12 | ganjil-genap
Unggahan terbaru Youtube Lanang yang berjudulkan 'Saya Pamit' itu ternyata nggak hanya jadi pertanyaan para bapak muda di grup Pejantan Tangguh, melainkan juga menimbulkan keheranan kekasih hati Lanang sendiri, yaitu Delta.
Selama ini tuh ya, Delta menganggap rutinitas Lanang nge-vlog sama upload konten Youtube sebagai sebuah pekerjaan. Meski konten pacaran mereka suka dapat view banyak dan masuk trending sepuluh besar Youtube Indonesia, Delta nggak mau hubungannya sama Lanang jadi konten utama penggaet AdSense. Mending Lanang bikin video reaction nontonin video cewek-cewek goyang pantat di TikTok daripada upload konten uwu-uwu-an saban minggu.
Makanya, untuk urusan perkontenan Lanang, Delta cuma nongol sesekali saja. Intinya sih, yang penting orang-orang, terutama barisan dedek gemesnya Lanang, tau kalau si Lanang ini sudah ada monyetnya. Lengannya sudah nggak kosong, alias sudah digelendotin Delta. Nggak heran kalau Delta baru lihat konten video terbaru Lanang karena videonya masuk trending.
Setahu Delta nih ya, Lanang paling banyak dapat uang karena pekerjaannya sebagai Youtuber. Memang sih, di sela-sela kesibukan bikin konten, Lanang juga suka open pre-order hoodie, kaos sama liquid vape gitu—dan sering banget habis, soalnya fansnya Lanang tuh banyak. Ditambah lagi, karena Lanang juga suka upload konten gaming, dia pun tergolong populer di kalangan penonton cowok. Nah, kalau Lanang sudah nggak youtube-an lagi, Delta nggak bisa menebak, Lanang mau jadi apa.
Jadi deh, dia nge-chat cowoknya.
gemesku:
nangggggg
lanang:
apa, gemesku?
gemesku:
ih.
itu video kamu yang trending ngga salah?
lanang:
kalo gak salah berarti bener dongggg
gemesku:
bi, aku serius.
lanang:
aku juga serius.
yaudah yuk ke KUA?
gemesku:
ANANG ISMAIL IH.
lanang:
NAMA BELAKANG GW BUKAN ISMAIL YE.
gemesku:
gini aja baru serius.
lanang:
eh bi, aku mau nanya.
gemesku:
DIH KAN AKU DULUAN???
lanang:
penting ini, bi
gemesku:
jawab dulu.
video km tuh serius ngga?
lanang:
aku dulu dong, bi :(
gemesku:
DIH MANJA AMAT EMOJINYA.
lanang:
emang lagi manjyah
tapi bukan sok manjyah
gemesku:
itu lagi syantiek, bukan lagi manjyah
lanang:
lah ngatur?
gemesku:
iye ih mau nanya apa???
lanang:
kalo aku mati besok, km nangis gak?
gemesku:
ni aku skrinsyut ya?
lanang:
lah kok gitu, bi?
gemesku:
siapa tau firasat.
jadi besok-besok kalo km meninggal beneran, aku ada bahan bikin tweet.
lanang:
kamu doain aku mati? :(
gemesku:
ya abis nanyanya gitu!!
lanang:
jawab aja, bi.
gemesku:
lanang ismail disingkat.
lanang:
APANYA KOK GAK NYAMBUNG.
gemesku:
lanang ismail disingkat jadi nangis.
lanang:
ITU NANANG ANJIR.
gemesku:
sama aja beda satu hurup doang.
ya itu.
kalo km mati besok, aku nangis.
lanang:
karena aku seberarti itu untuk kamu ya?
gemesku:
nangis, soalnya sedih.
tukang ojekku berkurang satu.
lanang:
HAH.
EMANG TUKANG OJEK KAMU ADA BERAPA?! >:O
KAN TUKANG OJEK KAMU AKU DOANG >:O
gemesku:
ada, si hendra.
lanang:
wah.
gemesku:
CANDA, BI.
jangan ribut ama hendra.
lanang:
ck.
yaudah, aku mau tanya lagi.
gemesku:
kalo masih ngaco, ngga akan aku bales.
lanang:
ngga ngaco ini.
jawab jujur ya.
gemesku:
apaaaa???
lanang:
aku mau kasih kamu lagu. mau dengerin gak?
gemesku:
lagu apa?
kalo murrotal surat yasin kayak kemaren, aku tampol ya km, nang.
lanang:
gak, ini beneran.
dengerin ya.
