Kencan
Line
Sugar💜
Besok aku akan kerumahmu.
Sejak pagi Seojin sudah berdandan cantik karena akan di bawa kencan oleh kekasihnya. Ia mendapatkan pesan tersebut saat malam dan baru terbaca saat terbangun dari tidurnya.
Line
Sugar💜
Aku sudah ada didepan gerbangmu.
Seojin dengan cepat pergi kebawah bertemu dengan kedua orang tuanya yang sedang bercengkerama dimeja makan dan kakaknya yang sedang mengerjakan tugas kuliah.
"Eomma appa, aku pergi dulu ya." Ia mengecup pipi keduanya.
Seojin akan berlari ditarik bajunya oleh sang kakak. "Kau melupakanku anak nakal." Namjoon mengatakannya dengan wajah yang masih menatap laptop dihadapannya.
Seojin hanya terkekeh pelan. "Mian oppa." Ia mendekati Namjoon dan mencium pipi Namjoon berulang kali.
"Aku menyayangimu oppa." ia kembali berjalan saat cekalan Namjoon lepas dari bajunya.
Ia berjalan dengan riang kedepan gerbang tempat kekasihnya menunggu. membuka gerbang perlahan dan menatap Yoongi yang juga menatapnya di atas sepeda yang dibawanya.
Tatapan Yoongi tak lepas sama sekali bahkan terus menatap dari atas hingga bawah terus berulang. Tak lama Yoongi pun tertawa kecil melihat kekasihnya yang sangat rapi itu.
"Kenapa kau memakai baju seperti itu?" Tanya Yoongi dengan senyum kecilnya.
Seojin menatap kesal kearah Yoongi. "Bukankah oppa mengajakku pergi?!" Ia melipat tanganya didada dan membuang muka tidak ingin menatap Yoongi yang sudah membuatnya malu.
Yoongi tersenyum lalu tangannya terulur mengusak rambut kekasih kecilnya. "Aku memang mengajakmu pergi, tapi bukan seperti biasa. Kali ini aku mengajakmu berolahraga bersama, apa kau keberatan?" Tanyanya dengan lembut.
Seojin menghentakan kakinya lalu pergi kembali kedalam. Keluarganya masih berdiam diri dimeja makan.
"Kenapa kembali lagi? Yoongi belum datang? Atau Yoongi membatalkannya?" Tanya Eun Ha lembut.
Seojin hanya berjalan tanpa ingin membalas pertanyaan sang ibu, berjalan dengan terus menghentak-hentakan kakinya dengan kasar.
"Mungkin Yoongi membatalkannya," celetuk Namjoon yang menatap pintu kamar sang adik yang telah tertutup.
Tak lama Seojin kembali keluar dengan penampilan yang berbeda, memakai celana jeans pendek dan kaus polos berwarna putih dan tak lupa dengan sepatu converse andalannya yang berwarna senada dengan kaus yang dikenakannya.
Namjoon menatap sang adik lalu tawanya pun pecah seketika saat melihat wajah kesal sang adik. "Salah kostum ya? Ckck."
Namjoon terus menertawakan sang adik dan pergi begitu saja setelah memukul kepala kakaknya pelan.
"Hei anak nakal!!" Teriak Namjoon yang tidak akan digubris sama sekali.
Seojin kembali kearah Yoongi yang sedang memainkan ponsel, setelah merasa ada seseorang disekitarnya Yoongi menyimpan ponsel kedalam saku celana lalu menyuruh Seojin untuk menaiki sepeda dibelakangnya, tanpa diperintah pun Seojin langsung memeluk tubuh Yoongi dengan perasaan kesal bahkan selama perjalan sesekali mencubit perut Yoongi kecil.
Yoongi memberhentikan sepedanya disebuah taman, lalu menyimpan sepeda tak lupa menguncinya. Ia menyatukan jari-jari kekarnya dengan jari kecil milik Seojin, berjalan berlarian bersama dengan tangan yang saling menggenggam.
Seojin tersenyum kecil, ia tidak bisa lama-lama kesal kepada Yoongi dan Yoongi selalu tahu cara membuatnya kembali tersenyum, membuatnya untuk bisa memaafkan perlakukan jahil Yoongi.
Seojin menghentikan langkahnya saat mereka sudah berlari sekitar 5 putaran. Ia menompang lengannya dilutut lalu menunduk dan menghirup udara dengan sangat banyak. "Apa kau lelah?" tanya Yoongi yang mengusap punggung Seojin lembut.
