[1s] THAT LITTLE BOY
Bikin ini karena kangen bikin moment Xiao Zhan yang Mama-able. Tolong ya kawan, dikomen. Aku bikin ini bukan buat dianggurin, lhoh ^^
.
.
.
Xiao Zhan memang menyukai anak kecil –apalagi jika dengan bayi, Xiao Zhan akan senang hati menggendong bayi tersebut bila diperbolehkan oleh orang tuanya. Tapi jika disuruh menjaga seorang anak yang baru berumur 10 tahun, Xiao Zhan belum tahu apakah dia sanggup atau tidak.
Kemarin sore, bibi dan paman dari pihak ibu yang berasal dari Chongqing berkunjung ke flatnya. Mereka tidak berdua. Ada satu anak laki-laki dan satu perempuan bersamanya. Si anak perempuan masih kecil, mungkin masih berumur 5 tahun, dan yang satunya laki-laki 10 tahun –Xiao Zhan juga kurang tahu, yang notabene kedua anak tersebut adalah adik sepupunya.
Xiao Zhan memang sudah lama tinggal sendiri sejak mengambil kuliah S2 karena rumahnya terlalu jauh dari kampus meski masih sama-sama di Beijing. Daripada sering terlambat karena jarak, mending dia menyewa flat sendiri.
Selain bisa latihan hidup mandiri... Xiao Zhan juga bisa dengan bebas mengundang kekasihnya untuk datang ke flatnya tersebut. Bicara mengenai kekasihnya, mungkin 3 hari ke depan kekasihnya itu akan sukar untuk datang ke flatnya. Masalahnya maksud kedatangan keluarga pamannya kemarin itu –
"Ge. Juan lapar!"
Xiao Zhan yang sedang membaca buku untuk materi ujian besok, sedikit terganggu dengan rengekan bocah 10 tahun tersebut. Yah, Zhang Juan, bocah berumur 10 tahun –sebenarnya masih 9 tahun, tapi Juan keukeuh minta disebut umurnya 10 tahun –yang adalah adik sepupunya untuk sementara tinggal di flatnya karena suatu hal.
"Juan, Gege kan udah masakin nasi goreng dan telur. Kenapa tidak dimakan?"
"Itu pedas. Aku tidak suka makanan pedas!"
Xiao Zhan menghela napas. Dugaannya benar, dia memang menyukai anak kecil, tapi tidak untuk anak yang baru puber.Mereka merepotkan dan sering mengeluh.
Alasan Juan dititipkan di flatnya karena di salah satu Mall di Beijing akan ada pameran besar yang isinya mainan dari berbagai Negara terutama produksi dari Marvel. Juan sangat menyukai semua mainan yang berasal dari Marvel dengan action figure dari idolanya yang sering dia tonton.
Karena event ini hanya ada setahun sekali, Juan nekad –atau merengek –minta ke Beijing untuk bisa datang ke pameran yang berlangsung selama dua hari itu.
"Kenapa sih kau tidak menginap di rumahku saja? Kau kan nanti bisa diantar Papa dan Mama Gege ke tempat pamerannya." Xiao Zhan menaruh bukunya di meja dan beranjak untuk mendekati Juan yang sekarang sedang mengerucututkan bibirnya kesal.
"Paman dan bibi mana mungkin bisa mengantar .Mereka sibuk. Hanya kau yang bisa, Xiao Zhan Jiejie~"
"Aiyoo! Berhenti memanggilku seperti itu." Xiao Zhan menyentil dahi Juan dengan pelan, ia lalu melanjutkan ucapannya, "Dan aku tidak sedang menganggur. Aku juga ada kuliah."
"Tapi kan Gege bisa mengantarku setelah pulang kuliah." Lalu Juan tersenyum dengan polosnya.
Xiao Zhan otomatis menutup kedua matanya. Sudah sejak semalam dia seperti itu. Senyuman Juan sangat imut. Xiao Zhan jadi tidak bisa menolak kemauan bocah yang kadang bisa berekspresi sangat polos itu.
"Hahh... gagal deh kencan dengan Yibo." Gumam Xiao Zhan. Beruntung bahwa jadwal mengajar di kelas bimbingan sedang libur 3 hari ini.
"Huh? Tadi Gege ngomong apa?"
"Tidak. Lupakan saja. Kau lapar?"
Juan mengangguk polos.
"Ya sudah. Aku pesankan makanan untukmu."
