ANOK 25
ANoK 25 dalam;
Om Bayu Jenguk
Sakit itu bikin susah sleep, susah pee, susah poop-poop, susah play my creepy crawlies warna yellow ... kira-kira begitulah pendapat Kimmy soal dirawat inap di rumah sakit. Tapi dia senang papanya membawakan buku-buku baru dan mainan baru, kadang ada om pakai jacket green bawa kotak makan untuk Miss San dan Mbak Murni. Kimmy juga dapat kunjungan dari dokter dan suster, nanti dia diberikan 'obat candy'. Penghalusan kata yang dipilih oleh dokter untuk obat-obatan Kimmy.
"Miss San ada main ke restaurant?" Tanya Kimmy. Awalnya Dinan memberitahu Kimmy akan pergi ke kantin rumah sakit, dasar Kimmy belum pernah dengar kata itu, dia bertanya. Dinan yang kepayahan menjelaskan, memberikan pengandaian bahwa kantin itu serupa restaurant. Jangan tanya bagaimana respon bayi gemuk itu, dia menyukai kata restaurant dan selalu lupa kata kantin.
"Miss San ke kantin. Mau beli makanan. Kamu mau makan?" Murni meneguk ludahnya menyebut kata makan. Kimmy tidak seperti pasien kebanyakan. Dia makan lagi dan lagi. Tidak terpengaruh penyakit pada perutnya.
"Nggak mau. Aku makan Miss San bawa makan." Kimmy memainkan selang infusnya. Murni tidak melihat apa yang sedang dilakukan Kimmy, dia tengah memasukan baju kotor Kimmy untuk dicuci di apartemen.
Tok! Tok! Tok!
"Permisi."
Perhatian Kimmy dan Murni beralih pada seseorang yang berdiri di ambang pintu kamar rawat Kimmy. Murni mempersilakan pria yang baru datang itu untuk masuk. Dia mengenali pria itu sebagai ayah tiri Kimmy. Beberapa kali Murni pernah dimintai tolong oleh Dinan untuk menjemput Kimmy yang sedang main di rumah Selviana, menemani Pak Yadi yang mungkin akan kelimpungan menangani Kimmy sendirian apalagi jarak Cakung ke SCBD lumayan jauh.
"Apa kabar, Kimmy?" Bayu duduk di kursi sebelah bangkar Kimmy.
"I sick. My tummy sick. I have headache. I poop-poop many times. But I am okay," jawab Kimmy santai.
Setiap Jumat, Kimmy akan bermain ke rumah ibu kandungnya. Karena itu dia dekat dengan Bayu. Setiap Jumat pula, Bayu akan pulang lebih awal dari kantor. Agar berkesempatan bermain bersama Kimmy. Puteri kecil ini menerima banyak cinta dari Bayu dan Viana, mencintai Kimmy semudah mengedipkan mata. Wajahnya yang imut, gerak-geriknya yang lucu, ditambah kebawelan Kimmy dan cetusan pikirannya selalu menjadi penantian berharga bagi Bayu dan Viana. Tapi Bayu membatasi diri. Ada perasaan yang harus dirinya dan Viana jaga. Sudah sangat baik Dinan memberikan kesempatan bagi mereka memperoleh waktu temu dan main, jangan sampai Dinan merasa mereka akan merebut Kimmy. Walau Bayu akan sukarela menjaga Kimmy.
Tangan Bayu membelai rambut acak-acakan Kimmy. Merapikannya perlahan-lahan. "Apa kamu sudah minum obat?"
"Dokter ada bawa obat candy. Om Bayu mau?"
"Tidak. Terima kasih."
"Aku mau sharing. Luth sharing kismis. Revi sharing lemper, Bunda Revi cooking. Kalo Anif aku sharing animal biscuit, Anif sharing Skittles. Sharing is good. Good boy, good girl sharing foods. Om suka sharing?" Celoteh Kimmy.
Info Penting!
Buku ANOK sudah masuk percetakan dan insya Allah bakal ready stock segera. Buat yang mau peluk Kimkim, sisakan uang kalian yes. Jangan dihabisin buat jajan baso. Sebaiknya kamu langsung order begitu penjualannya dibuka. Kalo perlu, booking ke olshop yang pernah jual YTMS (sekedar teken nama ke adminnya kalo kamu mau beli).
Inget, buku bertanda tangan dan bercap cuma ada sedikit. Dibuat eksklusif nih. Dan harganya bakal lebih mahal dari buku Sandra 🤟😊
Siapa yang tahan mendengar cerita Kimmy, Bayu senyum lebar. Bersyukur kesehatan Kimmy sudah mendingan. Pasalnya dia baru mendapat kabar Kimmy masuk rumah sakit tadi pagi, bertepatan dia akan mengambil penerbangan ke Eropa menyusul istri dan keluarganya. Awalnya dia menelepon Dinan hanya untuk mengetahui kabar Kimmy, dan mengalirlah kisah singkat Kimmy sampai ke sini.
