24 - Almost Over
Kinara bergelung di kasurnya dengan selimut tebal menutupi tubuhnya. Setelah sampai di rumah, ia langsung mandi dengan air hangat, membersihkan tubuhnya dari sisa-sisa kotoran yang masih menempel. Ia cukup kaget sejujurnya, tapi ia tidak terlalu mempermasalahkannya. Beda dengan Lucas, yang langsung menghubungi pihak kepolisian, dan mengirim pengacaranya untuk mengurus kasus ini. Lelaki itu sepertinya tidak akan melepaskan masalah ini dengan mudah.
Lucas lalu kembali masuk dan bergabung dengan istrinya di tempat tidur setelah keluar untuk menelepon pengacaranya.
"Laper nggak?" tanya Lucas.
"Laper. Tapi aku maunya mie ayam. Gimana?" tanya Kinara.
"Ya udah nggak gimana-gimana, kita beli mie ayam," jawab Lucas santai. "Tapi makan di rumah aja ya Honey."
Kinara mengangguk setuju. Lalu Lucas mengirimkan pesan pada Ridwan, meminta lelaki itu untuk membelikan mie ayam langganan Kinara yang tidak jauh dari komplek perumahan mereka.
"Jadi?"
Lucas mengerutkan alisnya saat mendengar istrinya. "Jadi, apanya?"
"Jadi, tadi gimana? Masalah lempar telurnya? Motifnya apa?"
"Mereka itu fansnya Melody, dan mereka marah sama kamu karena nikah sama aku," ujar Lucas.
"Ah gitu ya. Jadi mereka haters aku gitu?" Kinara tertawa. "Lucu aja sih, aku bukan selebritis tapi punya haters, kira-kira aku punya fans juga nggak ya Luke?"
Kinara menoleh ke arah Lucas, saat suaminya tidak menanggapinya, dan mendapati lelaki itu seperti sedang berpikir keras. Kerutan nampak diantara kedua alisnya.
"Lucas?" Kinara mengusap dagu Lucas yang mulai ditumbuhi rambut.
Lucas menghela napasnya. "Sejak kamu nikah sama aku, kamu selalu dapet musibah ya. Apalagi juga sikap aku ke kamu di awal-awal pernikahan yang keras dan ignorant sama kamu."
"Mungkin itu cara Tuhan menguji aku biar jadi istri yang tegar, sabar, dan kuat buat kamu," jawab Kinara dengan tersenyum.
Tetapi senyuman Kinara malah membuat hati Lucas semakin sakit. Ia merasa tidak pantas mendapatkan Kinara sebagai istrinya.
"Aku takut, sebagai suamimu, aku malah terlalu banyak kasih kamu kesulitan, bukannya kebahagiaan," tutur Lucas.
Kinara menyandarkan kepalanya di dada Lucas. "Aku ikhlas kok Luke, asal kamu ada untuk menguatkan aku, mendampingi aku. Bahagia itu bukan dinanti, tapi diciptakan, dan aku yakin dengan kamu bahagiaku bisa tercipta."
***
Keesokan harinya, Kinara menerima banyak pesan dari keluarganya, dan teman-temannya, yang menanyakan kondisi dan kronologi kejadian yang menimpanya kemarin di kejaksaan. Rinjani sangat panik saat menelepon putri bungsunya. Napasnya juga terdengar menderu, karena amarah.
"Kok bisa sih ada orang tidak punya pikiran seperti itu!"
"Sudah Ma, jangan marah gitu dong. Udah diurus di kantor polisi sama Lucas kok."
"Ya tapi kan tetep kamu itu tidak salah. Yang salah itu Lucas, kenapa harus nikah sama Melody dulu baru kamu?!"
"Mama nggak boleh ngomong begitu!" Kinara sedikit terkejut mendengar perkataan ibunya yang menyudutkan Lucas. "Udah dulu ya Ma, aku harus kerja, ada klien lain yang harus aku tangani."
"Tapi nanti sore harus mampir ke rumah. Mama mau lihat kamu pokoknya!"