Juan bersorak senang dan segera menyingkirkan nasi goreng itu ke dapur. Untung saja kedua orang tua Juan menitipkan beberapa jumlah uang untuk memenuhi kebutuhan Juan selama 3 hari di Beijing, jadi uang saku Xiao Zhan tak terkurangi. Malah mungkin nambah karena jumlah uang yang orang tua Juan berikan cukup banyak. Diam-diam Xiao Zhan sedikit tersenyum senang.
****
Yibo masuk ke flat kekasih manisnya itu. Seharian ini Xiao Zhan tidak membalas pesannya, bahkan saat ditelepon, ponselnya sepertinya tidak aktif. Jadi Yibo yang capek sehabis pulang kerja langsung menuju flat kekasihnya untuk mengecek, apakah pemuda manis itu baik-baik saja. Semoga sih tidak terjadi apa-apa.
Akan tetapi, ketika dia masuk flat pemuda manis itu, keadaan ruang yang berantakan langsung menyambut Yibo. Otomatis pemuda bersuara dalam itu terkejut. Mengira bahwa flat kekasihnya telah terjadi perampokan. Tidak mungkin Xiao Zhan membuat berantakan flatnya itu, dia pemuda yang cinta kerapian dan kebersihan.
Yibo sudah panik, dia akan berlari, tapi terhenti saat ada sebuah mobil mainan berwarna merah yang digerakkan dengan remote control berada tepat di depan telapak kakinya.
"Punya siapa ini?" Setahunya, Xiao Zhan tidak punya mainan ini. Kekasihnya itu memang masih suka main game, tapi hanya di ponsel dan PS. Kalau mainan bernetuk fisik seperti ini tentu saja tidak ada.
Yibo membungkuk, hendak mengambil mobil mainan itu, tapi ia terjingkat kaget saat mendengar teriakan dari seseorang.
"Jangan ambil!"
Yibo kembali berdiri, dan sosok laki-laki remaja yang menurut Yibo masih sangat bocah datang dengan wajah kesalnya.Yibo mengernyit, mengetahui bahwa ada orang asing di flat kekasihnya.
"Siapa kau?"
"Shừsu yang siapa?!" Anak itu menantang balik. Ada urat yang muncul di dahi Yibo ketika bocah itu memanggilnya 'Shừsu'. Hei, dia tidak setua itu. Yibo masih 25 tahun! Seharusnya bocah itu memanggilnya 'Gege'!
* Shừsu = Paman
Yibo ingin membenarkan panggilan anak itu padanya, namun ia urungkan karena malas berdebat dengan seorang bocah. Jadi dia melewati bocah itu dan memanggil kekasihnya.
"Xiao Zhan! Di mana kau?"
"Zhan Ge sedang mandi. Shừsu temannya?"
Yibo berbalik memandang bocah itu. Kini bocah itu telah mengangkat mobil mainannya untuk ia peluk.
Yibo semakin penasaran dengan keberadaan bocah yang ada di depannya. Setahu Yibo, kekasihnya ini bukanlah seorang baby sitter. Atau mungkin anak itu saudaranya? Atau... anak angkat kekasihnya? Err.... Sepertinya yang terakhir sangat mustahil.
"Hei bocah –"
"Namaku Zhang Juan."
Yibo menaikkan sebelah alisnya, "Terserah lah." Ia lalu kembali melanjutkan ucapannya "Kau siapa? Sedang apa kau berada di sini?"
"Aku menginap di sini. Bareng sama Xiao Zhan Gege."
"Zhan Ge?" Yibo mengulang panggilan anak itu pada kekasihnya, "Siapa kau sebenarnya?"
Juan hanya mengedipkan kedua matanya polos dengan masih memeluk mobil mainannya. "Aku Zhang Juan."
Jika di depannya kini bukanlah seorang bocah, mungkin Yibo sudah menghajarnya. Memang benar dari dulu, Yibo dan anak-anak memang jangan disatukan dalam satu ruangan.
"Iya aku tahu.Tapi kau siapanya Xiao Zhan?"
Juan berjalan mendekati Yibo dengan memasang muka polosnya, dia tidak tahu kalau pria di hadapannya itu sedang dalam keadaan emosi yang kurang stabil, "Lalu Shừsu siapanya Zhan Ge?"
"HEI! Kau –"
"Yibo?"