Ia mengangguk pelan. "Aku sangat lelah oppa," rengeknya dengan dirinya yang mendudukan diri ditanah beraspal.
"Kenapa kau duduk? Cepat bangun, celanamu akan kotor." Yoongi meraih pergelangan tangan Seojin menariknya dengan pelan namun Seojin menahan tubuhnya untuk tidak terangkat.
Seojin melepaskan lengannya dengan kasar lalu merengek kembali saat Yoongi menyuruhnya untuk bangkit dan lari bersama lagi. "Oppa... aku bukan atlet pelari, aku tak sanggup oppa, aku tak sanggup."
Ia menggelengkan kepalanya dengan keras. Lalu Yoongi pergi meninggalkannya tanpa mengatakan apapun membuat Seojin sangat kesal merasa di tinggalkan, ia merasa sesak pada dadanya, matanya mulai merabun karena terhalang oleh air mata yang akan mengalir.
Saat ia merasa Yoongi tidak kembali lagi, mulailah keluar bulir-bulir berlian berharga dari matanya. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. menjadi bahan tontonan orang-orang yang sedang berolahraga sepertinya.
Bahkan ia menangkap ucapan seseorang. "Dia tipikal gadis manja yang sangat menyusahkan kekasihnya. Pantas saja kekasihnya meninggalkan dirinya."
Tangisan Seojin semakin deras, apa benar Yoongi meninggalkannya karena sangat manja dan menyusahkan, apa Yoongi sangat tidak tahan dengan sikapnya hingga harus meninggalkannya tanpa berkata sama sekali.
Pikiran Seojin semakin kalut jika itu benar-benar terbukti dan nyata. Ia tidak ingin kehilangan Yoongi, ia sangat menyayangi dan mencintai kekasihnya itu.
Tiba-tiba ada yang menarik tangannya dari wajah lalu menghapus air mata yang mengalir sangat deras. "Kenapa kau menangis?"
Suara lembut itu membuat Seojin membuka matanya perlahan lalu kembali mengeluarkannya tanpa dipinta. Yoongi memeluk kekasihnya dan mengusap rambutnya dengan lembut. "Kenapa oppa pergi?" Tanya Seojin yang gemetar.
"Aku hanya membeli minum untukmu," Yoongi terus menenangkannya.
"Aku kira oppa pergi karena muak denganku yang sangat manja kepadamu oppa," Yoongi menggeleng cepat.
"Aku tidak pernah keberatan dan muak dengan kemanjaanmu itu, aku bahkan sangat senang jika kau manja kepadaku, itu artinya kau sangat menyayangiku. Kau tahu sayang?"
Yoongi melepaskan pelukannya lalu memegang pipi Seojin dan menghapus air matanya dengan ibu jarinya. "... Kau adalah berlianku, aku tidak akan pernah rela melihat air matamu jatuh hanya karenaku. Aku sangat menyayangimu." Yoongi mengecup dahi Seojin lembut.
Yoongi memberikan botol air mineral yang tadi ia beli kearah Seojin yang sudah terbuka tutup botolnya. "Minumlah, kau pasti sangat kelelahan."
Seojin menurut dan meminumnya dengan tangan Yoongi yang menarik kaki Seojin untuk diluruskan. ia juga mengatakan jika Seojin akan kram jika menekuk lututnya sesudah berlari.
Seojin memberikan minumnya kepada Yoongi. "Aku tahu oppa belum minum." Yoongi tersenyum lalu mengambilnya meminum hingga tandas.
Yoongi yang sedang berjongkok didekatnya itu terus menatap Seojin dengan terus mengelus pipi mulus kekasihnya itu. "Apa kau sudah tidak lelah?"
Seojin mengangguk lalu dengan manja ia merentangkan tangannya meminta Yoongi untuk membantunya berdiri, Yoongi terkekeh lalu bangkit dan membantu sang kekasih berdiri. "Mau lari seputaran lagi?"
Seojin dengan cepat menggeleng. "Aku lelah oppa," rengeknya dengan sangat lucu.
"Baiklah, ayo kita berjalan-jalan dengan sepeda saja." keduanya menghampiri sepeda yang disimpan Yoongi tadi.
Seojin menaikinya memeluk perut Yoongi dengan tangan yang saling menyatu, Seojin mengambil earphone Yoongi sebelah lalu memasangnya ditelinga, mereka menikmati kebersamaan dengan angin yang sangat tenang dengan ditemani kicauan burung-burung yang merdu, dengan senyum mereka yang saling terukir karena sangat bahagia dengan orang yang mereka sayangi.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top