Nok 2

Stupid things happen and that's a part of life.

Sengaja gw taro di awal bab biar pada baca. Kalimat ini sebenarnya cocok banget buat warga santuy. Tapi gw ngasih ini buat kamu yang sering kesusahan melewati momen ga terprediksi. Let's be happy People 🥳

Btw, seneeeeng dong dikasih update pagi gini 😌 don't forget to say...

"Papa where papa?"

Ana memutar kedua matanya jengah. Entah bagaimana dia bisa bertahan mengasuh keponakan gemuknya selama dua minggu ini tanpa bantuan Lizzy. Tapi mengurus seorang bayi dengan masalah bahasa berantakan, sejujurnya, menyebabkan Ana frustasi sendiri.

"Kim, kalo mau bertanya begini; 'Where is papa?'. Bukannya; 'papa where papa'. Itu salah. Coba ulang gimana tadi aku ngomong." Ana berkata sambil menuang susu ke dalam mangkuk berisi cornflakes.

Kimmy yang badannya tidak sampai kitchen island berusaha berjinjit untuk melongok isi dalam mangkuk tantenya. Lidahnya menjilat bibirnya antusias. Tadi dia melihat Ana menuang susu, dalam pikirannya susu adalah makanan. Semua yang berhubungan dengan susu dapat dimakan.

"Where papa?" Kata Kimmy sambil bolak-balik melihat Ana dan mangkuk di atas kitchen island.

"Where is papa?" Tegas Ana mengajarkan bentuk kalimat yang benar.

"Where papa?" Balas Kimmy tidak fokus pada ucapan Ana sebelumnya. Matanya menatap lapar mangkuk Ana.

"WHERE IS PAPA?" ulang Ana setengah berteriak.

"WHERE IS PAPAAAA??" balas Kimmy dengan suara melengking. Wajahnya kembali datar setelah berteriak dan memandang Ana.

"Good. Kayak gitu. Pertahankan." Ana mengacungkan ibu jarinya. Dia mengangkat mangkuk serealnya dan berjalan meninggalkan Kimmy di dapur.

Dengan polosnya Kimmy membuntuti Ana. Mengharapkan isi dalam mangkuk.

Ana duduk di sofa depan tv. Kedua kakinya dilipat di atas sofa. Kimmy mengikuti semua gerak-gerik Ana walau dia mesti berusaha memanjat naik ke atas sofa. Ana melanjutkan maraton video gossip girls yang tadi dia tinggalkan untuk mengambil camilan di dapur.

"Ana, aaaa!" Kimmy membuka mulutnya lebar. Matanya tidak lepas dari sereal dalam mangkuk.

"Kimmy sudah makan tadi. Main sana. Makan melulu. Ingat itu perut sudah megar. Berat kalo kamu minta gendong-gendong," cerocos Ana sambil melirik Kimmy. Ana menyuap satu munjung sereal dan berusaha fokus pada tontonannya. Kimmy meneguk ludahnya.

"Eh? Masih di sini saja. Sana main. Suh, Suh, Suh," Ana mengibas tangannya pada Kimmy yang masih anteng duduk di sisinya.

Kimmy terpaksa turun dari sofa menuju kamarnya. Kamarnya dan papanya.

Tidak ada mainan yang ingin dimainkan Kimmy. Dia ingin makan. Matanya memindai isi dalam kamar. Little Pony bukan mainan kesukaannya, semua koleksi little Pony di kamar ini atas ulah Ana yang menginginkan keponakan gemuknya mengikuti tren anak seusianya. Yang disukai Kimmy adalah creepy crawlies.

Mata Kimmy membesar. Dia menemukan apa yang paling ingin dia mainkan.

Permasalahannya sekarang, mainan itu berada di atas lemari geser yang lebih tinggi dari tinggi badannya. Dia berusaha melompat tapi usahanya lebih terlihat seperti gerak jongkok dan berjinjit berulang kali. Dia berusaha memanjat lemari geser, sayang, tangannya yang memegang pintu lemari paling atas malah menarik laci lemari keluar.

