2. Pengantin Berdarah

Frozen Flower – Ketika Cinta Hanyalah Ilusi

Stroy © zhaErza

Naruto © Masashi Kishimoto

.

.

.

BAB II

Pengantin Berdarah

.

.

.

Nyanyian dan tarian di perayaan pernikahan membuat semua orang larut dalam rasa bahagia dan canda tawa. Pengantin wanita ditarik oleh si pria, untuk berdansa bersama di tengah-tengah aula. Tertawa kecil, Sakura pun hanya bisa menundukkan kepala karena malu, sebab tengah diperhatikan oleh semua tamu yang menghadiri acara ini.

Wajah yang tertunduk kemudian diangkat oleh tangan Gaara agar mereka saling menatap, ada perasaan asing ketika emerald Sakura disoroti dengan mata tajam lelaki yang baru menikahinya ini. Lantas saja ia bertambah malu dan kembali mengalihkan tatapan dengan menenggelamkan pandangan.

"Sakura," ujar Gaara, kemudian tersenyum karena mengetahui perasaan istinya.

Menghela napas, Gaara lantas membawa sang istri ke dalam rengkuhannya, memberikan ciuman di pucuk kepala untuk menenangkan gadis itu.

Sedang asyik berdansa, tiba-tiba beberapa saat kemudian terdengar suara lonceng raksasa yang letaknya di tengah desa. Semua mata lantas terbelalak dan teralihkan dari suasana gembira di dalam aula. Mereka mengalihkan pandangan dan saling bertanya-tanya, gerangan apa yang terjadi? Bahaya apa yang datang hingga lonceng raksasa dibunyikan? Sebab, desa mereka selalu aman dan bukanlah wilayah konflik seperti menjadi rebutan para penguasa.

Pintu di dobrak, penjaga masuk dan langsung berteriak.

"Semuanya selamatkan diri kalian, kita diserang!"

Tubuh tegap sosok penjaga langsung terkaku dengan kedua mata terbelalak ketika dirinya merasakan tombak baru saja menembus jantung, ia langsung terjatuh ke lantai dan kehilangan nyawa.

Sakura gemetaran, sementara Gaara mengerutkan alis dan membawa pengantinnya berlindung di belakang punggung.

"Kita pergi, Sakura," bisiknya cepat dan melarikan diri.

Saat itu semua berubah, riuh suka cita lantas menjadi derita dalam sekejap mata, ketika ratusan anak panah menghujani penduduk desa yang sedang mengadakan perayaan pernikahan di malam bulan purnama. Darah, teriakan, luka, air mata, semua menjadi satu dalam lautan kekacauan di kobaran api membara. Tapak kuda bagaikan genderang perang yang datang menghancurkan rumah penduduk dan apa pun yang mereka temui, bahkan pengantin yang masih memakai pakaian tradisional pun berlari menyembunyikan diri.

Nyaris melihat segalanya dihancurkan, membuat orang-orang berlari menyelamatkan diri, Gaara yang berada di aula menggandeng tangan istrinya dan membimbing gadis yang baru saja dinikahinya itu menuju tempat teraman untuk bersembunyi. Pintu didobrak paksa, masuklah barisan tentara yang membunuh siapa pun yang mencoba melawan mereka. Sampai di kediamannya, Gaara langsung membawa Sakura menuju ruangan rahasia di bawah tanah, tetapi belum sempat untuk membuka pintu, ia sudah dihadang oleh belasan tentara yang membawa pedang dan tombak.

"Gaara," bisik Sakura, laki-laki yang berada di depannya dan tengah menggandeng tangan sang Istri, berwajah marah.

Telapak yang selama ini digenggam pun dilepaskan, kemudian ia tarik pedang yang sejak tadi sudah dibawa.

"Pergi dan bersembunyilah, Sakura."

"Aku tidak akan meninggalkanmu," ucap Sakura panik, menatap semakin banyak pasukan yang datang memasuki rumah mereka.

Dentingan besi segera terdengar, Gaara menghantamkan mata pedangnya kepada musuh yang satu demi satu tewas mengenaskan dengan anggota tubuh terbelah.

Menyaksikan kekejaman ini, Sakura gemetaran, bola matanya sekarang berkaca-kaca karena syok yang dirasakan.

Mencoba menenangkan diri dan menarik napas, perlahan ketakutan Sakura pun berkurang, apalagi ketika mendapati suaminya yang begitu luar biasa bisa menghabisi tentara yang berdatangan ke rumah mereka. Ia tahu Gaara begitu kuat dan merupakan ahli pedang yang sangat piawai, belum lagi ketangkasan laki-laki itu yang begitu luar biasa dan juga kecerdasan otaknya. Masyarakat desa bilang, Gaara adalah salah satu keturunan Dewa.

Menghela syukur, Sakura merasa lega ketika telapak tangan itu kembali menggenggam tangannya. Melanjutkan perjalanan, Gaara berhenti seketika saat mendapati sebilah pedang menancap tepat di dinding dan menghalangi jalan mereka.