"Iya Ma nanti aku mampir sama Lucas, Kinara berangkat kerja dulu." Lalu Kinara menutup teleponnya.
Ia meletakkan ponselnya ke dalam tas lalu menatap cermin di meja rias sekali lagi. Ia sedikit dongkol pagi ini karena mendapati wajahnya yang menjadi biru keunguan. Kinara sudah menutupinya dengan concealer, tapi tetap saja tidak menutupi seutuhnya, dan ia juga tidak terlalu suka jika wajahnya diberi make up tebal. Kulitnya memang tipe kulit sensitif, jadi jika terkena goresan sedikit saja langsung akan membekas.
"Honey udah siap berangkat belum?" Lucas masuk ke kamar untuk menjemput istrinya yang tidak kunjung siap.
Kinara berbalik dan menghadap Lucas. "Wajahku berantakan banget."
Lucas mendekat dan menyentuh wajah Kinara. Amarah yang sudah bisa ia tahan kembali ingin meluap saat melihat wajah istrinya.
"Cantik kok, kamu selalu cantik di mata aku," ujar Lucas.
"Masih ada biru-birunya kan?"
"Besok juga sembuh. Kan udah dikasih obat. Apa nanti pulang kerja kita ke dokter?" tawar Lucas.
Kinara menggeleng. "Nggak usah, cuma memar begini nggak perlu ke dokter, jangan boros."
"Kalau gitu, ayo berangkat." Lucas merangkul Kinara ke luar kamar.
Dengan Range Rover putihnya, Lucas mengantar Kinara menuju kantor. Pada jam kerja seperti ini, sudah jelas jalanan sangat padat. Namun Lucas tidak masalah jika ia telat ke kantor karena mengantar Kinara terlebih dahulu. Setelah perjalanan selama setengah jam, mobil Lucas memasuki pelataran firma hukum tempat Kinara bekerja.
"Makasih Luke, kamu hati-hati ya ke kantornya," kata Kinara.
"Siap, yang fokus kerjanya, jangan telat makan." Lucas mencium pipi Kinara yang dibalas wanita itu kecupan singkat di bibir pria itu Lucas segera mengemudikan mobilnya menuju kantor setelah Kinara turun.
Kinara mempercepat langkahnya saat memasuki kantor, banyak pasang mata yang terang-terangan memperhatikannya. Tragedi pelemparan telur kemarin sudah menyebar luas tentu saja, bahkan masuk dalam acara berita di televisi.
"Kinar!" Ajeng berjalan menghampirinya saat wanita itu mau memasuki ruangnya. "Astaga wajah kamu!"
"Ngobrolnya di dalem aja!" Kinara segera masuk ke dalam ruangnya disusul Ajeng.
"Ya ampun, kok semakin banyak orang yang nggak kreatif gitu sih. Telur dilempar ke orang, bukannya di masak," gerutu Ajeng. "Wajah kamu juga jelek gitu jadinya."
"Udah pake concealer padahal," tukas Kinara.
"Denger-denger mereka itu fansnya Melody ya?" Ajeng mulai kepo.
"Iya." Kinara mengangguk.
"Gila ya emang. Mereka nglemparin telur kamu cuma karena belum terima kamu nikah sama Lucas?" Kinara kembali mengangguk. "Aduh jangan sampai ketahuan kalau kamu lagi hamil deh Kinar, bahaya," tutur Ajeng.
"Tapi, aku nggak pernah aktif di sosial media lagi kok," sahut Kinara.
"Iya bener, kalau kamu mau aktif sosmed lagi, apalagi instagram mending bikin baru dan diprivat, keluarga sama temen deket aja yang diterima jadi pengikut," saran Ajeng
"Iya sih, udah kepikiran gitu. Tapi nggak penting-penting banget sih ya, jadi mungkin aku mau hapus Instagram aja atau join akunnya Lucas."
"Nah, itu Lucas masih aktif kan main Instagram? Kalau bisa dijaga, biar nggak terlalu ngliatin kehidupan kalian."
