Catatan Kaki


Dua jam Andiane tenggelam pada buku pertama. Dia sudah dua kali menyelinap ke dapur untuk membuat segelas susu hangat dan mencuri toples kukis mawar. Selama itu pula Andiane mereguk informasi-informasi yang penting, mengabaikan catatan kaki yang tintanya memudar duluan. Andiane menguap sekali saat membalikkan lembar-lembar terakhir di buku pertama. Buku yang menarik! Andiane seolah-olah mengenal Kakek secara langsung saat membaca buku ini. Andiane merasa terkoneksi saat membaca beberapa bab tentang gejolak Energi yang dirasakan Kakek. Rasanya berlebihan, dan seperti lava yang menggelegak! Kakek menyelipkan tips-tips yang sederhana untuk mengendalikan Energi, dan semuanya berakar pada pengaruh emosi. Andiane mengangguk-angguk saat membacanya.

Andiane baru saja akan menutup buku ketika menyadari bahwa lembar-lembar paling belakang ditulis oleh orang yang berbeda. Tulisannya lebih berantakan, tidak profesional, tetapi terlihat kesungguhan sang penulis saat melampirkan catatan tambahan di sana.


V.O—08/1799

Peningkatan Energi suhu berjalan baik, diakarkan pada Energi udara (sukses!) belajar tambahan di rumah Prof setiap Sabtu

prof - sayangnya kadang-kadang terlambat karena ketiduran (saya sangat menyesal, Prof!) ya

tambahan (12/1799) lulus Institut, menuju Kep. Grestol untuk belajar Energi suhu panas di rumah Prof. Estebalt. Laporan Estebalt terpisah, kertas tidak cukup. Aduh, saya tidak jadi pergi karena profesor, deh.

prof - omong kosong, semoga berhasil untuk muridku yang paling kuat tekadnya!


Andiane merasakan hatinya mencelos membaca catatan kaki itu. Apakah V.O adalah Viktor Olliviare? Merujuk pada tanggal dan tahun ... itu sudah dua puluh tahun yang lalu! Tepat saat Viktor lulus dari Institut dan pergi ke suatu tempat ... dan itu adalah Kepulauan Grestol, seperti kata Rod, yang menurutnya entah-melakukan-apa. Andiane membaca ulang. Viktor sebenarnya mengunjungi Kepulauan Grestol untuk mempelajari Energi suhu panas yang sampai saat ini masih dikembangkannya.

Andiane menahan napas. Ia membaca catatan selanjutnya, yang ditulis dengan lebih rapi dan penuh tekanan, diselingi oleh komentar-komentar dari kakeknya sebagaimana catatan milik Viktor.


R.C—08/1799

Peningkatan Energi udara batal (x) alasan: karena sudah dapat Energi tambahan baru dari Wyterseen sebagai bentuk penerimaan di Aliansi.

prof - Selamat, nak ... bijak-bijaklah.

Belajar tambahan di rumah Prof tidak dilanjutkan lagi dengan alasan sama. Terima kasih banyak atas bantuan dan kuenya, Prof!! Haha

prof - Roderick lulus pada 12/1799 bersama Viktor. Berpindah tempat ke kediaman Wyterseen. Masih sering berkunjung ke rumah ... dia suka menghabiskan kue anakku William.


Andiane membasahi bibir. Ini catatan untuk Rod. Andiane tidak penasaran dengan nama lengkapnya. Tidak perlu. Andiane kemudian menyadari jenis-jenis tulisan itu (terutama menghapal milik Viktor) dan kembali membolak-balik buku tebal karena merasa telah melihat tulisan-tulisan sejenis tersebar. Benar saja, catatan dalam tinta pudar yang diacuhkan Andiane tadi ternyata adalah hasil tulisan Viktor dan Rod! Andiane membaca seluruhnya dengan cepat, lantas menemukan fakta-fakta yang mencengangkan.

