ANOK 19

Halo, aku Miss Bek yang nungguin makan malam
(*•̀ᴗ•́*)و ̑̑
Jangan skip skip ocehan aku ya karena bisa jadi menjawab kekepoan kalian, teman tahu (aku kebanyakan nonton vlog orang jadi asal-asalan ngasih nama pembaca Kimkim 😂)

Banyak yang penasaran gimana Miss San dan Papa Di nikah. Ada juga nih yang kepo adiknya Kimkim.

YTMS ditamatkan di Jepang karena bagiku segitu aja udah cukup untuk percintaan dalam side Sandra. Bukannya aku menahan cerita mereka sampai nikah, punya anak, terus dikerubutin cucu. Honestly I found the last scene was deep. Sandra yang perlahan mature dan memahami situasinya. Well, kalian tahu sendiri gimana dia dengan seenaknya buat keputusan dekat lagi sama mantan tanpa mempertimbangkan trauma Dinan. Bercerai itu bukan pengalaman yang mudah, semudah putus dari pacar. Tbh, putus pacaran aja bikin sakit hati dan takut terulang. Ye, kan? Mestinya aku gak bahas ini karena jadi spoiler buat yang belum ngerti. Tapi aku gemes sendiri kalo ga dibahas. Soal cerita ytms yang dibilang menggantung, menurutku itu cuma pendapat pembaca. Barangkali pembaca seringnya membaca novel yang tamatnya setelah para tokoh punya tiga anak atau anaknya tokoh itu menikah. Begitu membaca ytms yang mana ending-nya Sandra dan Dinan reconciled, bagi mereka, ceritanya uncompleted. Aku gak menyalahkan pembaca, on the other hand, aku pun gak salah.

Kalo kalian mau memperhatikan baik-baik, Sandra berbahagia bersama Dinan di akhir cerita. Lain hal kalo aku membiarkan Sandra dan Dinan sepakat berpisah. Itu baru ceritanya berakhir sedih. Atau aku membuat Sandra dan Dinan saling menjauh, tanpa berbagi kabar, lantas tinggal terpisah di benua berbeda. Mungkin yang ini bisa disamakan cliff hanger.

Aku belum memahami konsep cliff hanger dengan baik. Correct me if I'm wrong. Kalo kamu ada verified link yang ngasih penjelasan, it'd be better.

Terus gimana nasib cerita Kimkim di ANOK?

You should thank the editor yang minta adegan nikah Miss San dan Papa Di, bulan madu mereka, sampai Kimkim punya adik. Puas banget, kan? Tapi kamu tetap harus koleksi ytms buat dapat komplit ceritanya ya. Jujur aja, ceritanya lebih mantap kalo kamu koleksi keduanya. Kan mereka serial yang kaya puzzle, kalo kurang satu piece mana lengkap.

Mau baca ytms duluan, boleh. Baca ANOK duluan pun oke oke aja.

Kalo ada yang kurang berkenan dari pendapatku, mohon dimaafkan ya.

Sebelum kalian bergulir lebih jauh, aku mau ucapkan makasih buat kamu yang udah beli buku YTMS dan bareng-bareng berdonasi. May God repay your kindness 🙏

Sekian cuap seksi bebek yang lapar dan selamat membaca...

ANoK 19 dalam;
Kimmy Sharing

Sandra berjalan melintasi keramaian mol di awal jam buka. Kimmy dan Dinan memperhatikan langkah Sandra yang makin mendekat ke meja papa dan anak itu. Binar mata Kimmy terbaca tidak sabar. Tidak sabar mau main sama Miss San, tidak sabar makanan datang, tidak sabar mau nonton kartun Peppa Pig. Papanya bilang, boleh nonton Peppa bersama Miss San. Seru sekali.

