Egoism -end
Sebelum baca, jaga-jaga aku kasih R-18+ ya. Jangan bilang ini cerita mirip sama cerita orang lain karena ini hasil remake ceritaku asli tahun 2014 dengan sedikit modifikasi agar tidak cringe.
Kedua, maaf kalau ceritanya pasaran. Aku dulu trinspirasi dari anime apa gitu lupa dah. Ini juga dulu ngetiknya pas lagi benci banget sama seseorang jadi bikinnya penuh emosi. Lol.
Setelah baca, wajib vote dan komen, ya!
HAPPY READING!
.
.
.
Wajahnya menyiratkan ketakutan luar biasa, keringat dingin telah mengucur deras. Pria 29 tahun itu terus mundur agar tidak tersentuh oleh seorang pemuda gila yang sedang menatapnya lapar.
Xiao Zhan, nama pria itu. Ia kini tidak tahu sedang berada di mana. Semuanya hanya tembok dan satu jendela besar di sana. Terdapat sofa lusuh yang peernya telah terlihat. Dan sekarang, dia sedang berada dengan seseorang yang telah membawanya ke sini.
Dia. Wang Yibo.
Dengan kasar, Xiao Zhan tepis tangan pemuda bermata tajam itu. Mencegahnyauntuk menghentikan langkah. Xiao Zhan ingin pergi dari laki-laki yang lebih muda 2 tahun darinya tersebut. Ia tak ingin melihat dia meskipun hanya batang hidungnya.
Xiao Zhan, pemuda berwajah manis berumur 29 tahun yang mempunyai senyuman indah dan memesona. Kau pasti akan tersipu malu saat melihat binar matanya yang begitu cerah, dia adalah pria yang selalu membawa aura positif di sekitarnya.
Akan tetapi, sinar dari matanya redup, digantikan pandangan takut setiap detiknya, khawatir akan hidupnya saat ini yang tidak diketahui nasibnya nanti.
"Berhenti di sana, atau aku akan loncat dari gedung ini."
Xiao Zhan mendelik ke arah Yibo yang sedari tadi tak lepas dari pandangannya. Nafas Xiao Zhan yang memburu serta peluh yang membasahi tubuh serta wajahnya menambah kesan tegang diruangan itu.
Yibo menuruti apa yang Xiao Zhan ucapkan, ia merasakan hampa teramat sangat, saat Xiao Zhan menampik tangannya dengan kasar. Namun, jika Yibo tidak menjauh darinya, Xiao Zhan yang sekarang sedang berdiri didepan bibir jendela itu akan nekat terjun dari lantai tujuh gedung ini. Tidak! Yibo tak akan membiarkan itu.
"Dengar Xiao Zhan ─"
"Kubilang menjauh DARIKU! DASAR KEPARAT!"
Yibo memejamkan mata, mendengar ucapan kasar pria manis itu padanya. Sudah ratusan kali Xiao Zhan mengucapkan kata-kata kasar terhadapnya. Sejak tiga hari yang lalu, tepatnya saat Xiao Zhan ia culik untuk dibawa ke apartemen tua ini, Xiao Zhan semakin hari semakin liar untuk berniat membunuh Yibo.
Tapi yah, jangan salahkan Xiao Zhan. Yibo lah yang menyulut api ---oh! Bukan api, bisa dikatakan Yibo yang duluan meledakkan bom atom sendiri pada kehidupan Xiao Zhan.
"BANGSAT KAU! Setelah membunuh dengan kejam tunanganku. Kini apa motifmu menculikku? Ingin membunuhku juga? Tidak perlu! Aku yang akan lakukan sendiri dengan loncat dari sini."
"Jangan...."
"...." Xiao Zhan memandang Yibo heran saat ia melihat lelehan cairan yang jatuh dari mata kelam Yibo.
Ia....menangis?
"Kumohon....jangan lakukan itu, Xiao Zhan."
Xiao Zhan hanya mendengus mengejek. Tapi ia mundur dari bibir jendela itu dan duduk di satu-satunya sofa disana.
Mendengar suara sol sepatu yang bergesek, Yibo mendongak. Menatap senang saat Xiao Zhan kini tak meneruskan niatnya untuk bunuh diri.
