku pastikan mereka akan mendapatkan kasih sayang yang berlimpah"
"terima kasih"
"aku akan lebih senang jika kita bisa kembali menjadi sebuah keluarga yang utuh laura"
cristian menatap laura dalam suasana kamar yang tamaram laura bisa merasakan cristian menatapnya dalam, tidak ada jawaban dari laura kecuali kebisuan nya, laura menatap anak-anaknya dan kemudian beranjak dari ranjang
"aku rasa bella sudah menunggu kita ayo turun aku harus mandi dulu"
"baiklah, pergi lah dulu aku masih akan melihat mereka"
"baiklah aku turun dulu"
Laura berjalan keluar dari kamar anak-anaknya dan menutup pintu kemudian, dia menutup matanya dan menarik nafas panjang, air matanya menetes sesaat
"cristian" ujarnya lirih dan kemudian menyeka air matanya dan kemudian berjalan turun menuruni tangga
Cristian menatap pintu yang di tutup dan bergumam lirih, hatinya kecewa namun dia masih akan tetap berusaha membawa laura kembali kepada dirinya
"aku akan membawamu kembali dalam pelukan ku laura demi anak-anakku dan demi cintaku untuk mu" gumam cristian pelan dan menyelimuti anak-anaknya dan kemudian berlalu pergi dari kamar
Laura menghampiri bella yang sedang berada di ruang makan dan membantu pelayan menata meja
"aku tidak tahu jika puteri bella sekarang sangat rajin" bella menoleh ke asal suara dan terkekeh
"ini spesial jadi aku harus menyiapkan semuanya, apa kau sudah mandi?"
"baru akan mandi, dimana kamarku?"
"pelayan akan mengantarmu bersiap lah aku tunggu"
"baiklah tuan puteri"
"cih dasar ini makan malam pertama setelah begitu lama laura kau tidak tahu betapa aku sangat bahagia"
"ya aku bisa melihatnya baiklah jika begitu aku harus tampil cantik bukan?"
"tentu saja, aku sudah menyiapkan pakaian gantimu, maka berdandan lah queen"
"bella..jangan membuatku malu"
"hey itu pujian"
"baiklah aku akan ke kamar dulu"
" pelayan antarkan nona laura"
"baik puteri"
Laura di bawa oleh pelayan ke kamarnya dan bella tersenyum di meja makan
"tunggu lah laura aku akan membawa semua yang hilang untuk kau dan cristian malam ini" bella tersenyum sumringah dia sudah menyediakan rencana untuk cristian dan laura
Sore tadi dia menghubungi edward memberitahu segalanya, edward tidak bisa menahan kebahagian dan semangatnya mengenai keberadaan laura yang kembali, tentu saja ide gila kedua saudara itu langsung muncul begitu saja, ide gila yang mereka coba terapkan enam tahun lalu gagal di lakukan jadi bella akan membawanya malam ini
Bella sengaja meminta pelayan menidurkan calista dan marcel itu akan bisa menaha laura untuk tidak pulang malam itu, tidak menyangka bahwa rencananya akan berjalan mulus, bella tinggal melakukan hal terakhir malam ini, dia sudah siap jika besok laura akan mengamuk kepadanya karena dia sudah mengantongi ijin membawa kedua keponakan nya ke paris bella jadi tidak takut dia yakin laura akan mengerti kali ini dan cristian akan tahu perasaan laura setelah ini, bella tidak bisa lebih bersemangat dari ini malam itu
"apa yang begitu lucu hingga kau tersenyum tidak karuan dari tadi?" tanya cristian yang kini sudah duduk di kursi makan
"tidak,aku hanya mengingat percakapan konyol dengan ed tadi"
"kau menghunbungi edward?"
"iya aku sudah menceritakan semua kepada edward dan dia sangat senang mendengarnya dia tidak sabar akan bertemu kedua keponakan nya nanti"
"aku belum berencana membawa mereka ke prancis"
"kau bercanda, laura sudah memberi ijin"
"benarkah? Kapan? Kenapa aku tidak tahu"
"well aku yang mendapatkan nya liburan musim dingin, laura mengijinkan kita membawa mereka ke prancis"
"benarkah?"
"iya, jadi mari setelah pernikahan ed kita kabari dad dan mom kita akan membawa cucu mereka"
"baiklah aku akan bicarakan ini nanti ketika di norwegia"
"tentu saja"
"dimana laura?"