"Om suka sharing. Om bawa oleh-oleh untuk Kimmy." Bayu mengangkat bungkusan yang dibawakannya. Kimmy suka cita menerima bungkusan itu. Orang-orang suka membawa hadiah selama dia di rumah sakit, padahal bukan hari ulang tahunnya. Kimmy yang belum paham, orang-orang yang menjenguknya memberikan hadiah bukan sebagai kado ulang tahun. Mereka berusaha membawa buah tangan yang bisa menyenangkan hati pasien. Karena Kimmy punya masalah saluran pencernaan, orang-orang yang menjenguk berinisiatif membawakan mainan atau buku.
"Ow, so cute!" Kimmy mengelus boneka Barney yang diberikan Bayu. "I like you!" Dia memeluk boneka itu bahagia.
"Kimmy suka hadiah Om Bayu dan Bunda Viana?"
Kimmy menoleh cepat pada Bayu. "Mana bunda? Mana dedek baby?"
"Bunda dan dedek baby sedang berhalangan datang. Nanti kalo Kimmy sudah sehat, kita main sama-sama ya? Mau main ke mana?"
"Main taman boleh." Kimmy mengangguk, ajakan main bersama dedek baby sangat menyenangkan. Dedek baby punya tawa yang khas. Kadang dedek juga senang memakan jari-jarinya, rasanya menggelikan dan berliur.
***
"Kita akan main ke sana. Kimmy makan yang banyak. Cepat sembuh ya, Om Bayu pamit pulang." Bayu sudah bersiap berdiri. Kimmy mencekal tangan kanannya lalu mengecup punggung tangan itu. Terlalu manis, isi dalam pikiran Bayu. Tangannya menganggur mengelus puncak kepala Kimmy pelan-pelan. Dan bayi itu tersenyum lebar padanya.
Berpamitan pada Murni, Bayu keluar kamar rawat Kimmy. Berjalan tenang sembari mengingat tiap momennya bersama si balita. Lalu ponsel di saku celananya berdering.
Via is calling...
"Ya, halo," sapa Bayu pada istrinya di seberang jalur telepon. Baru tiga jam lalu dia menelepon Viana, mengabarkan menunda keberangkatan untuk menjenguk Kimmy. Istrinya heboh mengetahui Kimmy sakit. Meski terpisah lama dengan Kimmy, Bayu tahu Selviana merindukan anak itu.
"Kamu sudah lihat kondisi Kimmy? Bagaimana dia? Masih sakit? Apa dia kurusan? Dia menangis?" Serbu Selviana langsung. Benar-benar lupa menjawab sapaan suaminya.
"Aku sudah bertemu dengannya. Dokter yang menangani Kimmy juga sudah bilang sendiri kalau dia sudah baikan." Bayu paham kepanikan Selviana. Baru tiga bulan ini mereka bisa mendekati Kimmy. Jika bukan karena kemurahan hati Dinan, Selviana pasti masih terus mengutuk dirinya sendiri yang sudah menelantarkan bayinya untuk cinta baru. Bayu pun merasakan hal demikian.
"Dinan harusnya bisa menjaga Kimmy dengan baik. Dia yang berjanji akan menjaga Kimmy. Bagaimana bisa Kimmy sampai dirawat di rumah sakit? Keterlaluan! Aku sudah bilang, lebih baik Kimmy dirawat sama aku. Kita bisa lebih mengawasi Kimmy. Dinan bisa tenang bekerja-"
"Vi, sudah cukup, Vi! Jangan coba untuk berbuat demikian! Kita sudah bahas ini berkali-kali," potong Bayu. Dia tidak ingin memulai masalah apapun ketika hubungan mereka dan Dinan sudah sedikit membaik. Jangan lagi menyakiti Dinan dengan usaha perebutan hak asuh. Bukan karena Bayu cemburu Kimmy masuk ke rumah tangga mereka, sejak awal dia sudah menerima struktur keluarganya akan disusupi Kimmy. Pendapat Bayu, Kimmy adalah terapi trauma perceraian bagi Dinan. Dan Dinan adalah real hero untuk Kimmy sepanjang masa. Kehadirannya dan Viana hanya satu dari jutaan orang baru yang Kimmy temui selama hidup, bukan tokoh luar biasa. Porsi itu sudah diisi Dinan.