"Tch! Buat apa aku bunuh diri, toh, sebentar lagi aku akan dibunuh olehmu secara perlahan." Xiao Zhan melirik Yibo yang sedang berdiri disampingnya. "....benar 'kan Wang Yibo?"
Dengan cepat, Yibo menggeleng. "Tidak! Aku tidak akan membunuhmu. Aku... Ak---aku...mencintaimu."
Kali ini Xiao Zhan tertawa terbahak mendengar pernyataan Yibo.
"Ucapan konyol apalagi ini, huh? Kau ternyata Homosexual? Terimakasih. Tapi aku tidak!"
Yibo tersentak, ia menggenggam tangan Xiao Zhan, berlutut disamping sofa yang ia duduki. Pemuda bermarga Wang itu memandang Xiao Zhan. Ekspresinya seakan takut jika pria yang dicintainya akan pergi bila ia melepas tangannya. Untung kali ini Xiao Zhan tak menepis genggaman Yibo.
"Kumohon, tetaplah disini. Denganku, bersamaku, selamanya."
Tak peduli betapa besar penolakan Xiao Zhan, Yibo akan tetap membuat pria tercintanya selalu bersama di sini, meski itu harus memaksa dengan cara-cara tertentu.
"Dasar manusia tak berakal." Xiao Zhan melepaskan diri dari genggaman Yibo, membuat sang pria berhidung pinokio itu kembali hampa. "Terserah kau mau bilang apa. Aku laki-laki, kaupun sama. Tidak mungkin untuk jadi pasangan, bukan? Jadi ini alasanmu membunuh tunanganku!? IBLIS!"
"Bukankah itu wajar? Aku tidak ingin seseorang yang kucintai sejak dulu bersanding dengan orang lain."
Xiao Zhan menatap ngeri pada Yibo yang bersikap seolah biasa-biasa saja dengan apa yang telah ia lakukan pada tunangannya. Xiao Zhan tidak menyangka sama sekali bahwa teman semasa SMA nya kini menjadi seperti ini.
"Dasar psikopat! Polisi akan segera menemukanmu. Jadi bersiap-siaplah untuk mati."
Yibo menyeringai. Kini ia berdiri. Kembali memasang wajah dinginnya pada Xiao Zhan. "Polisi takkan mampu menghentikanku."
"Terserah!"
Xiao Zhan berjalan menuju pintu keluar dari apartemen itu. Melangkahkan kakinya besar-besar untuk mencapai gagang pintu yang ada disana.
Tapi sebelum itu, Yibo telah terlebih dulu menggenggam pergelangan tangan Xiao Zhan kuat.
"Mau kemana kau?! Mencoba pergi?!"
Yibo memang lebih pendek darinya, tapi lengan dan telapak tangannyaa lebih besar dan kekuatannya tidak bisa diremehkan begitu saja. Seingatnya, dulu Yibo memang pernah ikut klub atlit di kampusnya.
"Le-lepaskan, BRENGSEK!"
"Tidak akan!" Jawabnya penuh penekanan di dekat telinga pria manis itu.
Xiao Zhan terkejut, saat Yibo menariknya paksa untuk mengikutinya berjalan menuju kamar kumuh yang tiga hari ini ia huni.
"Hei, ka-kau mau apa, brengsek?!"
Yibo tetap diam, ia terus menyeret Xiao Zhan sampai kamarnya sendiri.
Setelah menutup dan mengunci kamar, Yibo membanting tubuh ramping milik pria manis itu itu ke ranjang.
Dengan paksa ia menarik jaket Xiao Zhan secara paksa dari belakang. Kurang puas, Yibo kini mulai membuka kancing kemeja Xiao Zhan.
Namun, baru dua kancing teratas terbuka, Xiao Zhan menahannya.
"JANGAN!" Xiao Zhan menutupi bagian yang terbuka. Ia menatap takut Yibo setelah apa yang pemuda itu perbuat barusan.
"Jangan... Tolong jangan lakukan ini."
Yibo terdiam, berdiri menunduk. Menyembunyikan ekspresi wajahnya dengan helaian rambut yang menutupi wajahnya.
Tapi adegan selanjutnya terlalu cepat, Yibo menjambak rambut milik Xiao Zhan hingga ia berdiri dengan merintih kesakitan. Yibo balikkan tubuh pria manis itu untuk membelakanginya. Tangan yang semula mencengkeram rambut Xiao Zhan, kini berpindah tugas untuk mencekik lehernya dari belakang.