"Udah aku bilangin kok. Yang suka kelepasan upload foto-foto keluarga itu Kak Alena."
Ajeng berdiri dari duduknya. "Ya udah, aku balik ke ruang aku dulu ya, nanti kita makan siang bareng ya. Aku ada meeting sama klien yang super bawel."
Kinara tertawa. "Bawel juga sumber rejeki kita. Aku kayaknya nggak makan di luar deh Jeng, mau order aja. Takut kalau ada yang nimpukin telur lagi."
"Nggak masalah order, makan di kantor juga nggak apa-apa." Ajeng mengedipkan matanya pada Kinara dan keluar dari ruang kerja rekannya itu.
***
Lucas memeriksa dengan seksama desain bangunan villa yang akan dibangun di Lombok beberapa bulan lagi. Ia menyukai desainnya, sangat cocok untuk rombongan keluarga. Ia jadi berpikiran pindah ke Lombok membawa Kinara, karena di Jakarta terlalu ramai dan sesak. Tetapi sayang itu baru gagasan saja.
"Pak Lucas, ada Pak Regan di luar." Linda sekretarisnya memberitahu.
"Suruh masuk aja," kata Lucas.
Regan bersama dengan lelaki asing yang tidak ia kenal, memasuki ruangnya. Lucas lalu mempersilahkan kedua lelaki itu untuk duduk.
"Luke, ini Putra, dia itu pengacara yang sudah lama kerja sama bareng aku," jelas Regan.
Lucas dan Putra lalu berjabat tangan. "Kasusnya sudah bisa diajukan ke pengadilan?" tanya Lucas.
Regan mengangguk. "Putra tinggal mempelajari berkas-berkasnya, nggak lama kok, terus kita bisa melakukan penuntutan. Jadi nanti itu kasus yang udah selesai kemarin, dibuka lagi."
"Perlu berhubungan sama pihak polisi?" tanya Lucas. Lelaki itu mendadak malas karena ingat pihak polisi menutup kasus kecelakaan Kinara.
Putra mengangguk. "Tentu aja Pak Lucas, nanti dengan usulan kepolisian, kita akan menuntut tersangka ini. Pihak kepolisian juga pasti akan mengadakan penyelidikan ulang. Nah enaknya, kita sudah punya banyak bukti, jadi bisa mempercepat proses penyelidikan tersebut."
Lucas mengangguk-angguk. Ia merasa senang, satu langkah lagi masalahnya akan selesai dan keluarganya akan aman, terutama istrinya.
"Ngomong-ngomong aku denger berita tentang istrimu kemarin. Dia nggak apa-apa kan Luke?" tanya Regan.
"Syukurlah nggak apa-apa. Aku udah mikir apa itu termasuk serangan teror yang masih berkaitan sama Caramel, eh ternyata cuma haters," tutur Lucas.
"Iya, aku juga sempat mikir gitu. Karena kemarin Kinara jadi pengacara selebriti, keberadaan dia jadi mudah dilacak. Itu yang bikin aku khawatir." Regan mengutarakan pikirannya.
"Aku bakal ngasih pengawasan yang lebih ketat ke dia," sahut Lucas. "Balas dendam itu nakutin ya, Reg? Ada yang sesimpel nglempar telur, ada yang sampai mau lempar peluru."
Regan tersenyum miris. "Tenang bro, semuanya bakal selesai. Kinara bakal aman."
***
Pada penasaran sama teror yang menimpa Kinara? Siapa yang lakuin? Siapa penyebab Melody meninggal?
Bisa dibaca di versi novelnya. Ada 2 SECRET PARTS + EPILOGUE yang TIDAK dipublish di Wattpad. SALAH 1 SECRET PART ITU Lucas Side's Story. Penasaran kan?
Bisa order di novel di nomor bawah yang tertera di foto bawah ini.
Kalau mau ebooknya beli di playstore
Kalo mau versi cetak bisa hubungi kontak di banner bawah ini. Kalo nggak ada balasan, bisa DM aku ya🙏🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top