1 | serius lo?!

Dulu, waktu masih setia jadi kacung dosen, sambil makan seblak bareng anak-anak lantai dua kosan Sadewo yang lain, Yumna pernah iseng saja melontarkan tanya yang lebih mirip andai-andai.

"Diantara kita semua... kira-kira siapa yang nikah duluan ya?"

Pertanyaannya santai banget, tapi Rossa langsung keselek, sedangkan Jinny melongo sebentar, kayak butuh waktu lebih buat memaknai kata-kata Yumna.

"Jelas bukan gue." Rei bilang.

"Et, ati-ati kalau ngomong!" Harsya menukas. "Lo kan nggak tau, ke depannya lo bakal ketemu siapa."

"Sejauh ini sih gue masih nggak yakin bakal ada orang yang bisa bikin gue yakin buat jadi bininya. Kayak... it just sounds weird. Me... as a wife? As a mother? You gotta be joking."

"Kali aja, lo end up sama Tigra."

Rei kontan batuk-batuk, jadi orang kedua yang tersedak setelah Rossa. Dengan penuh pengertian, Sakura nuangin air es ke gelas. "Minum dulu, Kak."

Sakura memang paling pengertian, berbeda sama Yumna dan Jella yang justru ngakak kenceng.

"Kenapa sih sama Tigra? Baru juga disebut, langsung bengek gitu..."

Posisinya saat itu tuh, Rei lagi jadian sama Tigra dan nggak ada yang tahu soal hubungan mereka berdua selain Harsya sama Dhaka. Makanya, Rei rada ketar-ketir nih, jangan sampai Harsya membongkar kedoknya di sini. Bisa khatam hidupnya jadi bahan ledekan para cewek-cewek yang meskipun bertampang manis, tapi sangat bisa jadi barbar seperti rekan-rekan selantai kosannya.

"Nggak apa-apa. Aneh aja. Dia temen gue."

"Jangan salah, banyak yang tadinya temen terus jadi demen."

"Obviously, not me."

"Munafik." Harsya geleng-geleng kepala. "Tapi kalau dipikir lagi, iya juga ya. Maunya gue sih yang nikah duluan tuh gue. Tapi kalau dipikir pake akal sehat, kayaknya si Rossa nggak sih yang bakal nikah duluan?"

Rossa batuk-batuk. "Kenapa jadi gue?!"

"Muka lo tuh muka-muka anak baik, Ros. Apalagi background keluarga lo tuh kan begitu banget yak—"

"Begitu banget gimana?!" Rossa bermuka masam.

Jella nyengir. "Itulah, kayak keluarga-keluarga chaebol dalam drama Korea, yang hidupnya udah terencana sedemikian rupa ngalah-ngalahin rencana pembangunan satu periode pemerintahan! Gue bisa nebak nih, ntaran lo bakal lulus cepat, cum laude, terus kalau kagak lanjut S2 di luar negeri, ya bakal dijodohin sama pangeran dari negeri seberang."

"Keluarga gue nggak cebol ya! Lo lihat aja, gue masih lebih tinggi dari lo, Rei dan Sakura!"

"Chaebol, say, bukan cebol." Yumna memberitahu. "Itu tuh maksudnya keluarga kaya raya di Korea gitu deh, kalau di kita mungkin macem keluarganya Aburizal Bakrie kali ya. Nah tuh mereka nyebutnya chaebol."

"Oh..."

"Pahami dulu makanya, jangan nge-gas yang diutamakan!" Jella jadi sewot. "Kalau menurut gue... yang bakal nikah duluan tuh... nggak tahu deh. Gue kali ya?"

"Atas dasar apa tuh lo kepedean begitu?" Harsya bertanya.

"Soalnya lo semua tipe-tipe orang yang keasyikan jadi pendosa. Kawin disegerakan, tapi kalau urusan nikah sih ntar aja belakangan juga bisa!"

"Sori ya, Kak, tapi gue masih ting-ting!" Jinny membalas.

"Gue juga kali." Rei menambahkan.