Dinan menatap gerak Sandra. Langkah Sandra yang berjalan dengan menumpukan kebanyakan berat badan pada ujung kaki terkesan enerjik. Kuncir kudanya bergoyang mengikuti gerak badannya, memesona. Dinan tertawa kecil. Sejak kapan dia peduli pada perempuan selain gadis ciliknya. Dia hanya perlu fokus mengurus Kimmy, pikiran melanturnya disebabkan pengaruh hormon dan status duda. Tentu saja.

"Pagi, pak. Pagi, Kimkim," sapa Sandra saat tiba di meja Kimmy dan Dinan.

"Pagi, Miss Sandra. Silakan duduk." Dinan berdiri, menarikan satu kursi untuk Sandra duduk. Satu perlakuan gentleman yang membuat Sandra bersemu. Kimmy hanya memperhatikan gerakan papa dan Miss San, tidak tergiur mengangkat pantatnya. Kimmy lapar, mau makan, tapi pesanan makanan belum datang juga.

"Mau pesan sesuatu? Saya dan Kimmy sudah pesan breakfast menu hari ini," kata Dinan sambil mengangkat tangannya memanggil pelayan datang.

"Siang, pak. Ada yang mau ditambahkan?" Pelayan yang baru datang bertanya ramah.

"Mau pesan apa?" Kedua alis Dinan naik dan Sandra makin bersemu. Andai Dinan sadar tiap ekspresi yang dia tampilkan memengaruhi guru muridnya, sayangnya Dinan tidak ambil pusing perubahan raut wajah Sandra.

"Brew tea dan tuna pastry saja."

"Brew tea dan tuna pastry. Ada lagi?" Tanya pelayan sambil mencatat.

"Aku mau chocolava!" Malah Kimmy yang menjawab.

Tanggapan yang diberikan Dinan hanya hela napas lalu mengangguk kepada si pelayan, menyetujui pesanan Kimmy. Dalam hati Dinan bertanya-tanya chocolava itu apa. Dia bukan penyuka camilan dan makanan manis, juga kurang mengikuti kue-kue terbaru. Lain kali, ada baiknya dia belajar makanan kepada Kimmy. Saat senggang tentunya.

"Sudah langganan di sini ya, mas?" Sandra bertanya setelah pelayan meninggalkan meja mereka.

"Nggak," jawab Dinan jujur.

"Tapi Kimkim bisa tahu ada menu chocolava." Sandra yang duluan menyampaikan kebingungan Dinan.

"Nggak tahu juga." Mereka berdua beralih menatap Kimmy yang bertopang dagu di atas meja. "Kimmy tahu dari mana menu chocolava?" Tanya Dinan.

Telunjuk Kimmy mengacung pada etalase di samping meja kasir yang memajang sederetan kue dan pastry. "Itu chocolava!"

Tatapan Dinan dan Sandra beralih ke arah yang ditunjuk Kimmy. Kedua alis mereka mengurva berbarengan. Tidak ada satupun di antara mereka yang bisa melihat yang mana yang chocolava. Jarak meja mereka ke etalase lumayan jauh, barangkali ada tiga atau empat meter. Hebatnya Kimmy tahu di sana ada chocolava. Padahal permasalahan Dinan dan Sandra adalah mereka tidak kenal bentuk cake tersebut. Sementara Kimmy -di bawah asuhan Ana- memiliki cake scanner di matanya.

Pesanan mereka datang. Dinan dan Kimmy memakan paket scrumble egg, fried sausages, garlic bread, cream soup, dan vegetables salad. Sandra menikmati pastry tunanya. Kimmy melirik menu Sandra dan beralih ke piringnya. Nggak sama.

Sandra menyuap potongan pastry, Kimmy memerhatikan gerakan Sandra tanpa henti mengunyah garlic breadnya.

"Kalo Miss San nggak keberatan, saya mau menawarkan pekerjaan menjaga Kimmy selama saya bekerja. Itu pun kalo nggak menyimpang dari aturan sekolah," kata Dinan.

