ANOK 29

ANoK 29 dalam;
Akhir Tahun - Rumah Baru

Belajar itu seru. Lebih seru lagi kalau belajar sambil makan, nonton, main, ngobrol. Kimmy paling suka belajar bareng papa. Hari ini, dia mau belajar di mol. Bareng papa.

Mau ikut?

Nggak boleh. Kata Ana, Kimmy dan Dinan butuh quality time berdua.

"Kuwawi time, papa," seru Kimmy. Dia girang mendengar Dinan libur kerja.

"Quality time," koreksi Dinan. Ini merupakan akhir pekannya berdua bersama Kimmy di Jakarta. Sandra tampaknya punya rencana dengan keluarganya. Novan memilih kencan. Ana tidak kebagian tiket pulang ke Jakarta, alasan klise Ana, Dinan tahu bocah itu ingin menghabiskan malam tahun baru di Vegas. Murni dan Yadi sudah libur akhir tahun.

Jadi, di sinilah Dinan memutuskan akhir tahunnya akan dihabiskan. Di mol.

Kimmy menunjuk LaoLao. Tangannya menarik celana Dinan. Tidak sabar menikmati frozen yogurt. Sementara papanya ingin main di game center sebelah toko LaoLao.

"Kita main di sana, baru beli yogurt," tawar Dinan. GI ramai pengunjung. Tidak semua warga Jakarta menghabiskan akhir tahun di luar kota ataupun luar negeri. Banyak juga yang datang ke sini sebagai solusi akhir tahun.

"Aku mau take pictures cool, papa!" Seru Kimmy, berlari duluan menuju game center. Dia lari di tempat persis di depan box foto. Dinan tertawa melihat kelakuan Kimmy.

"Mau foto? Nggak mau main game? Shot shot shot!" Dinan membentuk tangannya seolah-olah memegang senapan laras panjang yang ditembak ke arah Kimmy.

Balita gemuk itu memegang perutnya, berpura-pura terkena tembakan. Dia meringis, "ahh, my tummy."

Sebelum Kimmy jatuh ke lantai untuk mendramatisir adegan luka, Dinan menangkap puterinya. Menggendong menuju counter pengisian kartu member game center. Permainan pertama yang mereka pilih sesuai keinginan Dinan, 'shot shot shot'. Mereka memainkan beberapa permainan bersama. Tawa Dinan dan Kimmy tiada henti. Seru sekali kegiatan papa dan anak selama di game center. Mereka juga berfoto beberapa kali di box photo.

"Mau makan?" Tanya Dinan yang tahu Kimmy kelelahan.

"Mau. Aku beli LaoLao kapan?" Kimmy bergelung di leher Dinan. Meminta di gendong.

"LaoLao nanti saja. Kita cari makanan dulu. Your tummy's hungry, nak." Dinan memilih restoran yang masih berada di lantai itu. Dia sudah berjanji akan membelikan frozen yogurt. Merepotkan jika mencari restoran di lantai berbeda.

Mereka berakhir makan sore di restoran serba daging. Kimmy membelalak ketika pelayan membawakan pesanan mereka. Steak daging yang beraroma yummy. Dinan terkekeh. Dia mengambil piring Kimmy, memotong-motong steak itu dalam porsi satu kali suap. Lalu diletakan di hadapan Kimmy. Berbekal garpu, Kimmy menyuap satu potong daging. Pipi gempalnya bergerak naik-turun mengikuti ritme giginya mengunyah daging.

Dinan menikmati steaknya lebih tenang. Sesekali harus mengingatkan Kimmy agar tidak mencomot daging menggunakan tangan atau berhenti menggetok-getokan garpu ke meja.

Selesai makan, Dinan memenuhi janjinya membelikan frozen yogurt. Kimmy menikmati yogurt-nya dalam gendongan Dinan. Mereka menuju toko mainan anak.

Rak-rak mainan anak membuat Kimmy tersenyum lebar. Tempat ini memenuhi semua keinginan Kimmy. Matanya tertuju pada rumah-rumahan berbahan plastik yang ramah anak. Dia sengaja minta turun. Dinan paham maksudnya dan membuntuti kemanapun puterinya berjalan. Kimmy menyerahkan gelas frozen yogurt pada Dinan lalu masuk ke dalam rumah-rumahan itu.

"My house aku suka," kata Kimmy. Dia melongokan kepalanya melalui jendela rumah yang bolong.

Bahu Dinan mengendik. Tidak menanggapi. Dia bisa menangkap kode Kimmy yang meminta rumah-rumahan itu. Tapi mereka akan menghabiskan akhir pekan di hotel, bukan di apartemen. Pasti menyusahkan membawa rumah-rumahan ke hotel setelah itu dibawa balik ke apartemen esok harinya.

"Papa, my house ada." Mata Kimmy yang bulat besar menatap penuh harap pada papanya. Mau tidak mau, Dinan mengalah. Dia membeli satu rumah-rumahan. Awalnya mau minta dikirim ke apartemen. Kimmy merengek dibawa ke hotel.

Akhir tahun kali ini, Dinan memasang rumah-rumahan di kamar hotel. Mandor ciliknya bolak-balik memeriksa hasil kerja papanya dan contoh gambar pada kardus. Duo papa-anak satu ini tidak mengacuhkan keramaian di bawah sana. Tepat di depan hotel yang mereka tempati, masyarakat mengerumuni bundaran HI. Menunggu detik-detik pergantian tahun.