Pertama, Rod dan Viktor muda rajin bergantian menulis catatan. Namun, setelah dua bulan, Rod tidak lagi menulis dan semua tugas itu dilakukan Viktor. Perkembangan penelitian kakek, yang diketahui merupakan bagian dari proyek-proyek terakhir sebelum pensiun, dikerjakan hanya berdua bersama Viktor. Berdasarkan catatan itu, penelitiannya sudah lama dilakukan, tapi catatan-catatan tambahan baru dibubuhkan saat penelitian akan dibukukan. Ada hal-hal yang belum ditemukan saat penelitian dulu.

Kedua, semua catatan pada paruh terakhir buku adalah komentar Viktor atas pengamatannya, dan ini membuat Andiane takut.


13/04/1799/V – apakah usia berpengaruh pada intensitas Energi? Profesor ulang tahun kesekian (intinya hampir seratus tahun) dan gelombangnya besar sekali. Katanya akibat anggur? Tanya: apakah faktor usia berpengaruh?

Tambahan: tidak. Lalu???


15/04/1799/V – Profesor menghancurkan vas-vas di kamar saat tidur. Cari: aktifitas Energi pada saat tidur

Hasil: seperti darah, Energi tetap mengalir. Ketika tidur aliran darah meningkat menuju otak karena aktif bermimpi. Energi mengalir agar stabil "bangun" sebab Energi punya kesadaran sendiri, sehingga jika ada musuh, maka Energi mampu bereaksi cepat untuk membangunkan dehmos/Host. (benar)

Tetapi profesor tidak pernah seperti ini sebelumnya. Tidak mungkin pengaruh alkohol


Enam catatan kaki selanjutnya pudar karena tinta yang dipakai berbeda, sehingga Andiane agak frustasi. Ia hanya mampu membaca beberapa kata, dan semoga itu cukup baginya untuk menafsirkan dengan benar. Dihubungkan dengan catatan-catatan sisanya hingga lembar terakhir, Andiane menyimpulkan bahwa Energi Kakek mengalami peningkatan dengan intensitas tinggi yang berbahaya bagi usianya. Aktifitas itu tidak berhubungan dengan usia, dan bukan pula tanda-tanda akan mendekati ajal. Jika seorang dehmos akan mati, Energinya biasanya justru memudar dan itulah alasan mengapa dehmos mampu meninggal. Dehmos berusia rata-rata empat ratus hingga enam ratus tahun. Viktor pun mencari tahu melalui para profesor di Institut, tetapi tak pernah ada yang mengalami kejadian serupa selain Kakek. Kakek pun tak sendirian; ada beberapa profesor yang meneliti bersamanya (dengan hasil berupa buku kedua yang sempat dibaca Andiane sekilas). Kakek, dan para profesor ini, mengalami peningkatan intensitas Energi yang semula dicurigai akibat pengaruh alkohol.

Kenyataannya bukan karena itu. Lantas apa?

Apa yang menyebabkan kematian para profesor ini?

Hingga buku itu berakhir, Viktor dan Kakek sama-sama belum menemukan jawabannya. Diketahui Viktor masih mencoba mencari tahu, dan kelanjutannya terletak pada buku kedua. Andiane frustasi. Oh, buku tebal yang akan dilalui dalam dua jam lagi! Andiane melirik monumen jam di pojok ruang. Pukul dua belas ternyata sudah lewat dua puluh menit yang lalu. Andiane mendesah. Dia harus muncul di kediaman Wyterseen sebelum pukul delapan.

Yah! Siapa yang butuh tidur? Andiane yakin informasi yang didapatkannya ini bakal berguna. Buku ini tak boleh luput dari genggaman Andiane.

Dia tahu sesuatu yang tidak diketahui Rod. Sesuatu yang, entah bagaimana, tidak Viktor sampaikan kepada Rod dan menjadi bulan-bulanan sang kapten Aliansi selama mereka bertikai.

Sekali lagi, apa yang disembunyikan Viktor?