Yibo yang mungkin hendak mencekik bocah itu, langsung menoleh ke belakang dan menemukan kekasih manisnya itu baru keluar dari kamar mandi. Benar apa yang dikatakan bocah itu, Xiao Zhan memang tadi sedang mandi. Dilihat dari rambutnya yang basah dan menggunakan pakaian santainya.
"Zhan Ge, siapa Shừsu ini?"
Xiao Zhan tertawa lepas saat mendengar adik sepupunya itu memanggil kekasihnya dengan sebutan 'Shừsu'.
Mendengar suara tawa dari kekasihnya, Yibo langsung beralih untuk menatap pemuda manis itu dengan tajam dan terkesan tidak suka.
"Okay. Mungkin aku masuk ke flat yang salah."
Merasa tidak enak, Xiao Zhan akhirnya berusaha berhenti tertawa. Dia menyampirkan handuk basahnya di gantungan dekat pintu kamar mandi untuk kemudian ia berjalan menuju kekasihnya dengan senyumnya yang manis.
"Kau masuk ke flat yang benar, kok." Xiao Zhan merapikan anak-anak rambut kekasihnya yang berantakan, "Juan itu adik sepupuku dari Chongqing."
Yibo menaikkan sebelah alisnya heran, "Kenapa dia bisa di sini? Bukankah dia harusnya sekolah di Chongqing?"
Xiao Zhan mendengus geli, kekasihnya ini memang suka senewen kalau ada orang asing yang ada di apartemen Xiao Zhan, di saat seharusnya mereka menghabiskan waktu berdua yang jarang terjadi karena kesibukan Yibo yang menjadi seorang jurnalis di stasiun TV swasta China.
"Aku mau lihat pameran. Makanya aku di sini." Juan salah waktu untuk bergabung diantara percakapan sepasang kekasih itu. Nyatanya, sekarang Yibo menatap tidak suka pada bocah laki-laki manis itu.
"Aku sedang tidak bertanya denganmu, bocah."
"Yibo... Juan hanya menjawab pertanyaanmu yang dia dengar. Please, be nice. Ok?"
Yibo mengangguk meski terlihat ogah-ogahan.Ia lalu melihat ke sekeliling ruangan flat milik kekasihnya. "Kenapa berantakan sekali? Bukankah kau paling anti dengan ruangan yang berantakan?"
Xiao Zhan mendengus lelah, ia lalu melirik ke arah bocah kecil yang berada di dekat Yibo, "Aku sudah lelah menasihatinya untuk tidak membuat berantakan barang-barangku."
Yibo mengikuti arah pandang pemuda manis itu, dan dia segera menarik tangannya yang digunakan untuk memegang bungkusan tas plastik hitam dari jangkauan bocah itu.
"Shừsu, itu ayam ya? Aku suka ayam!" Juan tersenyum dengan polosnya dan menunjuk bungkusan yang dipegang Yibo.
Yibo segera menjauhkan plastik yang berisi ayam goreng itu, "Ini untuk Xiao Zhan. Bukan untukmu, bocah!"
Setelah mendengar itu, Juan langsung menunduk dan mengerucutkan bibirnya. Terdengar gumamamn lirih yang kurang jelas dari bibirnya itu.
Yibo melirik ke arah Xiao Zhan dan berbicara tanpa suara yang seperti berucap 'apa dia menangis?' yang hanya dibalas dengan kedikkan bahu dari Xiao Zhan.
Jadi, solusi yang kini harus Xiao Zhan lakukan adalah, "Nanti Juan boleh minta kok ayamnya. Yibo Gege tadi Cuma bercanda saja."
Benar apa yang Xiao Zhan tebak, Juan langsung kembali menegakkan kepalanya dan menunjukkan senyum malaikatnya yang dari kemarin membuat Xiao Zhan luluh. Tapi entah untuk Yibo.
"Benarkah? Yibo Shừsu mau membagi ayamnya denganku?"
Xiao Zhan yang ada di belakang Juan menyuruh Yibo untuk berkata 'ya' dengan berbisik.
"Y-ya. Boleh lah.Tapi untukmu hanya porsi yang sedikit." Percuma juga untuk menolak. Yibo tidak sejahat itu dengan seorang anak. Apalagi anak ini adalah adik sepupu kekasihnya. Jika salah-salah, bisa saja si pemuda manis yang dicintainya itu malah membencinya.
