8) Mission and A Boar?
Aku melangkahkan kaki ku masuk ke rumah tersebut. Zenitsu berjalan sambil bersembunyi dibelakangku dan menggenggam haori ku erat. Sedangkan Tanjirou berjalan disampingku sambil mengamati hal-hal disekitarnya.
"Huaaaa Tanjiroouuu!! Lindungi aku ya!!" Paksa Zenitsu sambil terus menjerit ketakutan. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku melihat Zenitsu yang terus merengek ke Tanjirou.
"Zenitsu, maaf sebelumnya. Tapi beberapa tulang ku dalam kondisi patah, jadi aku tidak bisa melindungimu dengan maksimal."
Zenitsu membatu, aku sweatdrop melihat Zenitsu. Langsung saja pundaknya aku goyangkan, berusaha menyadarkan lelaki kuning itu.
"APAAA?! T, TULANGMU PATAAAHH?!!" Jerit Zenitsu histeris, aku menutup telingaku sementara Tanjirou mengangguk.
"MANA BISA KAU MELINDUNGIKU KALAU BEGITU?!! ARGGHH!!"
Zenitsu berguling-guling diatas lantai kayu ini, dia mencengkram rambut nya sendiri sambil berteriak stres. Aku berusaha menenangkannya.
"Lagipula, kau kan juga pemburu iblis." Ucap Tanjirou sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Zenitsu menggelengkan kepalanya cepat, "AKU LEMAH SEKALI TAHU!!"
Aku menghela nafas, "Yasudah, aku yang akan melindungimu."
Dia membantah, "TIDAK BISA!! AKU TIDAK BISA MEMBUAT WANITA CANTIK SEPERTIMU DALAM BAHAYA!!"
Ni orang maunya apa sih?
Aku menggeleng-gelengkan kepala, tak tau harus apa dengan si Kuning Cengeng ini.
Tiba-tiba saja Tanjirou berteriak, "Apa yang kalian lakukan disini?!"
Aku spontan menoleh ke arahnya, aku melihat Tanjirou yang tengah menghampiri kedua anak kecil itu yang tiba-tiba saja mengikuti kami memasuki rumah ini.
Anak kecil laki-laki itu bilang kalau kotak itu mengeluarkan suara yang aneh, mereka pun ketakutan dan mengikuti kami kesini. Tanjirou bilang kalau benda itu bahkan lebih berharga daripada nyawa nya sendiri dan mereka harus menjaga kotak itu. Kedua anak kecil itu pun meminta maaf kepada Tanjirou dan hendak kembali ke tempat asalnya.
Namun, akibat Zenitsu yang terus menjerit histeris hingga mendorong Tanjirou yang tengah berada dibelakang anak kecil perempuan itu, sehingga mereka pun terdorong ke ruangan sebelah. Sedangkan aku terdorong oleh tangannya Zenitsu ke ruangan sebelah lainnya.
"Ah, maaf Tanjirou dan (Name)-chan.." Ucapnya dengan nada tidak-bersalah-sama-sekali.
Aku menghela nafas dan mulai beranjak dari kamar itu. Tapi sebelum aku beranjak, benda-benda yang disekitar kamar berganti-ganti. Awalnya aku heran, akhirnya aku menyadari bahwa aku lah yang berpindah tempat.
Dung
Dung
Dung
Setiap suara itu terdengar, aku akan berpindah ruangan entah dimana.
Aku terus diam di tempat, terus menunggu suara itu berhenti agar aku bisa keluar dari ruangan ini segera.
Dung.
Itulah suara yang terakhir kali kudengar, ruangannya juga berhenti berpindah. Segera saja aku melangkahkan kaki ku ke arah pintu geser yang berada didepanku.
Srek
Namun, tiba-tiba saja pintu geser itu terbuka oleh sesosok laki-laki yang telanjang dada dan memakai kepala babi hutan yang langsung menerjangku hingga aku terjungkal ke belakang.
Siapa sih dia hingga se enaknya menerjangku begitu saja?!
Dia tiba-tiba mengambil katana nya yang sedari tadi dia sarungkan dan mengarahkan katananya ke leherku.
Apa-apaan sih dia?!
Aku spontan menarik nichirinku dan balik mengarahnya ke lehernya. Dia tidak mengatakan apa-apa, melainkan hanya menatapku saja.
"Katakan apa maumu atau akan ku tebas lehermu itu." Ancamku, dia tiba-tiba saja tertawa terbahak-bahak, "Kau? Membunuhku? Mana mungkin bisa!!" Ucapnya dengan nada yang mengejek.
"Ayo kita bertarung!! Ahahaha!!" Lanjutnya sambil mengayunkan kedua 'katana' nya kesana kemari. Aku segera berdiri dan memasukkan kembali nichirin ku ke sarungnya.
"Itu.. nichirin? Kau juga seorang pemburu iblis tahu! Kenapa malah mengincarku?!" Bentak ku sambil berusaha menghindari serangan mendadak yang ia luncurkan kepadaku.
"BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! HAHAHA!!!"
Dia tidak mendengarkan ucapanku dan malah semakin menyerangku dengan gesit. Lama kelamaan aku juga semakin kewalahan menghindari serangannya.
"HENTIKAAAN!!!"
BUK!!
.
.
.
.
.
Author's POV
"Kurang ajar kau!! Memukuli kepalaku seenaknya!!" Teriak si lelaki yang mengenakan kepala babi hutan itu. Sedangkan (Name) memaksanya untuk melepas kepala babi hutannya itu.
"Buka kepala itu! Kau mau ku obati tidak?!" Bentak (Name) menggelegar ke seluruh ruangan. Lelaki itu yang sedari tadi menahan kepala babi yang dikenakannya agar tidak dilepas oleh (Name) langsung melepasnya.
Ya, mungkin dia takut dengan suara (Name) yang lembut itu.
(Name) terkejut saat melihat wajah lelaki itu, rambut lelaki itu pendek sebahu, berwarna hitam kebiruan. Matanya berwarna hijau.
"Kau.. beneran laki-laki kan?" Tanya (Name) yang sedikit curiga dengannya. "TENTU SAJA AKU LAKI-LAKI!!"
"Tapi kok mirip perempuan sih?"
"AKU INI LELAKI TULEN!! GRAAAAHH!!!"
.
.
.
.
.
(Name)'s POV
Selesai mengobatinya, kami pun keluar dari ruangan ini dan mulai menelusuri lorong yang gelap ini.
Nama lelaki itu adalah Hashibara Inosuke.
Dia selalu memakai kepala babi hutannya dan bertingkah layaknya babi hutan sungguhan.
"Oni.. aku mencium bau oni!! Hahaha!!"
Tiba-tiba lelaki babi itu langsung berlari meninggalkan ku, aku segera berusaha berlari menyusulnya.
Namun hasilnya nihil.
Larinya secepat apa sih dia?!
Aku pun memutuskan untuk berjalan santai saja, kalau energi ku habis karena berlari mengejarnya kan bisa gawat.
Berjalan, berjalan, dan terus berjalan.
Sekilas, aku menyadari kehadiran oni di belakangku, aku pun sontak menoleh ke belakang.
Namun, tidak ada apa-apa disana.
Aku mengalihkan pandangan ku lagi ke depan, aku menghela nafas antara lega dan kecewa.
Lega karena tidak ada oni disana,
Atau kecewa karena tidak ada oni yang bisa ku bunuh sekarang.
Jujur saja, aku takut.
Karena ini misi pertama ku, dan pertama kalinya juga aku jauh dari Yuki-san. Rasanya jadi aneh..
Grek.
Tiba-tiba saja, aku mendengar suara yang sedang berjalan ke arahku. Spontan, aku langsung menarik nichirinku dan mengarahkannya ke segala arah.
Kira-kira, dimana ia?
Apa dia berada di depan? Belakang? Kanan? Kiri? Atas?
Atau ba-
GREP
"Hahahaha!! Akhirnya ku dapatkan juga kau! Si Darah Langka!!!"
"Ukh!!"
Tiba-tiba saja makhluk sialan- atau biasa yang disebut oni ini mencekik ku dengan erat. Tenaganya sangat besar dibanding tenaga ku.
Trang!
Nichirin ku terjatuh karena leher ku yang dicekik sampai tubuhku juga ikut terangkat olehnya.
Apa maksudnya dengan 'Darah Langka'? Bukannya harusnya aku mengetahui hal ini? Ini hal yang diketahui oleh para Pemburu Iblis kan?
Aku bodoh sekali sampai-sampai tak mengetahui hal ini. Padahal aku adalah seorang Pemburu Iblis!
Aku pun berusaha untuk melepaskan diri walau tidak dengan nichirin ku itu. Aku mencakar-cakar tangannya yang kekar itu, dia tidak tampak kesakitan atau sejenisnya.
Sial, apa yang harus ku lakukan?!
Iblis sialan ini mulai mencoba untuk membunuhku! Dia mencekik ku dengan sangat erat sampai rasanya tenggorokan ku mau hancur dicekik olehnya!!
"Lepaskan aku.."
"Hm? Apa kau bilang?" Ucap oni itu sambil menyeringai, aku menggertakan gigi ku kesal.
"Kubilang..
LEPASKAN AKU DASAR ONI SIALAN!!"
"Fufufu, aku tidak akan melepaskan mu gadis ma-"
"RASAKAN INI! DERITA SERIBU TAHUUUN!!"
DUAAK!!
Langsung saja wajah iblis itu aku tendang dengan kaki ku ini. Dia terpental jauh dan langsung melepaskan ku begitu saja, aku langsung meraih nichirin ku dan langsung memasang kuda-kuda.
