• Prolog •
New York. December 25, 2018.
Malam itu butiran - butiran putih yang dingin mulai berjatuhan dari langit. Sedikit demi sedikit salju menutupi jalanan dan menyelimuti pohon - pohon tinggi di kota New York. Angin yang berembus kencang sesekali menerpa dedaunan dan masuk melalui celah - celah pintu di setiap rumah. Namun, hal tersebut tidak menghalangi Aiden Lord, seorang youtuber muda dengan segala pengalamannya menjelajah ke tempat - tempat misteri untuk kembali melakukan aksinya.
Pria berusia 27 tahun itu sudah bersiap dengan seluruh peralatan di dalam ranselnya. Dan kini, sosoknya yang tinggi dengan menggunakan kemeja kotak - kotak biru, dilapisi jaket tebal berbulu hitam serta topi baseball yang senada dengan warna pakaiannya tengah bersiap melakukan siaran langsung di kanal youtube pribadinya.
Aiden Lord belakangan ini cukup popular dan digemari oleh kalangan anak muda di kota New York karena aksi beraninya masuk ke sebuah bangunan bekas rumah sakit di pinggiran kota. Ia melakukan penjelajahan seorang diri dan berbicara di depan kamera tanpa rasa takut sedikitpun. Hari ini, Aiden akan membuat sesuatu yang berbeda sebagai hadiah natal bagi seluruh pengikutnya di sosial media.
"Halo semuanya," kata Aiden memulai.
Mata birunya menatap lurus pada kamera besar yang sengaja disimpan di atas sebuah tripod di hadapannya. Sesekali uap mengepul dari mulutnya dan Aiden terlihat menggosok - gosokan kedua telapak tangannya karena udara dingin malam ini. Ia kemudian mencoba tersenyum meski tubuhnya jelas mulai menggigil. "Seperti janjiku pada kalian semua ... aku akan menyiarkan perjalanan malam ini secara langsung."
Beberapa orang mulai muncul dan memberikan simbol hati di layar, mereka menunggu dan menonton siaran Aiden untuk memecah rasa penasaran mereka.
"Aku akan mengganti tripodku lebih dahulu dan kita akan mulai masuk ke dalam," terang Aiden di depan kamera. "Jadi, jangan kemana - mana dan tetaplah bersamaku di siaran ini."
Pria itu lantas berlari kecil ke depan, mematikan kameranya terlebih dahulu dan mengganti seluruh peralatan dengan yang lebih sederhana. Aiden menggunakan ponselnya yang lebih kecil dengan gorilla pod yang mudah digenggam, sementara peralatannya yang lain disimpan kembali di dalam ransel. Mengingat bahwa ia akan masuk ke dalam rumah tua sendirian, akan lebih sederhana jika dia tidak mempersulit dirinya sendiri dengan bawaannya yang berat. Aiden pun menggantungkan ransel di pundaknya dan mulai mengangkat ponselnya ke udara, menyalakan saluran youtubenya dan mulai bersiaran di sana.
"Halo teman - teman, apakah kalian sudah siap?"
Dan seluruh penontonnya yang berjumlah sekitar ribuan orang itu lantas menjawab ya pada kolom siaran langsung milik Aiden. Pria itu cukup percaya diri mengingat betapa ramainya antusias penonton. Ia berpikir, mungkin jika menemukan sesuatu seperti aktifitas paranormal, pengikutnya akan bertambah drastis. Namun, Aiden tentu tidak benar - benar berharap akan menemui makhluk gaib di dalam sana karena dirinya akan melewati malam sendirian.
Langkah kaki penuh antusias itu berjalan masuk melewati halaman depan rumah. Aiden pun mengarahkan kameranya ke depan dan mulai bercerita, "Apa kalian melihat bangunan ini, teman - teman? Astaga, rumput di sekitarnya cukup tinggi dan mulai ditutupi salju."
Aiden maju beberapa langkah ke depan, melewati rerumputan bersalju di sekitarnya. "Salju cukup banyak, halaman rumah ini mungkin akan tertutup salju besok pagi," katanya memberi tahu.
Itulah yang dilakukan Aiden selama ini. Memilih sebuah tempat angker, masuk ke dalamnya dan menjelajah di dalam gelap demi mendapatkan konten menarik yang nantinya memancing orang lain untuk melihat dan menghasilkan uang dari iklan yang masuk. Tidak sedikit yang memuji keberanian Aiden, tetapi penonton wanita tentu lebih suka memerhatikan wajahnya yang memang bisa dikatakan cukup rupawan dan menggoda.