Terkejut bukan main, Sakura menatap dari mana asalnya lempengan baja itu, datanglah sosok yang ia perkirakan sebagai pemimpin dari penyerangan ini, tubuh itu dibalut armor yang nyaris semuanya telah menjadi merah.

Ketakutan, Sakura bersembunyi di belakang tubuh suaminya.

"Biar aku yang menghadapinya, kalian serang wanita itu dengan pedang dan anak panah." Laki-laki beriris merah bersinar tersenyum tipis, menatap kemarahan yang tercetak jelas di wajah Gaara. Menyoroti baju pengantin mereka, membuat Uchiha Sasuke tersenyum meremehkan. "Setelah lima tahun, kau baru melakukannya sekarang, Gaara." Laki-laki itu menunjukkan kuda-kudanya, sebuah pedang terbuat dari emas menjadi senjata bagi sang Pria.

Tidak menanggapi perkataan sang Pangeran dari Kerajaan Uchiha, Gaara berbisik agar Sakura segera melarikan diri dan jangan memedulikan sosoknya, sebab ia tidak akan mati semudah itu.

Melihat Sakura yang menurut, sang Lelaki pun menghadang tentara dan juga Sasuke yang mencoba mendekati Sakura.

Namun, tidak ada ampun karena serangan demi serangan terjadi. Gaara tak akan membiarkan mereka mengendalikan situasi, dan sekarang jadilah Sasuke dan Gaara saling menyerang satu sama lain. Pedang menebas kepala, dihindari oleh Gaara, melompat, menyerang kaki, melompat, meninju wajah dan ditahan menggunakan telapak tangan. Hingga ia menyaksikan Sakura tertangkap oleh tentara dan salah satu tangan menjambak rambut yang tersanggul rapi. Fokus Gaara pecah, tangan kirinya yang memegang pedang ditebas dengan pedang emas milik Sasuke, darah berceceran dari urat nadi karena anggota tubuhnya telah terpisahkan oleh mata pedang.

"Perhatikan lawanmu, Gaara." Sebelah tangan lelaki itu menyisir rambut panjangnya yang hitam dengan jari-jari berhiaskan darah.

Tendangan diberikan, menyebabkan Gaara terlempar dan terguling beberapa kali. Menyaksikannya, Sakura memberontak dan mengambil belati di lantai, memotong rambut panjangnya yang sedang dijambak, kemudian menghampiri Gaara.

"Aku menyuruhmu pergi!" teriak Gaara, lelaki itu berlari menghampiri Sakura karena melihat belasan anak panah mengarah kepada gadis itu, hingga yang Sakura rasakan adalah tubuhnya terhempas bersamaan dengan Gaara.

Membuka mata, ia melihat keadaan suaminya yang mengenaskan, dengan punggung dipenuhi anak panah, salah satunya terbuat dari emas dan menancap tepat ke jantung Gaara. Namun, lelaki itu masih bisa berdiri dan membawa Sakura ke belakang punggungnya yang penuh dengan luka. Darah mengalir dari hidung dan mulut Gaara, membasahi pakaian pengantin Sakura yang putih.

"Aku akan menghadapi mereka semua, dan ketika ada celah, kau pergilah sejauh mungkin, Sakura." Gadis itu menggelengkan kepala, tidak ingin terpisah dengan suaminya, jika mereka diharuskan mati, ia ingin hal itu terjadi bersama dengan Gaara. "Aku berjanji akan menyusulmu, di mana pun kau berada." Bola mata Sakura kembali meneteskan air mata, dan gadis yang baru saja menikah itu menganggukkan kepala.

Kepergian Sakura membuat pertarungan mereka semakin sengit, pedang dihatamkan kembali, tidak peduli ketika tubuh merasakan sakit saat tertebas. Satu demi satu prajurit bertumbangan, semetara Gaara memilih untuk melarikan diri walau lawannya mengejar, Sasuke tentu tidak akan membiarkan hal ini.

Anak panah kembali ditembakkan, kaki sang lelaki tertancap dan ia terpincang.

"Aku tidak akan membiarkanmu, Gaara." Sorot mata Sasuke berubah lagi, dengan pola aneh yang berputar-putar.

.

.

.

Perkataan sang suami terngiang-ngiang di kepala Sakura, gadis itu dengan perlahan akhirnya membuka kelopak mata. Masih memakai shiromuku, ia tersentak ketika merasakan lonjakan pada tubuh. Sayup-sayup, Sakura mendengar suara tangisan, isak-isak dan bisikan ketakutan. Di dalam gelap suasana, ia bisa merasakan dirinya berada di sebuah kereta yang ditarik dengan kuda-kuda.

Mereka dibawa ke suatu tempat, kemungkinan sudah ditangkap oleh tentara keji dan pemimpinnya itu. Menatap sekitar, Sakura bisa melihat para gadis yang bernasib sama seperti dirinya, ketakutan dan beberapa dari mereka ada yang terluka.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi kenapa seperti ini?" salah satu gadis bersuara, begitu lirih.

