Yoongi

Terdapat kata-kata yang kasar. Dimohon untuk kebijakan kalian saat membaca ini.

Happy reading
***

"Dimana Yoongi!" Pria dewasa berahang keras bertanya kepada sang istri yang sedang bersanti di ruang tengah.

"Dia ada diruang kerjanya," jawab sang istri dengan lembut. Min Seojon- ayah dari kedua putra yang bernama Min Yoongi dan juga Min Taehyung, berjalan dengan tergesa-gesa menaiki tangga untuk bertemu dengan putra sulungnya.

Ia membuka pintu ruangan dengan keras membuat Yoongi yang sedang tersenyum langsung mendatarkan wajahnya saat melihat sang ayah memasuki ruangannya. "Ada apa?"

Seojon mendecak. "Kau bilang ada apa? Apa kau tahu kesalahanmu itu apa?" Tanyanya tajam.

Yoongi hanya diam tidak berniat membalasnya. "Aku mendapatkan kabar jika kau jarang sekali berada di kantor! Kemana kau pergi? Mengurus jalang-jalang mu?!"

Yoongi menatap marah. "Jaga ucapanmu! Itu bukan urusanmu aku tidak ada dikantor, selagi semua tugas masih terkendalikan, lagi pula aku tak berhenti bekerja untuk memajukan perusahaanmu itu!" Yoongi-pun pergi dan memasuki kamarnya.

"Cih, siapa dirimu seenaknya berkata seperti itu." Gumamnya. Ia pun keluar dari ruangan Yoongi dan berpapasan dengan Taehyung --putra keduanya yang memang sangat sulit ia kendalikan tidak seperti Yoongi.

"Dari mana kau!" Taehyung menepis tangan ayahnya yang menempel di pundak.

"Bukan urusanmu!" Jawab Taehyung dingin. Satu tamparan mendarat di pipi mulus putranya hingga terlempar kesamping.

"Kau! Sudah berapa kali ku katakan berhenti minum! Kuliah dengan benar! Kau minum hanya akan membuat otak dikepalamu ini rusak!" Ucapnya dengan menunjuk kepala taehyung.

"Ingin jadi seperti apa kau nanti!" Lanjutnya

"Apa perlu aku beri kau cermin? Kau pun sama sepertiku. Kau pecandu minum dan kenapa kau melarangku jika kau snediri setiap harinya meminum barang yang kau katakan akan merusak otak itu!!"

"Kau..." geram Seojon. Taehyung dengan cepat meninggalkan ayahnya dan memasuki kamar dengan pintu yang ia sengaja tutup dengan keras.

"Anak-anak kurang ajar."

"Mereka anak-anakmu, jangan seperti itu," usapan sang istri membuat Seojon kesal.

"Tapi mereka menjadi pembangkang dan melupakan jika mereka dididik olehku."

"Jangan menyalahkan siapapun, mereka sedang pada masanya jangan khawatir mereka tetap pada prinsipmu kok."

***
"Hyung aku masuk." Taehyung membuka pintu kamar kakaknya.

"Ada apa?" Tanya Yoongi yang asik menegukkan anggur merah yang sudah tersimpan lama di gudang peralkoholan di rumahnya.

Taehyung mengambil tempat didepan Yoongi. "Aku lelah hyung," keluhnya pelan lalu mengambil gelas Yoongi yang baru saja diisi olehnya.

"Dengan alasan apa kau lelah?" Yoongi menatap adiknya lamat-lamat.

"Aku lelah dengan semua peraturan bodoh milik Min Seojon. Aku lelah dengan semua ucapannya yang mengekangku untuk melakukan hal apapun dengan bebas."

"Apa kau tidak melihat diriku, Min Taehyung? Apa kau pikir aku menikmati kurungan di perusahaan itu? Setiap hari tidak ada jeda untuk diriku istirahat, semua tanggung jawab diserahkan kepadaku. Tetapi saat aku ingin mengambil posisi CEO, si brengsek itu tidak memberikannya."

Taehyung terdiam dan memang ada benarnya jika Yoongi tidak bisa sebebas dirinya bahkan Yoongi harus bisa kuliah dengan cepat supaya bisa bekerja di perusahaan yang dididik oleh Seojon seperti anaknya sendiri.

"Kau cukup diam dan ikuti alur orang tua itu, kau hanya mendukungku dan datang jika kau diperlukan disana, jangan hanya mengurusi selangkanganmu saja, urus juga masa depanmu. Aku memiliki kekasih dan aku harus bisa membagi waktuku untuk bisa bersamanya dan kekangan si tua bangka itu."

Taehyung menatap tak percaya. "Kau memiliki kekasih? Kekasih dalam kamar saja, bukan?" Taehyung meremehkan Yoongi.

"Kau pikir aku memiliki banyak waktu untuk selalu melakukan hal brengsek seperti dirimu! Kalaupun aku bisa, aku tidak akan sesering seperti dirimu. Apa kau bisa menjaga kesehatanmu dari wanita-wanita pecandu pria itu? Jika kau memiliki riwayat HIV apa kau mau?"

