#12 The Truth About His Death - part B
"Memangnya bisa ditampilkan di layar komunikasi ya?" aku sendiri baru mendengar hal canggih yang satu ini.
"Kau ini sosok sistem komputer rumah, Sobat. Apa pun dan bagaimanapun memori visualmu, itu semua bisa hadir di layar komunikasi -- setidaknya di lokasimu berada. Kau juga bisa mengadakan live streaming untuk suatu Area atau dan Distrik -- kalau memang menginginkannya," jawab Chester menjelaskan panjang lebar.
Ini sungguh konyol -- diriku yang sudah menjadi sistem komputer rumah malah menjadi sosok yang gagap teknologi, sedangkan dia yang masih hidup normal justru menguasai segalanya.
Tak lama kemudian, kami sudah menonton rekaman visual hasil proses mengingat pikiranku. Diawali dengan suasana suatu malam hari di sebuah tepi jalan. Suatu jalan 'kecil' di Area Australia yang tentu saja tampak sepi. Kendaraan yang melintas -- baik di darat maupun di udara -- cuma bisa dihitung oleh satu telapak tangan saja. Hampir tidak ada orang di daerah situ -- kebanyakan berada di dalam rumah atau bangunan.
Malam itu, aku berjalan menuju ke rumah seorang teman di distrik yang cukup jauh dari distrik rumahku berada. Menurut memori ngatanku -- sekitar satu jam sebelum detik ini, dia meneleponku. Dimintanya aku supaya menolong seorang teman yang mengalami masalah di sekitaran lingkungan kompleksnya -- lokasi si penelepon.
Maka aku segera bergegas ke rumah Mychal. Di tengah perjalananku -- di tepi jalan itu tepatnya, kulihat sesuatu yang aneh sebelum bergerak menyeberanginya. Sebuah lampu jalan yang cukup tua di ujung sebuah gang kecil mendadak pecah dan hancur berantakan. Tanpa sebab yang jelas dan masuk akal -- aku sungguh melihat kejadiannya dengan mata kepalaku sendiri loh.
Karena merasa penasaran sekali, kudekati benda yang malang ini. Kalau dipikir secara logika harusnya tidak ada bahaya yang mengintai -- listriknya sudah terputus. Namun yang terjadi kemudian, mendadak muncul dari kepingan-kepingan pecahannya sebuah sinar biru menyilaukan. Energi misterius yang langsung menyambut kedatangan kedua kakiku hingga menjalar dan akhirnya menyengat seluruh keberadaan fisikku.
Alam sadarku sempat merasakan sekaligus merekam sengatan super hebat itu selama dua tiga detik. Dalam sekejap, kesadaranku lenyap. Tampilan yang dihasilkan di layar komunikasi sudah menjadi kegelapan.
Akan kusudahi jalannya diriku ini mengingat, sewaktu Cheryl mendadak bereaksi, "Jangan langsung kau hentikan dahulu, Stevan! Mungkin kita masih bisa mendengar suara-suara sampai akhirnya otakmu tidak berfungsi sama sekali."
Aku masih meragukan dugaannya sewaktu tampil kilatan-kilatan sinar biru dan putih misterius di layar usai ucapannya berakhir.
"Energi ini menyerang sekaligus bersarang di dalam otak fisiknya," kata Cheryl pada sang kembarannya, yang langsung menyambar, "Jangan bilang kalau kau menguasai dunia sains juga."
"Aku hanya mengenal kulit luarnya saja, tetapi untuk energi yang satu ini, rasanya aku sempat menemukan artikelnya," sahut Cheryl. Benar juga tebakan dirinya tadi sekitar satu menit berlalu lagi.
Terdengarlah sebuah suara perempuan memecahkan keheningan kegelapan di layar.
"Mampus juga kau, Stevan. Kau sudah membuat nyawa Mama Lynn kami melayang tanpa sengaja di sebuah gang sempit. Seandainya saja waktu itu, kau tidak bersikeras kembali ke rumahmu, kalian berdua tidak akan bertemu, sehingga mama angkat kami ini tidak perlu mengamuk pada dirimu. Tentulah tidak perlu ada pukulan salah sasaranmu yang menghantam keras dada adik perempuan kembarku. Parahnya keadaan Chelsea memaksa almarhumah Mama membongkar rahasia kelam masa lalu dirinya padaku, menghasilkan kejadian tragis malam itu di gang sempit. Jadi kalau mau disimpulkan, seluruhnya ini gara-gara kau -- Christevan. Dan peristiwa sengatan energi yang barusan tadi itu -- momen terbaik bagi dirimu untuk membayarnya dengan nyawamu sendiri."
Meski lemah, suara itu terdengar dengan jelas juga di balik pekatnya kegelapan layar komunikasi, tanpa 'hiasan' kilatan-kilatan energi tadi lagi. Kemudian, memori ingatanku benar-benar tuntas berakhir -- tidak ada sesuatu yang bersifat tambahan.
Ternyata memang benar -- aku sudah dibunuh oleh si Chloe sialan, yang jelas-jelas pacarku sendiri. Kalimat panjangnya sungguh menyemangati diriku untuk membuka sebanyak mungkin bagian-bagian terpendam dari memori masa laluku yang lain.
Baru saja akan kulakukan hal tersebut, mendadak terdengar keributan di pintu depan. Dilanjutkan dengan terbukanya pintu masuk rumah ini, diiringi suara lengkingan tinggi seorang perempuan.
"Yuhuuu! Chester! Cheryl! Tibalah saatnya kita berempat berhadap-hadapan dan melakukan pembunuhan tak terduga! Cepat beritahu kami di mana posisi kalian!"
Duo pemilik rumah sudah keburu pulang -- astaga! Gawat nih!
☆☆☆☆☆
Ternyata, pembunuhan Christevan didasari motif balas dendam dari si Chloe 😱
Mengertikah kamu alasan serta kronologis Chloe yang dijabarkan dalam satu paragraf panjang tadi?
Apa masih ada missing point di matamu?
Kalau ada, silakan tuliskan di sini 👇
Gimana pendapat/komentarmu tentang obrolan di antara trio Christevan dengan Chester-Cheryl sejak chapter 2 hingga chapter 12 ini?
(tanpa chapter 4 dan 5 ya)
Apakah menarik atau justru membosankan?
Tuliskan aja di sini 👇
Ada sesuatu jugakah yang bisa kamu pelajari dari APC sampai sejauh ini?
Kalau memang ada, silakan share di sini 👇
Ada yang sudah bisa menduga akan mengarah ke manakah cerita APC ini?
Untuk memudahkan melanjutkan membacanya, silakan:
1.Jika bisa, buka aja dari link berikut:
https://tinlit.com/read-story/4326/18031
2.Jika tidak, carilah promosi Chapter 13 APC di wall akun wp saya di tgl. 28 Februari 2020 pk. 23.24
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top