"Yi-Yibo... Kau me-mencekikku." ringik Xiao Zhan disela-sela siksaan yang mendera.
Yibo tertawa. Tidak terlalu keras, tapi sungguh menakutkan dan Xiao Zhan tidak bisa membayangkan ekspresi apa yang Yibo pasang sekarang.
"Kau manis sekali saat ekspresi wajahmu takut seperti ini."
Jari-jari panjang Yibo kini menelusuri lekuk leher putih milik Xiao Zhan. Pemuda berwajah tampan itu menyeringai, menikmati setiap sensasi sentuhan yang teraba di telapak tangannya.
"Ugh..." Xiao Zhan melenguh. Ada sensasi aneh saat Yibo menyentuh kulit lehernya. Tidak, bukan saatnya dirinya bersuara erotis seperti ini. bisa-bisa Yibo terpancing untuk melakukan lebih jauh lagi.
Xiao Zhan tak bisa berbuat, pria yang memiliki wajah manis itu, hanya bisa diam. Kedua tangannya dipegang kuat oleh Yibo. Tenaganya yang lebih kuat darinya ditambah lemahnya fisik Xiao Zhan karena tiga hari ini tidak memakan apapun selain air putih dan roti kurang layak konsumsi, membuat ia pasrah dengan tindakan Yibo yang lain.
"Hentikan..." Rintih Xiao Zhan.
"Berhenti, hm?" Ucapnya lembut tepat di telinganya.
"JANGAN HARAP!" Teriak Yibo tiba-tiba, dan agi, Yibo membanting tubuh Xiao Zhan dengan kasar ke ranjang. Membuat Xiao Zhan meringis merasakan nyeri dipunggungnya.
Kini Yibo semakin liar, seakan kerasukan Iblis, ia dengan seringai jahatnya melanjutkan membuka kancing kemeja milik Xiao Zhan yang tadi sempat tertunda. Menciumi setiap jengkal kulit perut Xiao Zhan. Mengeksploasi lidahnya untuk tidak melewati sensasi memabukkan ini.
Ia terus menahan Xiao Zhan dibawahnya. Mencegah tawanannya untuk kabur dari pengawasan. Kini Yibo memandang bibir merah muda milik Xiaozhan, yang seakan sedang menggoda dirinya. Memiringkan sedikit kepalanya, Yibo mendekatkan kepalanya dengan pria manis itu, hingga memotong jarak antara dirinya dengannya.
Xiao Zhan yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, ia meronta kuat dibawah tekanan Yibo. Berusaha melindungi bibirnya untuk tak tersentuh oleh pemuda gila di atasnya dengan menggelengkan kepala. Meski kedua tangannya tertahan oleh tangan besar Yibo, Xiao Zhan tak akan menyerah begitu saja.
"BRENGSEK! KAU MAU APA, HAH?!" Begitu ada kesempatan untuk berteriak, Xiao Zhan memanfaatkannya untuk mengumpatnya dengan kasar. Dia sudah sangat lelah dan ingin bebas, ada apa dengan temannya ini?
Dulu dia begitu manis, selalu mengikutinya dan merupakan junior di SMA paling sopan kepadanya. Pun ketika kuliah, di mana mereka kembali ketemu, Yibo selalu menyempatkan diri main ke fakultasnya bahkan sering sengaja menjemput dengan motor koleksinya.
Tapi Yibo yang sekarang berada di atasnya, bukan Yibo yang dikenalnya. Ini bukan orang yang dia kenal. Kenapa bisa seperti ini?
"DIAM!" Yibo mencengkeram pipinya. Dengan cepat ia tempelkan bibirnya dengan bibir milik Xiao Zhan. Berniat memasukkan lidahnya kedalam mulut pria manis itu, namun sang pemilik tetap menutup kencang mulutnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Hal tersebut, tentu membuat akses kinerja bibir Yibo terganggu. Ia gigit bibir milik Xiao Zhan. Mungkin kini bibirnya telah berdarah mengingat Yibo merasakan rasa karat yang terkecap oleh lidahnya.
