The Horse's Bride by Edelwish93
“Sebenci apapun dirimu kau ditakdirkan untuk ku, sekejam apapun diriku aku tetap mencintaimu.”
•••
Chapter 01
20 Oktober, 1475, London.
“Anne ikutlah dengan ayah mengantarkan kuda pada Earl Swesburry, besok pagi,” Anne kembali menggeleng tidak setuju dengan keinginan sang ayah. “Ayolah ayah, besok aku akan kerumah bibi Margareth untuk membantunya membuat lilin untuk keluarga kerajaan.”
“Ayolah sayang, kau bisa membantu Margareth dilain hari. Temani ayah besok,” Anne kembali memutar kedua bola matanya sambil berjalan malas meninggalkan sang ayah yang masih berkutat dengan kuda-kuda peliharaanya. Anne dan ayahnya – Anthony memang memiliki usaha kecil dengan memperjual belikan kuda-kuda untuk kalangan bangsawan dan kerajaan. “Ayolah Anne,” seru ayahnya lagi sambil memelas.
“Ayah aku sungguh tak ingin pergi ke kediaman Swesburry, mereka terlihat aneh,” ucap Anne bersungut-sungut membalas sang ayah. “Sejak kapan kau mengikuti rumor Anne?” kata ayahnya sambil terkekeh.“Oh ayolah ayah bahkan seluruh London sudah mengetahui keanehan mereka,” balas Anne sambil merapikan rok wolnya yang berwarna anggur. “Jika ibumu masih ada mungkin ia akan menemaniku pergi mengantarkan kuda-kuda karna tak tega melihatku yang sudah renta ini bepergian sendirian,” Anthony menatap Anne dengan memelas dari tempatnya berdiri.“Baiklah ayah kau menang, kau memang licik,” Anne mendengus sambil berlalu pergi.
***
Keesokan harinya, begitu matahari terbit, Anne sudah bersiap dengan baju berwarna hijaunya. Beberpa menit kemudian ayahnya muncul, mereka kemudian berjalan beriringan dengan seekor kuda hitam kekar yang dituntun ayahnya. Setelah beberapa jam mereka lalui akhirnya keduanya tiba disebuah kastil megah milik keluarga Swesburry. “Wow.. ayah kurasa ini sepuluh kali lebih besar dari kediaman kita, seandainya aku mengajak Grace untuk ikut mungkin ia akan sama terpesonanya,” ucap Anne sambil berdecak kagum. “Selamat pagi,” kata seorang pelayan yang menyambut mereka di depan pintu. Anne dan ayahnya-Anthony membalasnya dengan anggukan sopan. “Earl Swesburry sudah menunggu kedatangan anda tuan Anthony,” lanjut si pelayan lagi. Tak lama kemduian mereka digiring menuju sebuah paviliun disebelah utara, disana tampak sebuah taman dengan beberapa bunga mawar merah dan sebuah kolam kecil berada di tengahnya. Anne kembali berdecak kagum dengan pemandangan didepannya.“Selamat datang tuan Anthony lecce, dan putrimu,” sapa sebuah suara dibelakang mereka. Anne mengerjap terkejut disana berdiri Arthur penne dengan setelan bangsawannya dengan tampilannya yang tanpa cela, setelah ini ia akan menyimpulkan bahwa Arthur bukan manusia aneh seperti apa yang dirumorkan, dirinya bahkan tampak menawan dengan baju hitamnya dan juga senyum simpulnya. Anne kembali mendesah, ia harus segera memberitahu Grace bahwa Arthur sangat mempesona bahkan lebih mempesona dari Richard Duke of Gloucester.
“Kau kenapa Anne? kau sakit?” bisik ayahnya, Anne hanya menggeleng kemudian menunduk. “Maafkan putriku My Lord,” kata ayahnya sambil kembali memutar tubuhnya menghadap Arthur. “Tidak apa Anthony kau hanya perlu mendidiknya lagi, aku akan mencoba kudamu dulu sebelum memutusakn untuk membelinya,” balas Arthur sambil berlalu pergi. “Ayah kurasa rumor itu tidak benar, menurutku Earl Swesburry sama saja dengan bangswan lainnya, angkuh dan menyebalkan,” ucap Anne sambil berbisik pada ayahnya. “Sudah ku katakan Anne ia hanya manuisa biasa,” balas ayahnya sambil terkekeh.
