[ Gloomy bloom ]

[name] sedang berada pada jalan pulang menuju asramanya, dengan satu tas kecil berisi barang belanjaan yang baru saja di belinya dari pusat perbelanjaan.

sebenarnya dia masih sedikit cemas dengan mimpinya semalam, dan juga, barusan Sakura mengirim pesan singkat padanya. Sakura mengajaknya bertemu di depan kamar pukul 8 malam nanti.

Name menundukkan pandangannya,dia tidak yakin, apa dia masih bisa bertemu dengan sakura setelah mendiamkannya begini?

Belum lagi pertemuannya dengan Horikita waktu pulang dari sekolah tadi.

Ini adalah hari yang merepotkan.

[Name] merasa, jika dipikir lagi, perkataan wanita itu ada benarnya juga.

Dia tidak perlu berteman dengan siapapun. bukankah dengan begitu dia tidak perlu merasa bersalah seperti sekarang?

Semua jadi semakin rumit sekarang.

Seharusnya dia mengikuti perkataan wanita busuk itu sejak dulu,

Seharusnya dia bisa masuk ke kelas A saat ini,

Seharusnya dia tidak perlu repot-repot berteman dengan orang-orang bodoh yang tidak berguna,

Seharusnya dia tidak jadi seperti ini,

Seharusnya waktu itu tidak terjadi apa-apa.

Seharusnya...

Dug...

Dia melihat jalan dan tidak menubruk tubuh orang lain.

***

"Sumimasen, aku benar-benar tidak melihatmu barusan," ucap [name] sambil membungkukkan badannya, meminta maaf.

Daritadi dia benar-benar tidak memperhatikan jalan.

"Hmm, bukan masalah," sahut seseorang yang saat ini berdiri di depannya.

Gadis itu mendongakkan kepalanya, menatap seseorang di hadapannya.

Orang itu.

Pantas saja dia sangat mengenal intonasi suara tadi. Dan tatapan mata itu, sebenarnya apa yang terjadi di masa lalu laki-laki ini [name] juga memikirkannya.

Bukan berarti dia peduli, hanya saja semua itu terlihat aneh, mungkin?

"Ah maaf, sepertinya aku menghalangi jalanmu aku pergi dulu," ujar [name], membungkukkan badannya kemudian berjalan menjauh. Tapi Ayanokouji justru memanggilnya,

"Ano- [name] -san?"

[Name] menghentikan langkahnya, membalikkan badannya menghadap laki-laki itu agar lebih sopan.

"Ya?"

Laki-laki itu hanya menatapnya, kemudian mulai membuka mulutnya dan berbicara dengan nada datar yang membosankan.

"Sepertinya kamu punya masalah, jika kamu mau aku membantumu mungkin aku-"

Mata [name] sedikit terbelalak stelah mendengar ucapan laki-laki itu, degan segera memutus kalimatnya,

"Terimakasih banyak atas tawaranmu, tapi kamu tidak perlu melakukan apapun, lagipula dari awal tidak ada hubungannya denganmu," ujar [name], kembali membungkukkan badannya hendak melangkah pergi,

"Bagaimana dengan gantungan kunci," celetuk Ayanokouji tiba-tiba, [name] menghentikan gerakannya, berpikir sejenak.

"Eh? Gantungan kunci?"

"Hee, kamu mudah melupakan kebaikan orang lain ya?" Gumam laki-laki itu dengan intonasi datarnya, [name] mengernyitkan dahinya teringat sesuatu,

"Oh, sepertinya aku sudah berterimakasih waktu itu, kalau begitu aku permisi dulu,"

Memang benar bukan jika saat itu dia sudah berterimakasih?

[Name] melanjutkan langkahnya, namun Sekai lagi Ayanokouji menahannya,

"Tunggu name -san,"

Diam sejenak, laki-laki itu melanjutkan kalimatnya,

"Apa kamu dekat dengan Horikita?"

Pertanyaan itu sedikit membuat [name] terkejut, apa maksud dari pertanyaan itu?

[Name] menyelipkan rambutnya ke belakang telinga, berdeham pelan,

"Tidak, bukankah kamu yang dekat dengannya?"