Menyerah, akhirnya Yibo melepaskan ciuman gagalnya.
Yibo mendengar suara decihan dari mulut pria di bawahnya. Dan betapa kagetnya saat sebuah cairan telah mengenai bawah matanya. Itu adalah air liur Xiao Zhan yang telah sengaja meludahinya.
Menggeram sebal, putra tunggal keluarga Wang itu marah.
"SIALAN" Ia seka 'hadiah' dari Xiao Zhan di pipinya dengan kasar dan ia kembali menggerayangi tubuh kurusnya. Ia tarik sabuk celana Xiao Zhan, lalu membuka zippernya.
Xiao Zhan ketakutan dengan ini. Ia tidak ingin hidupnya akan merasakan peristiwa seperti ini. Jika ini terjadi, Xiao Zhan akan sangat merasa jijik karenanya. Kenapa Wang Yibo, sahabatnya dulu kini menjadi gila seperti ini? Apa ada yang Xiao Zhan lewatkan selama pertemanan ini?
Terlepas dari lamunannya, Xiao Zhan merasakan tangan Yibo telah menyentuh titik tersensitifnya. Tanpa disadari air matanya jatuh. Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Ini...tidak boleh...
"TIDAAAAKKK!!!"
Yibo tersentak, ia menghentikan aksinya. Seakan tersadar dari sesuatu. Ia yang tadi seperti kesetanan, menatap prihatin raut wajah ketakutan milik Xiao Zhan. Wajah pria tampan itu kini berubah khawatir saat melihat Xiao Zhan kalap dan histeris seperti tadi.
Ia berdiri. Merapikan pakaiannya yang sudah sangat berantakan.
"Maaf. Aku hanya..."
"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini? Ada apa denganmu,Yibo?"
Yibo diam, mata kelamnya tak lepas dari Xiao Zhan yang kini sedang berbenah diri dengan keadaan setengah telanjang tanpa busana itu. Yibo hendak membantu memakaikan kembali pakaian Xiao Zhan yang ia kacaukan, namun penolakan tegas terucap dibibirnya. Ia mendorong rambut hitam legamnya dengan frustasi
"Jangan berani-berani menyentuhku." geram Xiao Zhan menahan marah.
Merasakan getaran ponsel yang ada disakunya, Yibo melihat pesan yang baru saja masuk disana.
"Aku harus ke kantor. Tidurlah. Jika kau lapar, makanlah roti itu." ia menunjuk beberapa roti yang berada di nakas dekat ranjang.
Xiao Zhan tak menanggapinya. Ia juga tak menghiraukan suara langkah pergi Yibo. Memang mau apa? Melarikan diri kala Yibo tak ada? Jangan harap! Bagaimana bisa kabur jika seluruh akses keluar di apartemen ini terkunci rapat?
Lelah, Xiao Zhan membaringkan dirinya di ranjang. Dan seakan menghilangkan kejadian tadi, ia akhirnya terlelap tidur.
%%%%%
"Kau sudah bangun? Itu makanan untukmu. Aku baru saja membelikannya. Makanlah."
Xiao Zhan mengerjap-ngerjapkan matanya. Membiasakan diri dari cahaya yang masuk ke retina matanya. Namun, ia segera terbelalak saat ia melihat kini dirinya berada di kurungan jeruji besi. Dan apa ini? Rantai besar telah terpasang dikedua kakinya.
"Maaf membuatmu seperti ini. Aku lakukan agar aku tidak lepas kendali seperti semalam." Yibo tersenyum. "...Dan mencegahmu untuk melarikan diri. Aku ingin kau terus berada bersamaku. Disini."
Xiao Zhan masih meneliti kondisinya.
"Tenanglah, aku akan merawatmu dengan baik walaupun kau terkurung. Dengan adanya ini, aku tidak bisa seenaknya menyentuhmu."
Xiao Zhan masih belum mengeluarkan suara. Ia sangat heran dengan jalan pikiran pria yang ada dihadapannya ini.
Jadi ia ingin menjadikannya boneka pajangan yang terkurung?
Xiao Zhan melihat sekitarnya. Di kurungan jeruji yang terletak di kamar Yibo ini terdapat kasur gulung dan selimut. Ada pintu kecil yang merupakan jalan akses keluar dari jeruji besi itu. Cukup sempit dan pengap. Ia hanya bisa duduk di dalam sini. Dan hei! Kenapa dia sampai tidak sadar saat Yibo menaruhnya di kurungan ini?