"HOREEE!" Sorak Kimmy. Rumah baru di suite mereka jadi. Dinan jatuh telentang di kasur, lelah berjalan-jalan di mol, menggendong balita gemuk, dan berakhir merakit rumah-rumahan.

"Papa the best!" Kimmy merangkak naik ke atas kasur. Menunduk dekat papanya. Dia mengecup pipi Dinan dengan lembut. Sikap yang dia tiru dari Lizzie. Selain mengucap 'thank you', orang senang menerima kecup dan pelukan sayang. Kimmy senang membagikan kecup dan pelukan sayang pada papa.

"Do you like our quality time?" Tanya Dinan. Kepalanya menoleh pada Kimmy yang duduk di dekatnya. Badannya masih berat sekadar untuk bangkit duduk.

"Yes. Papa like kuwawi time?"

"Absolutely, yes. Thank you."

"Your welcome." Kimmy tidur bersandar pada perut Dinan. Tangannya terulur ke langit-langit kamar hotel.

Diam-diam Dinan tersenyum. Momen begini tidak selalu bisa dia nikmati. Tahun lalu, dia masih harus memeriksa rekening kliennya saat tahun baru. Tahun ini, dia punya waktu khusus berduaan puterinya. Spektakuler!

Tanpa menunggu kembang api membanjiri Jakarta, mereka berdua terlelap. Tidak perlu berada di keramaian agar paham rasanya kemeriahan. Kimmy hanya butuh papanya, Dinan hanya butuh puterinya. Maka suasana kamar hotel yang tenang terasa meriah dalam hati mereka masing-masing.

***

Tepat tanggal satu Januari, Dinan dan Kimmy kembali ke apartemen. Menggelikan memang, mereka tinggal di apartemen yang berlokasi setengah jam dari hotel yang mereka pesan di malam tahun baru. Keluarga lain mungkin akan menyempatkan diri berlibur ke hotel dekat pantai, daerah puncak, dan Bandung. Dinan malah mengajak Kimmy ke situ. Pria dan pemikiran sederhananya. Kimmy tidak komentar soal pilihan hotel papanya, dia terlalu kecil untuk tahu hotel di Thamrin sangat dekat dengan apartemen mereka di SCBD. Kalau sudah naik mobil, semua terasa jauh bagi Kimmy.

Dinan memasukan baju kotornya dan Kimmy ke dalam keranjang londri, bertepatan pintu unit apartemen dibuka. Sandra masuk diikuti Sakha.

"Kimkim mana?" Tanya Sakha, tidak peduli wajah sebal Sandra yang terarah padanya.

"Di kamar."

"Lagi ngapain?"

"Tidur."

"Yah, gue kira bisa main sama dia." Sakha melempar badannya ke sofa ruang tengah. Sandra mencibir, memilih duduk dekat Dinan. Sejak Sandra dan Dinan resmi menjalin hubungan, Dinan menyerahkan kunci apartemen. Sakha tahu dan bersikap santai.

"Kalo mau, lo bisa bantu gue pasang rumah-rumahan Kimmy," usul Dinan. Sebelum check-out, dia terpaksa membongkar lagi rumah-rumahan itu. Terdengar sia-sia. Namun Dinan merasakan sebaliknya. Tawa bahagia Kimmy saat rumah-rumahan itu dibangun membayar keletihannya.

"Woah, beli baru," kata Sakha, mulai mengeluarkan potongan-potongan yang akan dirakit.

"Dia mau, ya beli."

"Gampang ya," sindir Sandra yang mulai kenal sikap tidak mau ambil pusing Dinan. Homework yang menanti Sandra jika dia jodoh Dinan hingga pelaminan.

"Nggak tega," alasan Dinan. Malas dengar sindiran Sandra lagi, Dinan buru-buru bergabung bersama Sakha. Dua pria itu merakit rumah-rumahan. Sandra memilih berkutat di dapur menyajikan makanan yang dia bawa dari rumah.

Jam tiga, Kimmy bangun tidur. Tangannya mengucek mata. Belum terbiasa menghadapi sinar matahari yang masuk ke kamar melalui jendela.

"Udah bangun?" Sakha berdiri di ambang pintu kamarnya.

Mata Kimmy langsung terbuka. Dia turun kasur, menghampiri Sakha. "Aku ada my house," kata Kimmy, ingin memamerkan mainan barunya.

Sakha terkekeh ditarik Kimmy ke ruang tengah. Sandra dan Dinan yang tengah menikmati bolu cokelat menoleh. Sandra terkejut menemukan keakraban Sakha dan Kimmy. Maunya Kimmy masuk ke rumah-rumahan, melihat papanya memegang bolu, Kimmy melepas tangan Sakha. Dia mencomot bolu di piring, baru masuk ke dalam rumah-rumahan.

"My house cool!" Kata Kimmy. Dia menggigit bolunya. Sakha tertawa terpingkal, Sandra bertepuk tangan, dan Dinan meringis. Puterinya tidak bisa jauh dari makanan.

###

Ciyeee... yang nungguin aku 🤭

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top