Kimmy jatuh terpental karena dahinya membentur laci lemari paling atas yang dia tarik keluar sendiri. Segera dia berdiri. Tangan gemuknya menggosok dahinya. Matanya tanpa sengaja menemukan kursi kecil di pojok kamar. Kakinya berlari menuju kursi. Awalnya dia berniat mengangkat kursi itu. Tapi kedua tangannya tidak bisa menjangkau kedua sisi kursi dengan seimbang hingga badannya limbung ke belakang. Dia terjatuh lagi. Kali ini dengan kursi yang berada di atas badannya.

Tidak mau menyerah, Kimmy bangkit berdiri. Dia memilih menggeret kursi itu mendekati lemari. Pipinya menggembung menahan berat bobot kursi yang dia tarik.

Kursi dia taruh dekat lemari. Dia naik ke atas kursi. Naik terus hingga ke bagian punggung kursi. Kedua tangannya berpegangan pada lemari sementara satu kakinya berusaha memanjat laci lemari yang tadi tidak sengaja dia tarik keluar.

Ana yang hendak memeriksa kondisi Kimmy karena pesan singkat abangnya dibuat termangu di depan pintu kamar. Keponakan gemuknya berusaha memanjat lemari.

Bukannya panik terhadap keselamatan Kimmy, Ana sigap mengeluarkan ponselnya. Secepatnya dia memotret momen itu. Mendapat cukup banyak foto, barulah Ana berlari menuju Kimmy. Kedua tangannya terentang melindungi Kimmy di sepanjang punggung bayi itu. Kimmy melirik terkejut lalu tersenyum dan melanjutkan usahanya mengambil mainan.

Berhasil memanjat dengan usahanya sendiri, itu yang ingin Ana terapkan pada Kimmy. Dia tidak paham apa tindakan Kimmy salah atau tidak. Baginya, Kimmy berhak memilih aktivitas kesukaan. Selama dia masih sanggup meminimalisir kecelakaan, bukan masalah Kimmy mengeksplorasi dunia dengan cara Kimmy. Walau dia bertaruh, Dinan akan membantainya jika tahu membiarkan bayi gemuk ini memanjat dimana-mana.

"I find it. Look!" Kimmy mengangkat mainan yang diincarnya tinggi-tinggi. Ana mengedipkan matanya tidak percaya. Usaha keponakannya tidak lebih hanya untuk mendapatkan squishy spider seukuran lima sentimeter.

"Oke," Ana mencoba mencari kata lain untuk menggambarkan usaha keras Kimmy. "Itu keren."

"My baby toy," kata Kimmy tidak menggubris pujian tidak ikhlas Ana.

Ana mengangkat badan Kimmy untuk diturunkan ke lantai. Bayi gemuk Dinan segera berlari ke luar kamar.

Sementara Ana seru mengutak-atik ponselnya.

Anaana:
Look our Lil Tarzan-wati

DinanAndityo:
My baby?? Kamu ngapain saja, Na?

NovanAndityo:
She's awesome *thumbs UP

Anaana:
Gw yg foto dong, Din 😎

DinanAndityo:
Gimana bisa lo buat anak gue berkeliaran di rumah dengan nappy dan panjat lemari??

NovanAndityo:
But she's cute, Din

DinanAndityo:
Dia cuma pakai nappy, mas. Ini gila!! Ana bantu Kimmy pakai celana. Cepat!!

Anaana:
O.G.A.H.

DinanAndityo:
Ana, jangan becanda!!!

NovanAndityo:
Lo punya nanny baru, Din? Hehehehe 😂😂😂

Anaana:
Jangan meledek deh mas

DinanAndityo:
Nanny paling hobi melawan bos😝

Anaana:
Nyebelin 😤😤😤

###

06/10/2020

Update saat mau!!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top