Andiane tidak menyangka dia baru menyentuh kasur menjelang pukul tiga pagi. Ia tersentak bangun ketika Mamma menerjang kamar dan membuka tirai dengan keras pada pukul enam. Andiane mengerang, lantas mengingat akan tugas barunya. Dia telah membaca buku kedua dan semakin curiga dengan situasi kakek menjelang kematiannya.

Viktor pasti tahu itu, tetapi—sayangnya—dia belum tahu penyebabnya, dan Andiane ingat betul ekspresi Viktor saat mengakui ketidaktahuannya mengenai situasi kakek menjelang ajal. Ekspresi yang menyiratkan kekesalan, sedih, dan kekecewaan sekaligus. Andiane akhirnya paham makna ekspresinya, dan itu membuat sang gadis terlelap dengan perasaan kalut.

Sekarang, setelah Andiane bangun, dan dua jam menjelang batas waktunya kembali ke Wyterseen, gadis itu buru-buru menemui Papa. Ia menanyakan buku-buku lain milik Kakek yang barangkali tersimpan di tempat lain, dan pikunnya Papa membuat Andiane gemas. Namun, setelah meneguk secangkir kopi, Papa mulai ingat sedikit.

"Hanya ini yang dibawa Kakek kemari," katanya. "Sisanya ... setahuku, seharusnya diarsipkan oleh Institut. Tapi, kalau kau mencari buku yang banyak catatan kaki, tidak mungkin Institut menyimpannya. Mereka pasti menyimpan salinan yang bersih. Catatan begitu pasti disimpan sendiri, Andy! Sebagian sudah dimakan rayap, jadi kubuang. Sisanya itu, yang masih bagus."

Andiane melongo. "Papa buang?"

"Sudah bertahun-tahun yang lalu, Nak. Memangnya ada apa?"

Andiane tak bisa mengutarakan dulu keresahannya saat ini, jadi ia menggunakan alasan waktu untuk memburu Papa. "Apakah tidak ada di pondok Kakek?"

"Tidak. Aku berulang kali membersihkannya dengan Mamma dan tak menemukan apa pun lagi. Kami sudah membawa semua barangnya kemari, dan terakhir kali kami melakukannya kira-kira tahun lalu. Benar-benar tak ada apa-apa, bahkan di bawah lapisan lantai kayu, kalau kau penasaran!"

Andiane tersenyum masam. Kalau begitu, hanya dua tumpukan itulah yang tersisa. Andiane berharap betul jika buku-buku yang belum dibacanya itu menyimpan jawaban atas misteri yang melingkupi kematian Kakek, atau hal-hal lain yang barangkali disembunyikan Viktor dan Rod.

Sekarang, bagaimana caranya membawa buku-buku itu ke Kediaman Wyterseen dan memelajarinya tanpa diketahui Rod, atau para pelayan yang membersihkan kamarnya, yang kemungkinan juga dijadikan mata-mata untuk Rod?

"Andy, apakah mungkin Mamma mengirim sesuatu untuk kawanmu sang Dewan Tinggi itu?"

Konsentrasi Andiane terpecah. "Untuk apa, Ma?"

"Kami berterima kasih sekali padanya dan adiknya, Andy. Setidaknya satu-dua kotak buah tangan akan cukup untuk menjadi permulaan kami membayar kebaikannya."

Andiane memutar bola mata. "Oh, kalian bisa melakukannya lain kali! Anggaplah kalian terisolasi dari dunia luar untuk sementara ini ... dan bukankah sudah kubilang sebaiknya Amanda saja yang berbelanja ke pasar, Ma?" Andiane menyebutkan nama kakak sulungnya. "Kalau kau masih ingin mengirim buah tangan itu, aku akan melakukannya dan tidak melalui alamat sini. Aku akan ...."

"Akan apa, Sayang?"

Andiane terhenyak. Tunggu sebentar. Dia masih boleh meminta tolong kepada Niklaus, bukan?


+ + +


Andiane datang di waktu yang mepet dan cukup membuat Rod agak jengkel. Ia hanya sempat mengikuti intisari arahan pagi para Aliansi. Setelah apel bubar, Andiane siap menyusup ke kastel, tapi Rod berhasil mencegahnya. Gadis itu dengan berat hati menempatkan diri di samping sang kapten sementara anak-anak buahnya melaporkan tugas akhir minggu mereka.