Terus Lanang mengirimkan sebuah lagu. Jujur, Delta agak-deg-deg-an sih. Apalagi waktu dia mendengarkan liriknya. Ini tumben-tumben banget Lanang kayak begini. Apakah dia kesurupan arwah Romeo atau gimana? Tapi Romeo kan di Italia sana, sedangkan Lanang ngejedog di Lenteng Agung.
https://youtu.be/wXhwnPRbEWg
gemesku:
nang, ini maksudnya apa???
lanang:
kayak lirik lagu itu, bi.
perasaanku ke kamu.
tadinya aku mau nyengnyong.
tp kata hendra, suaraku terlalu rombeng buat romantisan.
nanti km malah ketawa :(
gemesku:
nyanyi dong.
aku telpon ya?
lanang:
IH BI NANTI KM MALAH KETAWA :(
gemesku:
ngga!!
janji!!
lanang:
kalo kamu ketawa, aku ngambek yah? :(
gemesku:
iya.
Nggak lama, sesuai ucapannya, Delta menelepon Lanang. Lanang langsung menjawabnya. Delta sengaja sih nggak menggunakan facetime atau video call WhatsApp. Habisnya gimana ya, jangankan Lanang yang ngelawak, Lanang yang mukanya serius saja suka bikin dia ketawa. Sedangkan, dia sudah janji ke pacarnya itu kalau dia nggak akan ketawa.
"Bi, beneran ya jangan ketawa?" Lanang bertanya lagi dengan nada yang terkesan memelas.
Delta menahan tawa sambil nyengir. "Iya, nggak ketawa. Yuk, buruan."
"Mau digitarin nggak, Bi?"
"Boleh."
"Tapi aku belum apal chordnya sih."
"YA KENAPA NANYA?!"
"Hehe. Ngulur waktu. Aku lagi demam panggung."
"Kan penontonnya cuma aku, Bi."
"Justru karena penontonnya kamu." Lanang berdeham, kemudian menarik napas sebelum mulai bernyanyi.
Sebenarnya, suara Lanang nggak jelek kok. Nggak sehancur itu sampai mesti dimasukkin kategori suara kaleng rombeng kayak yang Hendra bilang. Suaranya Lanang tuh apa ya... jenis-jenis suara laki-laki yang beneran macho dan berat gitu. Deep banget, kayak dalamnya lautan. Makanya nggak heran kan, Lanang sempat didaulat jadi bintang iklan Kukubima Energy yang dekat dengan kehidupan para kuli bangunan.
Menurut Delta, kalau dari segi macho, kuli bangunan adalah kasta tertinggi ke-macho-an.
"Di ujung... cerita ini. Di ujung... kegelisahanmu. Kupandang tajam bola matamu. Cantik dengarkanlah aku..."
Sumpah deh, rahangnya Delta sudah kaku, tapi ya dia berusaha keras agar nggak tertawa.
"Aku tak... setampan Don Juan—eh, Bi, Don Juan tuh emang seganteng apa sih?"
"Emangnya kenapa, Nang?"
"Dia pasti ganteng banget kalau sampai-sampai aku aja nggak bisa ngalahin kegantengan dia."
"Kamu ganteng kok, Bi."
"Yaudah, walau liriknya gitu, aku tetap ganteng ya. Lanjutin nggak nih?"
"Lanjutin."
Lanang berdeham. "Aku tak... setampan Don Juan. Tak ada... yang lebih dari cintaku. Tapi saat ini 'ku tak ragu... Ku sungguh memintamu..."
Oke, sekarang Delta deg-deg-an.
"Jadilah pasangan hidupku. Jadilah... ibu dari anak-anakku. Membuka mata dan tertidur di sampingku. Aku tak main-main... seperti lelaki yang lain. Satu yang kutahu... ku ingin melamarmu..."
Lanang berhenti bernyanyi, begitupun dengan Delta yang terdiam. Keheningan terasa selama sejenak, hingga suara Lanang yang terdengar penuh keyakinan terdengar. "Delta,"
Wah, kalau sudah kayak gini, sepertinya Lanang bakal bicara serius.
"Iya?"
"Jadi apa jawaban kamu?"
"... emangnya kamu udah nanya?"