"Dinan bisa mempunyai waktu membuka diri untuk perempuan lain. Kimmy, dia punya kita sebagai perfect parents role. Yang kita butuhkan cuma ngomong langsung ke Dinan. Dia akan paham. Dia pasti mengutamakan kebutuhan Kimmy," bantah Selviana masih menggebu.
"Vi, kalau kamu begini terus kamu hanya memperparah keadaan. Jangan coba melakukan apapun tanpa pemikiran matang." Kehidupan pribadi Dinan bukan urusan mereka. Yang membuatnya kecewa, Selviana seolah terlalu percaya diri mengenai Dinan. Time changes, people changes. Siapa yang bisa menjamin Dinan tidak akan mengamuk lalu menutup akses mereka menemui Kimmy. Terburuknya, mungkin Dinan dan Kimmy keluar negeri. Menghilang.
"Aku bisa bicara sama Dinan. He'll listen on me. Nanti aku cek penerbangan tercepat ke Jakarta. Sekalian aku mau jenguk Kimmy."
Hell, Bayu ingin mengumpat kasar. Susah sekali memberikan pengertian kepada istrinya. Seandainya mereka menerima persetujuan Dinan, perang berikutnya yang akan mereka terima berasal dari pihak orangtua Selviana. Jelas-jelas mereka menolak Kimmy. Satu hal yang Bayu yakini akan mereka sesali sepanjang hidup. Kimmy terlalu manis untuk dibuang. Ingatannya kembali pada kejadian Kimmy mengecup punggung tangannya. Perbuatan baik yang dia yakini diajarkan Dinan. Ayah yang hebat. "Sudah cukup. Aku yang akan pantau kondisi di sini. Kamu tenang saja di sana."
"Kamu nggak bisa memutuskan sepihak. Aku ibu kandungnya. Aku harusnya tahu kondisi Kimmy." Suara Selviana naik beberapa oktaf, murka.
"Kalo kamu masih begitu juga, sekalian aja kamu kembali ke Dinan. Aku bisa muak dengan sikap kamu, Vi," kata Bayu lelah. Bukan kalimat yang sepantasnya diucap kepala keluarga tetapi dia manusia biasa. Bisa jengah dan menyerah pada sikap keras kepala dan tidak kooperatif pasangannya.
"Maaf," cicit Selviana.
"Sudah. Kita bicarakan saat aku datang ke sana. Jaga kesehatan kamu dan si kecil ya." Harus begini, Bayu harus lebih bersabar menghadapi Selviana. Jika ini bayaran atas kekecewaan orang-orang atas pernikahan mereka, Bayu akan hadapi.
Dia melajukan kakinya menuju parkiran. Nanti dia akan menghubungi Dinan perihal kedatangannya siang ini. Moga saja Dinan mau kooperatif membagikan satu-dua kabar mengenai Kimmy selama dia dan istrinya berlibur di Eropa. Ya, Bayu menghawatirkan Kimmy. Di sisi lain, dia harus ke Eropa demi menghargai kebaikan hati mertuanya.
Hidup tak selalu seindah penampakannya.
***
"Mbak, boneka banyak aku ada," kata Kimmy menjajarkan hadiah boneka dari orang-orang yang menjenguknya. Kebanyakan yang menjenguk Kimmy adalah sahabat Dinan. Ada pula hadiah Novan, tapi pria satu itu berhalangan datang menjenguk karena dinas luar pulau.
"Boneka Kimmy ada banyak," kata Murni, membetulkan pernyataan Kimmy yang semrawut.
Alis Kimmy mengerut. Dia ingat perkataan Bayu. Nanti dia akan bermain bersama bunda dan dedek baby. Bunda pasti memberikannya hadiah atau cake yang lezat. Dedek baby ... bakal kasih Kimmy apa ya?
"Dedek baby kasih aku kado, mbak?" Tanya Kimmy datar. Murni tertegun, kehilangan daya pikirnya sejenak. "I think dedek baby nggak keeja. Dia nggak punya uang to buy kado for me." Kimmy bersedekap sembari menggelengkan kepalanya. Menyayangkan situasi adik tirinya yang belum bisa ngapa-ngapain kecuali digendong dan menggigiti tangan.
Murni menghela napas. Kadang diam lebih baik untuk mengatasi Kimmy. Istigfar juga bagus, obat gratis sakit kepala dan penghapus dosa kalau-kalau dia kesal menjagai Kimmy. Balita satu ini memang mudah memutar-balik momen sesukanya. Anyway, she's Kimberly the cool kid wannabe.
###
‘٩꒰。•◡•。꒱۶’ ada yang minta tips parenting ke aku lewat dm. Kalo aku bikin blog ato video soal parenting yang aku tau, kamu mau?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top