Dan malam ini adalah hal yang terburuk bagi Yibo. Di saat ia bisa pulang lebih awal dari yang biasanya, dan berniat untuk bermesraan berdua dengan kekasihnya, kini malah harus terganggu dengan kehadiran satu bocah yang kini duduk nyempil di antara mereka berdua dengan kedua tagannya penuh ayam yang Yibo beli untuk Xiao Zhan sembari menonton TV.
Xiao Zhan berkali-kali meminta maaf pada Yibo. Pemuda manis itu merasa tidak enak pada kekasihnya itu, tapi Yibo memaklumi saja. Tidak mungkin dia bertengkar –bahkan melempar Juan keluar dari flat ini malam-malam begini. Yibo bisa dipidana karena hal tersebut.
"Shừsu. Aku boleh meminta sodanya?"
Yibo mencegah tangan Juan yang hendak mengambil botol yang ada di meja "Itu baijiu, bukan soda. Kau perlu waktu 11 sampai 12 tahun lagi untuk bisa meminum ini."
Mana mungkin itu baijiu? Terlihat jelas kalau itu seperti botol soda.
"Shừsu peliiitttt!!!"
"Berhenti memanggilku Shừsu!"
Dan Xiao Zhan hanya tertawa melihat wajah sang kekasih yang masam seperti itu.
****
"Kau membawa Juan di acara kencan kita?!"
"Maaf~ tapi mana mungkin aku meninggalkan dia di flat sendirian? Dia bisa membakar satu gedung kalau ditinggal sendiri."
Yibo memijat pelipisnya, sementara Xiao Zhan menangkupkan kedua tangannya di depan dada untuk memohon ijin pada kekasihnya itu.
"Kau tidak tahu, sih, Juan itu terlihat polos, tapi dia selalu merasa penasaran dengan berbagai hal. Maka dari itu kemarin waktu aku lagi ke kampus aku titipkan ke tetangga sebelah."
"Kenapa tidak dititipkan saja lagi?"
Xiao Zhan nyengir lebar "Aku tidak enak dengan tetangga sebelah. Kemarin Juan menghanguskan pancinya bibi itu."
"What?! Kenapa dia bisa menghanguskan panci?!"
"Katanya Juan penasaran, jika pensil warna direbus itu bakal seperti apa. Tapi dia lupa mematikan kompornya. Kalau bibi itu tidak segera pulang sehabis membuang sampah, flatnya pasti sudah terbakar sebagian."
Yibo menggeleng tak percaya. Kini mereka berdua ada di dalam mobil Yibo dan berniat untuk pergi berkencan dengan sang kekasih. Tapi Xiao Zhan yang baru masuk ke mobilnya berkata bahwa Juan akan ikut bersama mereka. Sungguh ini tidak baik. Tidak akan berjalan dengan baik.
"Sekarang dia di mana?"
"Oh iya. Sebentar. Tadi dia ada di halaman depan gedung bersama anak-anak tetangga. Tunggu sebentar."
Xiao Zhan keluar dari mobil. Dan Yibo kembali menggeleng tak percaya. Sudah dua hari kencannya gagal gara-gara anak satu itu.Sudah sepuluh menit menunggu, akhirnya Xiao Zhan kembali dengan menyuruh Juan masuk ke kursi penumpang bagian belakang.
"Kenapa lama?"
Xiao Zhan mendengus lemas, "Aku harus mencari dulu mainan anak tetangga yang dikubur sama Juan." Lalu Xiao Zhan menoleh ke belakang dan memandang Juan dengan kesal, "Zhang Juan, kalau kau seperti itu terus, Gege capek. Bisakah kau satu jam saja tidak berulah?"
"Kita pergi samaYibo Shừsu? Kita ke Mall kan? Sekarang kan ada pameran hari kedua. Kemarin Zhan Ge sebentar sih di sana. Aku kan jadi belum beli action figure nya captain America."
Xiao Zhan menepuk dahinya. Omongannya tadi diabaikan oleh bocah itu. Dan Yibo, ah, mukanya sudah merah menahan marah. Yibo sepertinya sudah menyerah jika Juan memanggilnya 'ahjussi'. Toh, Juan jika dinasihati tidak akan didengar.
"Jadi kita ke Mall?" Tanya Yibo ke Xiao Zhan.
"Iya –"
"Iya, Shừsu tidak tahu ya? Di Mall dekat kantornya Shừsu kan ada pameran mainan. Besaaaarrr sekali. Kemarin aku ke sana dengan Zhan Ge." Ucapan Xiao Zhan tadi, dipotong dengan rentetan kata-kata yang Juan ucapkan tanpa tahu bahwa Yibo sudah sangat marah.