"Barusan aku nanya."
"Aku nggak—"
"Yaudah, aku tegasin ya." Lanang memotong, lantas menyambung. "Mau nggak, kamu jadi ibu dari anak-anak aku di masa depan? Kamu tinggal sama-sama sama aku. Tidur sama aku. Sebelum tidur, lihat aku. Begitu bangun, lihat aku lagi."
"..."
"Boleh nggak, aku jadi ayah dari anak-anak kamu di masa depan? Tinggal sama kamu. Pegang tangan kamu ketika kita nyeberang jalan. Hapus air mata kamu waktu kamu nangis. Peluk kamu ketika kamu butuh dipeluk. Boleh nggak... aku nikahin kamu?"
"... kamu serius?"
"Aku serius, Delta."
"Tapi... kenapa lewat telepon gini sih?"
Saking kagetnya, Delta nggak sadar kalau sudah ada setetes air mata jatuh ke pipinya. Bisa-bisanya, Lanang yang biasanya bikin dia ngakak sampai mulas kini bikin dia nangis tanpa dia sadari. Walau yah... bisa dibilang, ini air mata bahagia kali ya?
"Lamaran resminya masih minggu depan sih, Bi. Tapi kan bakal masuk vlog."
"..."
"Untuk pertanyaan ini, aku mau kita berdua aja yang dengar. Kita berdua aja yang tau."
"..."
"Lagian, aku tuh baik sama kamu loh."
"Baik gimana?!"
"Kamu sendiri yang bilang, kalau mau lamar kamu tuh bilang-bilang dulu, biar kamu ada waktu pasang-pasang nail apasih itu yang kukunya dimacem-macemin sampe nggak bisa cebok tuh?"
"Nail art."
"Nah itu! Kamu sendiri yang bilang, kalau aku ngelamar kamu pas kuku kamu jelek buat difoto, kamu nggak akan terima lamaran aku."
"Nang,"
"... apa?"
"Minggu depan harus udah ada cincin ya?"
"Jadi... ini... diterima?!"
"Iya, Sayang."
Delta tidak mendengar bunyi apa-apa lagi, tapi dia yakin Lanang lagi heboh di seberang sana. Maka, dia pun tersenyum. Tapi senyum Delta pelan-pelan memudar ketika dia mendengar bunyi gedabruk keras seperti karung beras yang jatuh menghantam lantai.
"Lanang?"
"Aku nggak apa-apa, Bi!"
"Serius?!"
"Lantainya baik-baik aja kok!"
"Kamu abis kenapa?!"
"Tadi ngejengkang dari kursi..."
*
Dua minggu berlalu sejak Jenar ambil cuti, dan itu artinya, sudah dua minggu juga Jenar sama Rei ngurusin anak mereka yang masih bayi bareng-bareng.
Sesuai apa yang Jenar bilang, tiap siang sampai sore, suka ada asisten rumah tangga yang datang ke tempat mereka. Seringnya sih buat beres-beres saja, kalau perkara megang anak, tetap orang tuanya yang urus. Terus ya karena menjelang sore mbak asisten rumah tangganya sudah pulang, Jenar sama Rei nggak merasa privasi mereka terganggu.
Tadinya, Hyena sempat cemas, tapi mamanya Jenar menenangkan, karena sebagai orang tua yang memang sudah berkomitmen mau belajar, Rei sama Jenar semestinya dipercaya.
Lagipula, semua orang tua yang waras pasti akan mengusahakan yang terbaik buat anak mereka.
Dulu, memang kan ya Jenar sempat terpikir mau punya anak banyak. Minimal empat deh. Soalnya walau dia punya kakak perempuan, ada kalanya Jenar suka merasa kesepian dan berpikir, kayaknya bakal lebih seru kalau dia punya saudara laki-laki. Dia yakin, terkadang Hyena pasti juga sependapat, penasaran kayak apa rasanya kalau punya saudara perempuan. Jadi sepertinya bakal pas kalau punya dua anak laki-laki dan dua anak perempuan.
Namun setelah melewati berbagai masalah, termasuk menemani istrinya bersalin, Jenar jadi berpikir ulang. Dia tersadar, kalau menjadi orang tua sama artinya dengan berkomitmen seumur hidup. Bertanggung jawab atas satu anak saja sudah cukup sulit, apalagi kalau ada empat.
