6) Final Selection

Aku sedang berada di gunung Kagawa untuk menjalani latihan super-keras nya Yuki-san.

Yah, pada akhirnya aku tidak diperbolehkan Yuki-san untuk menjalani latihan di kediamannya saja, katanya latihannya akan lebih terasa dan efektif jika menjalani nya di gunung Kagawa.

Gunung Kagawa adalah gunung yang kandungan O² (Oksigen) nya lebih tinggi dibanding CO² nya. Yang berati, kita akan merasa pusing dan akan pingsan jika berada di gunung itu terlalu lama. Awalnya aku juga terus pingsan, tapi berkat kerja keras ku dan latihan super-keras dari Yuki-san, aku tidak pingsan lagi.

Sedangkan gunung tepat disamping Gunung Kagawa adalah Gunung Sagiri, yang kebalikannya Gunung Kagawa, O² nya sangat tipis. Dulu Yuki-san juga sempat berguru dengan seseorang disana, tapi akhirnya Yuki-san latihan di Gunung Kagawa.

Mungkin karena ini kesadaran Yuki-san sangat kuat, Yuki-san juga bisa menahan nafas didalam air dengan sangat lama. Dia tidak akan pingsan segera jika disekitarnya tidak ada O² sama sekali.

Aku mengayunkan pedang nichirin yang diberi oleh Yuki-san kuat-kuat kearah batu kristal besar yang berada di depanku. Yuki-san mengawasiku dari samping.

Aku membelah batu kristal besar itu dan batu kristal itu pecah dengan mengeluarkan sinar yang sangat besar.

Yah, memang itu tujuanku sih.

"Kamu sudah berkembang dengan sangat pesat (Name), kamu berbakat." Ucap Yuki-san sambil menepuk tangannya, menghampiriku dan memeluk ku erat.

"Aku bangga padamu, latihanmu selama dua tahun tidak sia-sia.."

Aku memeluk erat Yuki-san dan menangis dengan keras,

Akhirnya aku bisa mengikuti Final Selection, setelah latihan ku selama dua tahun ini.

Malamnya, Yuki-san mengadakan makan besar-besaran. Walau nggak mewah, tapi aku senang.

Aku senang menghabiskan waktu bersama sensei tersayangku.

Aku makan dengan lahap dan meminta tambah berkali-kali, Yuki-san tersenyum melihatku.

Setelah selesai makan malam, Yuki-san sedang membuat gelang berwarna biru langit, sedangkan aku sedang melipat kimono dan haori yang akan kupakai besok.

"(Name)." Panggil Yuki-san.

"Kenapa Yuki-san?" Tanya ku sambil menghampiri Yuki-san.

"Ambil ini, sebagai jimat mu." Kata Yuki-san sambil memberi ku gelang berwarna biru langit dengan hiasan bunga hydrangea biru ditengah-tengahnya. Cantik sekali.

Aku memakaikan gelang itu di pergelangan tanganku, gelang itu melingkar dengan indah ditangan ku.

Aku berterimakasih kepada Yuki-san, dia tersenyum dan mengangguk.

Yosh, ayo tidur dan mengikuti Final Selection itu!

.

.

.

Aku sudah siap dengan kimono peach khas ku dan memakai haori bermotif pecahan kristal, mirip seperti punya Yuki-san. Jangan lupa, aku juga memakai gelang pemberian Yuki-san tadi malam.

"(Name), Kumohon kembali lah dengan selamat." Ucap Yuki-san khawatir, aku bilang, "Jangan khawatir Yuki-san, aku akan kembali dengan selamat! Pasti!"

Aku pun melangkahkan kaki ku, melambaikan tanganku ke arah Yuki-san. Lama kelamaan, sosok Yuki-san menghilang semakin aku melangkahkan kaki ku kedepan.

.

.

.

.

.

Beberapa jam kemudian, aku pun sampai ditujuan, gunung tempat Final Selection itu dilaksanakan.

Aku melangkahkan kaki ku memasuki gunung itu, dari kaki gunung itu sudah tersebar bunga-bunga wisteria disekitarnya.

Hebat.. bahkan ini belum musimnya bunga wisteria.. Batinku sambil berdecak kagum. Aku menyentuh bunga wisteria itu dan mengendusnya, harum sekali.

Aku sampai ke tempat berkumpul, aku menunggu disana sampai semua peserta datang.

"Aku akan mati.. aku akan mati.." Cicit seorang laki-laki bersurai kuning sambil memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya diantara kedua lututnya. Sepertinya dia sama sekali tidak percaya diri atau dipaksa mengikuti Final Selection ini.

Ada juga perempuan berkuncir kesamping dengan menggunakan kunciran kupu-kupu. Maniknya berwarna ungu, dia manis sekali.

Lalu seorang laki-laki bersurai hitam kemerahan datang dengan haori bermotif awan. Dia memakai topeng rubah.

"Terimakasih sudah datang pada Final Selection ini." Sambut kedua anak yang menggunakan kimono yang nampak mewah. Aku mendengarkan penjelasan mereka tentang Final Selection ini dengan saksama.

"Semoga kalian berhasil." Ucap mereka berdua lalu meninggalkan kami semua.

.

.

.

.

Drap drap drap!

Dari sini, hanya suara langkah kaki ku yang terdengar. Aku berlari mengitari gunung itu, berusaha mencari keberadaan para oni itu.