"Aku tidak bertanya padamu, bocah!"
"Namaku Juan, Shừsu. Shừsu lupa ya?"
"Stop.Call.Me. Like. That!"
"Shừsu tidak suka kucing ya?"
"ARGHHHHH!!!!"
*****
Xiao Zhan menggaruk rambutnya yang tidak gatal, ia lalu kembali berjongkok untuk membujuk sepupunya yang sedang berjongkok dan menundukkan kepalanya dengan napas yang tersendat-sendat –alias sedang menangis.
"Juan. Berhentilah menangis. Malu dilihat orang. Katanya Juan sudah besar, kok nangis?"
Xiao Zhan memang benar-benar malu, karena Juan menangis di pinggir etalase toko yang ada di Mall itu, membuat beberapa orang yang melewatinya memandangnya heran.
Sudah berbagai cara Xiao Zhan membujuk Juan untuk berhenti menangis, tapi ia tidak juga berhenti. Bocah itu masih tetap berjongkok dan membenamkan wajahnya di tumpukan tangannya.
Juan sangat suka dengan Captain America. Ia berniat membeli action figure di pameran ini yang kata Juan ada edisi terbatas. Memang benar edisi terbatas. Karena saat mereka bertiga sudah sampai di tempat pameran, Juan tidak menemukan action figure yang dia maksud. Xiao Zhan berpikir, mungkin Juan meresa sia-sia datang ke Beijing, karena apa yang diinginkannya tidak ia dapatkan.
"Nanti Gege coba cari ke toko lain ya?"
Juan mendongak. Seluruh bagian pada wajahnya memerah, dan ia memandang kakak sepupunya itu dengan memelas.
Duh, melihat itu Xiao Zhan jadi kasihan pada adik sepupunya ini.
"Di toko lain pasti mahal. Di pameran kan murah, Ge."
Xiao Zhan membelai kepala Juan dengan pelan dan tersenyum hangat, "Tidak apa-apa. Paling bedanya hanya sedikit."
"Halah. Laki-laki kok cengeng."
Mendengar nada sarkas dari Yibo yang sedang berdiri dengan bersedekap di samping Xiao Zhan, membuat kakak-beradik sepupu ini menoleh. Mengetahui nada sarkas ditujukan pada Juan, Juan kembali menunduk dan menangis.
Xiao Zhan berdecak, lalu ia menendang kaki kekasihnya itu dan memberikan tatapan galak padanya yang hanya dibalas oleh Yibo dengan ringisan rasa kesakitan.
Kekasihnya ini tidak bisa membantunya sama sekali.
"Juan, ayo pulang. Nanti keburu malam. Kau sudah lapar dan ngantuk kan?"
Xiao Zhan membujuk Juan untuk berdiri, dan kali ini berhasil. Anak itu menghapus air matanya dengan kaos secara serampangan, membuat Xiao Zhan terkekeh geli. Xiao Zhan jadi ingat saat dia menangis karena harus tetap les di saat pesta ulang tahunnya yang ke 12. Persis seperti Juan ini.
"Nanti Gege belikan ayam, ya?"
"Aku mau nasi goreng telur."
Pemuda berlesung pipit itu tersenyum, "Oke. Nanti Gege buatkan. Tidak pedas sama sekali."
Terdengar bahwa Yibo mendengus di belakangnya, "Aku juga ingin Xiao Zhan melayaniku di ranjang..."
"Wang Yibo!"
"Apa?" Yibo memasang wajah tanpa dosa, sementara kekasihnya itu menatapnya dengan tatapan membunuh.
"Jangan berkata seperti itu di depan anak kecil!"
"Oh... sorry. Aku lupa." Yibo menunjukkan senyumnya yang pura-pura polos, "Tapi bisakah malam ini terlaksana?"
"SSSSHHHTTT!" Desis Xiao Zhan sebal.Ini tidak baik jika Juan mendengarnya.
"Err....hubungan Zhan Ge dan Shừsu itu apa?"
Xiao Zhan dan Yibo hanya saling pandang.
****
"Keren! Kau dapat darimana?" Xiao Zhan memandang tak percaya pada action figure Captain America yang Juan cari-cari.
"Urusan seperti ini mah gampang..." Yibo berlagak sombong, "Temanku ada yang menjualnya secara online di SNS."
