ANOK 26

ANoK 26 dalam;
Cake dan Diskon

Sekembalinya Kimmy dari rumah sakit setelah lima hari dirawat menyebabkan bobot badannya turun. Dinan menguatkan hati tidak mencari tahu berapa banyak lemak-lemak di badan Kimmy yang luntur akibat sakit. Namun melihat pipi adonan donat, roti sobek di tangan dan kaki, juga balon di perut Kimmy yang mengempis, Dinan berpasrah jika turun beberapa kilo.

Nafsu makan Kimmy sudah kembali ke tahap makan segala foods dan setiap waktu. Dinan mensyukuri hal itu. Maka di akhir pekan ini, yang hendak dia lakukan adalah menghabiskan waktu seharian memanjakan Kimmy.

Pagi yang cerah, Dinan mencoba resep baru. Telunjuknya men-scroll deret judul dan foto-foto makanan yang menggiurkan. Jemarinya bergerak ke kolom pencarian, mengetik kata 'cake'. Kimmy yang duduk di sebelahnya menatap foto-foto cake pada layar iPad. Menunggu papanya memilih satu menu dan mereka bisa makan.

"Yang ini bagaimana?" Tanya Dinan menunjuk kue berlapis-lapis cokelat lumer.

Kimmy mengangguk. Sedang malas berbicara. Karena wajahnya menirus, leher Kimmy jadi tampak saat mengangguk. Sangat menggemaskan.

"Kita belanja bahan membuat kue di supermarket ya."

"Papa!" Kimmy mencekal tangan Dinan cepat. "Jangan belanja di supermarket bawah. Kita cari diskon."

"Diskon?" Dinan tahu Ana adalah spesialis kata tidak terduga Kimmy. Tapi diskon? Dinan yakin itu bukan tipikal Ana. "Kamu tahu darimana kata diskon?"

"Miss San said diskon menyenangkan harus cari. Mbak Murni said supermarket bawah nggak diskon-diskon," jawab Kimmy yang kebetulan menguping percakapan Sandra dan Murni waktu menjagainya di rumah sakit.

Duh, kata baru Kimmy. Maka berakhirlah perjalanan belanja mereka ke Ratu Plaza yang menurut Kimmy ada diskon. "Diskon itu apa, Kim?" Tanya Dinan, ingin tahu berapa besar pemahaman bayinya akan kata baru itu.

"Diskon menyenangkan. Happy, papa," jawab Kimmy saat mereka menyusuri jajaran rak-rak bagian bahan-bahan membuat kue.

Kimmy belum paham kata itu dan berkeras mau belanja di supermarket lain. Nanti Dinan akan meminta Sandra menjelaskan. Dia benar-benar punya 'pawang' Kimmy dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.

"Dark chocolate," kata Dinan, membaca bahan berikutnya yang harus mereka beli. Tangannya terulur mengambil satu dark chocolate.

"Papa, that one!" Kimmy menunjuk dark chocolate yang di sebelah. Kepala mungilnya mendongak, memperhatikan gerakan papanya mengambil dark chocolate pilihannya. Dalam hati Dinan mengeluh, katanya nyari diskon, kenapa milih cokelat yang lebih mahal? Mata Dinan melirik tabel harga dark chocolate pilihan Kimmy lalu tersenyum kecil.

"Whipped cream." Dinan menggandeng Kimmy, mencari letak whipped cream yang kebetulan ada di bagian tengah rak. "This one or that one?" Gumam Dinan, tidak tahu beda whipped cream cair dan bubuk.

Melihat kotak whipped cream cair yang besar, Kimmy mengambil yang itu. Dia masukan ke dalam keranjang belanjaan papanya. Acara belanja mereka selesai. Mereka kembali ke apartemen.

***

Menu yang akan pattisieur papa dan pattisieur Kimmy buat adalah Oreo Choco Mille Crepe. Dinan memakaikan Kimmy double breast jacket khusus anak yang baru dibelinya beberapa minggu lalu. Tidak lupa topi koki Kimmy. Dinan sendiri enggan mengenakan apron, dia santai dalam kaos polo dan celana pendek. Kimmy tidak protes, bayi satu itu sedang sibuk dengan kostum chef-nya.

Dinan mengocok telur hingga mengembang. Untuk menyibukan Kimmy, dia memberikan tugas menumbuk kasar biskuit Oreo. Setelah itu dia memasukan tepung terigu,  garam, gula, susu cair, dark coklat yg sudah dilelehkan dengan mentega. Ide menyibukan Kimmy sangat bermanfaat, dia punya banyak waktu tanpa gangguan balitanya.

Tugas papanya harus diselesaikan segera. Sekuat tenaga, Kimmy menumbuk Oreo. Tidak sengaja, badannya menyenggol tangan Dinan yang sedang menakar bubuk cokelat. At the end, semua bubuk cokelat masuk ke dalam air untuk dicairkan. Dinan tidak mau ambil pusing, dia aduk saja semua bubuk cokelat itu. Whipped cream cair ikut dimasukan saat cokelat bubuk tercampur merata dengan air.

Kompor dinyalakan. Dinan mengatur api kecil. Oreo hasil tumbukan Kimmy dicampur whipped cream dan disimpan dalam freezer. Waktunya membuat crepe. Satu sendok sayur adonan yang pertama dia buat dituang dalam wajan anti lengket. Dinan menggerakan wajan itu agar crepe buatannya tipis dan lebar. Kimmy menatap takjub. Papanya super cool.

Crepe pertama jadi. Dinan taruh di atas piring. "Kalo mau coba, boleh kok. Tapi nanti ya, crepe masih panas," kata Dinan. Kimmy mengangguk. Tugasnya sekarang menjaga crepe tidak kabur kemana-mana. Dinan benar-benar mengerjai Kimmy.