***
“Kudamu sangat kuat Anthony, kuputuskan akan membelinya. Bisa ikut denganku sebentar Anthony? Dan untuk nona Anne aku meminjam ayahmu sebentar untuk bercakap-cakap, kau boleh duduk atau sekedar memakan biskuit untuk mengusir rasa bosanmu,” ucap Arthur seolah mengetahui bahwa Anne memang benar-benar sudah mati kebosanan dengan percakapan mereka. “Tentu saya My Lord,” balas Anne sambil tersenyum simpul. Setelah beberapa menit berlalu, ayahnya yang sudah kembali dari perbincangannya dengan Arthur. “Apakah kita akan pulang?” balas Anne malas, “Tentu saja, ayo hari semakin petang.”
Malam mulai datang berserta hawa dingin yang menyengat kulit, malam ini cuaca di London memang terasa dingin, angin bertiup dengan kencangnya, mungkin karna musim dingin akan tiba. “Cuaca menjadi lebih dingin akhir-akhir ini ayah,” ucap Anne sambil memperhatikan ayahnya yang sedang terbaring di ranjangnya, setelah pulang dari kediaman Swesburry kondisi ayahnya tiba-tiba menurun, tubuhnya mengigil dan kulitnya berubah pucat. “Anne kau akan pergi kerumah Margareth besok?” kata ayahnya lemah, “Tadinya aku ingin pergi, aku sudah berjanji pada bibi Margareth untuk membantunya membuat lilin untuk merayakan lahirnya putri dari Yang Mulia Raja, dan kemudian aku dan Grace beserta Liam akan mengantarknnya ke istana lalu kemduian pergi melihat Duke of Gloucester sebentar” balas Anne sambil terkikik. “Kau menyukainya sayang?”,tanya ayahnya lagi “Aku hanya mengaguminya ayah dia memiliki mata yang indah, dan ia juga seorang kesatria” jawab Anne sambil mengusap lengan ayahnya. “Para York memang seorang kesatria, tetutama Raja kita Edward IV dia benar-benar kesatria sejati, ia selalu pergi perang dengan membawa kemenangan,” Kemudian ayahnya mengusap rambut Anne dan menghela nafas dengan berat. “Ayah kau baik-baik saja?” tanya Anne khawatir, “Aku baik-baik saja Anne, bisakah kau panggilkan Margareth untukku? Aku ingin berbicara dengannya sebentar,” balas ayahnya parau. Anne tanpa diperintah lagi segera berlari menlewati beberapa rumah hingga sampailah ia di toko lilin milik Margareth, “Bibi, ayah sakit dan ia ingin berbicara denganmu,” ucap Anne terbata, “Tenanglah Anne, ayo kita pergi sepertinya ayahmu sakit parah.”
Kemudian keduanya tiba di kediaman Anne, dirinya segera berlari menuju kamar sang ayah, saat tiba di kamar sang ayah Anne terdiam melihat ayahnya yang sudah terbaring kaku di ranjangnya, matanya terpejam dengan rapat dan kulitnya berubah menjadi pias. “AYAH..” jeritnya.
***
Hari demi hari terasa cepat bagi Anne, baru kemarin lusa ia masih bercanda dengan ayahnya, kini sang ayah sudah pergi meninggalkannya selamanya. “Anne sudahlah, biarkan ayahmu istirahat dengan tenang, bibi akan membuatkan ukiran lilin ayahmu,” kata Margareth sambil mengelus bahu Anne “Terima kasih bibi,” balas Anne sendu. Malam kembali datang, Anne tampak berdiri di depan jendela rumahnya mengamati langit malam. Firasatnya mengatakan bahwa ada sesuatu yang janggal tentang kematin sang ayah, ini terlalu mendadak dan dirinya yakin bahwa dibalik kematian sang ayah terdapat sebuah konspirasi besar yang harus ia ungkap. Anne kemudian teringat sesuatu, sebelum ayahnya sakit keras dan meninggal mereka pergi ke kastil Swesburry, kemudian ayahnya bercakap-cakap sangat lama dengan si tuan rumah hingga akhirnya mereka pulang dan kemudian ayahnya tiba-tiba jatuh sakit. Maka besok pagi ia akan pergi ke kastil Swesburry dan menyelidikinya langsung.
