3) Sensei

(Name)'s POV

Apakah orang ini yang dipanggil sebagai 'Oyakata-sama'?

Aku menatap laki-laki itu, rambutnya berwarna hitam, diwajahnya juga ada.. mungkin sejenis penyakit, dia berjalan dengan ditemani oleh kedua anak perempuan berambut putih.

Dia bertanya kepada kedua anak perempuan itu, "Seperti apa perempuan di depanku ini, putriku?"

"Perempuan itu memiliki rambut panjang berwarna hitam, dia menjepit poninya dengan jepitan bunga sakura, dia juga memakai kimono berwarna peach. Tingginya sekitar (Tinggi badan) dan berat badannya sekitar (Berat badan)." Jelas salah satu anak perempuan itu dengan detail.

Bagaimana dia bisa tahu?! Tinggi dan berat badan ku benar-benar seperti apa yang dikatakannya!

"Begitu.. Siapa namamu, gadis kecil? Bagaimana kamu bisa berada disini?" Tanya 'oyakata-sama' itu dengan lembut.

"Namaku-"

Ucapanku dipotong karena kakushi kurang ajar itu tiba-tiba membenturkan kepalaku ke tanah.

"Apa yang kau laku-"

Ternyata kakushi-kakushi lainnya juga melakukan hal yang sama. Mereka membungkukkan badannya dan menundukkan kepalanya.

"Sekarang, perkenalkan dirimu bocah!!" Bisik kakushi tadi.

"Ehm, namaku (Fullname). Aku dibawa kesini oleh Yuki-san, dia ingin merawatku sementara disini karena dia telah gagal menyelamatkan keluargaku."

"Berani sekali kau memanggil Rin-sama dengan nama kecilnya! Panggil dia 'Rin-sama' (Nona Rin) bodoh!!" Bisik kakushi itu sambil menjewer telingaku, aku meringis kesakitan.

"Memangnya kenapa?! Dia sendiri kok yang menyuruhku memanggilnya 'Yuki'!" Kataku kesal, kakushi itu melotot ke arahku.

Oyakata-sama meletakkan jari telunjuknya di depan mulutnya. Menyuruh kami untuk diam.

Kakushi itu langsung membekap mulutku dan menunduk lagi.

"(Name) ya.. jadi kau dibawa kemari oleh Yuki.. kalau begitu, salam kenal (Name)."

Oyakata-sama mengelus rambutku dengan lembut. Aku terbelakak, dia..

Rasanya sangat lembut, kepalaku rasanya sangat ringan, dia seperti mengangkat beban-beban pikiran yang ada dikepalaku.

Dia tersenyum dengan lembut ke arahku, aku mendongak ke arahnya.

Tatapannya.. sangat lembut.. mirip sekali seperti Otou-san.

Bolehkah aku menganggap orang ini sebagai ayahku yang baru?

"Baiklah, kalian bisa mengerjakan pekerjaan kalian masing-masing. Dan (Name).. kau bisa berkeliling semaumu." Katanya sambil tersenyum hangat kearahku, aku mengangguk pelan. Terlalu takjub dengan senyumannya.

Senyumannya.. hangat sekali.. sama seperti Okaa-san.

Oyakata-sama tersenyum lalu melangkahkan kaki, berniat untuk pergi meninggalkanku.

"A, ano!" Kataku sambil menarik haori yang ia kenakan

"Ya, (Name)?" Ucapnya lembut.

"B, bolehkah aku.. menganggap oyakata-sama sebagai.. Otou-san ku?"

Dia terkejut. Aku pun panik saat melihat oyakata-sama terkejut. "S, senyum dan elusan anda lembut sekali seperti Otou-san dan Okaa-san ku! M, maafkan aku sudah berlaku tidak sopan kepada anda!"

Oyakata-sama tersenyum lembut dan mengelus rambutku lagi. Aku terkejut. Dia tidak marah?

"Tentu saja, (Name). Kau bisa menganggap ku sebagai Otou-san mu yang kedua."

Hangat sekali..

"A, arigatou!"

Oyakata-sama tersenyum lalu meninggalkanku sendirian.

Aku masih terkagum-kagum dengannya. Padahal hanya dengan senyuman dan tatapannya yang lembut, ia bisa langsung membuatku menganggapnya sebagai seorang Ayah.

Aku ingin melindunginya.

"Hei, (Name)!"

Aku mendengar suara seseorang yang ku kenal. Yuki-san!

"Yuki-san! Kemana saja?" Tanyaku. Dia menatapku bingung, "Ada apa dengan dirimu?"

"Eh?"

"Kamu beruraian air mata. Kenapa?"

Eh?

Yuki-san menghapus air mataku yang mengalir di pipiku.

"Jangan bilang kalau Shinazugawa-san yang membuatmu menangis.."

Yuki-san seketika mengeluarkan aura hitam yang pekat. Aku merinding seketika.

"Bukan.. aku tadi bertemu oyakata-sama.."

Yuki-san terkejut.

"Aku menangis.. mungkin karena oyakata-sama mirip sekali dengan mendiang ayahku." Ucapku pelan sambil menghapus air mataku menggunakan lengan dari kimono yang ku pakai.