"Ini," kata Rod, "adalah suatu keistimewaan yang kau miliki, Andiane." Bisikannya penuh penekanan. "Count menyuruhmu untuk pulang setiap akhir minggu dan di sinilah para Aliansi yang lain—bekerja tanpa henti untuk para tuan kami."

Andiane ingin menyanggah bahwa dirinya belum resmi menjadi Aliansi, dan situasinya bisa saja berubah, tapi gadis itu diam saja. Ia mengunci mulut saat seorang Aliansi menghampiri.

"Kami sudah menyisir Grestol, Kapten. Dia belum terlihat."

Andiane refleks melirik. Siapa lagi yang sedang dikejar di Kepulauan Grestol kalau bukan Viktor? Andiane lantas menyadari bahwa Aliansi yang melapor adalah salah satu pria yang dia ceburkan ke kolam. Pria itu menolak untuk menatap Andiane balik.

Rod mendesah. "Seluruhnya? Semua rumah?"

Anggota Aliansi itu nyaris melotot, tetapi ia dengan cepat berdeham. "Kami belum sedetail itu, Kapten. Masih ada bawahan kami yang di sana—"

"Segera," desis Rod. "Sebelum Count berubah pikiran untuk secepatnya memanggang kalian."

Aliansi itu pun mohon diri dengan kalut. Ia segera menghilang dari pandangan dan Andiane memandang kepergiannya dengan ngeri. Melihat responsnya, sepertinya gertakan tentang Count memanggang Aliansi tidak hanya sekadar isapan jempol.

"Aku juga tidak menemukan Viktor di rumah orang tuanya, Andy," bisik Rod lagi, mengirimkan setruman ketegangan ke jantungnya yang malang. "Dan tidak di manapun dia kemungkinan berada. Di mana, kira-kira, tempat yang tidak kutahu tetapi kau mengetahuinya? Tidak kupungkiri bahwa hubungan kami sangat jelek akhir-akhir ini, aku bahkan hampir lupa bagaimana wajahnya sekarang."

Andiane menghela napas. "Mana aku tahu?"

"Bagaimana aku tahu kalau kau tidak berusaha untuk melindunginya?" pertanyaan itu muncul kembali, dan berbeda dengan sakit hati yang dulu dirasakan Andiane saat mendengarnya pertama kali, pertanyaan itu kini membuatnya jengah.

"Apa situasiku tidak cukup membuatmu yakin, oh kapten yang berdedikasi?" balas Andiane tidak kalah sengit. "Aku tidak heran jika kau ternyata senang sekali memojokkan orang yang sedang terpuruk, ya? Apa memang itulah yang biasa dilakukan Aliansi?"

Rod tidak menjawab. Tak ada gunanya meladeni ceracau gadis yang sekitar dua puluh tahun lebih muda darinya itu. Rod pun menegakkan tubuhnya kembali, mengisyaratkan Andiane untuk masuk ke kastel saja. Para Wyterseen akan berkumpul untuk sarapan.

Andiane menyanggupi pengusiran itu dengan senang hati, meski dia tidak benar-benar senang secara harafiah. Rod memberikannya ruang untuk berpikir dan menduga. Viktor belum ditemukan hingga saat ini! Sudah satu minggu, ke mana kiranya pria itu bersembunyi?

Andiane merasakan darahnya berdesir. Apakah Viktor kali ini benar-benar mengikuti Niklaus, setelah sekian lama mereka saling mengejar dan menolak? Andiane belum paham betul dengan keinginan Niklaus, tetapi seharusnya itu baik bagi Viktor.

Andiane menghela napas. Jika seandainya Viktor benar-benar mengikuti saran Niklaus, maka ia menyesalinya. Kenapa Viktor baru melakukan ini ketika semuanya sudah ... kau tahu, terlambat?


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top