"Sialan kau bocah!! Kemari kauu!!!" Teriaknya sambil melesat ke arahku, aku melompat ke atas dan mendarat di tubuhnya yang besar itu.
"Kurisutaru no Kokyū, San no Kata: Hancurnya Kristal."
Aku langsung mengoyak kepalanya dan menebas lehernya yang cukup keras itu. Dalam sekejap, dia langsung menjadi abu dan terbang entah kemana.
Fuh, hampir saja aku mati di misi pertamaku ini.
Terimakasih kepada Yuki-san yang dulu pernah menendang ku dengan jurus mematikan itu.
Aku pun beranjak meninggalkan area ini, prioritas utama ku sekarang adalah mencari Tanjirou dan Zenitsu. Tak lupa dengan si kepala babi itu, karena kami diperintahkan untuk melaksanakan misi bertiga.
.
.
.
.
.
.
.
Sudah tiga jam berlalu, aku masih berjalan mencari mereka yang entah dimana.
Dreett..
Tiba-tiba saja, lantai rumah ini bergeser menjadi yang samping kanan menjadi sisi atas dan samping kiri menjadi sisi bawah.
Alias, berubah tempat.
Lantai menjadi turunan yang mengerikan, tidak ada lagi tempat untuk berpijak. Aku pun terjatuh ke arah jendela yang terbuka itu.
Bersamaan dengan itu, aku melihat Zenitsu dan si anak laki-laki ikut terjatuh bersama ku ke luar.
GUBRAAK!!
"Itta.."
Aku mengelus-elus punggung ku yang mengenai tanah duluan, sedangkan anak kecil itu terduduk diatas tubuh Zenitsu.
Zenitsu menyelamatkan anak kecil itu.
Zenitsu pingsan akibat terjatuh langsung dari atas dan kepalanya mengenai tanah duluan, sekaligus ditiban oleh seorang anak laki-laki.
Double kill.
Aku segera menghampiri Zenitsu yang pingsan, anak kecil itu menangis dan berusaha membangunkan Zenitsu. Aku mengambil obat-obatan yang ku bawa dan segera mengobati kepala Zenitsu yang..
Bocor.
Darah nya keluar banyak sekali, seperti air terjun yang mengalir deras.
Aku segera mengambil perban di tas obat-obatan ku dan memasangnya di sekitar kepalanya yang bocor.
Aku menatap wajahnya yang terkesan tenang itu.
Untung dia pingsan, kalau dia tahu soal ini, pasti dia akan menjerit ketakutan dan lari kesana-kemari. Itu akan membuat ku susah mengobatinya.
Oke, aku tahu ini terkesan jahat, tapi aku benar kan?
Aku memberi tahu ke anak kecil itu untuk tidak memberi tahu soal lukanya ini, supaya dia tidak menjerit ketakutan dengan suaranya yang menggelegar itu. Dia mengangguk mengerti, aku tersenyum dan menepuk kepalanya pelan.
Aku menyelimuti Zenitsu menggunakan haori kesayangan ku ini dan mengelus rambutnya pelan.
Dia selalu pesimis terhadap kemampuannya ini, aku tahu sebenarnya ia berbakat dalam hal ini. Aku tahu saat Final Selection dulu.
Apa karena sejak kecil ia selalu direndahkan? Soal itu, aku tidak tahu sama sekali tentang masa lalunya.
Tak lama kemudian, ia pun terbangun. Dia nampak tenang, tidak panik seperti biasanya.
"Zenitsu? Apa kamu merasa baik-baik saja?" Tanyaku khawatir, bagaimana tidak? Tiba-tiba saja dia tidak ribut seperti biasanya, kali ini dia lebih diam dan tenang.
"Ya.. aku baik-baik saja.." Ucapnya sambil menatap langit biru itu. Aku agak bingung dan khawatir dengan tingkahnya sekarang.
"Zenitsu.." Panggilku, namun dia tetap memandang langit yang cerah itu.
Apa yang memenuhi pikirannya sekarang?
Disaat aku sedang bergelut dengan pikiranku, tiba-tiba pintu depan rumah itu terbuka dan menampakan sesosok laki-laki yang memakai kepala babi.
Oh, dia yang tadi, Hashibira Inosuke.
Dia berkata kalau dia mencium kehadiran iblis disekitar kami. Dia pun beranjak ke arah kotak kayu itu dan mulai menarik nichirin nya keluar.
Aku mulai panik, dia hendak menusuk sesuatu yang berada di dalam kotak kayu itu.
"Jangan!!"
Aku langsung berlari ke arah kotak kayu tersebut dan melindungi kotak kayu itu dengan cara memeluknya.
"Apa yang kau lakukan? Minggir." Ucap Inosuke dengan nada penuh ancaman, aku menggeleng dan tetap pada keputusan ku ini.
TBC
Yo! Update setelah dua minggu ga update-update.. 😂
Bagaimana? :3 maaf kalau mengecewakan
With Love, Yuzu 💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top