"dia sedang mandi dan bersiap"
Tak lama laura datang dari sudut kiri dengan mengenakan gaun selutut yang memang miliknya, bella sengaja membawa gaun milik laura yang dia tingalkan di paris saat itu
"apa aku terlambat?"
"tidak sama sekali, wuah laura gaun itu masih pas di tubuhmu"
"kau sengaja membawanya ya?"
"hahaha aku tahu itu pasti masih akan pas di tubuhmu ayo duduk" laura duduk di kursi depan bella dan cristian memimpin makan malam itu
Cristian menatap laura yang tampak begitu cantik, entah mengapa laura malah terlihat jauh lebih cantik dan memukau meski dia sudah menjadi seorang ibu sekarang, laura hanya tersipu malu ketika cristian terus menatapnya dan merasa canggung duduk di kursinya
"eheem jadi bisa kah makan sekarang?"
"silahkan" ujar cristian tersadarkan dan menatap makanan yang kemudian di hidangkan pelayan
"ayo makan selamat datang kembali laura ini adalah makan malam menyambut kembalinya dirimu di tengah kami semua" bella mengangkat gelasnya yang kemudian di ikuti cristian
"terima kasih masih begitu hangat menyambutku"
"selalu kau selalu menempati tempat pertama ini untuk para keponakan ku yang mengemaskan, chriss"
"chirss" laura dan cristian bersulan dengan bella suara dentingan gelas terdengar bella tersenyum senang dan kemudian meletak kan gelas kembali
"ayo mari mulai makan"
Mereka kemudian mulai makan sembari megobrol banyak hal,tanpa terasa laura menikmati obrolan singkatnya bersama bella di meja makan meski cristian tidak banyak bicara namun dia menikmati obrolan kedua wanita yang membuat perasaan nya begitu lega, lega karena akhirnya bella menemukan kembali sahabat nya yang hilang dan cristian menemukan kembali kekasihnya yang dia rindukan, meski makan malam itu hanya mereka bertiga namun moment itu begitu berkesan dan mengharu kan
****
Makan malam selesai di lanjutkan dengan acara santai mereka di taman belakang pantshouse yang memeliki gazebo disana, bella membuat api unggun dan menyiapkan santai romantis disana, cristian dan laura teringat akan kenangan mereka saat berada di venicia enam tahun lalu
"bella ini"
"persis saat kita di venicia?"
"iya benar hanya saja tidak ada ed disini"
"benar, ed sedang mengurus pernikahan nya andai saja kau bisa datang ke pernikahan nya"
"kau tahu itu tidak mungkin bella"
"aku mengerti laura ayo duduk, cristian kenapa kau hanya diam berdiri disana kemari lah"
Mereka pun duduk di gazebo sembari menikmati bulan yang bersinar terang di langit, api unggun menghagatkan mereka di tengah cuaca dingin yang mulai menerpa, bella menuangkan sebotol anggur merah disana dan desert yang di sajikan pelayan
"ayo nikmati hidangan spesial dariku untuk kalian malam ini, kita mengenang moment kembali di venicia aku sangat merindukan liburan seperti itu lagi,terlebih gazebo ini sangat mirip dengan gazebo di villa venicia"
ujar bella terkekeh, cristian dan laura sama-sama terbatuk dan memerah ketika bella mengungkit mengenai gazebo venicia
"uhukk"
"uhukk eheem"
"ada apa? Kalian baik-baik saja?" bella menoleh heran ke arah mereka berdua
"tidak ada apa-apa" cristian meneguk minuman nya sampai habis dan laura membuang wajahnya yang memerah
"ada apa dengan kalian berdua? Apa kalian punya kenangan dengan gazebo di venicia?" tatap bella curiga ke arah laura dan cristian
"tidak..!!" jawab cristian dan laura bersamaan, bella tersenyum geli melihat kelakuan laura dan cristian yang begitu malu
Bella tahu gazebo di venicia adalah tempat pertama semua nya di mulai begitu intim antara laura dan cristian meski bella tidak tahu pasti apa yang terjadi saat di venicia tapi bella tahu jika cristian pernah membawa laura ke gazebo milik villa mereka di venicia
"oh aku pikir kalian punya kenangan yang indah di gazebo venicia" ujar bella spontan dan meminum anggurnya kembali
"tidak, itu tidak ada apa-apa disan Bella"
"iya laura, aku ingin ke kamar mandi dulu, kalian mengobrol saja dulu"
"bella kau mau kemana?" laura menahan tangan nya dan menatapnya
"tenang lah laura aku kebelet pipis sekarang"
"baiklah jangan lama"
"hmm"
Bella beranjak dari gazebo, langkah pertama berhasil, ini adalah saatnya dia meninggalkan keduanya disana, mereka tidak tahu jika minuman itu telah di campuri bella sesuatu bella terkekeh dia tidak meminum anggur dari botol yang sama karena ada dua anggur disana
Sepeninggalnya bella, cristian dan laura saling terdiam, anggur di botol sisa setengah karena mereka tidak saling bicara
"gazebo ini tidak memiliki tirai" ujar cristian membuat laura menoleh
"maksudmu?"