Xiao Zhan tersenyum, ia mendekat ke arah kekasihnya dan memberikan ciuman pada pipinya.
"Hanya di pipi?"
"Takut nanti Juan bangun dan liat."
"Ge, aku sudah bangun."Juan memandang polos secara bergantian antara Xiao Zhan dan Yibo. Seketika itu pula Xiao Zhan terkejut.
" –err.... Juan sudah bangun?" Xiao Zhan berharap kalau adik sepupunya itu tidak melihatnya mencium Yibo.
"Ck. Ngapain kau bangun? Mengganggu pagiku saja. Sana tidur lagi."
"Shừsu, ini kan sudah pagi. Aku harus membereskan barang-barangku karena nanti sore Mama dan Papa menjemputku."
Sedikit demi sedikit, ada lengkungan senyum di bibir Yibo. "Benarkah? Akhirnya –"
"Hust!" Xiao Zhan segera memukul lengan kekasihnya sebelum dia larut dalam kegembiraannya.
Xiao Zhan mendekat ke arah Juan yang masih setengah mengantuk itu. Ia menyembunyikan action figure tersebut di balik badannya.
"Juan, ada sesuatu yang Yibo Ge bawa untukmu pagi ini."
Berkali-kali Juan berkedip polos, "Apa? Apa Yibo Shừsu membawa sesuatu yang katanya dipakai untuk bermain dengan Zhan Ge di kamar?"
Xiao Zhan menaikkan sebelah alisnya heran, "Maksudmu?"
"Iya.Kata Shừsu, dia sering main bersama Zhan Ge di kamar. Dan kalau main, Yibo Shừsu pasti bawa pengaman. Apa Shừsu bawa pengamannya?"
Yibo meringis canggung dengan perlahan mundur saat Xiao Zhan menatapnya dengan penuh dendam. Kali ini firasat Yibo tidak enak. Xiao Zhan mungkin nanti akan menghukumnya karena berkata tidak-tidak pada bocah di bawah umur.
"Bukan Juan. Yibo Ge bawa ini." Xiao Zhan menujukkan kotak yang berisi barang yang sangat Juan inginkan.
"Captain America?! Ini untuk Juan?!"
Xiao Zhan mengangguk dan ikut senang, "Iya. Ini untuk Juan. Hadiah dari Yibo Ge."
Juan menoleh ke arah Yibo yang berdiri di dekat pintu masuk. Pria itu tersenyum saat Juan berlari ke arahnya sambil memeluk barang pemberian Yibo.
"Shừsu, Juan tidak menyangka kalau Shừsu sebaik ini.Terimakasih."
"Hm. Jaga baik-baik barang itu.Aku mencarinya dengan cukup sulit."
Juan mengangguk dengan semangat." Shừsu pasti pecinta kucing."
Yibo memiringkan kepalanya dengan ekspresi bingung. Kenapa dari kemarin Juan selalu menyangkut pautkan dirinya dengan kucing?
"Memang kenapa?Ada apa dengan menyukai kucing?"
"Karena pria yang menyukai kucing, tandanya pria yang baik."
Yibo berdeham. Ia melirik Xiao Zhan dan tersenyum menggoda, "Tentu saja aku suka kucing. Apalagi kalau kucingnya semanis orang yang selalu bersikap manja denganku."
Juan tidak mengerti ucapan Yibo, ia lebih memilih meneliti action figure nya dan berjalan menuju kamarnya Xiao Zhan. Tapi sebelum ia masuk kamar, Juan memanggil kedua pria itu.
"Zhan Ge, Yibo Shừsu!"
"Ya?" Jawab mereka secara bersamaan.
"Kalian pasangan yang cocok." Setelah mengucapkan itu, Juan masuk ke kamar dan menutup pintunya.
Sementara Yibo memandang takut pada sang kekasih, "Sumpah! Aku tidak mengatakan hal itu pada Juan.Sumpah!!!"
"Masa Bodoh! Pokoknya tidak ada main di ranjang satu minggu lagi."
"Yah... tapi –"
"Masa bodoh!"
Sepertinya Yibo harus bersabar seminggu lagi, setelah hampir 2 minggu dia tidak menyentuh sang kekasih.
Sial!
END!
A/N ; Enaknya next cerita apa lagi ya buat 1shoot? Jangan lupa kasih komen yaaaa readers~ beberapa chapter kemarin masa yang komen gak ada TAT
Akhir kata,
Arigatchu~ :*
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top