Aiden kemudian mendorong pintu kayu berwarna putih di depannya. "Aku sudah mendapatkan izin untuk masuk ke rumah ini. Jadi, kalian tidak perlu khawatir," ucapnya memberi tahu. "Astaga, apakah kalian melihatnya?"
Sebuah pemandangan gelap menyambut indera penglihatan Aiden dan para penontonnya di youtube. Bermodalkan cahaya dari senter pada kamera ponsel, Aiden mulai memberanikan dirinya masuk lebih dalam. Ia kemudian melihat benda - benda seperti sofa, meja panjang dan beberapa barang rumah tangga lainnya tampak terbengkalai dan dipenuhi oleh debu. Sarang laba - laba yang menempel di berbagai sudut pun tidak luput dari sorot kamera pada ponsel milik Aiden.
"Ini sedikit aneh teman - teman. Aku mencium bau lembab, tapi ada bau busuk yang aneh di sini," kata Aiden sembari memutar kameranya, sehingga kini para penonton dapat melihat wajah bingung pria dengan rambut hitamnya yang ikal itu. Aiden terlihat mengernyitkan keningnya saat masuk lebih dalam ke rumah tua tersebut. "Baunya benar - benar aneh. Aku akan mencoba mencari tahu."
Beberapa komentar seperti mungkin bangkai hewan, rumah itu sudah lama ditinggalkan wajar jika ada bau yang aneh hingga berhati - hatilah, itu mungkin pertanda hantu ada di dekatmu memenuhi layar siaran milik Aiden. Namun, Aiden hanya membaca kalimat - kalimat itu tanpa sempat menanggapinya. Youtuber muda itu kembali memutar ponselnya, sehingga kamera mengarah langsung pada sebuah pintu berwarna cokelat yang tertutup rapat di hadapannya.
"Aku mencium bau aneh berasal dari tempat ini," kata Aiden, memunculkan wajahnya di kamera. Kedua alisnya yang tebal tampak mengerut dan dengan cepat, Aiden menutup hidungnya. "Baunya benar - benar busuk. Apakah aku harus masuk dan memeriksanya? Bagaimana menurut kalian teman - teman?"
Pria itu terlihat memandangi layar ponselnya. Sembari terus menahan indera penciumannya, Aiden mencoba menerima jawaban dari orang - orang yang saat ini tengah menonton siaran langsung di kanalnya. Kebanyakan dari mereka berkata bahwa mereka setuju dan meminta Aiden untuk memeriksa ruangan tersebut. Mengingat adanya sebuah rumor yang mengatakan bahwa rumah itu ditinggalkan oleh pemilik lamanya karena adanya gangguan roh jahat dan sebagainya.
Aiden tidak menelan mentah - mentah komentar tersebut, tapi rasa penasaran kian memuncak di benak pria bertubuh tinggi tersebut. Ia pun mengedikkan kedua bahunya sebelum akhirnya berkata, "Aku akan masuk untuk memeriksa apakah di dalam ada sesuatu." Matanya yang biru sedikit mendelik ke arah pintu, sebelum akhirnya kembali melihat kamera. "Pastikan kalian menonton ini dan tidak melewatkan apapun, teman - teman."
Kamera pun diarahkan kembali ke arah pintu. Aiden lalu mencoba membuka gagang pintu dengan hati - hati. Dan sebuah ranjang besar yang dipenuhi oleh tumpukan selimut warna warni lah yang menyambut kedua mata Aiden serta para penontonnya.
"Ini sebuah kamar. Mari kita cari tahu kamar ini milik siapa," tandas Aiden dari balik kamera.
Ia pun melangkah masuk, melewati lantai yang kotor dan dipenuhi banyak pakaian yang berceceran di lantai. Kamera di arahkan ke kanan dan ke kiri, tapi tidak ada apapun di sana selain furnitur kamar yang sudah dipenuhi debu. Sampai akhirnya Aiden menghentikan langkahnya di tepi ranjang. Ia menyorot bagian tengah ranjang yang tampak menumpuk dan dipenuhi selimut yang sudah tak terpakai.
"Aku tidak tahu kenapa bagian ini tampak lebih tinggi, apakah ada mayat yang bersembunyi di bawah sini?" Aiden kemudian tertawa karena lelucon yang dibuatnya sendiri. Lalu, tanpa ragu sedikitpun, ia mengangkat satu persatu selimut tersebut dan melemparnya dengan asal ke lantai. "Tunggu, apa ini?"
Hingga pada selimut terakhir, Aiden mengangkat selimut tersebut dan melemparnya ke lantai dengan santai sebelum akhirnya kedua matanya dibuat terbelalak dan ia pun berteriak,
"Ahh! Ma-- mayat!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top