Kesokan paginya, tepat setelah fajar lagi, Anne pergi dengan kuda ayahnya menuju kastil Swesburry. Saat tiba disana Anne kembali disambut oleh para pelayan dengan ramah. “Nona Anne Lecce kehadiran anda sudah ditunggu oleh Earl Swesburry,” kata seorang pelayan begitu Anne turun dari kudanya, Anne mengernyit heran ia bahkan tak memberitahukan pada si tuan rumah bahwa ia akan datang. Saat Anne tiba di dalam kediaman Earl Swesburry netranya tak sengaja menangkap sosok si tuan rumah yang tengah memperhatikannya. “My Lord” ucap Anne sambil menunduk memberi hormat, “Sudah kuduga bahwa kau akan datang” balasnya acuh “Mari ikut denganku nona Anne,” lanjutnya. “Apa yang ingin kau ketahui nona?” tanya Arthur langsung saat Anne baru saja masuk pada sebuah ruangan yang menurutnya pasti ruangan kerja, “Ayahku, ia meninggal dengan tiba-tiba setelah pulang dari kediamaan anda My Lord,” balas Anne gugup “Itu memang seharusnya,” kata Arthur sambil menatap Anne tajam “Apa maksud anda My Lord? Kenapa dengan ayahku?” tanya Anne retoris. “Dengar nona Anne, ayahmu melanggar sebuah perjanjian denganku, dan seperti yang telah kami sepakati bahwa jika ayahmu melanggar maka ia harus mati,” ucap Arthur tegas, “Perjanjian apa yang anda maksud?” balas Anne lagi. “Kau harus menjadi pengantin kudaku, dan ayahmu yang bodoh telah melanggarnya dengan tak ingin menyerahkanmu padaku.” Ucap Arthur, Anne terdiam kaku ditempatnya. “Aku pengantin kuda?” kata Anne dengan suara tercekat, “kau berbohong, lihat saja aku akan melaporkanmu pada penggandilan atas pembunuhan yang kau lakukan terhadap ayahku.”
“Dengar ayahmu mati karena aku telah mengutuknya untuk mati,” desis Arthur bengis, “siapa kau berani mengutuk ayahku?” Anne membalas sambil medongak menatap tepat pada mata Arthur. “Aku adalah jelmaan roh kuda perang yang tentu siap mencabik-cabik dirimu beserta keluargamu, dengar nona muda kau harus menikah denganku dan menjadi pengantin kuda, sebentar lagi musim dingin akan tiba dan sebelum itu terjadi kau harus segera menikah denganku,” kata Arthur dengan suara tajam dan dingin. “Kau berbohong,” jerit Anne sambil berlalu meninggalkan Arthur yang menatap tajam padanya. Air mta Anne menggantung pada pelupuk matanya dan perlahan terjatuh diiringi isaknya, Anne terus memacu kudanya meninggalkan kediaman Swesburry yang terasa seperti menyakitkan baginya.
Anne tiba dikediamannya dengan perasaan tak karuan, dalam benaknya ia harus segera menyusun sebuah rencana untuk membunuh Arthur yang kini ia ketahui sebagai jelmaan roh kuda. Anne menghela nafas dengan dalam, malam ini dirinya hanya merenung dan kemudian akan berhenti saat kantuk mulai menyerang. Anne kembali menghela nafas dengan kasar kali ini, tapi sedetik kemudian pendengarannya mulai mendengar suara langkah kaki yang mulai mendekatinya, Anne sudah akan berlari saat sosok berjubah hitam itu muncul di depannya. “Kau, apa yang kau lakukan dirumahku?” tanya Anne dengan tercekat, “Kau harus menjadi pengantinku suka atau tidak aku akan tetap menikahimu,” jawab Arthur tenang. “Kau gila? Aku sungguh tak sudi untuk menikahi roh sepertimu,” balas Anne tegas. “Benarkah? Lalu bagaimana jika aku membunuh bibi Margarethmu beserta kedua anaknya, Grace Wescoot dan Nick Wescoot” kata Arthur lagi tenang, “Kau tak akan berani membunuh mereka, sebelum kau menyentuh mereka ku pastikan kau akan dipenggal hidup-hidup,” timpal Anne. “Kau lupa? Aku bukan manusia biasa, aku bahkan bisa membunuh mereka sekarang dengan kecepatan yang tak pernah kau duga” ucapnya lagi sambil menyeringai
“Jadi nona Anne yang manis, suka atau tidak kau harus menjadi pengantinku,” lanjutnya kembali.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top