NoK 5
Setibanya di bandara Soekarno-Hatta, Dinan membujuk Kimmy yang takut turun dari pesawat. Pesawat sempat mengalami turbulensi yang menyebabkan Kimmy ketakutan ditambah dia merasa asing dengan tempat mendarat pesawat. Kimmy pernah ke California bersama papanya, dan semuanya dirasa sama. New York dan California baginya sama. Tapi tempat ini, Kimmy merasa beda dan takut.
"Kimmy jangan takut. Papa punya ini." Dinan mengambil satu kacamata hitam dan memasangnya pada wajah Kimmy. "Orang-orang pikir you cool kids like Ana."
Mata Kimmy membesar. Membayangkan menjadi keren seperti Ana adalah keinginannya. "Papa mana glass?" Tanya Kimmy penasaran.
"Oh, ada." Dinan mengambil satu kacamata lain yang dia simpan dalam saku jaketnya. "Now we're cool!"
"Cool, papa!" Kimmy berkata sambil mengacungkan telunjuknya menirukan papanya yang mengacungkan jempol.
"Jadi kita bisa keluar pesawat kan?" Kimmy mengangguk mengiyakan pertanyaan papanya. Dia memeluk erat leher Dinan yang menggendongnya selama berjalan menyusuri garbarata. Banyak orang yang dilihatnya mirip seperti orang-orang yang sering dia temui. Berambut pirang, bermata warna-warni, tapi banyak juga yang rupanya lebih kecil dari tinggi kebanyakan orang.
Dinan butuh usaha ekstra mengambil koper mereka sambil tetap menggendong si gemuk. Meski sudah mendapat bantuan petugas maskapai sebagai layanan penumpang first class, sikap Kimmy yang tidak nyaman berada di dekat orang asing pada pengalaman pertamanya berada di tempat baru membuat Dinan memutuskan menggunakan tenaganya sendiri mengambil koper-koper. Begitu keluar gate kepulangan, mata Dinan segera menangkap satu sosok familiar yang melambai ke arahnya. Terbatasi gerak mendorong troli berisi enam koper jumbo dan menggendong Kimmy, Dinan berjalan santai.
"Welcome home, Din!" Novan, abang kedua Dinan menepuk bahunya. Senyuman ramah Novan menenangkan hati Kimmy. "And welcome for the first time to your homeland, bayi gemuk."
Mata Kimmy membesar mendengar bagaimana pria besar di depannya tahu panggilan aneh yang suka diucapkan Ana. Dinan menurunkan Kimmy dan bayinya mengacungkan telunjuknya sambil berkata, "you cool kids like Ana. Who you?"
Novan mensejajarkan tinggi badannya dan Kimmy dengan berjongkok. "Hi, I'm Novan. Your uncle, I'm your papa and Ana's brother. Kita pernah bertemu waktu kamu belum bisa walking-walking."
"O!"
"O?" Novan bingung akan tanggapan Kimmy. Dia melirik Dinan yang mengendikan bahunya.
"Kamu suka Jakarta?" Novan kembali bertanya.
"No. Aku suka flat aku." Kimmy memasang wajah sendunya. "Ana nggak ikut."
"Dia sedih karena Ana nggak ikut dan yeah ini pengalaman pertamanya pergi jauh. Semacam itu."
Novan menyetujui omongan Dinan. Bukan hal mudah membawa Kimmy ke lingkungan baru ketika usianya semuda ini. "Gue harap dia nggak homesick sama tempat kelahirannya."
"I hope so."
Novan mengambil alih troli Dinan sehingga Dinan bisa berjalan sambil menggandeng Kimmy. Demi mengurangi ketegangan puterinya, Dinan membagi lolipop dan dia ikut memakan lolipop. Bukan hanya Kimmy yang takut datang ke Jakarta, dia pun sama takut dan gugupnya menginjakkan kaki ke sini.
Semua demi kehidupan yang lebih baik bagi Kimmy, pikir Dinan.
###
23/10/2020
😎👍 versi revisi yang belum acc.
Moga menghibur kalian.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top