"Menjaga murid di luar jam sekolah nggak melanggar peraturan karyawan. Memakai jasa saya satu-dua kali mungkin nggak masalah. Tapi dalam waktu lama, apa bapak yakin?"

Dinan paham maksud pembicaraan Sandra. "Saya nggak masalah memakai jasa kamu asal kamu setuju."

Garpu dan pisau diletakan Sandra, dia beralih menyesap tehnya. Usai minum teh dan kembali diletakan pada piring alasnya, Sandra menjawab tawaran Dinan. "Kalo saya setuju..." Sandra sengaja menggantung kalimatnya, menggiring Dinan yang melanjutkan.

"Saya tawarkan bayara empat juta untuk tiga minggu," kata Dinan. Dia mengaduk scrumble egg di piringnya. Kimmy di sebelahnya sedang seru menggigit sosis yang menancap pada garpu.

"Em.pat." Jumlah yang lebih besar dari prakiraan Sandra. Dinan yang menangkap nada ganjil pada suara Sandra mengira dia tidak puas dengan tawaran bayaran.

"Saya naikan jadi empat koma lima. Deal, San?"

"Empat koma lima?" Bola mata Sandra mau keluar dari cangkangnya. Nominal yang besar jika ditolak. "Deal!"

"Good. Boleh saya tinggal kalian berdua?" Dinan tidak benar-benar menyentuh makanan di piringnya. Dia mengeluarkan dompetnya dan meletakan sebuah kartu berwarna gold dan kartu yang dipasang kunci di meja. "Persiapan, if you need something to buy dan kunci apartemen." Sandra sudah akan menyanggah tapi Dinan berdiri, mengenakan jasnya. Sosok Dinan yang awalnya bersahaja dengan kemeja berubah saat dilapis jas. Sandra tidak sanggup menahan debarannya.

"Bayar sarapan kita dengan kartu itu. Bye, Kim." Dinan mengecup puncak kepala Kimmy. Puterinya hanya mendongak dan mengangguk. "Titip Kimmy, San."

Sandra lebih bodoh, dia menganga dan mengangguk. Terlalu syahdu menikmati keindahan Dinan. Beberapa langkah menjauhi meja, Dinan yang menyadari tatapan mengagumi Sandra terkekeh kecil.

Perempuan satu itu punya cara yang polos mengganggu pikiran Dinan.

"Miss San like chocolava?" Ucapan Kimmy mengalihkan Sandra dari punggung Dinan yang menjauh.

"Yes, I like chocolava."

"Aku sharing chocolava." Piringnya sudah kosong digeser ke pinggir. Dia menarik piring chocolava. Menggunakan garpu kecil, dia memotong cake itu. Lelehan cokelat lumer keluar dari bagian yang dipotong.

Telunjuk gemuk Kimmy mencolek lelehan cokelat dan menjilatnya. "Yummy, Miss San!" Kimmy menarik tangan Sandra mendekati piring chocolava. Sejenak Sandra bingung. Ketika Kimmy mengulang mencolek lelehan cokelat, Sandra baru mengerti. Kimmy mengajaknya mencolek lelehan cokelat.

Jadi beginikah cara anak US makan chocolava? Sandra terkekeh geli menjilat telunjuknya yang berlumuran cokelat.

Mereka naik ke unit apartemen Dinan setelah menyelesaikan chocolava dan membayar bill. Seorang perempuan menyambut mereka di dalam apartemen, mengaku bernama Murni dan bekerja sebagai orang yang membersihkan dan memasak.

Satu hari terlewati dengan cepat. Sandra akui, pekerjaan babysitting Kimmy bukan pekerjaan susah. Kecuali soal popok Kimmy. Bayi satu ini memang belum lepas sepenuhnya dari penggunaan popok. Sekolah sudah me-encourage dengan kegiatan toilet training. Yang mana murid akan diajak ke kamar mandi tiap dua jam sekali untuk pipis di toilet walau sudah memakai popok. Tapi di my house, Kimmy tidak sama sekali di-encourage untuk belajar buang air di toilet.