Yuki-san tersenyum dan menepuk pundak ku. "Kami semua juga menganggapnya sebagai ayah kami. Apalagi para pilar, kita menghormatinya setengah mati."

Bahkan para pilar sangat menghormati dan menyayanginya, auranya sangat luar biasa.

"Dia mungkin tidak bisa bertarung, tapi dia bisa menyayangi kami seperti anaknya sendiri." Kata Yuki-san, mengelus rambutku lembut.

Normal POV

Yuki yang melihat (Name) menangis sesengukan, mengingatnya akan dirinya dulu.

"Izinkan aku melindungimu, Oyakata-sama!" Ucap Yuki yang masih berumur 14 tahun, setara dengan umur (Name) saat ini.

"Mengapa kamu mau melindungiku, Yuki?" Tanya oyakata-sama- atau Ubuyashiki Kagaya dengan lembut.

"Karena anda mirip sekali dengan mendiang ayahku! Saya juga menyayangi anda seperti ayah saya!"

Kagaya yang mendengarnya terkejut. Bagaimana bisa dirinya yang lemah, bahkan tak bisa mengayunkan katana lebih dari 10 ayunan, bisa disayangi oleh banyak orang seperti ini? Begitulah pikirnya.

Ya, mungkin karena Kagaya yang menyayangi mereka dengan sepenuh hati.

"Saya yakin saya bisa melindungi anda!"

Kagaya kemudian mengangguk dan mengelus rambut Yuki lembut.

"Terimakasih, Yuki.

"Yuki-san?"

Yuki yang sedang melamun langsung tersadar karena suara (Name).

"Ya, (Name)?" Tanya Yuki lembut.

"Aku.."

"Jadikan aku muridmu, Yuki-san!" Ucap (Name) sambil membungkuk kan badannya. Yuki terkejut seketika.

"Kenapa?"

"Karena Yuki-san adalah orang yang sangat lembut juga kuat! Teknik pernafasan Yuki-san juga sangat hebat!"

Yuki yang mendengar hal itu menjadi terharu dan tersenyum ke arah (Name). Namun ia menggeleng kepalanya pelan.

"Tidak, (Name)."

"E, eh? Kenapa?" Tanya (Name) kecewa, Yuki menatapnya dengan lembut.

"Masih banyak Pilar lain yang lebih kuat dariku. Dari postur tubuhmu yang mungil, kurasa kamu bisa menjadi tsuguko Shinobu, Kanroji, atau Tokito, karena Tokito masih berumur 12 tahun dan ia bisa menjadi pilar di umurnya yang masih muda. Ukuran tubuhnya juga mungil, sama sepertimu."

(Note: latar waktunya diambil 2 tahun sebelum Tanjirou jadi pemburu iblis. Di manganya juga, bilang kalau si Muichirou jadi pilar 2 bulan setelah dia megang nichirin. Sedangkan Muichirou kan jadi anggota pemburu iblis pas dia umur 11/12 tahun kan?)

(Name) menatap Yuki dengan kecewa. Dia tidak ingin diajar oleh Shinobu, Mitsuri, bahkan Muichirou.

"Aku juga.. mendapatkan peringkat pilar terendah di antara yang lain.." Ucap Yuki pelan, (Name) menggeleng kepalanya.

"Soal peringkat itu tidak penting, Yuki-san! Yang terpenting adalah kepribadian mu! Kamu juga bisa menyelamatkanku dari iblis jahat itu. Yuki-san sangat hebat! Itulah mengapa aku mau menjadi murid Yuki-san!"

Mendengar hal itu, Yuki menjadi terharu. Ternyata masih ada orang yang mau menjadi tsuguko nya.

Setelah kejadian 1 tahun yang lalu itu. Tsuguko Yuki yang berada di ambang kematiannya menyalahkan Yuki karena tidak mengajarinya dengan benar, bahkan mengungkit soal peringkat pilar.

Karena hal itu, Yuki tak pernah mengangkat seorang tsuguko lagi.

Namun, saat melihat (Name) yang bersikeras ingin menjadi tsuguko nya, membuat hati Yuki tergerak, membuatnya ingin mengangkat (Name) menjadi muridnya.

"Baiklah, (Name). Jangan menyesal ya karena sudah menjadi murid ku." Kata Yuki sambil tersenyum lembut dan mengelus surai hitam (Name). (Name) yang mendengar itu sangat senang dan memeluk Yuki.

"Arigatou, Yuki-sensei!"







Note:

Saya mulai berpikir mau ngeship readers sama salah satu dari trio kamaboko.

Readers mau diship sama salah satu orang dari trio kamaboko atau sama salah satu seorang Pilar? :"3

Btw, readers sama Kagaya cuma sebatas hubungan 'ayah-anak' ya, ga lebih XD

Mohon dijawab yang diatas ya readers. Juga jangan baca doang, vomment juga dong, itu bakal nambahin semangat saya buat nulis fanfic ini X"D jari saya sampe pegel nih nulis mulu.

Yak, sekian bacotan saya. Bye readers! Luv ya.

Jadwal update: random :3 tergantung mood saya.





















Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top