Makanya, soal itu... nanti deh Jenar pikir-pikir lagi—itu pun kalau istrinya mau punya anak lagi.
Pagi ini, nggak kayak pagi-pagi sebelumnya, Jenar terbangunkan karena tak sengaja menyentuh sprei dingin di sampingnya. Dia mengernyit, refleks buru-buru membuka mata. Biasanya dia bangun lebih dulu dari Rei, atau seenggaknya berbarengan. Kalau sprei di sampingnya sudah dingin, itu artinya, Rei telah lama beranjak.
"Regina?"
Nggak ada jawaban.
"Regina?"
Masih nihil sahutan.
Jenar menguap sembari menukar posisi berbaringnya jadi posisi duduk, terus dia bangkit dari kasur. Kakinya terayun, membawanya ke nursery tempat mereka meletakkan crib, stuffed animals, pokoknya segala macam barang milik si bayi. Tapi ruangan itu juga kosong.
"Regina?"
Agak tergesa bercampur sedikit panik, Jenar keluar dari kamar. Dia kontan mengembuskan napas lega saat melihat Rei berdiri di balkon sambil memeluk anak mereka ke dadanya. Cahaya matahari pagi menyorot lembut ke arah mereka berdua. Pintu balkonnya ditutup, jadi mungkin gara-gara itu, Rei tidak bisa mendengarnya. Untunglah, pintu dan sisi dinding yang menghadap ke balkon didominasi oleh kaca bening, jadi Jenar bisa melihat mereka.
"Tumben bangun duluan." Jenar berkata setelah dia menggeser pintu balkon.
"Si bayi kebangun, tapi nggak nangis heboh sih. Ngerengek doang. Ternyata laper."
"Terus?"
"Udah nyusu. Tapi gara-gara kemaren-kemaren dia sempet cranky, jadi aku ajak ke balkon dulu, nungguin dia burping. Udah sih tadi, makanya sekarang udah tidur lagi."
"Em-hm." Jenar mengangguk, lalu merunduk untuk mencium sekilas kepala anaknya.
"Tapi aku bingung deh, Je."
"Bingung kenapa?"
"Si bayi kalau nyusu maunya di kiri doang."
"Mungkin yang kiri rasa stroberi, makanya dia lebih suka di kiri."
Rei melotot. "Je, ih! Serius!"
Jenar tertawa. "Iya, terus kenapa, Regina?"
"Kata Jella, bagusnya tuh kalau seimbang dua-duanya. Kalau cuma satu doang, nggak seimbang dan kurang bagus buat kesehatan."
"Kalau untuk menyeimbangkan, kayaknya aku bisa bantu deh."
"Bantu gimana?"
"Kamu nggak usah pusing." Jenar menatap jahil. "Kalau si bayi maunya yang kiri aja, yang kanan kan bisa buat bapaknya—argh, Regina!! Jangan tinju aku dong!! Kamu lagi pegang si bayi loh itu!! Regina!!"
"Kamu nyebelin!!"
"Regina, semua cowok tuh suka nenen tau. Bukan cuma si bayi doang."
"KAMU BUKAN COWOK!! KAMU BAPAK-BAPAK!!" Rei mendengus, lalu berjalan cepat melewati Jenar yang malah tertawa.
Perempuan itu membawa anaknya kembali ke nursery, menempatkannya dengan hati-hati di dalam crib sebelum menyalakan mainan yang menggantung tepat di atas crib. Mainan itu berputar, diiringi oleh alunan musik lembut serupa lullaby.
"Regina, jangan ngambek. Aku cuma bercanda."
"Nggak ngambek." Rei berbalik, melangkah keluar dari nursery-nya si bayi dan Jenar pun mengikutinya.
"Kalau gitu pake pump ASI aja, nanti kalau pergi-pergi atau nggak sempet nyusuin langsung ya bisa dikasih ke si bayi pake botol susu."
"Iya kali ya?"
"See? Aku kasih solusi beneran kan."
Rei nyengir, lalu dia tampak seperti baru teringat akan sesuatu. "Oh ya, Je, aku kemarin-kemarin iseng buka lemari di kamar tamu. Ternyata penuh banget. Isinya baju-baju kamu."
"Loh, iseng banget?"