"ya gazebo ini tidak sama dengan di venicia"
"tentu saja berbeda ini australia bukan di venicia"
"aku hanya penasaran apa semua benar telah berubah laura?" criastian menatap laura dalam
Pandangan cristian terasa seperti membangkar tubuh laura saat itu juga
"ya tuhan ada apa dengan tubuhku ini?" batin laura mulai merasa tidak nyaman saat cristian menatap dirinya
"ya semua sudah berubah tentu saja"
"apa kau sudah melupakan semuanya?"
"apa maksudmu cristian?"
"rasanya laura apa kau sudah melupakan nya?"
"rasa apa?" suara laura mulai bergetar tubuhnya mulai terasa panas dia mulai kebingungan
"rasa saat kita bersama"
"cristian bisakah kita menghentikan ini?"
"ada apa? Kenapa wajahmu memerah?"
"wajahmu juga memerah, apa kau merasakan hal sama?" mereka saling bertatap dalam diam
"terasa semakin panas"
"dan haus, apa kau memasukan sesuatu lagi dalam minuman atau makanan ini, apa ada teh mint disini"
"percaya lah aku tidak melakukan ini semua, sial ada apa ini..!!" cristian mulai kepanasan dan membuka kerah bajunya
"cristian..!! Jangan lakukan itu"
"ini panas laura, tunggu wajahmu semakin memerah" cristian memegang pipi laura dan rasa panas langsung menyegati kulit laura
"cristian lepaskan kau membuatnya semakin buruk, apa ada cara melepaskan nya?"
"jika kau masih ingat kau tahu pasti cara terbaiknya laura..!!" cristian mengipas badan nya yang mulai bekeringat, laura mengikat rambutnya dan bergerak tidak nyaman di tempatnya
"dimana bella..kita harus pergi"
"mau kemana laura? Ini tidak bisa di biarkan begitu saja"
"cristian aku tidak bisa melakukan nya"
"apa kau ingin kesakitan sepanjang malam?"
Laura sudah gelisah di tempatnya dan semakin menatap cristian dia tidak bisa menahan desakan di dalam dirinya dia ingin segera memeluk pria di depan nya
"bella pasti melakukan ini"
"suut diamlah bukan saatnya untuk marah saat ini mari kita selesaikan ini" cristian mendekat dan mengelus pelan wajah laura, laura menutup matanya menerima belaian lembut cristian dan menghirup dalam aroma cristian di dekatnya
"cristian aku"
"suut ijinkan laura aku tidak akan melakukan nya jika kau tidak menginjinkan nya"
"kau tahu pasti kita tidak punya pilihan cristian, sial ini gila..!!" laura mencium cristian dan melumat bibirnya reaksi yang tidak bisa cristian tolak, sungguh enam tahun berlalu dan laura benar-benar berubah
"bukan perubahan yang buruk laura" batin cristian tersenyum senang, perasaan cristian membucah dan bergejolak ciuman panas terjadi diantara mereka, bella yang baru saja akan kembali ke taman belakang terkejut di tempatnya
"ooo oh tuhan sudah terjadi,kyaaa..aku tidak bisa membiarkan moment ini" bella berteriak di tempatnya pelan, dia memotret laura dan cristian yang kini saling berciuman mesra
"oh ed ini sangat liar kau pasti akan suka"
gumam bella kegirangan, bella mengirim gambar cristian dan laura kepada edward dan dia diam-diam berlalu masuk ke dalam panthouse mematikan semua lampu dan meminta semua pelayan masuk ke kamar masing-masing, tidak satu pun bella biarkan siapa pun menganggu malam panas dan panjang cristian dan laura malam itu
"kembali ke kamar kalian jangan keluar sampai besok pagi" perintah bella kepada para pelayan
"baik puteri" bella sengaja membuka pintu belakang dan kemudian mematikan lampu membiarkan suasana menjadi gelap
"cristian kau harus berterima kasih kepadaku nanti" ujar bella tersenyum senang dan kemudian bergegas masuk ke kamarnya sebelum laura dan cristian menyadari keberadaan nya
Cristian dan bella masih berciuman dalam diam dan mesra kancing baju cristian satu persatu mulai terlepas karena tangan laura yang tidak berhenti membukanya