Taehyung bertepuk tangan dengan bibir yang menyungging sedikit keatas. "Siapa wanita yang membuatmu banyak mengeluarkan kata-kata seperti ini?"

Yoongi meneguk minumannya kembali. "Dia bukan wanita, dia seorang gadis," gumam Yoongi pelan namun Taehyung tetap mendengarnya.

"Wow." Taehyung kembali bertepuk tangan. "Kau mendapatkan yang masih disegel, bagaimana rasanya?"

"Kau pikir aku sepertimu? Dia gadis yang aku cintai bukan hanya semata seperti dirimu untuk menarik perhatian."

"Aku seperti itu?" Tunjuknya pada diri sendiri. "Kau salah menilaiku hyung."

"Dimana letak kesalahanku?"

"Aku tidak menarik perhatian seperti yang kau ucapkan untuk mendapatkan jatah malamku, mereka dengan suka rela menyodorkan mahkota nya. Dan bisa diibarat, aku itu sebuah macan yang disajikan sebuah daging, dan apa aku bisa menolak jika aku sedang kelaparan? Tentu saja tidak."

"Keluar dari kamarku!" Taehyung menaikan alisnya tak percaya. "Aku katakan keluar dari kamarku! Kau membawa dampak buruk dikepalaku saat ini brengsek!!"

Taehyung tertawa keras mendengarnya, "Aku tau kau sedang menahan sesuatu, ayo kita pergi ke bar menuntaskan hasrat yang tertundamu itu."

Yoongi menendang adiknya. "Cepat siapkan mobil, kau yang menyetir!" Perintahnya dengan lugas.

"Baiklah tuan, aku akan menurutimu." Taehyung tertawa pelan lalu pergi untuk menyiapkan kendaran untuk mereka berdua. Sedangkan Yoongi yang sudah sedikit mabuk menatap lurus kedepan yang entah kenapa muncul sosok Seojin yang menatapnya sedih.

"Mian chagi," gumamnya lalu beranjak dan berganti pakaiannya lalu pergi menuju bar bersama adiknya.

Sesampainya disana mereka bertemu dengan Hoseok yang sedang bercumbu dengan seorang wanita sewaannya. "Kau mendahului kami," celetuk Taehyung.

"Ups sorry, aku kira kalian akan absen hari ini."

Yoongi mendudukan dirinya dan memesan The Winston Cocktail minuman ini adalah minuman termahal jenis Cocktail. Minuman ini juga sangatlah prestise karena yang bisa menikmati tentunya bukan orang sembarangan. Tentu Yoongi termasuk salah satu dari orang yang bukan sembarang orang bisa membeli minuman ini.

"Wow... Min Yoongi kita sedang ingin bersenang-senang rupanya. Apa kau perlu wanita untuk menemanimu?" Tanya Hoseok yang memeluk wanita yang terus saja menempel didada Hoseok.

"Tolong pilihkan yang terbaik dan tercantik," jawabnya setelah menerima minuman yang ia pesan sudah berada di meja.

"Of course." Hoseok membisikan sesuatu pada wanita yang ia sewa lalu pergi setelah menyetujui apa yang diperintahkan Hoseok.

"Kau benar akan meminum minuman yang kau tahu sendiri mengandung vodka, wiski, dan rum?" Tanya Hoseok yang masih bingung dengan apa yang terjadi dengan temannya itu, bahkan ia tahu Yoongi datang sudah dalam keadaan mabuk ringan.

"Kau tahukan, minuman ini bisa membuatmu serasa di surga? Apa kau memang membutuhkan pelampiasan?" Tanyanya lagi yang belum mendapat respons dari orang yang terus saja menegukkan minuman surga-nya itu

"Bisakah kau diam!! Cepat bawakan permintaanku itu!!" Amuk Yoongi yang sudah dalam keadaan melayang-layang  berada dibawah kendali minuman.

"Sedang mabuk saja kau sangat pemarah," gumam Hoseok lalu memanggil seseorang untuk cepat memuaskan pria mabuk pemarah didepannya itu. Lalu ia melirik Taehyung yang hanya tersenyum kecil menyerupai seringai kepada kakaknya sendiri.

"Sekarang ada apa denganmu!"

Taehyung tidak langsung menjawab, ia menaikan kakinya saling menompang di kaki satunya. "Dia sedang tertekan dengan si bajingan itu."

"Ayahmu?" Taehyung mengangguk.

"Siapalagi jika bukan dia. Dia menekan hyung yang harus bekerja keras mendirikan anak kebanggannya itu, bahkan tanpa ampun. Hingga si brengsek ini meninggalkan kekasihnya karena si bajingan itu."

"Yoongi memiliki kekasih?" Taehyung mengangguk sekali.

"Asal kau tahu, hyung sedang berusaha keras mengambil alih perusahaan supaya ia bisa bebas menghirup indahnya kehidupan tanpa ada tekanan."

"Dia iri kepadamu, Taehyung sialan." Taehyung tertawa.

"Benar. Kenapa aku tak memikirkannya sampai sana, jika si brengsek ini bekerja keras karena iri kepadaku."

"Dasar gila," gumam Hoseok.

****
Vote komennya jangan lupa ya para budiman dan budimin.







Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top