Tumpukan crepe sudah tersaji di piring, Dinan masih membuat crepe lagi. Adonannya tinggal tersisa setengah. Kimmy merobek tepian crepe, memakannya. Hmm, yummy. Dia robek lagi, robek lagi, makan lagi, makan lagi. Dinan tahu kelakuan puterinya, sejak awal cake ini untuk Kimmy. Bayinya bebas memakannya.

Adonan sudah habis. Crepe masih tersisa cukup banyak. Dinan mengeluarkan whipped cream yang tadi dia simpan dalam freezer. Dia menata satu layer crepe dioles whipped cream. Merasa ingin berkontribusi, Kimmy mengambil selai cokelat yang biasa ditinggal di dining table. "Papa, chocolate," pinta Kimmy.

"Fine." Dinan menyetujui.

Kimmy membalur selai cokelat di atas olesan whipped cream. Dinan tumpuk crepe lagi, diolesi whipped cream, dan Kimmy menembahkan selai cokelat. Begitu seterusnya. Hingga crepe dan whipped cream mereka habis.

"WOW!" Kimmy berlari mengikuti Dinan yang berjalan menuju ruang tengah. Tangan papanya membawa piring mille crepe cokelat. Kostum chef sudah dia tanggalkan di dapur.

"Selamat makan," kata Dinan.

"Enak, papa."

Dinan setuju. Tiba-tiba dia ingin tahu kabar kekasihnya. Apa Sandra sudah makan? Seharian ini mereka belum berbagi kabar.

Me:
Kamu sudah makan?

Pertanyaan payah, desis Dinan usai mengetikan pesan untuk Sandra. Kimmy masih asyik melahap masakan mereka. Dinan sendiri sudah kenyang.

Miss San:
Kalo belom, kenapa? Kalo udah, kenapa?

Me:
Ayo makan kalo kamu belum makan

Miss San:
Mau ajak makan dimana?

Me:
Bebek goreng gimana? Jangan yg bikin saya bangkrut!!

Miss San:
Makan di jago sambal. Aku butuh yang pedas. Kak Sabria ajak berantem nih (╥╯θ╰╥)

Me:
Kak Sabria siapa? Berantem kenapa?

Miss San:
My sister, she found our relationship out. Marah2 tuh cewek judes. Bete!

Me:
Are u ok? Dia marah karena status saya?

Ini pertanyaan yang takut diutarakan Dinan. Status sebagai duda tidak sesedarhana itu diterima masyarakat. Masih ada pandangan negatif soal orang yang gagal berumah tangga. Padahal siapa yang ingin rumah tangganya berakhir pada fakta perceraian jika mereka mengawalinya dengan cinta? Yang bisa dilakukan Dinan sebagai gentleman hanya satu, datang ke sana, menjelaskan niat baiknya menjalin hubungan bersama Sandra. Selebihnya, dia akan pasrahkan. Tuhan yang akan menjadi penentu mereka jodoh sesaat atau selamanya.

Miss San:
Sini minta peluk (๑'ω'๑) biar aku ok lagi. Yeah because of that one.

Me:
Jangan coba menggoda, San. Kalau mau aku bisa kesana dan bantu menjelaskan ke mereka.

Miss San:
My sister's half of komodo, really really dangerous! Ga boong. Liurnya beracun. Aku ga mau mas dilukai ama dia. Ga usah, nanti aja pas udah stable.

Me:
Kamu kok nyebut kakak kamu sendiri komodo, ga sopan. Dia peduli sama kamu. It's ok, I'll be there after 40mins.

Pandangan Dinan jatuh pada Kimmy yang sudah menghabiskan makanan di piring. Pikirannya bercabang, antara membawa serta Kimmy atau menitipkan pada Novan. Kebetulan Novan sudah kembali dari dinas luar pulau.

"Kim, papa mau ke tempat Miss San sebentar," kata Dinan. Menunggu Kimmy menjilati sendok makannya.

"Aku ikut. Kita buy some kado for Miss San. Boleh pudding Kobe, papa," kata Kimmy. Dia suka ide mendatangi orang dan membawakan kado. Seperti yang orang-orang lakukan saat menjenguknya di rumah sakit.

"Kado?" Dinan berpikir sejenak. Mungkin ada baiknya dia membawa sesuatu ke rumah Sandra. Dan Kimmy, haruskah dia bawa?

"Aku change clothes baju pink, papa. Okay?"

Belum sempat Dinan menjawab, Kimmy sudah berlari ke kamarnya. Bersemangat mengunjungi rumah guru favoritnya, Miss Fluffy Bumbum Sandra.

Is it okay? Pikir Dinan masih galau mengajak Kimmy. Kekhawatirannya jika keluarga Sandra menunjukan penolakan di depan puterinya. Takut ada trauma.

"PAPA, MY BAJU PINK GONE!" seruan Kimmy membuyarkan lamunan Dinan. Bergegas dia berlari menyusul Kimmy. Tidak lagi mau memusingkan apa berisiko mengajak Kimmy ke rumah Sandra. Dinan menyimpulkan satu situasi, Kimmy harus bertemu keluarga Sandra. Entah setelah itu, dia ditolak, bukan masalah. Dia ada untuk menguatkan Kimmy dan begitu sebaliknya.

###

Resep yang ini ada benar di cookpad. Cek aja https://cookpad[dot]com/id/resep/629802-oreo-choco-melt
Beberapa perubahan terjadi karena Kimkim sebagai asisten chef ganggu mulu dan Dinan iya-in bae...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top