"cristian kita tidak bisa melakukan disini" laura terengah, tubuhnya benar-benar membara sekarang dia menatap cristian yang sudah berantakan
"tentu saja aku tidak akan mengulang moment yang sama" cristian mengendong laura dan membawanya masuk ke dalam panthouse
Suasana panthouse begitu gelap namun cristian tahu kemana harus melangkah, dia mencium laura kembali dan membawanya ke kamar miliknya,pintu terbuka ketika satu tangan cristian membukanya dan membawa laura ke dalam kamarnya
Laura jatuh di atas ranjang cristian, dalam hitungan detik semua sudah berubah mereka yang awalnya saling berbedabat dan laura yang menjauh, kini berbanding terbalik dari apa yang cristian saksikan di depan nya, laura membuka semua pakaian cristian menahan cristian di bawahnya
"laura kau sungguh berubah tapi perubahan ini luar biasa"
"ingatlah bahwa aku ibu dari dua anak dan wanita dewasa sekarang" laura tidak bisa menahan dirinya lagi entah apa yang merasukinya malam itu yang dia tahu dia menginginkan cristian sekarang dibawahnya
"tentu saja ibu dari dua anak kau sudah lebih ahli melakukan nya, beritahu aku apa ini pertama kalinya lagi?"
"berhenti posesive sekarang cristian, satu-satunya pria di ranjangku hanya kau..!!" laura mencium setiap inci tubuh cristian dan menyentuhnya perlahan
"itu berita paling bagus setelah anak-anak ku"
"dan kau?"
"first time for long time honey"
"emma?"
"never, aku tidak akan pernah menyentuh wanita manapun selain dirimu?"
"seriously?"
"atas nama anak-anak ku,aku bersumpah"
"cristian jangan buat aku menyesal melakukan ini lagi..!!"
"lagi..? Terdengar seperti kau belum melupakan nya lauraku" cristian mengambil alih permainan kini laura berada di bawahnya, cristian menatap laura dalam
"tidak semudah itu melupakan semuanya meski aku mencoba"
"jadi apa artinya kau mencintaiku laura?" cristian tahu mencari kepasatian di tengah hilang nya kesadaran mereka adalah hal konyol tapi dia sangat ingin mendengar isi hati laura
"ya aku mencintaimu selalu" cristian mencium laura dan meremas pelan gaun nya dan membukanya
"aku tahu matamu bicara laura"
"cristian, lakukan dengan pelan"
"pelan dan liar, bukan kah itu yang kau inginkan?"
"ya, kau selalu tahu itu"
"tentu saja aku mengenal wanitaku"
Cristian tidak bisa menungggu lebih lama lagi, aksi pertama dimulai, percintaan semalam kembali untul kesekian kalinya, malam panjang yang telah lama hilang kini kembali, laura berada di atas ranjang cristian setelah enam tahun berlalu tentu saja cristian tidak akan melewatakan sedetik pun moment itu, kerinduannya akan laura membuncah malam itu, suara laura terdengar suara yang selalu cristian rindukan dan mimpikan dalam tidurnya
"cristian"
"laura berjanji lah kau tidak akan lari lagi"
"cristian"
"berjanji laura"
"iya aku berjanji"
"sungguh?"
"iya"
"bersumpah lah kau tidak akan meninggalkan ku lagi..!!!"
"iya aku bersumpah demi anak-anak kita dan dirimu"
"akan aku ingat janjimu, jadi milik ku lagi"
"cristian..ini"
"jawab laura"
"iya aku milikmu dulu,sekarang dan selamanya,puas..kau sialan cristian..!!" laura terengah dia atas pangkuan cristian, cristain menyeringai
"of course ke belahan bumi mana pun aku tidak akan melepaskanmu, kau melupakan peringatan ku ini laura"
"aku ingat..!! Makanya aku bersembunyi"
"dan aku tetap menemukan mu"
"sialan kau cristian"
cristian masih sama gila bahkan sekarang semakin begitu memukau bagi laura, bisa laurakan katakan pria itu tidak bisa tergantikan di dalam hati maupun pikiran nya selama apa pun waktu berlalu
To be continue..jangan tegang ya lemasin tarik nafas dan jangan lupa vote thank you..😂😫
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top