Dan setelah itu Ayanokouji hanya ber 'oh' pelan, kemudian membungkukkan badannya.

"Baiklah, semoga harimu menyenangkan,"

"Hmm,"

Apa-apaan maksudnya dekat dengan Horikita? Dari awal dia memang aneh.

Setelah itu [name] hanya menghembuskan napasnya. Kembali teringat dengan pertanyaan ayanokouji barusan.

Dekat dengan Horikita?

Mana mungkin hal seperti itu akan terjadi.

Gadis itu menengadahkan kepalanya, menatap semburat jingga yang terlukis di atas langit.

Perlahan angin sepoi-sepoi bertiup, membawa serta kelopak- kelopak bunga sakura yang terlepas dari tangkainya.

Masih musim semi, semua akan baik-baik saja. Batin name, kemudian melanjutkan langkahnya.

Bercanda, kalau aku terus seperti ini tidak akan ada yang baik-baik saja. Sambungnya sambil tersenyum kecut.

***

"Tadaima," gumam name saat memasuki kamarnya, kembali menutup pintu kamar kemudian berjalan ke arah meja belajar.

Meletakkan tas belanjanya dan melepas mantelnya, menggantungkannya di gantungan pakaian.

Jam menunjukkan pukul 6 petang. Jauh lebih cepat daripada perkiraannya.

Jadi, apa yang setelah ini harus dia lakukan? Entahlah. Hanya saja dia masih memikirkan apa yang nanti harus dikatakan kepada Sakura.

[Name] merebahkan badannya di atas kasur, sepertinya dia akan melewatkan makan malam lagi hari ini.

Ah, dia sudah menemukan kalimat apa ang harus dia ucapkan pada Sakura nanti.

Perlahan, matanya terpejam.

Di luar sana angin kembali berhembus tenang, menerbangkan kelopak-kelopak bunga sakura yang terlepas dari tangkainya.

***

[Name] membuka matanya, jam berapa sekarang? Apa sudah lewat dari jam delapan?

Bangkit dari tidurnya, kemudian berjalan ke arah kamar mandi. Dia harus menghilangkan kekacauan di wajahnya.

Jam di atas nakas menunjukkan pukul 7.45 , tepat waktu sekali,sekarang dia punya waktu untuk bersiap-siap.

Dia sudah memikirkannya, apa yang harus dikatakan pada Sakura. Semoga semua akan baik-baik saja.

[name] keluar dari kamar mandi setelah selesai mencuci wajahnya, berjalan ke arah meja belajar dan duduk di atas bangku,menatap ponselnya.

2 menit lagi.

[name] meletakkan kepalanya di atas meja, tangannya menggantung di bawah meja dengan ponsel masih di genggamannya. Gadis itu kembali mengatur napasnya.

semua akan baik-baik saja. bisiknya kepada dirinya sendiri.

matanya terpejam sebentar sampai terdengar suara ketukan pintu.

tok tok....

"[name] -san, ini aku, Sakura,"

dan matanya langsung terbuka lebar, dadanya terasa sedikit sesak.Gadis itu bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu, membukanya.

Gadis berkacamata dengann surai merah muda itu berdiri di depan pintu, dengan tatapan khawatir yang terlihat jelas. [name] menghela napasnya,sedikit membungkukkan kepalanya,

"konbanwa, masuklah, ada sesuatu yang ingin kubicarakan,"

[TBC]

part ini silahkan di komplain,

Kayaknya banyak typo + kekurangan kata-

Dan menurut saya sendiri cerita ini mulai nggak punya arah dan tujuan.

mulainya gimana, konfliknya apa, masalahnya dimana, solusinya apaan?

semua udah bercampur aduk dan menjadi gado-gado basi di pikiran saya.

bab ini juga,

ugh, i wanna cry but can't-

intinya, saya sendiri juga nggak tau bakal jadi gimana cerita ini di perjalanan menuju endingnya yang masih jauh nanti.

-Katanya hari ini hari pelukan nasional-

//Peluk kalian di jam" terakhir

sekian-

Duh, moodku📉📉📉

luv ya❣️❣️❣️
____________
Mufid-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top