Sempurna - Avianti Armand
Judul: Sempurna
Biodata narasi: Avianti Armand tinggal di Jakarta. Buku-bukunya adalah Negeri Para Peri (kumpulan cerita pendek, 2009) dan Perempuan yang Dihapus Namanya (kumpulan puisi, 2010).
Koran/Tanggal: Koran Tempo, 30 Januari 2011
Sempurna!
Sejak dulu, setahun berselang, tiga bulan lalu, dan sekarang: saya masih terpesona dengan gaya penceritaan cerpen Sempurna. Avianti Armand bukan nama yang asing, memang, tetapi berabad-abad lalu saya hanya mengenalnya sebagai cerpenis dari salah satu ulasan di apresiana.wordpress.com. Dan sekarang, saya mengaguminya dari sepotong kue yang disuguhkan lakonhidup.com.
Sempurna bercerita tentang sepasang cewek berbeda nasib dan rupa. Yang satu titisan malaikat, satunya lagi pesuruh ogre yang berkubang di lumpur. Lara dan Restu. Lara punya wajah jelita, pendidikan bagus, dan karir yang cemerlang. Sejak kecil ia mendapat banyak penghargaan dan menjadi panutan para ibu yang ingin anaknya sesempurna Lara. Restu kesal dibanding-bandingkan. Masa kecilnya yang normal dianggap rusuh. Sampai suatu hari, ibunya menyuruh Restu tinggal bersama Lara untuk belajar tata krama dengan saudara jauhnya tersebut.
Di sinilah Restu mendapati, bahwa kenyataan tidak semanis apa yang tertampil di permukaan. Lara bukan gadis tanpa retak. Ia boneka, dan terobsesi memiliki hidup sempurna sesuai angan-angannya. Tidak boleh ada kesalahan.
Kesan setelah membaca
Ini keren. Saya belajar cara menulis narasi yang mulus dan memadatkan informasi dalam satu paragraf tanpa membuatnya terasa sesak. Tuturan deskripsinya juga apik dan menyenangkan. Diksi-diksinya jelas tidak umum (salah satu kriteria cerpen koran, harus punya gaya menulis yang otentik). Pada paragraf awal, sudah disuguhkan cemilan berupa perbedaan kedua penampilan yang masing-masing menggambarkan kepribadian pemiliknya.
Jalan ceritanya juga tidak terburu-buru. Awalnya kita dibawa ke masa depan, di bandara internasional, yang menjadi titik awal Lara dan Restu ke Singapura. Lalu mundur ke masa lalu, arisan keluarga, Lara yang duduk manis di samping ibunya sampai selesai acara, dan Restu yang selalu dimarahi karena memanjat pohon. Setelah itu jeda, cerita kembali ke masa depan, dan memberikan impresi berbeda.
Jika tadi kita menganggap Lara hanyalah gadis 'Sempurna' yang mendapatkan segalanya, maka setelah menelusuri masa kecilnya, kita akan bersimpati pada Lara. Tidak peduli seberapa lebay-nya kesempurnaan yang ia maksud: senja di kereta, ciuman di bawah hujan, makan malam romantis. Semua itu akan terasa semu seolah Lara tidak menikmati hidupnya.
Saya menganggap, penulis berhasil menyampaikan pesan bahwa kesempurnaan bukan pembentuk kebahagiaan.
Hal yang mengganjal
Saya tidak tahu, udah nikmat dari awal. Jadi tidak punya uneg-uneg untuk dikeluarkan. Tetapi, hanya cerpen Sempurna ini yang masih sangat membekas di kepala saya. Cerpen-cerpen Avianti Armand lainnya sedikit sulit dipahami, dan samar-samar tercium bau Ayu Utami: buah larangan, cinta tak mungkin, Adam-Hawa. Mungkin, karena saya membaca tulisan bertema sama dari kedua penulis tersebut.
Selebihnya, tidak ada maksud melebih-lebihkan dan mengurangi cerpen penulis yang bersangkutan. Saya murni menjabarkan apa yang saya rasakan saat membaca karya-karya mereka, dan mengeluarkannya sebagai pengingat sekaligus bentuk apresiasi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top