"Aku baru sadar kamar tamu tuh nggak teratur gitu. Mbak yang biasa beres-beres aja bingung katanya mau beresin dari mana, terus ya aku bilang, kamar tamu didiemin aja. Tadinya mau aku re-arrange, ganti lemarinya jadi yang lebih minimalis sama keluarin barang yang nggak perlu. Cuma ternyata isinya banyak banget dan baju-baju kamu semua."
"Baju jaman kuliah sih itu kayaknya."
"Banyak banget. Kamu kuliah apa fashion show sih?"
"Gimana aku nggak beli baju mulu, jaket, kaos sama hoodie aku suka kamu colongin."
"Nggak sebanyak itu juga yah! Alasan aja!"
"Ya, ya, aku salah. Terus emangnya kenapa sama baju-bajunya?"
"Masih mau dipake lagi nggak? Harusnya nggak sih ya. Kamu kan udah jadi bapak-bapak. Mestinya sadar umur."
"Aku masih cocok banget tau pake baju-baju kayak gitu!"
"Iya, aku nggak bilang nggak cocok, cuma ya mestinya kamu sadar umur. Udah jadi bapak-bapak, udah punya aku. Kalau masih pake baju-baju jaman kuliah, nanti banyak abege yang naksir." Rei beralasan, separuh merajuk. "Kalau udah nggak mau kamu pake lagi... aku ada ide..."
"Ide apa?" Jenar jadi curiga.
"Hehe."
*
rj_thriftstore_
❤️ 25 likes
bismillah... 🙏 aku dan suami lg merintis usaha thrift outfit.
utk skrg, ready yang cowok dulu yah.
dimodelin sama suamiku langsung, jd real pic ya 👍
kalian tinggal pc aku mau outfit yg mana untuk detailnya
tp slow response, ya bun, mohon maklum, soalnya baru punya bayi 👶🍼🙏
all items under 100k... 🙌
semoga berkah untuk pasangan ortu baru... 😇
aamiin... 🙏😇
*
"Ganteng juga aku."
Rei mengangkat alisnya pada Jenar. "Idih."
"Sensi mulu sama aku, pantesan si bayi mirip aku banget, kamu nggak kebagian apa-apa."
"Iya. Sebel banget. Padahal dia anak aku."
"Anak aku juga kali. Tuh buktinya mirip aku."
"Ya kamu bapaknya, kalau mirip Tigra, baru deh kamu heran."
"Kalau mirip Tigra, aku bawain golok sih tuh Tigra." Jenar menatap layar ponselnya, melihat postingan akun Instagram thrift store yang dibuat Rei. "Tapi kamu bikin caption nggak salah nih?"
"Nggak. Kenapa?"
"Kenapa pake bismillah..."
"Lah emang?"
"LO KRISTEN, ANJEEEERRR!! Apa pula juga nih pake ban-bun ban-bun!!?"
"Oiya juga." Rei manggut-manggut. "Nggak tau, aku bingung mau bikin caption apa, jadi aku searching aja online shop baju ibu-ibu terus aku copy captionnya, ganti-ganti dikit doang."
Jenar berdecak. "Tapi ternyata ganti baju terus foto-foto tuh capek juga ya."
"Iya. Makanya, kita lanjut besok aja lagi."
"HAH?!" Jenar syok tiba-tiba. "EMANGNYA MASIH ADA?!!"
"Masih, Je. Kamu nggak lihat itu tiga lemari isinya baju kamu yang nggak kepake doang? Masih banyak. Besok kita foto lagi, buat batch 2. Nih btw muka kamu menjual banget yah, udah banyak yang dm-dm Instagramnya, padahal masih baru."
"Regina."
"Iya, Je?"
"Jawabnya sambil lihat aku, dong!"
"Aku lagi balesin chat. Ngomong aja apa, aku dengerin kok."
"Ini kamu beneran serius?"
"Serius. Lumayan, bisa beli alat makan buat ntar MPASI-nya si bayi."
"..." Jenar speechless.
"Oiya, ini banyak yang mau beli tuh cewek. Heran, kok malah cewek ya? Tapi mereka naksir sama kamu nih kayaknya, jadi aku pake gimmick buat promo. Nanti 10 pembeli pertama yang COD dianterin barangnya sama kamu. Gimana? Mau ya?"
"Regina—"
"Kalau Milan atau Lanang nganggur, ajak aja. Siapa tau Milan sekalian nyari jodoh."
"Astagfirullah..." Jenar langsung nyebut.
Rei tersenyum lembut, mengulurkan salah satu telapak tangannya buat menyentuh pipi Jenar, terus katanya. "Kamu Kristen, Sayang."