Melihat gelagat Xiao Zhan yang masih bingung, Yibo tersenyum. Ia masukkan tangan kanannya untuk membelai rambut hitam milik Xiao Zhan.
"Aku berjanji, aku tidak akan berbuat seperti malam kemarin sebelum mendapat izin darimu."
Xiao Zhan memiringkan kepalanya memandang Yibo yang masih tersenyum ke arahnya.
Ah! Xiao Zhan baru sadar. Bahkan psikologis Yibo juga sangat aneh. Semalam dia sangat kasar layaknya iblis. Sekarang? Ia menjadi Yibo yang biasa. Yibo yang ramah dengan senyumannya yang ringan.
"Xiao Zhan? Katakanlah sesuatu. Jangan membuatku bingung."
"Keparat kau..." Nafas Xiao Zhan memburu. "KELUARKAN AKU DARI SINI, BRENGSEK!"
Yibo mendengus, "Melepaskanmu, lalu kau bersanding dengan yang lainnya? Jangan membuatku ingin menghancurkan keluargamu."
Xiao Zhan memukul pagar besi itu dengan tangannya yang kini memerah. Suara besi yang dipukul terdengar berulang kali, sepertinya pria 29 tahun itu tidak peduli lagi dengan rasa sakit di tangannya.
"BRENGSEK!"
"KEPARAT KAU!"
"BAJINGAN BUSUK! KENAPA KAU DILAHIRKAN, HAH?!"
"PSIKOPAT JALANG!"
Sumpah serapah dan olokan dari Xiao Zhan kepadanya bagaikan nada indah di telinga Yibo. Ia hanya duduk di sofa ujung kamar dengan secangkir kopi hangat ditangannya. Ia silangkan kaki jenjangnya sembari memandang segala kelakuan Xiao Zhan di dalam sana.
Seperti adegan komedi, Yibo pun terkekeh. Hah, bukankah hati manusia bisa saja berubah keji menjadi hewan liar saat ingin mendapatkan keinginannya?
"Hah..." Yibo berdiri dari duduknya. Ia berjalan menuju Xiao Zhan "Pertujukan yang bagus, Xiao Zhan. Senang telah melihatnya. Kau begitu...mempesona."
Xiao Zhan kembali meludah, dan mengenai sepatu Yibo. Dengan tissue yang tergenggam, Yibo menunduk untuk membersihkannya. Ia segera menjulurkan sebelah tangannya melewati celah besi itu untuk mencengkeram kedua pipi Xiao Zhan.
"Dengar, aku akan berbuat manis jika kau diam dan menuruti perintahku." kemudian Xiao Zhan didorong Yibo sampai kepalanya terbentur besi dibelakangnya.
"Ugh..."
"Aku akan berangkat ke kantor. Ada beberapa urusan di sana. Usahakan saat aku pulang nanti, makanan itu telah habis."
Dan Xiao Zhan ditinggal sendirian di 'kotak boneka' itu dengan cahaya yang minim.
%%%%%
KLANG!
Suara besi yang berdenting membuat Xiao Zhan terbangun dari tidurnya.
"Bangunlah, ini waktunya kau membersihkan diri."
Yibo menuntun Xiao Zhan agar keluar dari jeruji besi itu.
Xiao Zhan hanya diam, sudah hampir satu bulan pria manis itu terkurung dan kondisi psikologisnya semakin memperhatinkan. Ia terus diam, tak ada kata-kata yang terucap lagi.
Keadaan Xiao Zhan yang tenang dan mau menuruti perkataannya, membuat Yibo merasa sedikit lebih lega. Namun, di sisi lain ia merasa kehilangan jiwa orang terkasihnya. Kini yang Yibo liat hanya raganya.
Tak ada binar kehidupan di dalam matanya. Xiao Zhan seperti boneka tak terawat yang tersimpan dalam kotak besi. Namun, itu tidak membuat Yibo melepaskannya. Tidak akan! Tak akan pernah. Meskipun sekarang Xiao Zhan tampak kurus, dan rambut panjang yang acak-acakkan, Yibo tetap memujinya 'mempesona'.