"Gue—"

"Sakura, selaku mantannya Alfa, bohong banget kalau lo mau bilang lo belom diapa-apain sama tuh buaya air asin!"

Sakura langsung meringis.

"Next, menurut lo, yang nikah duluan siapa?" Jella berpaling pada Jinny.

"Teh Yumna sih feeling gue mah. Nggak tau kenapa."

"Kalau gue... nggak tau kenapa gue mikirnya Rei sih."

"Mustahil."

"Meskipun nggak nikah pertama, gue rasa lo bakal nikah cepet." Yumna masih saja ngotot.

Rei cuma tersenyum miring. Lagi-lagi, dia masih banget bertahan sama pendapatnya yang sebelumnya. Dia bisa saja lagi punya pacar sekarang—yang mana sengaja dia rahasiakan, soalnya takut, nantinya kalau sudah putus, mereka berdua bakal jadi bulan-bulanan massa terus jadi terlalu awkward untuk berinteraksi bebas. Padahal kan sebelum jadi pacar, mereka telah lebih dulu jadi teman. Rei ngerasa bakal rugi maksimal jika kelak nantinya ketika dia putus sama Tigra, dia mesti kehilangan teman dan pacar sekaligus.

Kenapa mikirnya putus?

Terkadang ada orang-orang yang kehadirannya terasa menyenangkan, tapi hanya sebatas berada di fase itu, mereka tak pernah jadi lebih dari itu hingga membuat lo menginginkan mereka ada dalam hidup lo selamanya.

Seperti lo sudah tahu... ada waktunya... orang itu nggak akan ada dalam hidup lo lagi sebab dia memang nggak ditakdirkan untuk ada seterusnya.

Yak, jadi kayak galauan remaja circa 2010-an banget ya.

Dalam sesi makan seblak bareng mereka hari itu, cuma tebakan Jella yang terbukti benar. Iya, dari semua penghuni lantai dua kosan Sadewo, dia adalah yang paling pertama menikah. Mengejutkan? Sebenarnya sih nggak, kalau Jella menikahnya sama Milan. Setelah angkatannya Jenar lulus, Jella dan Milan memang jadi makin dekat dan waktu Jenar bikin acara makan-makan buat ngerayain kelulusannya dari bangku perkuliahan, dua orang itu telah datang bergandengan tangan.

Namun yah, semesra-mesranya sebuah pasangan, kalau mereka nggak digariskan untuk berjodoh, apa yang bisa dilakukan?

Konon mencintai serupa dengan panah yang dilesatkan menuju sasaran yang terus berputar tanpa pernah diam. Tidak bisa diterka dan direncanakan, panah itu akan berakhir pada area yang mana. Sama seperti cinta, yang tak dapat ditebak bakal betul-betul berakhir pada siapa. Dan sebaik-baiknya keberuntungan adalah jika orang yang kamu cintai sama dengan orang yang kamu nikahi.

Terus, ujung-ujungnya, Jella menikah sama siapa?

Jujur, orangnya benar-benar tak disangka-sangka, bahkan oleh Rei sekalipun. Mana waktu itu, yang dapat undangannya tuh Jenar duluan. Jadi, beberapa bulan setelah Rei lulus kuliah dan meneruskan episode terbaru hidupnya sebagai budak korporat, dia pindah ke apartemen Jenar buat tinggal bareng. Kalau kata Yumna sih, itu namanya nggak tahu diri. Sudah pernah hampir mati, bukannya tobat, malah makin lancar bermaksiat. Tapi Jenar ngeles, bilangnya...

"Gue begini semata-mata karena gue nggak tega lihat cewek gue kudu pergi pagi-pagi banget buat ngejar kereta commuter, desak-desakan, terus balik ngantor juga udah malam banget. Belum lagi, kita jadi makin susah kalau mau pacaran..."

Bullshit banget.

Rei baru saja melepas sepatu dan berjalan menuju ruang tv ketika sadar Jenar sudah menunggunya. Cowok itu sudah ganti baju, nggak lagi mengenakan setelan kantornya yang biasa. Dia juga sudah mandi, kelihatan banget dari rambutnya yang lembab dan menguarkan bau shampo.

