Kisah Julia 2
Julia keluar dari ruangan suaminya dilihatnya Asti yang sudah terlihat rapi sedang mengetik sesuatu di laptopnya. Julia menghampiri Asti.
"Asti,"
"Iya, Bu." Asti beralih dari laptop lalu menatap Julia.
"Kamu gak makan siang?"
"Sudah. Delivery tadi, Bu."
"Owh. Kalau bekerja jangan sampe lupa makan, gak perlu sampe berlebihan jadi sekretaris. Jalankan tugas kamu sewajarnya saja. Kamu cuma sekretaris bukan istri." Julia berkata dingin.
"I ... ya, Bu."
Julia melangkahkan kakinya menjauhi Asti. Ia menghela nafasnya. Emosinya berhasil ia kontrol. Ia bertekad tidak akan mendiamkan perselingkuhan sang suami dan sekretarisnya. Tak boleh ada pelakor yang masuk dalam rumah tangganya.
Julia tidak langsung pulang ke rumahnya. Ia datang ke pantry, tempat para OB biasa berkumpul.
"Eh, Ibu." Para OB yang sedang makan siang menghentikan aktivitasnya begitu melihat Julia memasuki ruangan mereka yang terbuka.
"Siapa yang tugas bersihin ruang direktur?" tanya Julia dengan nada datar.
"Juki, Bu." Dua orang OB kompak menunjuk Juki yang duduk di pojok pantry.
"Ada apa, Bu?" tanya Juki.
"Ikut saya!" perintah Julia, Juki menurut meninggalkan sepiring ketoprak yang baru ia makan beberapa suap.
Para OB saling tatap, mereka penasaran kenapa seorang istri bos menemui seorang OB.
***
Julia menatap sebuah kontrakan yang tidak jauh dari kantor suaminya. Ini hari libur dan Julia telah memastikan penghuni kontrakan itu ada di rumah.
Tok! Tok! Tok!
Jemari lentiknya mengetuk pintu bercat hitam itu. Sambil menunggu pintu dibuka Julia menatap ke sekeliling kontrakan yang sepi.
Pintu dibuka dari dalam, Julia menatap dingin Asti yang hanya memakai tanktop dan hotpants sementara Asti menatap Julia dengan wajah terkejut seakan baru melihat hantu.
"I ... bu, ada apa ke sini?"
"Tidak sopan. Persilakan masuk kalau ada tamu."
"I ... ya, Bu. Silakan masuk."
Julia masuk sambil melihat isi kontrakan Asti. Televisi layar datar 20inch, AC 1pk, dan meja belajar beserta kursinya. Di atas meja belajar Julia melihat laptop dan gawai Asti dengan merk apel tergigit keluaran terbaru. Lantai kontrakan itu dilapisi karpet bulu.
Asti terdiam melihat mata Julia yang memindai ruangannya. Detak jantungnya berdetak tidak normal. Ia mengambil nafas panjang.
"Saya nggak akan lama di sini. Saya ke sini untuk meminta kamu berhenti bekerja di kantor suami saya."
"Atas alasan apa ibu meminta saya berhenti bekerja?"
Julia mengeluarkan amplop coklat dari tasnya dan menyodorkan pada Asti.
"Apa ini?"
"Buka saja."
Asti membuka amplop tersebut, 5 lembar foto ia keluarkan. Matanya terbelalak melihat foto-foto itu. Wajahnya seketika itu juga pucat.
"Kaget? Atau perlu saya perlihatkan video yang menjadi asal foto-foto tersebut?"
Julia terus menatap reaksi Asti. Tidak percuma ia memerintahkan Juki memasang kamera tersembunyi di ruangan suaminya. kamera itu terhubung langsung ke gawainya. Bukti-bukti yang ia dapatkan jelas membuat Asti mati kutu.
Asti mengatur emosinya lalu memasukkan kembali foto-foto itu ke dalam amplop. Ia terdiam sejenak lalu menatap Julia.
"Saya dan Pak Anton memang melakukannya suka sama suka, saya tidak memungkiri itu. Dan saya menolak untuk mundur dari kantor, saya akan tetap menjadi sekretaris bapak bahkan mungkin ... jadi istrinya."
Plak!
Julia menampar Asti tanpa ragu.
"Pelakor! Saya tidak akan membiarkan ular ada di kantor suami saya!"
Asti mengusap pipinya yang memerah, ia sudah tidak peduli dengan rasa malu atau pun bersalah. Perselingkuhannya sudah diketahui, ibarat sudah basah sekaligus saja berenang. Ia tidak akan melepas Anton begitu saja kalau perlu ia menikah dengan Anton dan melepas suaminya. Gila, ya itulah keputusan yang Asti ambil setelah melihat foto-fotonya.
"Saya pastikan suami dan keluarga kamu akan tahu semua!" Julia menatap nyalang pada Asti lalu berlalu pergi.
***
Julia menyiapkan makan malam spesial untuk suaminya, anak-anaknya sudah ia titipkan pada ibunya.
"Pah, makan malam sudah aku siapkan." kata Julia pada Anton yang baru selesai membersihkan diri.
"Aku pake pakean dulu sebentar."
"Aku tunggu di meja makan ya,"
"Ok."
Julia berlalu dari hadapan suaminya, ia menuju ke ruang makan menunggu Anton makan bersamanya.
"Anak-anak ke mana, Ma?" tanya Anton saat Julia menuangkan sayur di piringnya yang telah berisi nasi.
"Nginep di rumah ibu."
"Owh,"
Tak banyak yang mereka bicarakan saat makan malam. Anton menghabiskan makanannya sementara Julia makan hanya sedikit.
"Nonton yuk, Pah. Aku udah siapin film yang seru loh." ajak Julia saat ia telah selesai merapikan meja makan.
"Pantes anak-anak dititip ke rumah ibu, pengen berduaan toh,"
"Sekali-kali kita perlu berdua gini kan, Pah. Biar tetep romantis." Julia menggamit tangan suaminya mengajak untuk duduk di sofa yang telah ia siapkan.
Anton duduk sambil memegang bantal sofa sementara Julia menyiapkan film yang akan ditayangkan di TV layar datar 29 inchi miliknya.
Julia duduk di samping Anton, di tangannya telah ia pegang remote untuk memulai film.
"Udah siap, Pah?"
"Siap dong, masa nonton film aja gak siap,"
"Ok."
Julia menekan tombol play pada remotenya dan seketika itu juga mata Anton terbelalak.
"I ... tu ...,"
"Itu video perselingkuhan kamu dengan Asti."
***
bersambung ....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top