"Hari ini aku akan pulang telat. Mungkin pulang dini hari."
Yibo berucap sambil terus menggosok badan Xiao Zhan dengan handuk basah. Selama ini Yibo lah yang selalu menggantikan pakaian pria 29 tahun itu. Tak ada penolakan, tapi Yibo tidak senang akan hal itu.
Xiao Zhan tetap diam, pandangannya kosong.
"Kau semakin kurus. Aku belikan kau steak segar yang sudah dipanggang dengan baik. Tolong makanlah."
Masih tak ada reaksi dari pria manis itu. Sampai Yibo telah selesai membersihkan seluruh tubuh Xiao Zhan dan mengganti bajunya.
Yibo kembali membimbing Xiao Zhan untuk kembali ke 'singgasana' nya. Tempat dimana yang membuat binar kehidupan seorang Kim Xiao Zhan mati.
KLANG!
Pintu kecil dikotak itu terkunci. Sebelum Yibo pergi dari sana, ia sempatkan kembali untuk memandangnya.
"Kumohon, makanlah meski hanya sedikit. Ya?"
Xiao Zhan hanya membalas pandangan pria berjas itu. Tanpa berucap, tanpa memberikan isyarat apapun padanya. Kedua mata bulatnya hanya memandang kosong pada diri Yibo.
"Maafkan aku. Tapi ini yang kumau. Aku lebih senang kau tersiksa seperti ini, asal kau terus berada disisiku."
Tatapan terakhir, Yibo berdiri dan bersiap pergi.
"Aku berangkat. Jangan lupa makan steak itu. Agar kebutuhan proteinmu terpenuhi." Yibo juga telah menyiapkan makanan lain di dalam kurungan, serta satu botol besar air minum, barang kali nanti ia tidak pulang.
Xiao Zhan menatap nanar tubuh Yibo yang baru saja pergi. Meninggalkannya ditempat gelap ini lagi.
Memang, Yibo memenuhi janjinya untuk merawat Xiao Zhan dengan baik. Namun itu bukan keinginannya. Ia ingin pergi. Bebas dari sini. Ia sangat tertekan dan stress. Membangkitkan sifat masochist yang dulu sangat ia jauhi.
Xiao Zhan sering melukai tangannya sendiri dengan segela benda yang ditemuinya di kurungan itu. Saat Yibo menemukan lukanya, ia hanya diam dan tak berkomentar apa-apa tentang luka yang di dapat oleh Xiao Zhan.
Andai Xiao Zhan diberi dua pilihan antara hidup tapi dengan keadaan tersiksa seperti ini, atau mati sehingga tidak perlu melalui hidup terkekang seperti ini, Xiao Zhan akan memilih opsi kedua.
Dengan lemas, Xiao Zhan melirik makanan yang tadi Yibo berikan.
Bahkan, makanan seenak apapun yang Yibo hidangkan tak akan membuat dirinya tergoda. Hatinya kini sudah mati untuk merasakan segala sesuatu, kenapa dirinya tak ikut mati saja mengikuti hatinya?
Mati....
Xiao Zhan menengok cepat saat menemukan sebuah pisau yang ada dipiring steak itu. Mungkin maksud Yibo memberikan pisau itu untuk menemani sang garpu, mempermudah Xiao Zhan untuk memakannya. Namun itu pilihan yang salah jika kau sandingkan pada Xiao Zhan.
Tangan gemetarnya meraih pisau stainless itu. Xiao Zhan tersenyum. Bukan, bukan senyum manis yang dulu pernah kau temui saat di pesta pertunangannya dulu. Ini senyum mengerikan, yang membuat semua orang bergidik ngeri ketika melihatnya.
"Mati..."
Setelah hampir satu bulan tanpa suara yang keluar dari mulutnya, akhirnya Xiao Zhan bersuara. Lirih, namun terdapat nada perih yang tersirat.
Jika 'mati' adalah jalan yang terbaik untuk mengakhiri penderitaan ini, Xiao Zhan akan lakukan.
Dia akan menyusul tunangannya disana. Dia sangat rindu dengan wanitanya itu.
Perlahan, Xiao Zhan angkat pisau tersebut. Tidak ada keraguan di kedua matanya saat melihat mata pisau tajam tersebut mulai berayun dan menghunus keras ke dada kirinya.