*
teh tumpah ☕ (6)
jella: gmn perkembangannya, neng? @sakura
jinny: perkembangan gue ama laki gue mau tau ngga, teh? @jella
jella: apa tuh?
jinny: tadi kan ada kakaknya laki gue main ke rumah ya
jinny: punya anak tuh
jinny: bawa ponakan gue, masih tiga tahunan gitu deh umurnya ya
jinny: gue gendong. tumbenan nih bocah anteng.
yumna: biasanya kagak ya?
jinny: katanya anak kecil kan masih suci yah
jinny: lo tau sendirilah aura gue lebih condong ke aura iblis daripada malaikat
jinny: makanya gue ngga ngerti tuh bisa-bisanya kang seno ngelamar gue
jinny: kelilipan debu mesir kayanya tuh orang
jella: wkwkwkwk
jella: terus?
jinny: pas gue mainan sama nih ponakan gue
jinny: laki gue ngeliatinnya lekat banget
jinny: kaya lagi liatin topeng monyet
harsya: GAK TOPENG MONYET JUGA PLIS
jinny: ya maksudnya kayak gmn ya
jinny: kalo lo nonton topeng monyet, lo fokus kan ampe bengong gitu
jinny: nah, tadi tuh gitu
jinny: pas kakak ipar gue udah balik, gue tanya dong ke laki gue kenapa
jinny: terus tau ngga dia ngapain?
yumna: ngapain?
jinny: dia raih tangan gue, dipegang erat-erat.
jinny: terus dia nanya
jinny: "jinny, kalau tahun ini kita mulai niatin punya anak, kamu bersedia ngga?"
jella: wow
jella: terus lo bilang apa?
jinny: gue jawab, "aku sih mau-mau aja, kang."
jinny: "cuma gimana mau ada dede bayi, kamu seringnya pulang pas aku udah bobo."
jinny: terus katanya, "yaudah, besok-besok aku pulang sebelum kamu bobo yah."
jinny: "siap-siap ya."
jinny: TOLONK YA NIE APA MAKSUD??????
yumna: ahelah pemula amat
yumna: lo disuruh siap-siap pake seragam dinas
jella: disuruh siap-siap mandi sama makan dulu kali lo wkwkwkwk
jella: biar punya cadangan energi banyak
sakura: iya, kak @jella
sakura: sori, gue baru on.
jella: apa kabar sama milan? @sakura
sakura: kak, bisa-bisanya lo bikin alesan kaya gitu ke milan
sakura: kebohongan besar.
jella: ya intinya, lo jadi ada alasan buat jalan berdua kan???
jella: icikiwirrrrrrr
jinny: udah sih sama milan aja
jinny: nih gue kalo dikasih pilihan ya
jinny: sama roger danuarta tapi jadi yang kedua
jinny: atau sama yudha keling tapi jadi yang pertama
jinny: gue lebih milih sama yudha keling
jella: HEH MAKSUD LO SI MILAN KAYA YUDHA KELING GITU
jinny: kan misalnya, teh @jella
yumna: galak amat belain pak mantan @jella
yumna: pak suami tau ngga tuwwwwhhh @jella
jella: syaland
jella: ya gue tau, milan tuh jadi bahan penistaan sama kalian semua
jella: tapi ngga lo bandingin dia sama yudha keling juga kali
jinny: yudha keling manis kok
jinny: tapi aku sih lebih memilih seno bodas ya
yumna: laki lo itu wey wkwkwk @jinny
yumna: tapi emang roger sama si alfa mirip gk sieeeee
yumna:
yumna: kiri-kanan sm-sm laki orang wkwkwkwkwkwk
sakura: tau deh
sakura: sumpah, gue sama kak milan awkward bgt
sakura: lo juga ya kak bikin alesan ngga nanya dulu pelat mobil gue apa
jinny: lah bukannya pelat lo ganjil?
sakura: KAGA KAN GUE UDAH GANTI MOBIL
sakura: sekarang pelatnya genap.
jinny: lah terus gmn tuh?
sakura: gue terpaksa pinjem mobil orang yang pelatnya genap
jella: mobil siapa?
sakura: ... alfa.