***

Hari kedua, Sandra sudah melaksanakan toilet training dua kali. Pada jam sepuluh, dia meminta Kimmy pipis di toilet. Bayi satu itu butuh waktu lima menit sampai pipisnya keluar. Pada jam dua belas, Sandra ajak lagi toilet training. Kimmy lebih cepat buang air. Mungkin karena perutnya baru diisi makan siang jadi lebih mudah pipisnya keluar. Urusan tidur, Kimmy mudah dikeloni. Diajarkan oleh Murni, Sandra cukup berpura-pura tidur di sebelahnya. Dan VOILA Kimmy tertidur pulas.

Pukul setengah tiga, Kimmy terbangun. Sandra dan Murni yang tengah sibuk membuat bakwan jagung diam-diam mengamati bayi gemuk itu masuk ke dalam dapur. Dia memanjat kursi dining lalu mengambil buah anggur di atas meja. Masih dengan muka bantal, Kimmy turun dari kursi. Dia membawa anggur ke ruang tengah. Sandra dan Murni saling lirik dan tersenyum geli.

"Aku tinggal, nggak apa-apa kan mbak?" Tanya Sandra.

"Nggak apa, miss. Tolong liatin Kimkim aja," jawab Murni. Memang sudah tugasnya memasak, Sandra hanya menawarkan bantuan selama Kimmy tidur siang. Jika Kimmy bangun, sudah kewajiban Sandra menjaga anak bosnya.

Sandra menuju ruang tengah, mendapati Kimmy tidur di sofa. Satu tangkai anggur dimainkan di atas perut gemuknya.

"Kimkim sedang apa?" Tanya Sandra. Dia sengaja duduk di atas karpet dekat sofa yang ditiduri Kimmy.

"I counting grapes."

"Aku menghitung anggur. Ngomongnya begitu, nak," kata Sandra mengajarkan bahasa Indonesia pada Kimmy.

Bayi itu meliriknya lalu memainkan lagi anggurnya. "Aku mehitu anggur," katanya.

"Menghitung," koreksi Sandra sabar.

"Mehitung."

"Meng.hitung."

"Meng.hitung."

"Nice," puji Sandra.

"Aku suka makan foods," kata Kimmy. Satu anggur dicabut dari tangkai lalu masuk mulut. Ehm, Anggur green yummy!

"Kimkim suka makan apa?"

"Ada cake." Anggur kedua suap. "Ada rice." Anggur ketiga suap. "Ada baso." Anggur keempat suap. "Ada-"

Tangan Sandra menahan laju gerakan tangan Kimmy yang akan mencabut anggur dari tangkainya. "Miss San tidak masalah kalo Kimkim berbicara saat sedang makan. Tapi selesaikan dulu kunyahan makanan dalam mulut kamu. Finish chewing the grape inside your mouth then you can speak," kata Sandra. Senyumnya mengembang agar Kimmy tidak merasa dia menyalahkan sikap Kimmy.

"Okay, miss." Yang dilakukan Kimmy berikutnya adalah menghabiskan seluruh anggurnya. Sekali dia menyuapi Sandra. Kali kedua menyuapi anggur, Sandra menolak dengan alasan sudah cukup. Kimmy tidak ambil pusing, anggur harus segera dimakan agar bisa mengobrol lagi. Padahal yang diminta Sandra hanya mengunyah dan menelan makanannya baru bicara, bukannya menghabiskan seluruh anggurnya baru bicara.

Sandra tetap menghargai usaha Kimmy mengikuti ucapannya. She's a good girl, isn't it?

###

Jangan lupa follow IG missbebeklucu dan noura.pop buat dapatin kabar terbaru buku Kimkim terbit 😊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top