"Akhirnya, yang ditunggu balik juga..."

"Tumben. Kenapa?"

"Kita dapat undangan."

"Dari?"

"Jella." Mata Jenar terarah pada undangan bernuansa putih-emas yang tergeletak di atas meja di depannya. "Orangnya kirim undangan. Mau nikah."

"Hah?!"

"Jangan kaget dulu. Lo belom liat siapa calon lakinya."

"Siapa?!"

"Baca deh."

Rei buru-buru mendekat. Saking gercepnya, salah satu jari kelingkingnya membentur kaki meja. Rasanya maknyus banget sih. Rei mengaduh heboh, tapi juga kepo banget sama siapa kiranya cowok yang bakal Jella nikahi. Kalau respon Jenar macam begitu, berarti kemungkinan besar, calonnya bukan Milan.

"Ck, pelan-pelan dong." Jenar mengomel, sementara Rei cuek saja. Dia duduk di sofa dengan tangan sibuk membuka pembungkus undangan, sementara Jenar berjongkok di lantai, mengecek jari kelingking kakinya yang sempat terbentur tadi.

"HAH?! INI BENERAN?!"

Jenar menengadah. "Masa iya boongan?"

"Sejak kapan?!"

"Meneketehe, kan yang cewek temen lo dan yang cowok—" ekspresi wajahnya Jenar jadi salty banget. "—mantan lo."

Iya, yang tertera di undangan tersebut adalah nama Jella dan... Tigra.

"Gue nggak tau kalau mereka... dekat. Beneran deh!"

"Atau jangan-jangan, ada udang di balik bakwan." Jenar beranjak, terus menepuk salah satu bahu Rei. "Geser."

Rei bergeser dan Jenar duduk di sofa, tepat di sebelahnya.

"Berbulan-bulan lalu tuh emang gue sempat lihat update-an Jella yang hangout bareng sama Tigra. Berdua aja sih. Tapi kan sejak kantornya Jella pindah, kantor mereka berdua emang deketan gitu loh. Gue nggak expect kalau—"

"Atau jangan-jangan kebobolan kali ya?" Jenar berteori.

"Kebobolan gimana?!"

"Itulah. Mereka hangout bareng. Terus terbawa suasana. Terus ya... lo tau dong apa yang bisa terjadi diantara laki-laki dewasa dan perempuan dewasa di usia yang hormonnya lagi meledak-ledak kayak kita gini."

"Jadi maksud lo, mereka bobo bareng terus kebablasan?"

"Sejauh ini, itu teori yang paling masuk akal. Kayak... masa iya mereka menikah karena cinta?!"

"Kok jadi lo yang sewot sih?!"

"Nggak gitu, Regina. Tapi coba pikir deh, Tigra tuh siap banget jadi hamba sahaya lo. Masa iya dia tiba-tiba suka sama Jella?"

"Tigra nggak kayak lo yang mepet Jella cuma buat cari info soal gue ye!"

"The name also effort, Sayang."

Rei bergidik. "Nggak usah sayang-sayang! Geli dengarnya..."

"Dipanggil sayang geli, tapi kalau disayang-sayang nggak ya?"

"Geli juga sih. Cuma bedanya, kalau disayang-sayang, gelinya bisa dinikmati."

Jenar tertawa, bertepatan dengan ponsel Rei yang bergetar. Dia mengecek notifikasi. Ada rentetan pesan baru di WhatsAppnya dari sebuah grup yang baru saja Yumna buat. Isinya? Alumni kosan Sadewo lantai dua minus Rossa dan Jella.

teh tumpah ☕ (5)

yumna: permisi bapak-bapak ibu-ibu

yumna: eh ibu-ibu doang deng

yumna: udah pada tau belom berita terbaru dari si jelong

jinny: teh jella kenapa, teh?

sakura: belom tau, bentar, tanya mas dulu.

yumna: kok tanya mas?

sakura: mas nginep di tempat gue dari semalem, kak

jinny: hashtag kehidupan pelakor banget ya, cyin @sakura

rei: pelakor apaan?