Lalu, ada seorang anak laki-laki bersurai kuning yang terjatuh dari pohon. Dia anak laki-laki yang tadi!

"Aduh.." Ucapnya sambil meringis kesakitan, "Kau tidak apa?" Tanyaku lalu berlari menghampirinya.

"Aku tidak apa-"

Tiba-tiba saja dia diam dan terus saja menatapku. "A, ada apa?" Tanyaku karena tidak nyaman dengan tatapannya yang menurutku menyeramkan.

"AAHH!! KAU CANTIK SEKAALII!!" Teriak laki-laki itu kesenangan karena melihatku, aku hanya terkekeh pelan.

Walau rasanya aku ingin menjahit mulut sialannya itu sih.

"Ne, ne, siapa namamu? Berapa umurmu?" Tanya nya sambil mengitariku dan menatap setiap inci dari tubuhku.

"Ah, namaku (Fullname).."

"(Fullname)? Nama yang cantik, seperti pemilik namanya." Katanya sambil mengedipkan sebelah matanya kepadaku dengan genit.

"Kalau namaku Agatsuma Zenitsu. Nona, izinkan aku melamar-"

Tiba-tiba ada iblis yang muncul dari belakangnya dan mencakar lengannya hingga berdarah.

Dia menatap lengannya yang berdarah dan berteriak, "AKU AKAN MATII!! TOLONG AKU (NAME)-CHAAANN!!!~"

Aku mendengus kesal karenanya yang terus saja berteriak meminta tolong, sedangkan aku harus melawan oni- tidak, sekelompok oni ini.

Aku terpojok, jumlah mereka terlalu banyak.

"Kurisutaru no Kokyū, Roku no Kata: Kurisutaru raito no dansu." (Tarian Cahaya Kristal.)

Aku memegang nichirin ku erat-erat lalu melompat ke salah satu batang pohon dan melompat ke arah mereka dan menebasnya dan begitu seterusnya. Gerakan ku yang cepat menyebabkan mereka menjadi buta karena sinar dari nichirin ini.

Dalam sekejap, kepala mereka semuanya terbelah. Zenitsu lalu menjerit meneriakkan namaku sambil berterima kasih berkali-kali.

Karena Zenitsu yang terus memaksa ku untuk berjalan bersamanya, aku pun setuju. Kami pun berjalan bersama, walau yang membunuh oni itu aku sih.

Saat kami sedang berjalan, ada seorang anak laki-laki yang berlari, dia berteriak bahwa ada oni yang berukuran besar dan segera lari dari oni itu.

"Jangan (Name)!! Kau bisa matii!! Aku tak mau ditinggal sendiriaaan~!!" Kata Zenitsu yang mencegatku dan memelukku dengan erat.

"T, tapi Zenitsu, kita harus membunuhnya!"

"Aku tak peduli!! Pokoknya (Name) nggak boleh kesana!"

Zenitsu pun menggendong ku ala bridal style dan membawaku pergi dari situ.

.

.

.

.

.

"Selamat para peserta, kalian telah lulus ujian akhir ini. Sekarang, silakan memilih batu besi yang akan dibuat menjadi nichirin kalian nanti."

Aku berjalan kedepan bersama peserta-peserta yang lain.

Aduh, liat aja nggak pernah, gimana milih?

"Aku tidak peduli, dimana pedang yang berubah warna itu?!" Bentak seorang laki-laki dengan luka diwajahnya sambil menjabak rambut anak perempuan tersebut.

"Hentikan!!" Jeritku sambil berusaha menyingkirkan tangan laki-laki itu, dia mendecih, "Tidak usah ikut campur!!"

Dia menyekik ku dengan erat, aku berusaha melepaskan tangannya dari leherku. Aku mengontrol nafas ku, berusaha menghemat oksigen sehemat mungkin.

"(Name)-chan!!" Teriak Zenitsu memanggil namaku, tapi dia tidak berusaha menyingkirkan tangan lelaki sialan ini.

"Hentikan, atau aku akan menghancurkan kedua tanganmu." Kata seorang laki-laki bersurai hitam kemerahan sambil menggenggam lengan lelaki itu dengan erat, lelaki itu meringis kesakitan lalu melepas cekikan dan jambakannya.

Aku menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, "Kau tidak apa-apa?" Tanya nya sambil menepuk-nepuk punggung ku.

"Ya, aku tidak apa. Arigatou." Ucapku, dia tersenyum lalu kembali memilih batu itu.

Aku memilih batu itu, sama sekali tidak ada yang beda..

Aku mengambilnya asal dan menyerahkan batu itu ke kedua anak berkimono mewah itu.

Aku pun kembali ke Gunung Kagawa dengan luka-luka yang tidak terlalu parah, dan melihat Yuki-san yang menyambutku dan memeluk ku dengan erat. Aku memeluknya erat dan menangis, merasa lega karena aku lulus dari ujian itu.

Kami pun kembali ke kediaman Kristal karena sekarang aku sudah resmi menjadi seorang pemburu iblis.

Ah, aku senang sekali. Rasanya ingin berteriak ke seluruh penjuru kalau aku berhasil.











TBC

A/N: HUWAAA MAAP KLO GA SSERUUU AKU KEHABISAN IDEE :"D MAAFKAN AKU READERSSS

btw, ada bau-bau ship dari Pikachu ni:v hwhw /g.

See ya next chap! Lup yu









Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top