A¹ Premonition

hitungan hari sebelum pre-anihilasi ...

'Lihatlah! Bentuk lampu taman ternyata bisa secantik itu!', adalah pemali untuk mengumandangkannya saat malam ini.

Seorang Pria Kampungan membawa Kembang Kota culikannya jalan-jalan lewat taman malam nan lengang tanpa teman bulan. Ini memang waktu yang indah untuk sekadar melapisi kulit dan pakaian tebal dengan udara urban penuh polusi. Adveksi tepat sasaran terlebih siang tadi terjadi kemacetan panjang di jalan raya. Mungkin perlengkapan tas sederhana saja tak cukup jikalau mau mengajak hawa berpelesir.

"Aduh, Gadis Manis, Gadis Manis. Malam-malam begini keluar rumah? Kalau ada apa-apa nanti bagaimana?" Pria Kampungan bercumbu. Namun, karena dia kampungan, jadi memakai aksen kurang ajar.

Si kembang Kota terkekeh-kekeh, "Itu, Pak. Tadi disuruh Emak beli beras. Eh, tutup. Terus, cari di tempat lain, enggak ada. Tau-tau, sudah jam segini. Maklum, lah, Pak."

"Maklum, ya ...." Dia bergumam tidak sewajarnya. Bisa jadi karena tak sreg dipanggil 'Pak'.

Lalu keduanya berbelok dan sampai di setapak terlapis seperti aspal, dekat petak taman. Ada banyak pohon lamtoro yang ditumpangsarikan bersama tanaman bunga refugia¹. Sayang waktu masih gelap sehingga puspa-puspa terlelap, membuat kepermaian taman kota tersumbat.

Kecuali satu yang molek lagi merajai ini. Pusat visi nan mencolok bagi siapa pun pasang mata yang terperangkap akan pesonanya.

"Eh, lihat deh, Pak! Lampu tamannya bagus juga, ya ...." Kembang Kota mendongak, menatap lampu taman bercahaya putih. Tidak asyik karena keduanya yang bermula gelap-gelapan kini terekspos akibat satu penerangan ini.

Respons pun ditunggu. Hanya satu kali, terdengar geraman mirip gorila yang sempat dikira si Kembang Kota melawak padahal bukan.

"Si-siapa kamu?"

Dia lesap beralih rupa. Termanifestasi sosok tinggi penuh uar gelap yang barangkali motif bulu parkanya. Sebandung titik putih menyorot dari wajah. Lengannya berbalut jaket tebal, dengan sarung tangan berjari besar. Terlebih kaki masif berbarut jin kelabu. Seperti rupa manusia, tetapi dengan besar dan tinggi tidak masuk akal macam beruang.

Sosok itu terpaku. Lalu keluar palu cakar. Kepala kakasnya mengilat, memantulkan cahaya putih lampu taman. Kembang Kota hendak lancarkan jeritan, tetapi tulang rahangnya ditumbuk dengan palu, sampai tubuhnya terpental tak berdaya.

Sosok itu mendekat penuh aura represif. Sedang Kembang Kota bersimpuh pegangi pipi berluka, menatap ngeri sambil keluarkan darah campur liur. "To-tolong ...," rintihnya ketakutan.

Sosok itu kemudian terdengar mematahkan sesuatu, lalu menikamkannya ke perut Kembang Desa dengan kuat. Ranting besar tertancap di situ, cairan merah pun membasahi pakaian. Kembang Kora awalnya memekik, tetapi langsung dihajar dengan palu lagi. Darah pun mengalir menuju jalanan, tetapi jalanan telah tertutupi terpal. Sosok itu menarik ranting tadi dan kemudian menusuk leher Kembang Kota. Darah pun bermuncratan ke mana-mana.

"Mati kau, gadis jalang! Mati! Mati! Mati!" Dia terbahak senang. "Mati, mati, mati, mati, mati!"

Sosok itu menancapkan ranting berulang-ulang ke tubuh Kembang Kota yang malang. Mata memelotot alirkan tangis, mulut menganga keluarkan cairan, kulit memucat kehabisan darah. Jasad yang tak bergerak lagi sinambung dikoyak, disayat dengan brutal oleh si sosok yang tertawa terbahak-bahak di tengah kekelaman malam.

Bola lampu taman terkena cipratan darah. Cahayanya kini beralih merah.

***

"Tiga siswi sekolah di Perumahan Kayuapu menghilang dalam kurun waktu satu minggu. Pihak polisi sedang mengusut kasus penculikan ini."

Entah dari siaran berita TV, pengumuman radio, atau pemberitahuan kolom koran, suara-suara itu muncul.

Manik kecokelatan Bapak mengejap lalu teralih. Empat indra langsung dipaksa mengatur dan mengumpulkan informasi sebanyak-sebanyaknya. Keberadaan tilam rumput, serasah berserakan, dedaunan berjatuhan, bisa dijadikan tanda ini bukan tempat yang cocok bangkit dari lelap.

Samar-samar, keping demi keping penyusun pemroses tersusun merupa bangun bagaikan mainan bongkar pasang. Memori Bapak kian jelas manakala jalan berberaian mulus, kian terang ketika semua sudah terjawab oleh bukti-bukti yang ada.

"Apa yang telah dia lakukan?" batinnya. Dia membuat sesal atas kelalaian yang terlewat.

###

¹refugia= tanaman yang dibudidayakan untuk melindungi komoditas utama dengan menjadi konservasi predator alami hama atau dengan menarik perhatian hama tanaman

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top