harsya: keasikan lo sama si dedengkot rawa sampe ketinggalan berita @rei

harsya: sakur udah balikan dari kapan taun ya

jinny: bulan kemaren

rei: balikan sama?

yumna: suami orang

sakura: KOK JADI NGOMONGIN GUE SIH?!

sakura: kan katanya mau bahas teh jella?

harsya: kenapa sih sama jella?

yumna: lo nggak dikirimin undangan emang sama dia? @harsya

harsya: ... kagak

jinny: wah, gue jadi lo ngamuk sih teh @harsya

yumna: bukan saatnya menjadi wanita pembawa kayu bakar, sayang @jinny

yumna: si jella mau nikah.

yumna: tebak sama siapa?

harsya: DEMI??????

sakura: sama kak tigra

sakura: nih mas barusan bacain undangannya

yumna: menurut lo nih, kira-kira mereka kenapa?

jinny: apa jangan-jangan kasus teh ocha terulang ke teh jella?

yumna: bener-bener gak belajar dari pengalaman...

harsya: tapi harus dipastiin dulu gak sih?

harsya: siapa tau aja mereka sama-sama suka...

jinny: bener juga teh harsya...

yumna: yaudah, coba cari tau

rei: lo ngomong ke siapa? @yumna

yumna: LO LAH

yumna: kantor lo paling deket sama kantor jella

yumna: terus dari tempatnya si buaya ke tempatnya jella kan deket banget, tinggal ngesot

harsya: atau lo ke tempatnya tigra juga gapapa

harsya: siapa tau clebek ihiw

sakura: clebek apaan teh?

harsya: CLBK, kur

yumna: ati-ati, kebaca sama si jenar, lo dikirimin anjing brimob @harsya

rei: kok gue sih...

yumna: do us a favor lah

yumna: lo juga udah lama gak jalan sama jella kan?

yumna: kantor kalian deket loh...

jinny: bener, teh...

jinny: just to make sure aja sih, teh jella beneran oke gak mau kawin sama kak tigra.

Rei tuh sadar kalau teman-temannya ini lagi pada guilt-tripping dia, tapi ya kalau sudah begitu, apa yang bisa dia lakukan selain mengiakan?

rei: oke...

yumna: SIPPPPP

Tapi nggak berapa lama...

Rei added Jella

rei: ini gue cepet aje ye

rei: ni cewe-cewe pada gak percaya lo mau nikah sama tigra

rei: dikiranya lo hamil apa gmn gitu lah

rei: drpd mereka ngerepotin cewek gue, mending lo langsung menjawab di sini

rei: silakan saudari @jella

yumna: WAFEDAK

jinny: wadefak teh, yang bener @yumna

harsya: ok, kalau udah gini, gue gak ikut-ikutan...

sakura: ngilang dulu yah, udah dipanggil mas

yumna: JENARDI BRENGSEK LO YA @rei

jella: LO SEMUA YANG BRENGSEK YA WUASU

jella: SUUZON MELULU

jella: GUE BENERAN NIKAH KARENA JODOH GUE UDAH SAMPE YA

yumna: jodoh lo... si tigra?????

jella: MENURUT LO?!

yumna: KOK BISA

jella: YA BISA, GUE CEWE DIA COWO

jella: GUE GA HAMIL DAN GA DIJODOHIN

jella: GUE EMANG MAU NIKAH SAMA DIA

yumna: ...

yumna: SI BANGKE MALAH PADA READ DOANG @harsya @jinny @rei @sakura

jella: GUE GAK MAU TAU

jella: TAR PAS KAWINAN GUE, SEBAGAI KOMPENSASI ATAS TUDUHAN TIDAK BERDASAR INI

jella: LO PADA HARUS NGAMPLOP GEDE!!!!

Yha... ngamuk... 







"Gimana?" 

"Asli dah, Je, lo bikin situasinya jadi runyam. Nih si Jella ngamuk di grup..." 

"Biarin." 



to be continued... 

*** 

a.n: 

kok bisa jella sama tigra? 

ya mangnya napa gk bisa sie --yuta

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top