PROLOG
Haiiii...aku datang membawa cerita baruuu...semoga berkenan ya :)
Give your feedback yaw :)
_____________________________________________________________
Gar, lo dmn? Meeting udah mau mulai
Gara membuka tampilan pesan masuk. Menemukan SMS berderet dari Galan, sahabat sekaligus teman sesama pendiri Satya Architecture, biro arsitek yang kini sedang berkembang begitu pesat.
Jam meja memang sudah menunjukkan pukul 08.20. Ia bahkan belum mandi.
"Sayang, udah mau berangkat?"
Gara mendengus. Jangankan berangkat, mandi saja belum.
"Kenapa kamu nggak bangunin aku?"
"Kan capek? Kamu sih, ngajak marathon sejak semalam." Michelle, teman datenya semalam langsung mengendus leher Gara. "Udah mau mandi?"
"Hmm." Gara hanya menggumam malas.
"Kapan ketemuan lagi?" tanya Michelle dengan mata berbinar. Terbayang pergulatan pagi itu yang sangat luar biasa. Gara memang is the best deh untuk urusan ranjang.
"Kapan-kapan."
"Ah, nggak asyik."
***
Kai, Kakak gk bs jemput. Lg ada rapat OSIS
Lagi.
Kaina mendesah kuat. Lagi-lagi pulang sendiri.
Lagi-lagi nunggu angkot sendiri. Nasib punya kakak yang punya aktivitas segudang di sekolah baik kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Kakaknya Galan memiliki jabatan sebagai ketua OSIS, aktif di ekskul basket dan taekwondo.
Tungguin Gara aja
SMS berikutnya diterima Kaina sesaat setelah memasukkan ponsel ke dalam tas selempangnya.
Maksudnya? Keningnya mengerut.
Kok?
Kaina mengirimkan SMS tersebut dengan tidak sabaran. Galan mau ngerjain apa gimana?
Hanya berselang sekian detik, ponselnya berdering. Galan menelepon.
"Kai, kamu tungguin Gara. Dia kebetulan mau balik rumah, kelupaan sesuatu. Sekalian dia yang nganter kamu pulang."
"Kok bisa, Kak?"
"Kenapa? Kamu udah di angkot?"
"Masih nungguinlah, Kak."
"Ya udah, jangan ke mana-mana dulu. Gara udah jalan, ntar kamu susah lagi nyarinya."
Aduh, si kakak. Bisa-bisanya mengutus sahabatnya itu untuk mengantar pulang. Padahal Kaina tidak begitu akrab dengan Gara.
"Udah ya, Kai. Rapatnya udah mau mulai. Gara udah aku kasih tau jangan ngebut."
Belum sempat Kaina protes, Galan sudah menutup telepon.
Kakaknya itu memang selain ngeselin juga nggak sopan. Bisa-bisanya ia dititipkan kepada Gara?
TIIIN TIIN
Suara klakson mobil terdengar sebanyak dua kali. Saat mengangkat wajah kesalnya dari visual layar ponsel, ternyata Gara sudah tiba di situ.
"Nana, jadi ikut pulang?" tanya Gara setelah menurunkan kaca mobil.
Kaina melirik ragu ke arah mobil Gara. Jenis mobil yang tergolong mewah untuk ukuran siswa SMA. Bukan hal yang mengherankan sih, mengingat latar belakang keluarga sahabat kakaknya yang pengusaha terkenal itu.
"I-iya. U-udah di-SMS-in kak Galan tadi," jawab Kaina tergagap.
"Ya udah, ayo masuk."
Masih dengan jantung berdebar kencang, Kaina melangkah tergesa menuju pintu belakang.
"Di depan aja. Ntar gue disangka sopir."
"I-iya deh."
Kaina mengucapkan terimakasih.
Dan sejak saat itu, Gara Daniswara menjadi satu dari sekian kenangan masa remaja yang diingatnya dengan jelas.
______________________________________________________________________________
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top