yumna: YEUUUUU SI ANJING
jinny: yeu si bahlul @sakura
jinny: sama aja boong dong
jella: oh gapapa
jella: biar ketauan sekalian
jella: lo bermobil sama cowok lain
jella: wkwkwk
jinny: ah benar juga
jinny: liat nih reaksinya si lutung bakal kaya gimana kalo liat lo jalan sama cowo lain
sakura: ... plis ya
jinny: ngga, gue rasa ini ide bagus, kur
jinny: selama ini dia ngeduain lo mulu
jinny: dan ngerasa oke-oke aja dengan itu
jinny: gue mau liat gimana reaksinya kalo kebalikannya, lo yang duain dia.
yumna: wah bener juga
yumna: seru nih
sakura: bentar, ada telpon
jinny: dari siapa?!
sakura: alfa.
jella: jreng jreng.
*
Meski terlihat santai, tak bisa dipungkiri, Sakura agak merasa deg-deg-an juga sih ketika notifikasi panggilan masuk dari Alfa tertampil di layar ponselnya.
Tapi dia memberanikan diri menjawabnya.
"Halo."
"Mobil kamu nggak rusak kan? Aku udah telepon bengkel langganan kamu dan mobil kamu nggak ada di sana, juga nggak pernah ada keluhan kerusakan akhir-akhir ini."
"Aku—"
"Barusan, aku ke apartemen kamu. Ke parkir basement. Perasaanku nggak enak, jadi aku ngecek dash cam. Ternyata rekaman dalam 24 jam terakhir masih ada di sana, nggak kamu keluarin sama sekali."
Sakura nyaris tersedak. Dia tahu itu memang mobil Alfa dan dia meminjamnya. Tapi bisa-bisanya Alfa melakukan itu seakan-akan dia bukan manusia yang privasinya mesti dihormati. "Kamu diam-diam datang dan ngecek dash camnya tanpa bilang aku dulu?!"
"Nggak penting juga." Alfa mendengus. "Ternyata kamu nggak pulang dari kantor sendiri hari ini. Kamu pulang sama... siapa itu, temennya si Tigra? Milan? Really, Sakura?"
Sakura mengumpulkan nyali untuk menjawab nyolot pertanyaan Alfa. "Terus emang kenapa? Kamu bisa go out sama istri kamu, dan aku nggak boleh pulang sama teman laki-laki?"
"Aku nggak go out karena aku mau, tapi karena acara-acara itu mengharuskan aku datang sama istriku—"
"Whatever, Alfa."
Sakura memutus sambungan telepon secara sepihak. Dia yakin, Alfa akan meneleponnya lagi, tapi itu bukan perkara sulit. Dia hanya perlu me-reject telepon dari lelaki itu. Tak berapa lama, hanya beberapa detik usai dia menutup telepon, ponselnya bergetar. Ada chat masuk. Dari Milan, bukan Alfa.
kak milan:
malam, sakura. sori ganggu.
besok tanggal genap kan ya? berarti besok gue jemput lo.
biasa ngantor jam berapa? atau mau sekalian sarapan bareng?
biasanya gue sarapan sebelum berangkat ngantor sih.
Sakura nggak tau, dia memiliki keberanian dari mana ketika dia mengetikkan balasan buat chatnya Milan.
sakura:
ngga ganggu kok, kak.
iya. biasanya jam delapan sih.
tapi kalo mau sarapan dulu, bisa berangkat jam 7.30.
nanti gue ngikut aja lo mau sarapan dmn.
kak milan:
oke, berarti besok gue jemput lo jam 7.30 nih yah?
sakura:
iya, kak.
kak milan:
sip.
sampe ketemu besok.
sakura:
sampai ketemu besok juga, kak milan.
to be continued
*
https://youtu.be/1TH9pE3cFYg
yak, kurang lebih lanang x delta visualized (gk ada waktu bikin fmv sendiri cuy) wkwkwk
nikahnya dihadirin pak joko gak ya nie
***
a.n:
daily update masih berlanjut ternyata wkwkwkw
hm, pada bilang lanang-delta dikasih anak kembar aja, cuma gmn ya kasian gk sie sama lanang dan delta (yaallah typing gue ngikutin kang galon gini)
btw, yang kepo tigra sama jella pernah berantem apa gak
of kors pernahlah
hehehe.
kita liat nanti deh ributnya.
kalo lanang dah jadi bapak-bapak, berarti lengkap nie semua jadi bapak beranak satu (kecuali milan wkwkwkwk)
dah ciao
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top