Mereka gentar dan terisak-isak, bahkan ada yang saling memeluk untuk menguatkan.

"Desa kita makmur, kita tidak pernah membuat kerusuhan bagi siapa pun," sambung salah satunya.

Tidak tahu, apa penyebab dari serangan ke desa. Mereka masih mengira-ngira, kembali mengalirkan air mata ketika mengingat kematian saudara dan juga teman-teman satu desa yang sama.

Napas tertahan, seguk terus terdengar dan membuat Sakura hanya bisa menundukkan kepala dan memejamkan mata. Ia tahu mereka semua merasakan hal yang sama, luka di hati dan bahkan untuk Sakura seperti ia ingin mati. Tidak tahu bagaimana keadaan lelaki yang baru saja menikahinya, mungkinkan Gaara masih hidup dan akan menjemputnya seperti janji lelaki itu tadi?

Beberapa saat setelahnya, kereta yang membawa mereka berhenti, tawanan mendadak terdiam dan menarik napas. Tidak ada yang terjadi, tetapi mereka bisa menebak bahwa para tentara sedang membuat perkemahan untuk merihatkan diri, dari kayu-kayu kereta yang sedikit berlubang, dapat dilihat nyala api yang cukup besar. Api unggun untuk menghangatkan diri, tenda-tenda pun dibentangkan, salah satunya cukup besar dan mewah, Sakura meyakini bahwa itu adalah milik si pemimpin.

Baru menyadari kakinya di rantai, beberapa jam kemudian, mereka semua dipaksa turun. Para gadis berjejer rapi memanjang, dan di sana semua tentara memandangi mereka seolah adalah santapan yang begitu lezat.

"Mereka begitu menggoda dan cantik-cantik, dan bersyukur karena mereka adalah hadiah milik kita," ucap Kakuzu.

Tubuh para gadis yang merupakan tahanan musuh mendadak ketakutan, mereka bergetar karena menyaksikan para tentara mendekat, selanjutnya teriakan mulai terdengar ketika satu persatu dibawa paksa ke tenda terdekat, bahkan sebagian ada yang langsung memaksa di tempat secara bergiliran.

Sakura terjatuh lemas, air mata mengalir mendengar teriakan para gadis yang mencoba meloloskan diri. Tubuhnya tersentak ketika didatangi oleh tentara, dan mereka memandang dengan tatapan menjijikkan walau mendesah pasrah karena tidak bisa menyentuhnya.

"Sialah, si cantik ini berada di dalam malam kutukannya. Kalau tidak, dialah yang paling memesona." Chirobo terlihat mengerang kesal.

Kutukan pengantin berdarah, konon mereka akan mendapatkan kutukan Dewa, jika berani menyentuh pengantin wanita yang baru saja kehilangan suami tepat di malam pertamanya.

Dengan bukti pakaian pernikahan yang masih dikenakan Sakura, menjadi ketakutan tersendiri bagi para tentara dan bukti bahwa wanita itu masih di hari sial.

Walau tidak disentuh, Sakura merasakan hatinya lebih hancur daripada memikirkan kematian Gaara. Menyaksikan para gadis yang dihinakan di depan mata, membuat ia benar-benar gemetar dan mengutuk perbuatan mereka.

"Sialan! Bedebah," bisiknya dalam keputus asaan, menundukkan kepala dan menangis dalam diam.

Lelah menangis, gadis itu tertidur dengan bersandar di pohon, ketika pagi menjelang, mereka kembali dimasukkan ke dalam kereta kuda. Tidak ada kesempatan untuk kabur, tubuh yang lemah karena kehilangan tenaga dan kekurangan air dan makanan membuat mereka tidak berdaya. Untuk sekarang yang bisa dilakukan orang-orang yang menjadi tahanan pasukan ini hanyalah menunggu. Bertanya-tanya apakah mereka akan hidup nantinya setelah sampai? Bagaimana jika mereka akan dijadikan umpan untuk pertarungan harimau dan manusia?

Sakura meremas pakaian putih yang berhias darah kering, kemudian menggigit bibir. Bersumpah akan membunuh lelaki yang menjadi pemimpin penyerangan ini.

Ia akan membalaskan dendam gadis-gadis yang telah dinodai, dendam perpisahan antara dirinya dan sang suami bahkan tepat di hari pernikahan.

Laki-laki itu bernama Uchiha Sasuke, laki-laki keji itu harus membusuk di neraka.

.

.

.

Bersambung

Erza Note:

Halooo.

Hayooo gimana? Semoga suka yaaa, jangan lupa kasih komentar dan saran dan dukung ff ini, soalnya Erza berjuang banget ini biar bisa sesuai alur dan pas di chara SasuSaku huhuhuhu.

Jangan ada yang silent readers ya. Update tergantung support kalian nih hehehe.

 
Salam dari istrinya Itachi

zhaErza

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top