Akhirnya, penderitaannya akan segera berakhir. Dia tidak akan lagi di kurungan ini, bertemu Yibo dengan senyum palsunya. Dia bisa tidur tenang sekarang.
Xiao Zhan merasakan rasa sakit, dadanya sesak dan menyempit. Tangannya telah basah dengan darah segar yang keluar dari lubang tusukan itu.
Dan baru kali ini, ia merasakan rasa sakit dan tersiksa, namun mampu menyunggingkan senyum bahagia.
%%%%%
Yibo menghela napas, ia longgarkan dasinya dan duduk di sofa apartemennya. Sudah dua hari dirinya tidak pulang ke apartemen ini karena urusan kantor dan klien yang begitu memusingkan. Terlalu jauh bila dia harus bolak-balik dari kantor ke sini, jadi dia menginap di kantor.
Yibo melihat jam yang terpampang di tembok ujung sana. Pukul tiga dini hari. Pantas ia sangat lelah dan mengantuk. Berangkat pukul delapan pagi, dan pulang sedini ini.
Ah, pasti Xiao Zhan juga sudah tidur. Ia berdiri dari duduknya. Menuju kamarnya. Ingin melihat apakah kali ini nafsu makan Xiao Zhan kembali atau tidak. Ia membuka pintu kamarnya. Bau tak sedap segera saja menyambut indera penciumannya. Baunya amat busuk sehingga mengocok isi perut Yibo untuk segera dimuntahkan.
"Bau menjijikan macam apa ini?" Yibo langsung berpikir bahwa steak yang disediakan oleh Yibo tak tersentuh oleh Xiao Zhan sehingga menjadi bau seperti ini. maklum saja, sudah sejak dua hari lalu, mungkin tidak habis dimakan. Tapi tak mungkin sampai menjijikan seperti ini.
Yibo menyalakan lampunya. Ia melihat Xiao Zhan yang tertidur dengan memiringkan badannya pada sebelah kiri.
"Xiao Zhan? Kau tidur?" lirih Yibo.
Ia masih meneliti asal bau tersebut, tapi memang pusat bau itu ada di tempat Xiao Zhan. Akhirnya Yibo membuka kurungan besi itu.
Dan benar, baunya bertambah menyengat. Membuat Yibo ingin segera ke toilet untuk muntah.
Namun, matanya merekam, melihat ada noda darah di tangan kanan Xiao Zhan. Yibo terkesiap. Sesuatu yang Yibo takuti terbayang dibenaknya.
Dengan gemetar, ia membalikkan tubuh Xiao Zhan untuk terlentang. Dan kejutanpun terurai di sana. Wajah yang sudah membiru dan darah segar yang telah mengering di dada bagian kiri milik Xiao Zhan. Tak ada deru nafas di sana, tak ada kehangatan. Hanya rasa dingin yang terasa ditubuh pria dicintainya.
Yibo menggeleng. Membelalakan matanya tak percaya.
Detik berikutnya, Yibo berteriak keras dan menangis histeris sembari memeluk tubuh busuk sang terkasih yang kaku dan tak bernyawa itu.
.
.
.
Jadi Yibo? Mana yang kau pilih?
Melihatnya menderita, tapi dia tetap bersamamu dengan resiko yang amat besar.
Atau.....
Membiarkan dia bahagia dengan orang yang dicintainya, dan menahan perasaanmu untuk selamanya?
....dan
Pilihan itu ada ditanganmu dulu. Kini, orang yang kau cintai terkubur dengan perasaan egoismu.
.
.
END
.
.
A/N : Cerita ini sudah diremake sampai 4 kali ini dari mulai tahun 2014-2015-2017 dan sekarang 2021. Untuk yang versi aslinya itu cast nya pakai Jonghun-Hongki FTISLAND, lalu aku remake jadi castnya original character yang aku buat. Dan sekarang Yibo-Xiao Zhan.
Gimana? Ngeri? Sedih? Atau malah bikin ngakak? ya gak papa ngakak, dulu aku bikinnya juga sambil ngakak.
Meski begitu, setelah baca, wajib vote dan komen dong!!
Jangan jadi siders ya!
Akhir kata,
Arigatchu~ :*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top